Introduction
Introduction Statistics Contact Development Disclaimer Help
Return Create A Forum - Home
---------------------------------------------------------
Mahayana Bodhicitta Vajra
https://bodhicitta.createaforum.com
---------------------------------------------------------
*****************************************************
Return to: Arya SriSaddharma Pundarika Nama Dharmaparyaya Maha...
*****************************************************
#Post#: 287--------------------------------------------------
Bhaisajyaraja Purvayoga Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:09 am
---------------------------------------------------------
[center]Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan
Yang Menakjubkan
BAB XXII
Bhaisajyarajapurvayogaparivartah
[/center]
Pada saat itu Sang Bodhisattva Nakshatrarajasamkusumitabhijna
menyapa Sang Bhagavan Buddha seraya berkata: "Yang Maha Agung !
Mengapa Sang Bodhisattva Bhaisajyaraja berkelana didalam dunia
Saha ini? Yang Maha Agung ! Alangkah banyaknya penderitaan yang
harus ditanggung oleh
Sang Bhaisajyaraja ! Akan menjadi sempurnalah kiranya, duhai
Yang Maha Agung ! Seandainya Engkau menjelaskannya meskipun
hanya sekelumit saja sehingga para dewa, naga, yaksa, gandharva,
asura, garuda, kinnara, mahoraga, manusia, dan yang bukan
manusia serta Para Bodhisattva yang telah datang dari
negeri-negeri lain, akan bergembira semuanya setelah
mendengarnya."
Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva
Nakshatrarajasamkusumitabhijna : " Dahulu kala, pada ribuan
kalpa yang tak terhitung, yang jumlahnya sebanyak pasir-pasir
dari Sungai Gangga yang telah berlalu, adalah Seorang Buddha
yang bernama Candrasuryavimalaprabhasasri, Yang Telah Datang,
Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah
Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan
Perbuatan, Yang Terbahagia, Maha Tahu Dunia, Pemimpin Tiada
Tandingan, Guru Dewa dan manusia, Yang Telah Bangun, Yang Maha
Agung.
Sang Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri memiliki 80 koti
Bodhisattva Mahasattva Agung dan sekelompok besar Para Sravaka
yang jumlahnya seperti pasir-pasir dari 72 sungai gangga. Masa
hidup Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri adalah 42 ribu kalpa
dan masa hidup dari Para Bodhisattva-Nya juga selama itu.
Didalam kawasanNya tidak terdapat seorang wanitapun, neraka,
iblis-iblis lapar, hewan, asura, dan kesengsaraan. TanahNya
datar seperti telapak tangan manusia dan terbuat dari lapis
lazuli, terhiasi dengan pepohonan permata, terselimuti oleh
tirai-tirai manikam, digantungi dengan bendera-bendera bebungaan
permata, pot-pot kembang dan anglo-anglo bertatah permata
terlihat di seluruh pelosok negeri itu. Terdapat juga
teras-teras yang terbuat dari 7 benda berharga dengan pepohonan
disetiap terasnya dimana pohon itu berjarak satu jangkauan anak
panah penuh dari teras tadi. Dibawah pepohonan permata ini
duduklah para Bodhisattva dan Sravaka. Diatas masing-masing
mimbar ini terdapat seratus koti para dewa yang sedang
mengalunkan dendang dan lagu pujian kasurgan untuk memuliakan
Sang Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri. Kemudian Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
Bunga Teratai kepada Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana dan
seluruh para Bodhisattva serta kelompok para Sravaka.
Sang Bodhisattva Kecantikan ini telah menikmati khotbah tentang
penderitaan dan didalam Hukum dari Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri, Ia telah membuat kemajuan dengan
penuh semangat dan dengan sepenuh hatinya Ia mengembara kesana
kemari untuk mencari Sang Buddha selama 12 ribu tahun penuh,
dimana sesudah itu Ia mencapai Tingkat Samadhi
Sarvarupasamdarsanah. Setelah mencapai Perenungan ini, hati-Nya
menjadi sangat bergembira dan membayangkan demikian : "Hasil
Perenungan Ku sampai Tingkat Samadhi Sarvarupasamdarsanah ini
semata-mata hanyalah berkat kekuatan yang timbul dari
mendengarkan Sutta Bunga Teratai dari Kegaiban Hukum Yang
Menakjubkan. Oleh karenaNya, biarlah Aku sekarang memuliakan
Sang Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri; dan Sutta Bunga
Teratai dari Kegaiban Hukum Yang Menakjubkan ini."Tidak lama
setelah Ia memasuki Perenungan itu, kemudian dari langit hujan
bertaburan Bunga-Bunga Mandarawa, Bunga-Bunga Maha Mandarawa dan
5 macam serbuk kayu cendana yang keras dan hitam yang semuanya
ini memenuhi angkasa dan turun seperti segumpal awan. Juga
ditaburkan dedupaan dari kayu cendana Urugasara yang 6 karsha
dari dedupaan ini berharga satu dunia saha. Semuanya ini Ia
lakukan demi untuk memuliakan Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri.
"Sesudah membuat persembahan ini, kemudian Ia bangkit dari
Perenungan itu dan berpikir dalam hati-Nya:"Meskipun dengan
kekuatan ghaib-Ku
Aku telah memuliakan Sang Buddha, tetapi hal itu tidaklah sebaik
membuat persembahan dengan tubuh-Ku sendiri."Kemudian Ia dahar
beberapa macam dedupaan, yaitu dedupaan dari kayu cendana,
kunduruka, turushka, prikka, kayu gaharu dan damar, serta
meminum pula sari minyak Bunga Campaka dan Bunga-Bunga lainnya.
Sesudah 1200 tahun penuh, kemudian Ia melumasi Tubuh-Nya dengan
salep-salep harum, dan dihadapan Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri Ia mengenakan pakaian kasurgan yang
indah serta mandi didalam minyak wangi dan dengan seluruh daya
ghaib-Nya, Ia membakar sekujur Tubuh-Nya sendiri. Kilau
sinar-Nya menerangi seluruh alam semesta yang jumlahnya seperti
pasir-pasir dari 80 koti sungai-sungai Gangga, dan Para
Buddha-Nya secara serempak memujiNya seraya
berkata:"Bagus,bagus! Putera yang baik! Inilah semangat yang
nyata yang disebut Penghormatan Hukum Yang Benar Bagi Sang
Tathagata. Segala persembahan yang berupa bebungaan, wewangian,
kalung-kalung, dedupaan, serbuk-cendana, salep-salep obat,
bendera dan tirai-tirai sutera surga serta kayu cendana
Uragasara, semuanya tidak dapat mengimbangi-Nya. Begitu pula
persembahan-persembahan yang berupa derma, negeri, kota, istri,
dan anak, semua persembahan-persembahan ini tidak dapat
menyamai-Nya. Wahai Putera-Ku yang baik! Inilah yang disebut
persembahan yang paling agung, persembahan yang Maha luhur dan
mulia, karena inilah persembahan Hukum bagi Para Tathagata."
Sesudah mengucapkan Pernyataan ini, Semuanya diam kembali.
"Tubuh-Nya menyala terus selama 1200 tahun dan sesudah itu
mokshalah Tubuh-Nya."
"Setelah Sang Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana selesai
membuat persembahan Hukum yang semacam itu, maka disaat
Kemokshaan-Nya, Ia terlahir didalam Kawasan Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri; yang secara tiba-tiba Ia terjelma
dalam keadaan duduk bersila di kediaman Sang Raja Vimaladatta
yang menjadi Ayah-Nya dimana Ia segera berkata dalam Syair:
"Ketahuilah Wahai Raja Agung! Pada saat berada di tempat
kediaman lain, dengan segera Aku mencapai tingkat Samadhi
Sarvarupasamdarsanah , dan dengan tulus ikhlas melaksanakan
Dharma dari semangat yang agung, dengan cara mengorbankan Tubuh
yang Aku cintai."
"Setelah mengucapkan Syair ini, kemudian Ia berkata kepada
Ayah-Nya:"Sang Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri masih tetap
ada seperti dahulu kala. Sesudah membuat penghormatan Utama
kepada Sang Buddha, Aku mencapai Dharani dari menafsirkan
ucapan-ucapan semua mahluk dan lebih-lebih lagi Aku telah
mendengar Sutta Bunga Hukum Kesunyataan ini sebanyak 800 ribu
koti nayuta, kankara, bimbara, dan Aksobhya Syair. Wahai Raja
Agung! Aku harus kembali sekarang dan memuliakan Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri."
Sesudah mengucapkan ini, kemudian Ia mengambil tempat duduk-Nya
diatas menara dari tujuh benda berharga dan membumbung ke
angkasa setinggi tujuh pohon tala. Ketika Ia sampai pada Buddha
itu, kemudian Ia bersujud di kaki-Nya serta mengatupkan sepuluh
jari-Nya dan memuja Buddha itu dalam Syair:
"Raut Wajah yang sangat mengagumkan, cemerlangNya menerangi alam
semesta, Dahulu kala Aku memuliakan-Mu, Sekarang Aku kembali
lagi untuk memandang-Mu."
"Setelah Sang Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana selesai
mengucapkan Syair ini, kemudian berkatalah Ia kepada Buddha
itu:"Yang Maha Agung! Yang Dihormati dunia masih tetap berada
didalam dunia."
"Kemudian Sang Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri; menyapa Sang
Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana:"Putera-Ku Yang Baik! Saat
Nirvana-Ku telah tiba. Saat kemokshaan-Ku telah datang. Engkau
aturlah tempat tidur-Ku. Malam nanti Aku akan memasuki
Parinirvana." Kembali Beliau mengutus Sang Bodhisattva
Sarvasattvapriyadarsana:"Putera-Ku Yang Baik! Aku percayakan
Hukum Buddha kepada-Mu dan Aku serahkan pula kepada-Mu seluruh
Bodhisattva-Bodhisattva dan Pengikut-Pengikut Utama-Ku, Hukum
Penerangan Agung-Ku dan jutaan dunia-Ku yang terbuat dari 7
benda berharga bersama dengan pepohonan permata dan menara
Manikamnya serta seluruh pelayan-pelayan-Ku. Aku percayakan juga
kepada-Mu segala peninggalan Relik-Relik apapun yang ada sesudah
Kemokshaan-Ku. Biarlah mereka menyebar dan memuliakan-Nya sampai
jauh dan biarlah ribuan Stupa didirikan pula." Setelah Sang
Buddha Candrasuryavimalaprabhasasri selesai menitahkan Sang
Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana sedemikian itu, kemudian
didalam penghujung malam, masuklah Dia kedalam Nirvana.
#Post#: 288--------------------------------------------------
Re: Bhaisajyaraja Purvayoga Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:10 am
---------------------------------------------------------
"Ketika Sang Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana melihat bahwa
Sang Buddha itu telah moksha, hati-Nya menjadi sangat berkabung,
sangat terharu dan berduka-cita serta menyesalinya. Kemudian Ia
menumpuk bahan bakar dari kayu cendana Uragasara dan setelah
menghormati Jasad Buddha itu lalu Ia membakar-Nya. Sesudah sang
api padam, Ia mengumpulkan abu-abu peninggalan-Nya dan membuat
84 ribu mangkok-mangkok indah serta mendirikan 84 ribu Stupa
setinggi 3 lipatan dunia yang dihias dengan menara panji-panji,
digantungi dengan bendera dan tirai-tirai serta genta-genta
indah. Kemudian Sang Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana
membayangkan lagi didalam hati-Nya:"Meskipun Aku telah melakukan
Penghormatan seperti ini, namun hatiku belumlah merasa puas.
Baiklah Aku tetap memuliakan Peninggalan-Peninggalan-Nya lebih
jauh lagi."Kemudian Ia menyapa Para Bodhisattva,
Pengikut-Pengikut Utama, begitu pula para dewa dan para naga,
para yaksha dan seluruh kelompok seraya berkata:"Kalian
perhatikanlah dengan sepenuh hati, karena sekarang ini Aku akan
memuliakan peninggalan Sang Buddha
Candrasuryavimalaprabhasasri."Setelah berkata demikian ini,
kemudian didepan 84 ribu stupa, Ia membakar tangan-Nya bersama
dengan ratusan tanda-tanda-Nya yang indah dan selama 72 ribu
tahun, Ia memuliakan-Nya dan mengasuh sekelompok Para Pencahari
KeSravakaan yang tak terhitung jumlah-Nya serta meneguhkan iman
dari ribuan asamkhyeya orang agar mereka itu mencapai Penerangan
Agung dan membuat semuaNya tinggal didalam Perenungan dari
Samadhi Sarvarupasamdarsanah.
"Kemudian seluruh Para Bodhisattva, para dewa, manusia, asura
dan lain-lainnya, demi melihat Dia tanpa tangan lagi, semuanya
sangat berduka, bersedih dan bersusah hati seraya berkata:" Sang
Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana ini adalah benar-benar Guru
dan Pembimbing Kita, tetapi sekarang Tangan-Nya telah musnah
terbakar dan Jasmani-Nya pun telah menjadi rusak pula."Kemudian
Sang Bodhisattva Sarvasattvapriyadarsana
berprasetya didalam Persidangan Agung itu:"Setelah mengorbankan
kedua belah Tangan-Ku, maka Aku akan benar-benar memperoleh
tubuh emas Seorang Buddha. Jika Keyakinan ini benar adanya dan
tidak meleset, maka baiklah Kedua Belah Lengan-Ku ini kembali
sempurna seperti sediakala." Begitu Ia selesai mengucapkan
Prasetya ini, Kedua Belah Lengan-Nya menjadi sempurna kembali
dengan sendirinya, dan hal ini membuat semua orang menyadari
Keistimewaan dari Kebijaksanaan dan Keluhuran Yang Tiada Cela
dari Sang Bodhisattva ini. Pada saat itu juga jutaan dunia
bergoncangan dalam 6 cara dan sang langitpun menghujani aneka
ragam bebungaan, para dewa serta para manusia semuanya
memperoleh apa yang belum pernah mereka dapatkan."
Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva
Nakshatrarajasamkusumitabhijna : " Pendapat apakah yang ada
dalam Pikiran-Mu, adakah Sang Bodhisattva
Sarvasattvapriyadarsana itu Orang lain adanya? Sesungguhnyalah
Dia itu Sang Bodhisattva Bhaisajyaraja. Persembahan dan
Pengorbanan Diri-Nya sangat begitu tak terbatas sampai ratusan
ribu koti nayuta seperti ini. Wahai
Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Jika terdapat Seseorang yang
dengan sepenuh hatinya berkehendak dan bertujuan untuk mencapai
Penerangan Agung dan Ia mampu membakar jari-jari tangan-nya atau
bahkan ibu jari kakinya untuk memuliakan Stupa Buddha, maka Ia
akan melampaui dia yang memuliakan Stupa dengan negeri-negeri,
kota, istri dan anak-anak, serta jutaan dunianya bersama seluruh
gunung-gunung, hutan-hutan, sungai, kolam dan segala sesuatunya
yang sangat berharga".
"Lagi, jika terdapat seseorang yang mempersembahkan jutaan dunia
yang penuh dengan 7 benda-benda berharga untuk memuliakan Para
Buddha, Bodhisattva-Bodhisattva Agung, PratyekaBuddha dan Para
Arhat, maka pahala yang diperoleh orang ini tidaklah mampu
mengimbangi kebahagiaan dari mereka yang menerima dan memelihara
meskipun hanya 4 untai dari sebuah bait syair Sutta Bunga
Teratai dari Kegaiban Hukum Yang Menakjubkan ini".
"Wahai Raja Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Bayangkanlah saja,
seandainya diantara saluran-saluran air, sungai-sungai kecil,
sungai, hulu dan semua air-air yang lain, maka lautlah yang
paling luas. Begitu jugalah dengan Sutta Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini, diantara segala Sutta yang telah dikhotbahkan oleh
Para Tathagata, Hukum Kesunyataan Bunga Teratai inilah Yang
Paling Dalam dan Yang Paling Agung. Dan demikian juga diantara
semua pegunungan-pegunungan yaitu pegunungan bumi, gunung-gunung
hitam, gunung-gunung lingkaran besi kecil, gunung-gunung
lingkaran besi besar, dan 10 pegunungan pusaka indah serta
pegunungan-pegunungan lainnya, maka Gunung Sumerulah yang paling
tinggi. Demikian jugalah dengan Sutta Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini, diantara segala Sutta-Sutta, Hukum Kesunyataan
Bunga Teratai inilah Yang Tertinggi. Begitu juga seperti Sang
Dewa Bulan yang terang sinarNya melebihi bintang-bintang,
Demikian jugalah dengan Sutta Hukum Kesunyataan Bunga Teratai
ini. Diantara ratusan ribu koti dari segala jenis Sutta Hukum
Kesunyataan, maka Hukum Kesunyataan Bunga Teratai inilah Yang
Paling Cemerlang. Lebih jauh lagi, seperti halnya Sang Dewa
Matahari yang mampu melenyapkan semua kegelapan, maka begitu
jugalah Sutta Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini yang mampu
pula memusnahkan semua kegelapan yang nista. Lagi, diantara
semua raja-raja kecil, maka Raja Pemutar Roda Sucilah Yang
Paling Agung dan demikian pulalah Sutta Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini yang diantara segala Sutta merupakan Sutta Yang
Termulia. Lagi, seperti halnya Sang Dewa Sakra Indra, Raja Yang
Maha Mulia diantara dewa dari surga tiga puluh tiga (Tavatimsa),
maka demikian jugalah dengan Sutta Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini yang merupakan Raja Dari Semua Sutta. Lagi, seperti
halnya Raja Surga Brahma Sahampati yang merupakan Bapak dari
seluruh makhluk hidup, maka demikianlah Sutta Hukum Kesunyataan
Bunga Teratai ini yang merupakan Bapak dari seluruh Orang Arif
dan Bijak, Bapak dari Mereka yang masih berada dibawah asuhan
maupun yang tidak lagi dibawah asuhan dan Bapak dari Mereka yang
berjiwa Bodhisattva. Lagi, seperti halnya Seorang Srotapanna,
Sakadagami, Anagami, Arhan, dan PratyekaBuddha yang lebih unggul
dibandingkan manusia biasa, begitu jugalah dengan Sutta Hukum
Kesunyataan Bunga Teratai ini yang diantara segala Sutta yang
telah dikhotbahkan oleh Para Tathagata, Bodhisattva maupun
Sravaka merupakan Sutta Yang Terunggul.
Begitu pulalah halnya dengan Mereka yang dapat menerima dan
memelihara Sutta Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini, maka
diantara seluruh mahluk hidup, Merekalah Yang Paling Mulia.
Diantara seluruh Sravaka dan PratyekaBuddha, maka Bodhisattvalah
yang paling terkemuka. Begitu jugalah dengan Sutta Hukum
Kesunyataan Bunga Teratai ini yang diantara semua Sutta
merupakan Sutta Hukum Kesunyataan Terunggul.
Seperti Buddha Yang Merajai Segala Hukum, maka demikianlah Sutta
Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini Yang Merajai Seluruh Sutta.
"Wahai Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Sutta ini adalah Sutta
yang mampu menyelamatkan semua umat. Sutta ini mampu membebaskan
seluruh mahluk dari duka dan nestapa. Sutta ini mampu
menyelamatkan para umat dan mampu memenuhi segala keinginan
mereka. Seperti sebuah kolam yang jernih dan dingin yang mampu
memuaskan mereka yang kehausan, seperti orang kedinginan yang
mendapatkan perapian, seperti orang yang tidak memiliki pakaian
mendapatkan pakaian, seperti karapan rombongan pedagang yang
mendapatkan pimpinan, seperti seorang anak yang mendapatkan
ibunya, seperti seorang yang ingin menyeberang mendapatkan
perahu, seperti seorang sakit yang mendapatkan tabib, seperti
seorang miskin yang menemukan permata, seperti orang didalam
kegelapan yang mendapatkan pelita, seperti rakyat yang
mendapatkan raja, seperti seorang pedagang pengadu untung yang
mendapatkan kesempatan, seperti obor yang menyirnakan kegelapan,
maka demikian jugalah halnya dengan Sutta Hukum Kesunyataan
Bunga Teratai ini yang mampu membebaskan semua umat dari segala
kesengsaraan serta penderitaan dan mampu pula melepaskan
ikatan-ikatan dari kehidupan yang tidak kekal".
Jika terdapat Seseorang yang setelah mendengar Sutta Hukum
Kesunyataan Bunga Teratai ini kemudian menyalin-Nya atau membuat
orang lain menyalin-Nya, maka batas jumlah Pahala yang
diperolehnya tidak lagi dapat diperkirakan meskipun dengan
kebijaksanaan Buddha sekalipun. Jika seseorang menyalin Sutta
Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini dan memuliakan-Nya dengan
bebungaan, wewangian, kalung-kalung, dedupaan, bedak-bedak
cendana, salep-salep obat, bendera-bendera, tirai-tirai,
pakaian, dan bermacam-macam lampu, lampu susu, lampu minyak,
lampu minyak wangi, lampu minyak bunga campaka, lampu minyak
bunga samana, lampu minyak bunga patala, dan lampu minyak bunga
varshika serta lampu minyak bunga navamalika, maka pahala yang
diperoleh tiada dapat dilukiskan.
"Wahai Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Jika terdapat Seseorang
yang mendengar Bab dari "Dharma Yang Terdahulu Dari Sang
Bhaisajyaraja" itu, iapun akan memperoleh pahala yang tak
terhingga dan tak terbatas. Jika terdapat seorang wanita yang
mendengar hal dari Dharma Yang Terdahulu Dari Sang Bodhisattva
Bhaisajyaraja dan ia mampu menerima dan memelihara-Nya, maka
sesudah tubuh kewanitaannya berakhir ia tidak lagi akan menerima
tubuh wanita itu lagi. Jika sesudah Kemokshaan Sang Buddha nanti
terdapat seorang wanita yang didalam 500 tahun yang terakhir
mendengar Sutta Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini dan
bertindak sesuai dengan Ajaran-Nya maka diujung kehidupan ini ia
akan menuju Dunia Bahagia dimana Sang Buddha Amitayus berdiam
dikelilingi oleh Para Bodhisattva Agung-Nya. Ia akan terlahir
disana ditengah-tengah setangkai bunga teratai yang berada
diatas tahta permata. Wanita yang sudah menjelma menjadi
laki-laki itu tidak akan pernah tergoda lagi oleh kemarahan
ataupun tergoda oleh kesombongan, dengki ataupun ketidak sucian,
tetapi ia akan memperoleh kekuatan ghaib dan kepastian untuk
tidak terlahir kembali.
Setelah memperoleh Penetapan ini, indera matanya akan menjadi
sempurna dan dengan kesempurnaan indera matanya ini ia akan
melihat 7 juta dan 2 ribu koti nayuta dari Para Buddha Tathagata
yang jumlah-Nya sama dengan pasir-pasir Sungai Gangga ketika
Para Buddha ini memujinya dengan serempak dari kejahuan seraya
bersabda:"Bagus sekali, bagus sekali! Wahai Putera-Ku yang baik!
Engkau telah mampu menerima dan memelihara, membaca dan
menghafalkan serta merenungkan Sutta ini didalam Hukum Sang
Sakyamuni Buddha dan mengajarkanNya pula kepada orang lain.
Karunia yang telah engkau peroleh adalah sangat tak terhingga
dan tak terbatas dimana sang api tidak mampu membakarnya serta
sang airpun tidak mampu menghanyutkannya. Pahalamu tiada dapat
lagi diutarakan oleh Seribu Buddha. Sekarang engkau telah mampu
memusnahkan mara-mara jahat, menyingkirkan kekuatan-kekuatan
ikatan ketidak-tahuan dan menghancurkan musuh-musuh yang lain.
Wahai Putera Yang Baik! Ratusan ribu Para Buddha dengan segala
kekuatan ghaib-Nya akan selalu bersama-sama menjaga dan
melindungimu sehingga tiada satupun dari para dewa dan manusia
diseluruh dunia ini yang dapat menyamaimu kecuali Sang Tathagata
Sendiri. Kebijaksanaan dan meditasi dari Para Sravaka,
PratyekaBuddha atau bahkan Para Bodhisattva Sendiri, semuanya
tidak akan dapat mengimbangimu."
"Wahai Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Sedemikianlah Daya Pahala
dan Kebijaksanaan yang telah diperoleh Sang Bodhisattva ini."
"Jika terdapat seseorang yang ketika mendengar hal dari Dharma
Yang Terdahulu Dari Sang Bodhisattva Bhaisajyaraja ini kemudian
ia mampu menerima dan memuliakan-Nya dengan penuh kegembiraan,
maka selama hidupnya yang sekarang ini, ia akan selalu
menebarkan bau nafas yang harumnya seperti Bunga Teratai Biru
dan dari seluruh pori-pori tubuh-Nya akan memancarkan harumnya
kayu cendana kepala lembu serta pahalanya akan menjadi seperti
tersebut diatas tadi. Oleh karenanya, wahai
Nakshatrarajasamkusumitabhijna, Aku percayakan kepada-Mu Bab
tentang Dharma Yang Terdahulu Dari Sang Bhaisajyaraja itu.
Didalam 500 tahun yang terakhir sesudah Kemokshaan-Ku nanti,
maklumkanlah dan siarkanlah Bab itu didalam Jambudvipa, karena
kalau tidak, Bab itu akan hilang sehingga sang mara, yang maha
jahat, beserta manusia-manusia maranya, para dewa, naga, yaksha,
kumbhandas dan lain-lainnya akan memperoleh kesempatannya."
#Post#: 289--------------------------------------------------
Re: Bhaisajyaraja Purvayoga Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:11 am
---------------------------------------------------------
"Wahai Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Peliharalah dan
Lindungilah Sutta ini dengan kekuatan-kekuatan ghaib-Mu. Karena
Sutta ini merupakan obat yang manjur bagi penyakit orang-orang
Jambudvipa. Jika seseorang jatuh sakit dan ia mendengar Sutta
ini, maka sakitnya akan segera hilang dan iapun tidak akan
menjadi tua dan tidak pula akan mati."
"Wahai Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Jika Engkau melihat
seseorang menerima dan memelihara Sutta ini, maka Engkau harus
menaburkan Bunga-Bunga Teratai Biru yang penuh dengan
serbuk-serbuk kayu cendana kepadanya, dan sesudah menaburinya,
berpikirlah demikian:"Orang ini akan segera menerima segebung
rerumputan dan akan segera mengambil tempat dudukNya diatas
tempat Kebijaksanaan. Ia akan mencerai-beraikan kelompok mara
dan meniup nafiri Hukum serta menabuh genderang Hukum Agung. Ia
akan menyelamatkan seluruh mahluk hidup dari samudra ketuaan,
penyakit dan kematian."
"Oleh karena itu, siapapun yang mencari Jalan KeBuddhaan ketika
melihat seseorang yang menerima dan memelihara Sutta ini, maka
ia harus menaruh rasa hormat kepadanya."
Pada saat Bab dari Dharma Yang Terdahulu Dari Sang Bodhisattva
Bhaisajyaraja ini sedang dikhotbahkan, 84 ribu Bodhisattva
memperoleh Dharani dari menafsirkan ucapan semua mahluk. Sang
Tathagata Prabutaratna yang berada didalam Stupa 7 Benda
Berharga memuji Sang Bodhisattva Nakshatrarajasamkusumitabhijna
:" Bagus sekali, bagus sekali, wahai
Nakshatrarajasamkusumitabhijna! Engkau telah memperoleh
Pahala-Pahala yang tak dapat dilukiskan lagi karena Engkau telah
dapat menanyakan Hal-Hal yang seperti ini kepada Sang Sakyamuni
Buddha dan Engkau telah benar-benar menyelamatkan semua umat."
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum Yang
Menakjubkan, Tentang Sang Bodhisattva Bhaisajyaraja, Bab 22.
*****************************************************
You are viewing proxied material from gopher.createaforum.com. The copyright of proxied material belongs to its original authors. Any comments or complaints in relation to proxied material should be directed to the original authors of the content concerned. Please see the disclaimer for more details.