Introduction
Introduction Statistics Contact Development Disclaimer Help
Return Create A Forum - Home
---------------------------------------------------------
Mahayana Bodhicitta Vajra
https://bodhicitta.createaforum.com
---------------------------------------------------------
*****************************************************
Return to: Arya SriSaddharma Pundarika Nama Dharmaparyaya Maha...
*****************************************************
#Post#: 281--------------------------------------------------
Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:02 am
---------------------------------------------------------
[center]SUTTA BUNGA TERATAI DARI KEGHAIBAN HUKUM KESUNYATAAN
YANG MENAKJUBKAN
BAB XVIII
http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/NAMOBAISAJYAGURUBUDDHA.jpg
Namo Bhagavate Bhaisajya Guru Vaidurya Prabha Raja Tathagata
Arhate SamyakSamBuddha
PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM KESUNYATAAN BUNGA TERATAI
[/center]
Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva Mahasattva
Satatasamitabhiyukta :"Jika terdapat Seorang Putera maupun
Puteri Yang Baik Yang
Mendengar dan Memelihara Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban
Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini atau membaca, atau
meresapi-Nya, atau mengajarkan-Nya atau menurun-Nya, maka Orang
itu akan memperoleh 800 Pahala Mata, 1200 Pahala Telinga, 800
Pahala Hidung, 1200 Pahala Lidah, 800 Pahala Tubuh dan 1200
Pahala Pikiran sehingga dengan seluruh Pahala-Pahala ini Ia akan
dapat mendaya gunakan Keenam Sadindriyanya yang semuanya menjadi
sempurna. Putera maunpun Puteri dengan Kesempurnaan Mata
dagingnya yang terlahir dari Ibu Bapanya itu, akan melihat
apapun yang ada di dalam dan diluar satu miliar sistem dunia
dengan empat benua pada tiap-tiap alamnya (Trisahasra
Mahasahasra Lokadhatu), pegunungan, hutan, sungai dan lautan, ke
bawah sampai pada neraka avici ke atas sampai pada puncak asal
mula perwujudan, dan Ia pun akan melihat seluruh mahluk yang
berada di dalamnya serta Ia akan melihat dan mengetahui pula
segala sebab-sebab karma mereka dan pahala penitisannya nanti
secara terperinci."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Jika Seseorang di dalam Persidangan Agung,
Dengan jiwa yang tiada gentar,
Mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum
Kesunyataan Yang Menakjubkan ini, maka
Dengarkanlah Pahala-Pahalanya.
Orang itu akan memperoleh 800
Pahala Penglihatan Yang Tiada Tara;
Karena Karunia-Karunia ini
Matanya akan benar-benar menjadi sempurna.
Dengan mata yang terlahir dari Ibu Bapanya,
Ia akan melihat seluruh miliaran sistem dunia,
Di dalam dan diluarnya, Gunung Meru,
Sumeru dan Lingkaran Besinya,
Dan pegunungan serta hutan-hutan yang lain,
Samudra-samudra luas, sungai dan air,
Menurun sampai pada neraka avici,
Keatas sampai pada Puncak Asal Mula Perwujudan;
Para mahluk yang berada ditengah-tengahnya
Semuanya terlihat olehnya;
Meskipun belum mencapai daya penglihatan yang sempurna,
Mata dagingnya telah memiliki Kekuatan seperti ini."
"Dan lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat Seorang
Putera maupun Seorang Puteri Yang Baik yang menerima dan
memelihara Sutta Dharmaparyaya ini, membaca atau meresapi-Nya,
menurun atau mengajarkan-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia
1200 Pahala Telinga. Dengan Telinga yang sempurna ini, Ia akan
mampu mendengar apapun juga yang ada di dalam miliaran sistem
dunia, kebawah sampai ke neraka avici dan keatas sampai pada
Puncak Asal Mula Perwujudan, di dalam dan diluarnya, dan Ia pun
akan mendengar segala suara dan perkataan, suara-suara gajah,
kuda, lembu, kereta, ratapan, kesedihan, nafiri, genderang,
gong, gentha, suara-suara tawa, khotbah, manusia, wanita, anak
laki-laki, anak perempuan, Suara Suara Yang Penuh Hukum
Kesunyataan (Dharma) dan yang tidak berHukum Kesunyataan,
suara-suara penderitaan, kesukariaan, suara-suara orang awam,
Orang-Orang suci, suara-suara yang senang dan yang tidak senang,
suara-suara para dewa, naga, yaksa, raksasa, gandharva, asura,
garuda, kinnara, mahoraga, manusia, yang bukan manusia,
suara-suara api, air, angin, neraka, hewan, jiwa-jiwa yang
lapar, Suara Para Bhiksu, Bhiksuni, Sravaka, PratyekaBuddha,
Para Bodhisattva dan Suara Para Buddha. Pada Hakekatnya, suara
apapun yang ada baik di dalam maupun diluar miliaran sistem
dunia, meskipun Ia belum memperoleh Telinga Surga dan hanya
menggunakan Telinga Sempurna biasa yang di dapatkan sejak
kelahirannya dari Ibu Bapanya, namun Ia dapat memperbedakan
segala ragam suara tanpa merugikan organ pendengarannya."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Telinganya, yang dilahirkan oleh ayah bundanya,
Semuanya sempurna dan tiada cela.
Dengan telinga-telinga biasa ini Ia mendengar
Suara-Suara di dalam miliaran sistem dunia,
Suara-suara gajah, kuda, kereta dan lembu,
Suara-suara Gong, gentha, nafiri, dan genderang,
Suara-suara kecapi dan harpa,
Suara-suara seruling dan peluit,
Suara-suara lagu yang suci dan merdu,
Ia dapat mendengarnya tanpa mahluk-mahluk itu menyadari,
Ia mendengar suara-suara dari semua jenis manusia yang tanpa
hitungan,
Dan Ia dapat memahami segala apa yang Ia dengar;
Ia juga mendengar suara-suara para dewa,
Dan suara-suara lagu yang penuh mistik,
Ia mendengar suara orang laki-laki dan perempuan,
Dan suara-suara para pemuda dan gadis-gadis.
Di pegunungan, sungai serta ngarai,
Suara-suara Burung Kalavinka,
Burung ming-ming dan suara-suara burung lainnya.
Suara-suara penderitaan yang amat sangat dari para umat di
neraka
Dan suara-suara kesengsaraan mereka;
Suara-suara jiwa lapar yang dikendalikan oleh ketidakpuasan
Dan suara-suara dari permohonan mereka;
Para asura dan yang lain-lainnya,
Yang mendiami pantai-pantai samudra,
Ketika mereka berbincang bersama-sama,
Meneriakkan jeritan mereka.
Seorang Pengkhotbah seperti ini,
Dengan damai tinggal ditengah-tengahnya,
Mendengar suara-suara ini dari kejahuan
Tanpa mengubah alat pendengarannya.
Di dalam dunia di segala penjuru,
Burung-burung dan binatang saling bersahutan,
Dan Sang Pengkhotbah berdiam disini
Mendengarkannya dengan terperinci.
Seluruh surga-surga Brahma diatas sana,
Dari Dhyana Surga Tingkat II dan Tingkat III
Sampai ke Surga, Puncak Dari Asal Mula Perwujudan,
Suara-suara percakapan Mereka,
Sang Pengkhotbah yang berada disini,
Mendengarkannya dengan terperinci.
Seluruh kelompok Para Bhiksu dan Bhiksuni
Yang sedang membaca maupun menghafal Sutta ini,
Atau sedang mengkhotbahkan-Nya kepada orang-orang lainnya,
Sang Pengkhotbah yang berada disini,
Mendengar semuanya secara terperinci.
Lalu terdapat Para Bodhisattva
Yang membaca dan menghafalkan Hukum Kesunyataan Sutta ini,
Atau mengkhotbahkan-Nya kepada orang lain,
Menyusun dan memaparkan makna-Nya, maka
Segala suara semacam ini,
Ia mendengarnya secara terperinci.
Para Buddha, Yang Maha Agung,
Perubah semua umat,
Yang di dalam Persidangan Agung-Nya,
Memaklumkan Hukum Kesunyataan Agung,
Ia Yang Memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini
Mendengar-Nya secara terperinci.
Di dalam miliaran sistem dunia,
Suara-suaranya yang berada di dalam maupun diluar,
Ke bawah sampai pada neraka avici,
ke atas sampai pada puncak surga,
Semua suara-suara ini akan didengarnya
Tanpa merubah indera pendengarannya.
Dan karena telinga-telinga sangat sempurna,
Ia dapat membeda-bedakannya dan mengetahui seluruhnya.
Ia yang memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini,
Meskipun belum memiliki Telinga-Telinga Surga
Dan hanya mempergunakan telinga-telinga alaminya saja,
Telah memiliki karunia-karunia seperti ini."
"Lebih-lebih lagi Wahai Satatasamitabhiyukta ! Seandainya
terdapat Seorang Putera maupun Seorang Puteri Yang Baik Yang
Menerima dan Memelihara Sutta Dharmaparyaya ini, membaca atau
menghafalkan-Nya, mengajarkan atau menurun-Nya, maka Ia akan
memperoleh karunia 800 Pahala hidung. Dengan indera yang
sempurna ini, di dalam maupun diluarnya, Ia akan mencium segala
macam bebauan, harumnya Bunga-Bunga Samana, Bunga-Bunga Jatika,
Bunga-Bunga Mallika, Bunga-Bunga Campaka, Bunga-Bunga Patala,
Teratai Merah, Teratai Biru, Teratai Putih, pepohonan yang
sedang berkembang dan pepohonan yang sedang berbuah, kayu
cendana dan kayu gaharu, Bunga-Bunga Tamalapattra, Tagara, dan
ribuan paduan wewangian, bubuk, butiran kecil ataupun di dalam
salep. Ia yang memelihara Sutta Dharmaparyaya meskipun sedang
berada di tempat ini, dapat mencium semuanya ini. Lagi, Ia akan
dapat mencium segala bebauan dari seluruh mahluk hidup, bebauan
gajah, kuda, ternak, kambing dan sebagainya, ia juga dapat
mencium bau orang laki-laki, perempuan, pemuda, gadis, bebauan
rumput, pohon, semak dan kekayuan, baik jauh maupun dekat, dan
berupa bau apapun juga, Ia mampu mengenali semuanya serta
merasakannya tanpa salah sedikitpun. Ia yang memelihara Sutta
Dharmaparyaya ini meskipun sedang berada disini, akan mampu pula
mengenal bau dari para dewa surga, bau parijata dan kovidara,
bau Bunga Mandarawa, Maha Mandarawa, manyusaka dan Bunga Maha
Manyusaka, Ia pun mengenal bebauan dari segala serbuk kayu
cendana dan kayu gaharu serta bebauan dari banyak paduan
bunga-bunga. Segala bau yang tertebar dari paduan wewangian
surga semacam itu, semuanya dapat diresapi dan dikenalnya tanpa
salah sedikitpun. Dan Iapun akan mengenal bebauan dari tubuh
para dewa, bebauan dari Sang Sakra Dewa Indra di dalam
Istana-Nya Yang Megah yang sedang memanjakan kelima nafsunya
serta menghibur Diri dengan riang-Nya; baik Ia sedang berada di
dalam Ruang Dharmasula-Nya dan sedang mengkhotbahkan Hukum
Kesunyataan kepada para dewa dari Tavatimsa, maupun Ia sedang
berjalan-jalan menikmati teman-Nya. Juga bebauan dari tubuh para
dewa pria dan wanita yang lain, semuanya ini Ia mengenalnya dari
kejahuan. Ia pun mencium segala bebauan dari Tubuh para dewa,
dari dunia Brahma sampai puncak asal mula perwujudan. Disamping
itu, Ia juga mencium bebauan harumnya dupa yang sedang dibakar
oleh para dewa, dan mencium pula bebauan dari Para Sravaka,
PratyekaBuddha, Bodhisattva, dan Tubuh Para Buddha. Semuanya ini
Ia dapat menciumnya dari kejahuan serta mengetahui letak dimana
mereka berada. Meskipun Ia mencium segala bebauan ini, tetapi
indera penciumannya tidaklah dirubah atau diganti dan seandainya
Ia ingin menegaskannya kepada orang lain, ingatannya tidak bakal
keliru."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
#Post#: 282--------------------------------------------------
Re: Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:03 am
---------------------------------------------------------
"Hidung Orang ini menjadi sempurna,
Segala bebauan yang ada di dunia ini,
Yang Harum maupun yang busuk,
Sampai sekecil-kecilnya Ia mencium dan mengenalnya.
Bunga-Bunga Samana dan Jatika,
Tamalapattra dan Cendana,
Kayu Gaharu dan Kayu Manis,
Bau Bebungaan dan Bebuahan,
Bau seluruh mahluk,
Bau orang laki-laki dan perempuan,
Sang Pengkhotbah yang berdiam di kejahuan,
Mencium baunya dan mengetahui tempatnya.
Semua Raja-Raja Pemutar Roda Agung,
Raja-Raja Pemutar Roda Kecil bersama Putera-Putera Mereka,
Seluruh menteri dan kerabatnya,
Dengan mencium baunya, Ia mengetahui tempat mereka.
Permata-permata yang dipakai mereka,
Harta benda yang tersembunyi di dalam tanah,
Ratu Putri Cantik dari Para Raja Pemutar Roda Hukum Kesunyataan,
Dengan mencium baunya Ia mengetahui tempat Mereka.
Dari segala sesuatu yang menghiasi manusia,
Pakaian dan kalung-kalung mereka,
Dan wewangian yang mereka gunakan untuk meminyaki,
Dengan mencium baunya, Ia mengetahui orang-orangnya.
Para Dewa, baik sedang berjalan ataupun duduk,
Pengembaraan dan Kekuatan Ghaib Mereka,
Ia Yang Memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai
(Dharmaparyaya) ini,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui sampai hal yang
sekecil-kecilnya.
Harumnya bunga-bunga dan bebuahan pohon
Dan harumnya minyak susu,
Ia yang memelihara Hukum Kesunyataan ini,
Meskipun berada disini, dapat mengetahui tempatnya dengan baik.
Ngarai dan cadas-cadas gunung,
Berseraknya bunga-bunga pohon cendana,
Dan semua mahluk yang berdiam disana,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahuinya dengan sempurna.
Samudra-samudra di dalam Lingkaran Besi,
Mahluk-mahluk yang berada di dalam tanahnya,
Ia yang memelihara Sutta Dharmaparyaya ini,
Dengan mencium baunya, dapat mengetahui tempat mereka.
Para Asura, priya dan wanita,
Beserta seluruh marga dan pengikut-pengikut-Nya
Ketika Mereka bertengkar maupun bermain bersama
Dengan mencium baunya, Ia mampu mengetahuinya.
Di padang rumput ataupun jurang dimana berkeliaran
Singa-Singa, gajah, harimau dan serigala,
Bison, banteng dan sejenisnya,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui tempat mereka.
Seandainya terdapat seorang wanita bersama puteranya,
Yang belum mengetahui jenis kelaminnya,
Pria, wanita, tidak berindera, ataupun bukan manusia,
Dengan bebauannya, Ia dapat mengetahuinya.
Dengan daya penciumannya
Dia mengetahui seandainya ada seorang yang baru mengandung
Akan berhasil ataukah tidak di dalam
Melahirkan anak yang bahagia dengan penuh kegembiraan.
Dengan daya penciumannya yang tajam,
Ia mengetahui pikiran orang laki-laki dan perempuan,
Jiwa nafsunya, kebodohan dan kemarahannya,
Dan Ia pun mengetahui pula para pelaksana Kebajikan.
Segala harta benda yang terpendam dalam tanah,
Emas, Perak dan Permata,
Yang tertimbun di dalam peti tembaga,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahuinya dengan jelas,
Segala jenis kalung-kalung permata,
Yang tiada tara harganya,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui harganya,
Sumber dan tempatnya.
Bebungaan dari berbagai Surga,
Mandarawa, manyusaka,
Dan Pohon-Pohon Parijata,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Istana-Istana Surga
Baik yang diatas, ditengah maupun dibawah,
Terhiasi dengan segala bunga-bunga indah,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Petamanan dan sesemakan surga, Istana Tiada Tara,
Aula belajar dan aula Dharmasula,
Dan mereka yang menyukainya,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Kapanpun juga para dewa mendengar Hukum Kesunyataan itu,
Ataupun sedang memanjakan kelima nafsu birahinya,
Sedang datang, pergi, berjalan, duduk, ataupun berbaring diri,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Pakaian- Pakaian yang dikenakan para betari,
Yang terhiasi dan terharumi dengan bebungaan indah,
Ketika mereka sedang berjalan-jalan untuk bersukaria,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Demikianlah juga di daerah atas
Sampai ke dunia-dunia Brahma,
Mereka yang sedang bermeditasi dan yang tidak,
Dengan mencium baunya, ia dapat mengetahui dengan jelas.
Para dewa dari Istana Dhyana Surga Tingkat II dan Tingkat III
Sampai pada dewa di Istana Puncak Asal Mula Perwujudan,
Mulai dari kelahirannya sampai pada kemokshaannya,
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Kelompok Para Bhiksu
Yang selalu mencari Kemajuan di dalam Hukum Kesunyataan,
Baik sedang duduk maupun sedang berjalan kesana-kemari,
Sedang membaca ataupun menghafalkan Sutta,
Maupun sedang berada di bawah pepohonan di hutan belantara,
Mencurahkan Diri-Nya dalam meditasi, maka
Si Pemelihara Sutta ini, dengan mencium baunya,
Mengetahui setiap tempat mereka.
Para Bodhisattva yang teguh kemauan-Nya,
Dalam meditasi maupun sedang membaca Sutta,
Ataupun sedang mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan pada para umat,
maka
Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas.
Para Buddha di segala penjuru,
Yang Dimuliakan para mahluk,
Yang Mengasihi semua umat dan Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan,
Dengan mencium Bau-Nya, Ia dapat mengetahui-Nya.
Para umat yang berada dihadapan Seorang Buddha,
Mendengar Sutta dan bergembira bersama,
Serta bertindak sesuai dengan Hukum Kesunyataan,
Dengan mencium Baunya, Ia dapat mengetahuinya.
Meskipun belum memiliki Kesempurnaan Seorang Bodhisattva,
Yaitu Indera Penciuman yang terlahir dari Hukum Kesunyataan,
Namun Sang Pemelihara Sutta
Memperoleh Kemampuan Penciuman ini terlebih dahulu."
"Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat
Putera maupun Puteri yang baik yang menerima dan memelihara
Sutta ini, membaca maupun menghafalkan, mengajarkan maupun
menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh karunia 1200 Pahala Lidah.
Benda apapun baik enak atau tidak enak, manis maupun tidak
manis, benda-benda yang pahit atau yang keras, jika menyentuh
lidahnya semuanya akan terasa lezat seperti makanan para dewa
sehingga tiada sesuatupun yang terasa tidak enak. Jika di dalam
persidangan Ia menggunakan indera lidahnya untuk berkhotbah,
maka Ia akan menghasilkan Suara Yang Halus dan Merdu yang mampu
menembus sanubari mereka sehingga hal itu akan membuat mereka
gembira dan berbahagia. Dan para Putera-Putera Surga, Para
Sakra, Brahma, dan Para Dewa Brahmakayika, semuanya akan
berdatangan dan mendengarkan-Nya ketika Mereka mendengar betapa
indah dan mempesonanya Suara Permaklumannya serta betapa
teraturnya Khotbahnya. Juga para naga pria dan wanita, para
asura pria dan wanita, para garuda pria dan wanita, para kinnara
pria dan wanita, para mahoraga pria dan wanita, para yaksa pria
dan wanita, para pisaca pria dan wanita, semuanya akan
berdatangan untuk mendengarkan Hukum Kesunyataan, untuk
mendekati, memuja dan memuliakannya. Pun pula para Bhiksu dan
Bhiksuni, upasaka dan upasika. para raja dan pangeran beserta
menteri-menteri dan pengikut-pengikutnya, para Raja Pemutar Roda
Hukum Kesunyataan kecil dan Para Raja Pemutar Roda Hukum
Kesunyataan Besar bersama dengan 7 Harta Kekayaannya dan ribuan
pangerannya beserta rombongan dalam dan luarnya, dengan
mengendarai Kereta Kerajaan-Nya, Mereka akan datang mendengarkan
Hukum Kesunyataan ini. Karena begitu ahlinya Bodhisattva ini
mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan, maka Para Brahman, penduduk
dan rakyat yang berada di dalam negerinya, semuanya akan selalu
mengikuti, menghadiri serta memuliakannya sampai akhir hayatnya.
Para Sravaka, PratyekaBuddha, Bodhisattva serta Para Buddha,
akan senantiasa senang berjumpa dengannya. Di dalam kawasan
manapun jua orang ini berada, semua Para Buddha akan selalu
berkhotbah kepadanya dan dia pun akan dapat menerima serta
memelihara seluruh Hukum Kesunyataan Sang Buddha dan mampu
mengucapkan Suara Hukum Kesunyataan Yang Dalam Serta Mempesona."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Sucilah indera lidah Orang ini,
Tiada pernah menerima rasa yang tidak sedap;
Apapun yang Ia makan
Semua menjadi seperti makanan para dewa.
Dengan Suara Yang Mempesona, Halus serta Suci,
Di dalam Persidangan Ia mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan;
Dengan banyak alasan dan perumpamaan-perumpamaan,
Ia membimbing jiwa semua umat.
Seluruh pendengarnya bersuka-cita
Dan membuat persembahan-persembahan paling baik kepadanya.
Para dewa, naga dan yaksa, asura dan lain-lainnya,
Semuanya dengan hati yang penuh rasa hormat
Datang bersama-sama untuk mendengarkan Hukum Kesunyataan-Nya.
Jika Sang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan ini menginginkan
Agar Suara-Nya yang mempesona
Memenuhi jutaan dunia,
Maka Ia mampu melaksanakan sekehendak hatinya.
Para Raja Pemutar Roda Hukum Kesunyataan Besar dan Kecil
Bersama ribuan pangeran dan pengikut-pengikutnya,
Dengan tangan terkatup dan hati yang penuh hormat,
Terus-menerus berdatangan untuk mendengarkan Hukum
Kesunyataan-Nya.
Para yaksa, naga, gandharva, pisacaka juga dengan hati yang
penuh kegembiraan
Tiada henti-hentinya bersuka-cita untuk datang dan
memuliakan-Nya.
Brahma, Mahesvara, Isvara, Sakra,
Dan semua kelompok Dewa Surga tersebut,
Tiada putus-putusnya datang kepada-Nya.
Para Buddha dan Pengikut-Pengikut-Nya,
Ketika mendengar Suara Khotbah-Nya,
Selalu menjaga dan melindungi-Nya,
Sekali waktu menampakkan Diri kepada-Nya."
#Post#: 283--------------------------------------------------
Re: Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram
By: ajita Date: June 5, 2017, 8:04 am
---------------------------------------------------------
"Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat
Putera maupun Puteri Yang Baik Yang Menerima dan Memelihara
Sutta Dharmaparyaya ini, baik membaca maupun menghafalkan-Nya,
mengajarkan maupun menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia
800 Pahala Tubuh. Ia akan memperoleh Tubuh Suci seperti
beningnya Kristal sehingga semua mahluk senang memandang-Nya.
Karena Kejernihan Tubuh-Nya, semua mahluk dari jutaan dunia baik
mereka lahir maupun mati, agung maupun hina, baik maupun buruk,
dilahirkan dalam keadaan sempurna maupun tidak, semuanya akan
terlihat pada Tubuh-Nya. Dan Gunung Lingkaran Besi, Gunung
Lingkaran Besi Besar, Gunung Meru, Gunung Maha Meru, dan
Gunung-Gunung Besar lainnya serta seluruh mahluk hidup yang ada
di dalamnya, semuanya akan terlihat pada Tubuh-Nya. Menuju
kebawah sampai ke neraka avici dan keatas sampai pada Puncak
Asal Mula Segala Perwujudan, seluruh benda dan mahluk hidup akan
terlihat pada Tubuh-Nya. Para Sravaka, PratyekaBuddha,
Bodhisattva dan Para Buddha yang sedang mengkhotbahkan Hukum
Kesunyataan, semuanya akan terlihat pada Tubuh-Nya."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Jika Seseorang memelihara Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai
(Dharmaparyaya) ini,
Sekujur Tubuh-Nya akan menjadi cemerlang
Seperti beningnya Lapis Lazuli,
Seluruh mahluk akan senang memandang-Nya.
Dan seakan-akan pada kaca yang bening dan terang,
Segala sesuatu dapat terlihat,
Sang Bodhisattva, dalam Tubuh-Nya Yang Sempurna,
Melihat segala sesuatu yang ada di dunia.
Dia Sendirilah yang dapat melihat dengan jelas
Apa yang orang lain tidak dapat melihat.
Di dalam Jutaan Dunia
Semua orang awam,
Para dewa, manusia dan asura,
Para mahluk yang berada di dalam neraka, jiwa kelaparan dan
binatang,
Segala bentuk dan wujud semacam itu terlihat di dalam Tubuh-Nya.
Istana-Istana Para Dewa,
Sampai pada Puncak Asal Mula Perwujudan,
Gunung Lingkaran Besi dan Meru,
Gunung Maha Meru,
Samudra-samudra luas dan air,
Semua terlihat dalam Tubuh-Nya.
Para Buddha dan Sravaka,
Putera-Putera Buddha dan Bodhisattva,
Sedang Sendirian ataupun sedang berkhotbah diantara orang banyak
Seluruh-Nya terlihat dalam Tubuh-Nya.
Meskipun belum memiliki Tubuh Yang Sempurna, Ghaib dan Tubuh
Batiniah,
Namun di dalam Kesempurnaan Tubuh biasa-Nya
Segala sesuatu dapat terungkapkan."
"Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat
Putera maupun Puteri Yang Baik Yang Sesudah Kemokshaan Sang
Tathagata nanti, Menerima dan Memelihara Sutta Dharmaparyaya
ini, membaca maupun menghafalkan-Nya, mengajarkan maupun
menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia 1200 Pahala
Pikiran. Dengan Indera Pikiran Yang Sempurna ini, maka ketika Ia
mendengar meskipun hanya Seuntai Bait ataupun Serangkai Kalimat,
Ia akan mampu meresapi makna-Nya yang sangat halus tak
terhingga. Setelah Ia memahami makna-Nya itu, Ia akan mampu pula
mengkhotbahkan serangkai Kalimat, Ia akan mampu meresapi
Makna-Nya Yang Sangat Halus Tak Terhingga. Setelah Ia memahami
Makna-Nya itu, Ia akan mampu pula mengkhotbahkan serangkai
Kalimat atau seuntai Bait tadi selama sebulan, empat bulan atau
bahkan setahun. Dan apapun yang Ia khotbahkan sesuai dengan
Makna-Makna-Nya tidak akan berlawanan dengan Kebenaran. Jika Ia
menunjuk pada perihal-perihal keduniawian, pepatah-pepatah untuk
memerintah dunia, atau sarana-sarana kehidupan dan sebagainya,
maka semuanya akan senantiasa serasi dengan Hukum Yang Benar.
Apapun juga yang terlintas di dalam pikiran para mahluk yang
berada di 6 penjuru jutaan dunia serta gerakan-gerakan pikiran
apapun yang sedang terjadi dan uraian-uraian pikiran apapun yang
sedang berkecamuk, maka Ia mengetahui semuanya.
Meskipun Orang seperti ini belum memperoleh Kebijaksanaan Yang
Sempurna, namun indera pikiran mereka akan sesempurna ini.
Apapun yang ia renungkan, Ia duga dan Ia bicarakan serta apapun
pula yang telah diajarkan oleh Para Buddha Yang Terdahulu, maka
Semua-Nya akan menjadi Hukum Kesunyataan Buddha karena
seluruh-Nya tidak ada lain kecuali Kebenaran Belaka."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali,
bersabdalah Beliau dalam Syair :
"Pikiran Orang ini adalah Sempurna,
Cerdas, tajam dan terang;
Dengan indera pikiran ghaib ini,
Ia mengetahui segala Dharma Yang Tinggi, rendah dan sedang;
Ketika mendengar seuntai Syair,
Ia meresapi Makna-Nya yang tak terhingga.
Dan dengan teratur mengkhotbahkan-Nya sebagai Hukum Kesunyataan
(Dharma)
Selama satu bulan, empat bulan ataupun satu tahun.
Semua mahluk hidup dari
Dunia ini, yang berada di dalam maupun diluarnya,
Para dewa, manusia, asura, naga dan lain-lainnya,
Serta mereka yang berada dalam 6 penjuru.
Apapun juga yang sedang mereka pikirkan,
Sebagai Pahala Bagi Pemeliharaan Hukum Kesunyataan Bunga Teratai
(Dharmaparyaya) ini,
Dengan segera Ia mengetahui semuanya.
Para Buddha semesta alam yang tak terhitung jumlah-Nya,
Beserta Ratusan Tanda-Tanda Kebahagiaan Mereka,
Yang Berkhotbah kepada semua umat.
Ia mendengar-Nya dan memahami seluruh-Nya.
Ia merenung dengan sangat tak terhingga,
Dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan dengan tanpa batasan,
Tiada pernah lupa ataupun membuat kekhilapan,
Karena Ia memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai
(Dharmaparyaya),
Mengetahui bentuk segala Hukum Kesunyataan,
Meresapi Makna-Nya yang teratur,
Memahami istilah dan kata-kata-Nya,
Ia menjelaskan-Nya sesuai dengan Tingkat Pengetahuan.
Apapun jua yang dikhotbahkan oleh Orang ini,
Adalah Hukum Kesunyataan dari Para Buddha Yang Terdahulu,
Dan karena Ia memaklumkan Hukum Kesunyataan ini,
Tiadalah Ia takut terhadap orang banyak.
Seorang Pemelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai
(Dharmaparyaya)
Memiliki Indera Pikiran seperti ini.
Orang ini, dengan memelihara Sutta ini,
Berdiri dengan kokoh diatas dasar yang langka;
Bersama para mahluk yang menyukainya,
Mencintai dan menghormati,
Ia mampu, dengan ribuan ragam pengutaraan yang sempurna,
Menafsirkan dan berkhotbah kepada mereka,
Dengan memelihara Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai
(Dharmaparyaya).
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan
Yang Menakjubkan, Tentang Pahala Bagi Pengkhotbah Hukum
Kesunyataan Bunga Teratai, Bab 18.
*****************************************************
You are viewing proxied material from gopher.createaforum.com. The copyright of proxied material belongs to its original authors. Any comments or complaints in relation to proxied material should be directed to the original authors of the content concerned. Please see the disclaimer for more details.