Author Name: GlobalVoices.
(C) GlobalVoices.org
This unaltered story was originally published on GlobalVoices.org.[1]
Republishing Guidelines:
url:
https://globalvoices.org/about/global-voices-attribution-policy/
--------------------
Boikot dan reaksi keras di Internet atas perusahaan perawatan kulit Jepang menyusul ujaran rasis CEO [1]
['Nevin Thompson']
Date: 2021-02-13 00:00:00
Seruan boikot perusahaan kosmetik terkemuka Jepang DHC memasuki bulan ketiga sejak CEO-nya menerbitkan posting blog yang sarat dengan penghinaan anti-Korea di situs web resmi perusahaan pada November 2020. Belum ada permintaan maaf dari perusahaan terkait hal ini.
Kritikus juga menarik perhatian publik pada koneksi DHC dengan kelompok sayap kanan ekstrem Jepang dan upayanya untuk menyebarkan teori konspirasi secara online.
DHC menawarkan berbagai produk perawatan kulit kelas atas yang populer di Jepang dan seluruh dunia serta “suplemen diet” yang konon membantu mempertahankan atau menjaga berat badan.
Pada November 2020, CEO Yoshida Yoshiaki menggambarkan model yang ditampilkan dalam iklan perusahaan saingan Suntory sebagai “chontory” pada sebuah postingan blog di situs web perusahaan. Kata tersebut merupakan sebuah portmanteau, yaitu gabungan kata “chon” (チョン), penghinaan berbahasa Jepang yang merendahkan orang Korea, dengan nama perusahaan Suntory.
Yoshida berujar dalam postingan blognya bahwa DHC adalah perusahaan Jepang “murni”, yang hanya menggunakan bahan-bahan “murni” dan orang Jepang “murni” dalam iklan mereka. Begitulah tanggapan Sang CEO terhadap Suntory yang dinobatkan sebagai top seller suplemen di Jepang saat itu.
Redditor u/isolilili menerjemahkan seluruh kiriman ke dalam bahasa Inggris, termasuk julukan rasis sebagai berikut:
Menyusul laporan berita tentang postingan blog tersebut, tagar “Saya tidak akan membeli produk DHC” (#差別をするDHCの商品は買いません) dan #BoycottDHC menjadi tren di Twitter pada pertengahan Desember.
Pada bulan Januari, demonstrasi diselenggarakan di Tokyo untuk meningkatkan kesadaran atas pemboikotan produk-produk DHC.
Namun, reaksi keras tidak terbatas pada ujaran CEO pada blog perusahaan tersebut.
Kritikus telah mencatat bahwa banyak tokoh media sayap kanan terkemuka secara teratur muncul di program-program mirip berita oleh DHC yang disiarkan di saluran resminya di YouTube, Daily Motion, dan platform video lainnya. Program tersebut, seperti “News Girls” (ニ ュ ー ス 女子) dan “Toranomon News” (虎 ノ 門 ニ ュ ー ス), biasanya menampilkan sudut pandang ultra-konservatif kelompok sayap kanan ekstrem yang anti-Korea dan anti-Cina.
Para pengamat telah mencatat bahwa program berita Toranomon DHC TV telah memainkan peranan kunci dalam penyebaran konspirasi pro-Trump dan QAnon di Jepang, termasuk teori konspirasi bahwa Joe Biden mencuri suara pemilu Amerika Serikat dari Donald Trump.
Seorang komentator ternama yang juga merupakan pembawa acara reguler di program DHC bernama Hyakuta Naoki telah berulang kali mengatakan kepada 467.000 pengikut Twitternya bahwa Joe Biden “mencuri” pemilu AS tahun 2020. Pada bulan Januari ia juga menyatakan bahwa dia akan berhenti menulis jika Trump bukan lagi presiden.
Bab Okayama dari Counter-Racist Action Collective (C.R.A.C.) Jepang menyoroti hubungan DHC dengan teori-teori konspirasi mirip JAnon dalam seruan pemboikotan produk perusahaan tersebut:
DHC terus menyebarkan hoax tentang pemilihan presiden AS di program siarannya. Sebagai manusia, tak dapat dimaafkan rasanya jika terus mendiamkan DHC melanjutkan perilaku beresiko ini terhadap masyarakat. Jangan jadikan Jepang tempat teori konspirasi berkumpul.
# “Saya tidak akan membeli produk DHC”
# “DHC spreads hoaxes about the US presidential election”
#BoycottDHC
#DHC
[END]
(C) GlobalVoices
Licensed under Creative Commons Attribution 3.0 Unported (CC BY 3.0)
[1] Url:
https://id.globalvoices.org/2021/02/13/boikot-dan-reaksi-keras-di-internet-atas-perusahaan-perawatan-kulit-jepang-menyusul-ujaran-rasis-ceo/
via Magical.Fish Gopher News Feeds:
gopher://magical.fish/1/feeds/news/globalvoices/