Introduction
Introduction Statistics Contact Development Disclaimer Help
Return Create A Forum - Home
---------------------------------------------------------
Mahayana Bodhicitta Vajra
https://bodhicitta.createaforum.com
---------------------------------------------------------
*****************************************************
Return to: Arya SriSaddharma Pundarika Nama Dharmaparyaya Maha...
*****************************************************
#Post#: 284--------------------------------------------------
Sadaparibhuta Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:05 am
---------------------------------------------------------
[center]SUTTA BUNGA TERATAI DARI KEGHAIBAN HUKUM KESUNYATAAN
YANG MENAKJUBKAN
BAB XIX
Sadaparibhuta parivartah
[/center]
Pada saat itu, Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva Mahasattva
Mahastamaprapta:"Sebaiknya Engkau ketahui sekarang bahwa jika
Para Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka dan Upasika memelihara Hukum
Kesunyataan Bunga Teratai ini, dan seandainya ada seseorang yang
mencercanya, menghinanya, dan menfitnahnya, maka orang itu akan
menerima hukuman seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Tetapi Mereka yang telah memperoleh Karunia semacam yang
dijelaskan dimuka, maka mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan
pikiran Mereka akan tajam serta sempurna.
"Wahai Mahastamaprapta! Dahulu kala, Pada Ribuan Asamkhyeya
Kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas, yang
telah berlalu, Adalah Seorang Tathagata yang bernama
Bhiṣmagarjitasvararaja, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Mencapai
Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan Perbuatan, Yang
Terbahagia, Maha Tahu Dunia, Sang Pemimpin Tiada Tandingan, Guru
Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia, Yang
Kalpa-Nya disebut Vinirbhoga serta kawasan-Nya disebut pula
Mahasambhawa. Didalam dunia tadi, Sang Buddha
Bhiṣmagarjitasvararaja Tathagato Arhan SamyaksamBuddha
selalu berkhotbah kepada para dewa, manusia, dan asura."
Kepada mereka yang ingin menjadi Sravaka, Beliau mengkhotbahkan
Empat Kesunyataan Mulia untuk membebaskan diri dari kelahiran,
ketuaan, penyakit dan kematian yang akhirnya menjurus kearah
Nirwana.
Kepada mereka yang ingin menjadi PratyekaBuddha, Beliau
mengkhotbahkan Hukum 12 Nidana dan Kepada Para Bodhisattva,
dengan sarana Penerangan Agung, Beliau mengkhotbahkan
Sadparamita untuk Penyempurnaan Kebijaksanaan Buddha.
Wahai Mahastamaprapta! Masa Hidup dari Sang Buddha
Bhiṣmagarjitasvararaja ialah 40 ribu koti nayuta kalpa
yang banyaknya seperti pasir-pasir Sungai Gangga. Jumlah Kalpa
dimana selama itu Hukum Kesunyataan yang benar bergema adalah
sama dengan jumlah atom-atom dari sebuah Jambudvipa. Dan jumlah
kalpa dimana selama itu tiruan Hukum Kesunyataan bergelora
adalah sama dengan atom-atom didalam empat benua.
Setelah Buddha itu menyelamatkan begitu banyak mahluk, kemudian
mokshalah Beliau. Sesudah Hukum Kesunyataan Yang Benar dan Hukum
Kesunyataan tiruan seluruhnya sirna, maka didalam Kawasan itu
muncul lagi Seorang Buddha. Ia juga bernama
Bhiṣmagarjitasvararaja, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Mencapai
Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran dan Perbuatan, Yang
Terbahagia, Maha Tahu Dunia, Sang Pemimpin Tiada Tandingan, Guru
Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia.
Demikianlah berturut-turut terdapat 20 ribu koti Buddha yang
semua-Nya mempunyai gelar yang sama. Sesudah kemokshaan Sang
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha Bhiṣmagarjitasvararaja
yang pertama, dan setelah Hukum Kesunyataan Yang Benar berakhir,
maka selama masa Hukum Kesunyataan tiruan, para bhikshu yang
sombong memperoleh kekuasaan yang utama.
Pada saat itulah terdapat Seorang Bodhisattva Mahasattva yang
bernama Sadaparibhuta.Wahai Mahastamaprapta! Karena apakah
sehingga Ia dijuluki Sadaparibhuta? Karena Bhiksu itu selalu
menghormati dan menyanjung setiap orang yang Ia lihat baik
bhiksu, bhiksuni, upasaka dan upasika seraya berkata
demikian:"Aku sungguh-sungguh menghormatimu. Aku tidak berani
meremehkan dan merendahkanmu, karena kalian semua berjalan
dijalan KeBodhisattvaan dan akan menjadi Para Buddha." Dan
Bhiksu itu sendiri tidak mencurahkan diri didalam membaca dan
menghafalkan Sutta-Sutta, tetapi hanya menyanjung-nyanjung saja,
sehingga kalau Ia melihat anggota empat kelompok, maka Ia akan
terburu-buru menyongsongnya dan menghormatinya serta memujinya
dengan berkata:"Aku tidak berani meremehkanmu karena kalian
semua akan menjadi Para Buddha."
Diantara keempat kelompok itu terdapat mereka yang merasa
tersinggung dan marah serta dengan pikiran yang keruh, mereka
mencaci-maki dan menghina-Nya dengan berkata:"Dari mana Bhiksu
tolol ini datang dan siapa pula yang telah mengajar-Nya berkata,
'Aku tidak merendahkanmu', dan siapa pula yang menetapkan kami
untuk menjadi Para Buddha? Kami tidak menginginkan penetapan
palsu semacam itu." Demikianlah Ia melewati banyak waktu dengan
dicaci dan dimaki terus menerus, tetapi meskipun begitu, tidak
pernah Ia merasa tersinggung ataupun marah dan selalu Ia berkata
:"Kalian semua akan menjadi Para Buddha." Selama Ia berkata
demikian itu, orang-orang memukuli-Nya dengan pentungan,
tongkat, kreweng ataupun batu. Namun sambil berlari menjauh, Ia
tetap saja meneriakkan dengan keras:" Aku tidak berani
merendahkan kalian karena kalian semua akan menjadi Para
Buddha." Dan oleh karena Ia selalu berkata begitu, maka para
bhiksu, bhiksuni, upasaka dan upasika yang jahil memarapi-Nya
Sadaparibhuta.
"Ketika Bhiksu ini sedang mendekati ajal-Nya, Ia mendengar dari
atas langit dan mampu menerima serta memahami 20 ribu koti
Bait-Bait dari Hukum Kesunyataan Bunga Teratai Yang Sang
Bhiṣmagarjitasvararaja telah mengkhotbahkan-Nya dahulu.
Sesudah itu, Ia memperoleh Ketajaman dan Kesempurnaan
indera-indera mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran
seperti yang telah disebutkan diatas tadi serta lebih lanjut
lagi, Ia diperpanjang masa hidup-Nya menjadi 200 ribu koti tahun
dan secara luas Ia mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini kepada para manusia. Kemudian keempat kelompok,
yaitu; bhiksu, bhiksuni, upasaka dan upasika yang jahil, yang
telah memaki-maki dan memandang rendah Orang ini serta yang
telah memberi-Nya julukan Sadaparibhuta, ketika mereka telah
mengetahui bahwa Ia telah memiliki Kekuatan Ghaib Yang Agung
, Daya Kefasihan Ceramah dan Daya Meditasi Yang Sempurna dan
setelah mereka mendengar Khotbah-Nya pula, maka mereka semua
percaya dan mengikuti-Nya. Bodhisattva ini telah mentakbiskan
lagi ribuan koti umat agar mencapai Penerangan Agung."
"Setelah akhir Hayat-Nya, Ia bertemu dengan 2000 koti Para
Buddha Yang Semua-Nya Bergelar Candrasvararaja dan dibawah
naungan Hukum Mereka`Ia mengkhotbahkan Dharmaparyaya ini. Karena
alasan ini, kemudian Ia bertemu lagi dengan 2000 koti Para
Buddha Yang Semua-Nya Bergelar sama, yaitu: Dundubhisvararaja.
Karena termasuk Hukum dari Para Buddha itu, Ia menerima,
memelihara, membaca, menghafalkan dan mengkhotbahkan Sutta ini
kepada Keempat Kelompok karena Ia telah memperoleh Ketajaman dan
Kesempurnaan Mata biasa, dan indera-indera lain-Nya yaitu
Telinga, Hidung, Lidah, Tubuh dan Pikiran sehingga
ditengah-tengah Keempat Kelompok Ia mengkhotbahkan Hukum
Kesunyataan tanpa adanya rasa gentar sedikitpun jua."
Wahai Mahastamaprapta! Sang Bodhisattva Mahasattva Sadaparibhuta
ini telah memuliakan sejumlah Para Buddha Yang Tak Terhitung
seperti ini, memuja, memuliakan serta menyanjung-Nya. Setelah
membina akar-akar Kebajikan, Ia bertemu lagi dengan ribuan koti
Para Buddha dan dibawah naungan Hukum Kesunyataan dari Para
Buddha itu pula, Ia mengkhotbahkan Sutta ini. Dan begitu
jasa-jasa-Nya sempurna, kemudian Ia menjadi Seorang Buddha.
Wahai Mahastamaprapta! Bagaimanakah Pendapat-Mu? Orang lainkah
Sang Bodhisattva Sadaparibhuta pada waktu itu? Dia benar-benar
Aku sendirilah ada-Nya. Seandainya didalam Hidup-Ku yang
terdahulu itu Aku tidak menerima dan memelihara, membaca dan
menghafalkan Sutta ini serta mengkhotbahkannya kepada orang
lain, maka Aku tidak dapat mencapai Penerangan Agung dengan
segera.
Wahai Mahastamaprapta! Pada saat itu, Keempat Kelompok yaitu
para bhiksu, bhiksuni, upasaka dan upasika yang telah mencerca
dan menghina-Ku dengan hati yang penuh kemarahan, maka selama
200 koti kalpa mereka tidak akan berjumpa dengan Seorang Buddha
dan tidak akan pula mendengar Hukum Kesunyataan serta tidak akan
melihat Sangha dan selama 1000 kalpa, mereka menjalani
penderitaan yang hebat didalam neraka avici. Setelah dosa-dosa
mereka lebur, mereka berjumpa lagi dengan Sang Bodhisattva
Sadaparibhuta yang mengajar dan mentakbiskan mereka untuk
mencapai Penerangan Agung. Wahai Mahastamaprapta! Bagaimanakah
Pendapat-Mu terhadap Keempat Kelompok yang pada saat itu
mencaci-maki Sang Bodhisattva tadi dengan tiada henti-hentinya
itu? Benar-benar orang lainkah mereka itu? Pada saat ini, mereka
semua sedang berada dalam Persidangan ini, yaitu ke-500
Bodhisattva Bhadarapala dan yang lain-lain-Nya, ke-500 Bhiksuni
Simha Candra dan lain-lain-Nya, ke-500 upasaka Sugata Cetana dan
lain-lain-Nya yang Mereka itu tidak pernah surut dari Penerangan
Agung.
"Ketahuilah Wahai Mahastamaprapta! Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai ini sangat berjasa kepada seluruh Bodhisattva Mahasattva
dan mempermudah Mereka untuk meraih Penerangan Agung. Oleh
karena-Nya, setelah Kemokshaan Sang Tathagata nanti, semua
Bodhisattva dan Mahasattva harus senantiasa menerima dan
memelihara, mengajarkan dan menurunkan Sutta ini."
"Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
maka bersabdalah Beliau dalam Syair:
"Dahulu kala, terdapatlah Seorang Buddha
Yang Bergelar Bhiṣmagarjitasvararaja, Yang Maha Bijaksana,
Pemimpin semua mahluk,
Para dewa, manusia, naga dan mahluk-mahluk halus
seluruhnya memuliakan-Nya,
Sesudah Kemokshaan Sang Buddha ini,
Ketika Hukum Kesunyataan akan berakhir,
Adalah Seorang Bodhisattva
Yang Bernama Sadaparibhuta,
Pada saat itu Keempat Kelompok
Mencurahkan diri pada kebendaan duniawi.
Sang Bodhisattva Sadaparibhuta
Ketika menyongsong-Nya
Akan menyapa mereka begini:
"Aku tidak boleh meremehkan Kalian
Kalian adalah Pengikut-Pengikut Jalan Agung
Dan Semua-Nya akan menjadi Para Buddha."
Setelah mereka mendengar-Nya,
mereka menghina atau mencerca-Nya.
Sang Bodhisattva Sadaparibhuta
Menahannya dengan penuh Kesabaran.
Ketika dosa-dosa-Nya (telah tertebus)
Dan ajal-Nya sudah tiba,
Ia mendengar Sutta ini
Dan semua indera-Nya menjadi tajam.
Dengan Kekuatan Ghaib-Nya
Ia memperpanjang masa Hidup-Nya
Dan lagi, kepada semua orang,
secara luas mengkhotbahkan Sutta ini.
Kelompok-Kelompok yang mencurahkan diri
sebelumnya pada kebendaan
semuanya menerima dari Bodhisattva ini
Petunjuk dan Penyempurnaan,
Dibimbing agar tinggal didalam Jalan KeBuddhaan.
Sang Sadaparibhuta, ketika masa hidup-Nya berakhir,
berjumpa dengan Para Buddha yang tak terhitung jumlah-Nya,
Dan melalui Khotbah-Nya dari Sutta ini,
Memperoleh kebahagiaan yang tiada taranya.
Lambat-laun sempurnalah Jasa-Nya,
Dengan segera Ia mencapai Jalan Kebuddhaan.
Sang Sadaparibhuta pada saat itu
Benar-benar Aku sendirilah ada-Nya.
Keempat Kelompok pada saat itu,
yang terikat pada keduniawian,
yang mendengar Sang Sadaparibhuta berkata,
"Kalian Semua akan menjadi Para Buddha."
Dan yang karena ini,
Berjumpa dengan Para Buddha yang tanpa hitungan.
Dan Para Bodhisattva yang berada didalam persidangan ini,
Kelompok dari 500 orang,
Dan juga Keempat Kelompok
Dari para penganut, laki-laki dan perempuan,
Yang sekarang ini sedang berada dihadapan-Ku
Sedang mendengarkan Hukum Kesunyataan.
Aku, didalam Hidup-Ku yang lampau,
Menasehati orang-orang ini
Agar mendengar dan menerima Sutta ini,
Hukum Yang Tiada Tara,
Serta mengungkapkan dan mengajarkan-Nya pada para umat,
Sehingga mereka dapat tinggal dalam Nirwana.
Masa demi masa, telah Aku terima dan Aku pelihara Sutta yang
amat ajaib ini.
Selama ribuan koti dan koti Kalpa
Yang tak mungkin terjangkau,
Jarang sekali orang mendengar pada masa itu
Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini.
Selama ribuan koti dan koti kalpa
Yang tak mungkin terjangkau,
Para Buddha, yang dihormati dunia
Jarang sekali mengkhotbahkan Sutta ini.
Oleh karenanya, baiklah Para Pengikut-Nya,
Sesudah Kemokshaan Sang Buddha,
Ketika mendengar Sutta semacam ini,
Tidak menaruh kebimbangan ataupun keragu-raguan
Tetapi biarlah mereka dengan sepenuh hati
Menyiarkan Sutta ini ke segala Penjuru.
Dan masa demi masa berjumpa dengan Para Buddha,
Mereka akan mencapai Penerangan Agung dengan segera."
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum Kesunyataan
Yang Menakjubkan, Tentang Sang Bodhisattva Sadaparibhuta, Bab
19.
*****************************************************
You are viewing proxied material from gopher.createaforum.com. The copyright of proxied material belongs to its original authors. Any comments or complaints in relation to proxied material should be directed to the original authors of the content concerned. Please see the disclaimer for more details.