| Return Create A Forum - Home | |
| --------------------------------------------------------- | |
| Mahayana Bodhicitta Vajra | |
| https://bodhicitta.createaforum.com | |
| --------------------------------------------------------- | |
| ***************************************************** | |
| Return to: Arya SriSaddharma Pundarika Nama Dharmaparyaya Maha... | |
| ***************************************************** | |
| #Post#: 281-------------------------------------------------- | |
| Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram | |
| By: ajita Date: June 5, 2017, 8:02 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center]SUTTA BUNGA TERATAI DARI KEGHAIBAN HUKUM KESUNYATAAN | |
| YANG MENAKJUBKAN | |
| BAB XVIII | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/NAMOBAISAJYAGURUBUDDHA.jpg | |
| Namo Bhagavate Bhaisajya Guru Vaidurya Prabha Raja Tathagata | |
| Arhate SamyakSamBuddha | |
| PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM KESUNYATAAN BUNGA TERATAI | |
| [/center] | |
| Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva Mahasattva | |
| Satatasamitabhiyukta :"Jika terdapat Seorang Putera maupun | |
| Puteri Yang Baik Yang | |
| Mendengar dan Memelihara Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban | |
| Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini atau membaca, atau | |
| meresapi-Nya, atau mengajarkan-Nya atau menurun-Nya, maka Orang | |
| itu akan memperoleh 800 Pahala Mata, 1200 Pahala Telinga, 800 | |
| Pahala Hidung, 1200 Pahala Lidah, 800 Pahala Tubuh dan 1200 | |
| Pahala Pikiran sehingga dengan seluruh Pahala-Pahala ini Ia akan | |
| dapat mendaya gunakan Keenam Sadindriyanya yang semuanya menjadi | |
| sempurna. Putera maunpun Puteri dengan Kesempurnaan Mata | |
| dagingnya yang terlahir dari Ibu Bapanya itu, akan melihat | |
| apapun yang ada di dalam dan diluar satu miliar sistem dunia | |
| dengan empat benua pada tiap-tiap alamnya (Trisahasra | |
| Mahasahasra Lokadhatu), pegunungan, hutan, sungai dan lautan, ke | |
| bawah sampai pada neraka avici ke atas sampai pada puncak asal | |
| mula perwujudan, dan Ia pun akan melihat seluruh mahluk yang | |
| berada di dalamnya serta Ia akan melihat dan mengetahui pula | |
| segala sebab-sebab karma mereka dan pahala penitisannya nanti | |
| secara terperinci." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| "Jika Seseorang di dalam Persidangan Agung, | |
| Dengan jiwa yang tiada gentar, | |
| Mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum | |
| Kesunyataan Yang Menakjubkan ini, maka | |
| Dengarkanlah Pahala-Pahalanya. | |
| Orang itu akan memperoleh 800 | |
| Pahala Penglihatan Yang Tiada Tara; | |
| Karena Karunia-Karunia ini | |
| Matanya akan benar-benar menjadi sempurna. | |
| Dengan mata yang terlahir dari Ibu Bapanya, | |
| Ia akan melihat seluruh miliaran sistem dunia, | |
| Di dalam dan diluarnya, Gunung Meru, | |
| Sumeru dan Lingkaran Besinya, | |
| Dan pegunungan serta hutan-hutan yang lain, | |
| Samudra-samudra luas, sungai dan air, | |
| Menurun sampai pada neraka avici, | |
| Keatas sampai pada Puncak Asal Mula Perwujudan; | |
| Para mahluk yang berada ditengah-tengahnya | |
| Semuanya terlihat olehnya; | |
| Meskipun belum mencapai daya penglihatan yang sempurna, | |
| Mata dagingnya telah memiliki Kekuatan seperti ini." | |
| "Dan lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat Seorang | |
| Putera maupun Seorang Puteri Yang Baik yang menerima dan | |
| memelihara Sutta Dharmaparyaya ini, membaca atau meresapi-Nya, | |
| menurun atau mengajarkan-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia | |
| 1200 Pahala Telinga. Dengan Telinga yang sempurna ini, Ia akan | |
| mampu mendengar apapun juga yang ada di dalam miliaran sistem | |
| dunia, kebawah sampai ke neraka avici dan keatas sampai pada | |
| Puncak Asal Mula Perwujudan, di dalam dan diluarnya, dan Ia pun | |
| akan mendengar segala suara dan perkataan, suara-suara gajah, | |
| kuda, lembu, kereta, ratapan, kesedihan, nafiri, genderang, | |
| gong, gentha, suara-suara tawa, khotbah, manusia, wanita, anak | |
| laki-laki, anak perempuan, Suara Suara Yang Penuh Hukum | |
| Kesunyataan (Dharma) dan yang tidak berHukum Kesunyataan, | |
| suara-suara penderitaan, kesukariaan, suara-suara orang awam, | |
| Orang-Orang suci, suara-suara yang senang dan yang tidak senang, | |
| suara-suara para dewa, naga, yaksa, raksasa, gandharva, asura, | |
| garuda, kinnara, mahoraga, manusia, yang bukan manusia, | |
| suara-suara api, air, angin, neraka, hewan, jiwa-jiwa yang | |
| lapar, Suara Para Bhiksu, Bhiksuni, Sravaka, PratyekaBuddha, | |
| Para Bodhisattva dan Suara Para Buddha. Pada Hakekatnya, suara | |
| apapun yang ada baik di dalam maupun diluar miliaran sistem | |
| dunia, meskipun Ia belum memperoleh Telinga Surga dan hanya | |
| menggunakan Telinga Sempurna biasa yang di dapatkan sejak | |
| kelahirannya dari Ibu Bapanya, namun Ia dapat memperbedakan | |
| segala ragam suara tanpa merugikan organ pendengarannya." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| "Telinganya, yang dilahirkan oleh ayah bundanya, | |
| Semuanya sempurna dan tiada cela. | |
| Dengan telinga-telinga biasa ini Ia mendengar | |
| Suara-Suara di dalam miliaran sistem dunia, | |
| Suara-suara gajah, kuda, kereta dan lembu, | |
| Suara-suara Gong, gentha, nafiri, dan genderang, | |
| Suara-suara kecapi dan harpa, | |
| Suara-suara seruling dan peluit, | |
| Suara-suara lagu yang suci dan merdu, | |
| Ia dapat mendengarnya tanpa mahluk-mahluk itu menyadari, | |
| Ia mendengar suara-suara dari semua jenis manusia yang tanpa | |
| hitungan, | |
| Dan Ia dapat memahami segala apa yang Ia dengar; | |
| Ia juga mendengar suara-suara para dewa, | |
| Dan suara-suara lagu yang penuh mistik, | |
| Ia mendengar suara orang laki-laki dan perempuan, | |
| Dan suara-suara para pemuda dan gadis-gadis. | |
| Di pegunungan, sungai serta ngarai, | |
| Suara-suara Burung Kalavinka, | |
| Burung ming-ming dan suara-suara burung lainnya. | |
| Suara-suara penderitaan yang amat sangat dari para umat di | |
| neraka | |
| Dan suara-suara kesengsaraan mereka; | |
| Suara-suara jiwa lapar yang dikendalikan oleh ketidakpuasan | |
| Dan suara-suara dari permohonan mereka; | |
| Para asura dan yang lain-lainnya, | |
| Yang mendiami pantai-pantai samudra, | |
| Ketika mereka berbincang bersama-sama, | |
| Meneriakkan jeritan mereka. | |
| Seorang Pengkhotbah seperti ini, | |
| Dengan damai tinggal ditengah-tengahnya, | |
| Mendengar suara-suara ini dari kejahuan | |
| Tanpa mengubah alat pendengarannya. | |
| Di dalam dunia di segala penjuru, | |
| Burung-burung dan binatang saling bersahutan, | |
| Dan Sang Pengkhotbah berdiam disini | |
| Mendengarkannya dengan terperinci. | |
| Seluruh surga-surga Brahma diatas sana, | |
| Dari Dhyana Surga Tingkat II dan Tingkat III | |
| Sampai ke Surga, Puncak Dari Asal Mula Perwujudan, | |
| Suara-suara percakapan Mereka, | |
| Sang Pengkhotbah yang berada disini, | |
| Mendengarkannya dengan terperinci. | |
| Seluruh kelompok Para Bhiksu dan Bhiksuni | |
| Yang sedang membaca maupun menghafal Sutta ini, | |
| Atau sedang mengkhotbahkan-Nya kepada orang-orang lainnya, | |
| Sang Pengkhotbah yang berada disini, | |
| Mendengar semuanya secara terperinci. | |
| Lalu terdapat Para Bodhisattva | |
| Yang membaca dan menghafalkan Hukum Kesunyataan Sutta ini, | |
| Atau mengkhotbahkan-Nya kepada orang lain, | |
| Menyusun dan memaparkan makna-Nya, maka | |
| Segala suara semacam ini, | |
| Ia mendengarnya secara terperinci. | |
| Para Buddha, Yang Maha Agung, | |
| Perubah semua umat, | |
| Yang di dalam Persidangan Agung-Nya, | |
| Memaklumkan Hukum Kesunyataan Agung, | |
| Ia Yang Memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini | |
| Mendengar-Nya secara terperinci. | |
| Di dalam miliaran sistem dunia, | |
| Suara-suaranya yang berada di dalam maupun diluar, | |
| Ke bawah sampai pada neraka avici, | |
| ke atas sampai pada puncak surga, | |
| Semua suara-suara ini akan didengarnya | |
| Tanpa merubah indera pendengarannya. | |
| Dan karena telinga-telinga sangat sempurna, | |
| Ia dapat membeda-bedakannya dan mengetahui seluruhnya. | |
| Ia yang memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai ini, | |
| Meskipun belum memiliki Telinga-Telinga Surga | |
| Dan hanya mempergunakan telinga-telinga alaminya saja, | |
| Telah memiliki karunia-karunia seperti ini." | |
| "Lebih-lebih lagi Wahai Satatasamitabhiyukta ! Seandainya | |
| terdapat Seorang Putera maupun Seorang Puteri Yang Baik Yang | |
| Menerima dan Memelihara Sutta Dharmaparyaya ini, membaca atau | |
| menghafalkan-Nya, mengajarkan atau menurun-Nya, maka Ia akan | |
| memperoleh karunia 800 Pahala hidung. Dengan indera yang | |
| sempurna ini, di dalam maupun diluarnya, Ia akan mencium segala | |
| macam bebauan, harumnya Bunga-Bunga Samana, Bunga-Bunga Jatika, | |
| Bunga-Bunga Mallika, Bunga-Bunga Campaka, Bunga-Bunga Patala, | |
| Teratai Merah, Teratai Biru, Teratai Putih, pepohonan yang | |
| sedang berkembang dan pepohonan yang sedang berbuah, kayu | |
| cendana dan kayu gaharu, Bunga-Bunga Tamalapattra, Tagara, dan | |
| ribuan paduan wewangian, bubuk, butiran kecil ataupun di dalam | |
| salep. Ia yang memelihara Sutta Dharmaparyaya meskipun sedang | |
| berada di tempat ini, dapat mencium semuanya ini. Lagi, Ia akan | |
| dapat mencium segala bebauan dari seluruh mahluk hidup, bebauan | |
| gajah, kuda, ternak, kambing dan sebagainya, ia juga dapat | |
| mencium bau orang laki-laki, perempuan, pemuda, gadis, bebauan | |
| rumput, pohon, semak dan kekayuan, baik jauh maupun dekat, dan | |
| berupa bau apapun juga, Ia mampu mengenali semuanya serta | |
| merasakannya tanpa salah sedikitpun. Ia yang memelihara Sutta | |
| Dharmaparyaya ini meskipun sedang berada disini, akan mampu pula | |
| mengenal bau dari para dewa surga, bau parijata dan kovidara, | |
| bau Bunga Mandarawa, Maha Mandarawa, manyusaka dan Bunga Maha | |
| Manyusaka, Ia pun mengenal bebauan dari segala serbuk kayu | |
| cendana dan kayu gaharu serta bebauan dari banyak paduan | |
| bunga-bunga. Segala bau yang tertebar dari paduan wewangian | |
| surga semacam itu, semuanya dapat diresapi dan dikenalnya tanpa | |
| salah sedikitpun. Dan Iapun akan mengenal bebauan dari tubuh | |
| para dewa, bebauan dari Sang Sakra Dewa Indra di dalam | |
| Istana-Nya Yang Megah yang sedang memanjakan kelima nafsunya | |
| serta menghibur Diri dengan riang-Nya; baik Ia sedang berada di | |
| dalam Ruang Dharmasula-Nya dan sedang mengkhotbahkan Hukum | |
| Kesunyataan kepada para dewa dari Tavatimsa, maupun Ia sedang | |
| berjalan-jalan menikmati teman-Nya. Juga bebauan dari tubuh para | |
| dewa pria dan wanita yang lain, semuanya ini Ia mengenalnya dari | |
| kejahuan. Ia pun mencium segala bebauan dari Tubuh para dewa, | |
| dari dunia Brahma sampai puncak asal mula perwujudan. Disamping | |
| itu, Ia juga mencium bebauan harumnya dupa yang sedang dibakar | |
| oleh para dewa, dan mencium pula bebauan dari Para Sravaka, | |
| PratyekaBuddha, Bodhisattva, dan Tubuh Para Buddha. Semuanya ini | |
| Ia dapat menciumnya dari kejahuan serta mengetahui letak dimana | |
| mereka berada. Meskipun Ia mencium segala bebauan ini, tetapi | |
| indera penciumannya tidaklah dirubah atau diganti dan seandainya | |
| Ia ingin menegaskannya kepada orang lain, ingatannya tidak bakal | |
| keliru." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| #Post#: 282-------------------------------------------------- | |
| Re: Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram | |
| By: ajita Date: June 5, 2017, 8:03 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| "Hidung Orang ini menjadi sempurna, | |
| Segala bebauan yang ada di dunia ini, | |
| Yang Harum maupun yang busuk, | |
| Sampai sekecil-kecilnya Ia mencium dan mengenalnya. | |
| Bunga-Bunga Samana dan Jatika, | |
| Tamalapattra dan Cendana, | |
| Kayu Gaharu dan Kayu Manis, | |
| Bau Bebungaan dan Bebuahan, | |
| Bau seluruh mahluk, | |
| Bau orang laki-laki dan perempuan, | |
| Sang Pengkhotbah yang berdiam di kejahuan, | |
| Mencium baunya dan mengetahui tempatnya. | |
| Semua Raja-Raja Pemutar Roda Agung, | |
| Raja-Raja Pemutar Roda Kecil bersama Putera-Putera Mereka, | |
| Seluruh menteri dan kerabatnya, | |
| Dengan mencium baunya, Ia mengetahui tempat mereka. | |
| Permata-permata yang dipakai mereka, | |
| Harta benda yang tersembunyi di dalam tanah, | |
| Ratu Putri Cantik dari Para Raja Pemutar Roda Hukum Kesunyataan, | |
| Dengan mencium baunya Ia mengetahui tempat Mereka. | |
| Dari segala sesuatu yang menghiasi manusia, | |
| Pakaian dan kalung-kalung mereka, | |
| Dan wewangian yang mereka gunakan untuk meminyaki, | |
| Dengan mencium baunya, Ia mengetahui orang-orangnya. | |
| Para Dewa, baik sedang berjalan ataupun duduk, | |
| Pengembaraan dan Kekuatan Ghaib Mereka, | |
| Ia Yang Memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya) ini, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui sampai hal yang | |
| sekecil-kecilnya. | |
| Harumnya bunga-bunga dan bebuahan pohon | |
| Dan harumnya minyak susu, | |
| Ia yang memelihara Hukum Kesunyataan ini, | |
| Meskipun berada disini, dapat mengetahui tempatnya dengan baik. | |
| Ngarai dan cadas-cadas gunung, | |
| Berseraknya bunga-bunga pohon cendana, | |
| Dan semua mahluk yang berdiam disana, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahuinya dengan sempurna. | |
| Samudra-samudra di dalam Lingkaran Besi, | |
| Mahluk-mahluk yang berada di dalam tanahnya, | |
| Ia yang memelihara Sutta Dharmaparyaya ini, | |
| Dengan mencium baunya, dapat mengetahui tempat mereka. | |
| Para Asura, priya dan wanita, | |
| Beserta seluruh marga dan pengikut-pengikut-Nya | |
| Ketika Mereka bertengkar maupun bermain bersama | |
| Dengan mencium baunya, Ia mampu mengetahuinya. | |
| Di padang rumput ataupun jurang dimana berkeliaran | |
| Singa-Singa, gajah, harimau dan serigala, | |
| Bison, banteng dan sejenisnya, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui tempat mereka. | |
| Seandainya terdapat seorang wanita bersama puteranya, | |
| Yang belum mengetahui jenis kelaminnya, | |
| Pria, wanita, tidak berindera, ataupun bukan manusia, | |
| Dengan bebauannya, Ia dapat mengetahuinya. | |
| Dengan daya penciumannya | |
| Dia mengetahui seandainya ada seorang yang baru mengandung | |
| Akan berhasil ataukah tidak di dalam | |
| Melahirkan anak yang bahagia dengan penuh kegembiraan. | |
| Dengan daya penciumannya yang tajam, | |
| Ia mengetahui pikiran orang laki-laki dan perempuan, | |
| Jiwa nafsunya, kebodohan dan kemarahannya, | |
| Dan Ia pun mengetahui pula para pelaksana Kebajikan. | |
| Segala harta benda yang terpendam dalam tanah, | |
| Emas, Perak dan Permata, | |
| Yang tertimbun di dalam peti tembaga, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahuinya dengan jelas, | |
| Segala jenis kalung-kalung permata, | |
| Yang tiada tara harganya, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui harganya, | |
| Sumber dan tempatnya. | |
| Bebungaan dari berbagai Surga, | |
| Mandarawa, manyusaka, | |
| Dan Pohon-Pohon Parijata, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Istana-Istana Surga | |
| Baik yang diatas, ditengah maupun dibawah, | |
| Terhiasi dengan segala bunga-bunga indah, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Petamanan dan sesemakan surga, Istana Tiada Tara, | |
| Aula belajar dan aula Dharmasula, | |
| Dan mereka yang menyukainya, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Kapanpun juga para dewa mendengar Hukum Kesunyataan itu, | |
| Ataupun sedang memanjakan kelima nafsu birahinya, | |
| Sedang datang, pergi, berjalan, duduk, ataupun berbaring diri, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Pakaian- Pakaian yang dikenakan para betari, | |
| Yang terhiasi dan terharumi dengan bebungaan indah, | |
| Ketika mereka sedang berjalan-jalan untuk bersukaria, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Demikianlah juga di daerah atas | |
| Sampai ke dunia-dunia Brahma, | |
| Mereka yang sedang bermeditasi dan yang tidak, | |
| Dengan mencium baunya, ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Para dewa dari Istana Dhyana Surga Tingkat II dan Tingkat III | |
| Sampai pada dewa di Istana Puncak Asal Mula Perwujudan, | |
| Mulai dari kelahirannya sampai pada kemokshaannya, | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Kelompok Para Bhiksu | |
| Yang selalu mencari Kemajuan di dalam Hukum Kesunyataan, | |
| Baik sedang duduk maupun sedang berjalan kesana-kemari, | |
| Sedang membaca ataupun menghafalkan Sutta, | |
| Maupun sedang berada di bawah pepohonan di hutan belantara, | |
| Mencurahkan Diri-Nya dalam meditasi, maka | |
| Si Pemelihara Sutta ini, dengan mencium baunya, | |
| Mengetahui setiap tempat mereka. | |
| Para Bodhisattva yang teguh kemauan-Nya, | |
| Dalam meditasi maupun sedang membaca Sutta, | |
| Ataupun sedang mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan pada para umat, | |
| maka | |
| Dengan mencium baunya, Ia dapat mengetahui dengan jelas. | |
| Para Buddha di segala penjuru, | |
| Yang Dimuliakan para mahluk, | |
| Yang Mengasihi semua umat dan Mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan, | |
| Dengan mencium Bau-Nya, Ia dapat mengetahui-Nya. | |
| Para umat yang berada dihadapan Seorang Buddha, | |
| Mendengar Sutta dan bergembira bersama, | |
| Serta bertindak sesuai dengan Hukum Kesunyataan, | |
| Dengan mencium Baunya, Ia dapat mengetahuinya. | |
| Meskipun belum memiliki Kesempurnaan Seorang Bodhisattva, | |
| Yaitu Indera Penciuman yang terlahir dari Hukum Kesunyataan, | |
| Namun Sang Pemelihara Sutta | |
| Memperoleh Kemampuan Penciuman ini terlebih dahulu." | |
| "Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat | |
| Putera maupun Puteri yang baik yang menerima dan memelihara | |
| Sutta ini, membaca maupun menghafalkan, mengajarkan maupun | |
| menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh karunia 1200 Pahala Lidah. | |
| Benda apapun baik enak atau tidak enak, manis maupun tidak | |
| manis, benda-benda yang pahit atau yang keras, jika menyentuh | |
| lidahnya semuanya akan terasa lezat seperti makanan para dewa | |
| sehingga tiada sesuatupun yang terasa tidak enak. Jika di dalam | |
| persidangan Ia menggunakan indera lidahnya untuk berkhotbah, | |
| maka Ia akan menghasilkan Suara Yang Halus dan Merdu yang mampu | |
| menembus sanubari mereka sehingga hal itu akan membuat mereka | |
| gembira dan berbahagia. Dan para Putera-Putera Surga, Para | |
| Sakra, Brahma, dan Para Dewa Brahmakayika, semuanya akan | |
| berdatangan dan mendengarkan-Nya ketika Mereka mendengar betapa | |
| indah dan mempesonanya Suara Permaklumannya serta betapa | |
| teraturnya Khotbahnya. Juga para naga pria dan wanita, para | |
| asura pria dan wanita, para garuda pria dan wanita, para kinnara | |
| pria dan wanita, para mahoraga pria dan wanita, para yaksa pria | |
| dan wanita, para pisaca pria dan wanita, semuanya akan | |
| berdatangan untuk mendengarkan Hukum Kesunyataan, untuk | |
| mendekati, memuja dan memuliakannya. Pun pula para Bhiksu dan | |
| Bhiksuni, upasaka dan upasika. para raja dan pangeran beserta | |
| menteri-menteri dan pengikut-pengikutnya, para Raja Pemutar Roda | |
| Hukum Kesunyataan kecil dan Para Raja Pemutar Roda Hukum | |
| Kesunyataan Besar bersama dengan 7 Harta Kekayaannya dan ribuan | |
| pangerannya beserta rombongan dalam dan luarnya, dengan | |
| mengendarai Kereta Kerajaan-Nya, Mereka akan datang mendengarkan | |
| Hukum Kesunyataan ini. Karena begitu ahlinya Bodhisattva ini | |
| mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan, maka Para Brahman, penduduk | |
| dan rakyat yang berada di dalam negerinya, semuanya akan selalu | |
| mengikuti, menghadiri serta memuliakannya sampai akhir hayatnya. | |
| Para Sravaka, PratyekaBuddha, Bodhisattva serta Para Buddha, | |
| akan senantiasa senang berjumpa dengannya. Di dalam kawasan | |
| manapun jua orang ini berada, semua Para Buddha akan selalu | |
| berkhotbah kepadanya dan dia pun akan dapat menerima serta | |
| memelihara seluruh Hukum Kesunyataan Sang Buddha dan mampu | |
| mengucapkan Suara Hukum Kesunyataan Yang Dalam Serta Mempesona." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| "Sucilah indera lidah Orang ini, | |
| Tiada pernah menerima rasa yang tidak sedap; | |
| Apapun yang Ia makan | |
| Semua menjadi seperti makanan para dewa. | |
| Dengan Suara Yang Mempesona, Halus serta Suci, | |
| Di dalam Persidangan Ia mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan; | |
| Dengan banyak alasan dan perumpamaan-perumpamaan, | |
| Ia membimbing jiwa semua umat. | |
| Seluruh pendengarnya bersuka-cita | |
| Dan membuat persembahan-persembahan paling baik kepadanya. | |
| Para dewa, naga dan yaksa, asura dan lain-lainnya, | |
| Semuanya dengan hati yang penuh rasa hormat | |
| Datang bersama-sama untuk mendengarkan Hukum Kesunyataan-Nya. | |
| Jika Sang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan ini menginginkan | |
| Agar Suara-Nya yang mempesona | |
| Memenuhi jutaan dunia, | |
| Maka Ia mampu melaksanakan sekehendak hatinya. | |
| Para Raja Pemutar Roda Hukum Kesunyataan Besar dan Kecil | |
| Bersama ribuan pangeran dan pengikut-pengikutnya, | |
| Dengan tangan terkatup dan hati yang penuh hormat, | |
| Terus-menerus berdatangan untuk mendengarkan Hukum | |
| Kesunyataan-Nya. | |
| Para yaksa, naga, gandharva, pisacaka juga dengan hati yang | |
| penuh kegembiraan | |
| Tiada henti-hentinya bersuka-cita untuk datang dan | |
| memuliakan-Nya. | |
| Brahma, Mahesvara, Isvara, Sakra, | |
| Dan semua kelompok Dewa Surga tersebut, | |
| Tiada putus-putusnya datang kepada-Nya. | |
| Para Buddha dan Pengikut-Pengikut-Nya, | |
| Ketika mendengar Suara Khotbah-Nya, | |
| Selalu menjaga dan melindungi-Nya, | |
| Sekali waktu menampakkan Diri kepada-Nya." | |
| #Post#: 283-------------------------------------------------- | |
| Re: Dharmabhanakanusamsa Parivartah Dharmaparyaya Suttram | |
| By: ajita Date: June 5, 2017, 8:04 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| "Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat | |
| Putera maupun Puteri Yang Baik Yang Menerima dan Memelihara | |
| Sutta Dharmaparyaya ini, baik membaca maupun menghafalkan-Nya, | |
| mengajarkan maupun menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia | |
| 800 Pahala Tubuh. Ia akan memperoleh Tubuh Suci seperti | |
| beningnya Kristal sehingga semua mahluk senang memandang-Nya. | |
| Karena Kejernihan Tubuh-Nya, semua mahluk dari jutaan dunia baik | |
| mereka lahir maupun mati, agung maupun hina, baik maupun buruk, | |
| dilahirkan dalam keadaan sempurna maupun tidak, semuanya akan | |
| terlihat pada Tubuh-Nya. Dan Gunung Lingkaran Besi, Gunung | |
| Lingkaran Besi Besar, Gunung Meru, Gunung Maha Meru, dan | |
| Gunung-Gunung Besar lainnya serta seluruh mahluk hidup yang ada | |
| di dalamnya, semuanya akan terlihat pada Tubuh-Nya. Menuju | |
| kebawah sampai ke neraka avici dan keatas sampai pada Puncak | |
| Asal Mula Segala Perwujudan, seluruh benda dan mahluk hidup akan | |
| terlihat pada Tubuh-Nya. Para Sravaka, PratyekaBuddha, | |
| Bodhisattva dan Para Buddha yang sedang mengkhotbahkan Hukum | |
| Kesunyataan, semuanya akan terlihat pada Tubuh-Nya." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| "Jika Seseorang memelihara Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya) ini, | |
| Sekujur Tubuh-Nya akan menjadi cemerlang | |
| Seperti beningnya Lapis Lazuli, | |
| Seluruh mahluk akan senang memandang-Nya. | |
| Dan seakan-akan pada kaca yang bening dan terang, | |
| Segala sesuatu dapat terlihat, | |
| Sang Bodhisattva, dalam Tubuh-Nya Yang Sempurna, | |
| Melihat segala sesuatu yang ada di dunia. | |
| Dia Sendirilah yang dapat melihat dengan jelas | |
| Apa yang orang lain tidak dapat melihat. | |
| Di dalam Jutaan Dunia | |
| Semua orang awam, | |
| Para dewa, manusia dan asura, | |
| Para mahluk yang berada di dalam neraka, jiwa kelaparan dan | |
| binatang, | |
| Segala bentuk dan wujud semacam itu terlihat di dalam Tubuh-Nya. | |
| Istana-Istana Para Dewa, | |
| Sampai pada Puncak Asal Mula Perwujudan, | |
| Gunung Lingkaran Besi dan Meru, | |
| Gunung Maha Meru, | |
| Samudra-samudra luas dan air, | |
| Semua terlihat dalam Tubuh-Nya. | |
| Para Buddha dan Sravaka, | |
| Putera-Putera Buddha dan Bodhisattva, | |
| Sedang Sendirian ataupun sedang berkhotbah diantara orang banyak | |
| Seluruh-Nya terlihat dalam Tubuh-Nya. | |
| Meskipun belum memiliki Tubuh Yang Sempurna, Ghaib dan Tubuh | |
| Batiniah, | |
| Namun di dalam Kesempurnaan Tubuh biasa-Nya | |
| Segala sesuatu dapat terungkapkan." | |
| "Lebih lanjut lagi, Wahai Satatasamitabhiyukta ! Jika terdapat | |
| Putera maupun Puteri Yang Baik Yang Sesudah Kemokshaan Sang | |
| Tathagata nanti, Menerima dan Memelihara Sutta Dharmaparyaya | |
| ini, membaca maupun menghafalkan-Nya, mengajarkan maupun | |
| menurun-Nya, maka Ia akan memperoleh Karunia 1200 Pahala | |
| Pikiran. Dengan Indera Pikiran Yang Sempurna ini, maka ketika Ia | |
| mendengar meskipun hanya Seuntai Bait ataupun Serangkai Kalimat, | |
| Ia akan mampu meresapi makna-Nya yang sangat halus tak | |
| terhingga. Setelah Ia memahami makna-Nya itu, Ia akan mampu pula | |
| mengkhotbahkan serangkai Kalimat, Ia akan mampu meresapi | |
| Makna-Nya Yang Sangat Halus Tak Terhingga. Setelah Ia memahami | |
| Makna-Nya itu, Ia akan mampu pula mengkhotbahkan serangkai | |
| Kalimat atau seuntai Bait tadi selama sebulan, empat bulan atau | |
| bahkan setahun. Dan apapun yang Ia khotbahkan sesuai dengan | |
| Makna-Makna-Nya tidak akan berlawanan dengan Kebenaran. Jika Ia | |
| menunjuk pada perihal-perihal keduniawian, pepatah-pepatah untuk | |
| memerintah dunia, atau sarana-sarana kehidupan dan sebagainya, | |
| maka semuanya akan senantiasa serasi dengan Hukum Yang Benar. | |
| Apapun juga yang terlintas di dalam pikiran para mahluk yang | |
| berada di 6 penjuru jutaan dunia serta gerakan-gerakan pikiran | |
| apapun yang sedang terjadi dan uraian-uraian pikiran apapun yang | |
| sedang berkecamuk, maka Ia mengetahui semuanya. | |
| Meskipun Orang seperti ini belum memperoleh Kebijaksanaan Yang | |
| Sempurna, namun indera pikiran mereka akan sesempurna ini. | |
| Apapun yang ia renungkan, Ia duga dan Ia bicarakan serta apapun | |
| pula yang telah diajarkan oleh Para Buddha Yang Terdahulu, maka | |
| Semua-Nya akan menjadi Hukum Kesunyataan Buddha karena | |
| seluruh-Nya tidak ada lain kecuali Kebenaran Belaka." | |
| Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, | |
| bersabdalah Beliau dalam Syair : | |
| "Pikiran Orang ini adalah Sempurna, | |
| Cerdas, tajam dan terang; | |
| Dengan indera pikiran ghaib ini, | |
| Ia mengetahui segala Dharma Yang Tinggi, rendah dan sedang; | |
| Ketika mendengar seuntai Syair, | |
| Ia meresapi Makna-Nya yang tak terhingga. | |
| Dan dengan teratur mengkhotbahkan-Nya sebagai Hukum Kesunyataan | |
| (Dharma) | |
| Selama satu bulan, empat bulan ataupun satu tahun. | |
| Semua mahluk hidup dari | |
| Dunia ini, yang berada di dalam maupun diluarnya, | |
| Para dewa, manusia, asura, naga dan lain-lainnya, | |
| Serta mereka yang berada dalam 6 penjuru. | |
| Apapun juga yang sedang mereka pikirkan, | |
| Sebagai Pahala Bagi Pemeliharaan Hukum Kesunyataan Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya) ini, | |
| Dengan segera Ia mengetahui semuanya. | |
| Para Buddha semesta alam yang tak terhitung jumlah-Nya, | |
| Beserta Ratusan Tanda-Tanda Kebahagiaan Mereka, | |
| Yang Berkhotbah kepada semua umat. | |
| Ia mendengar-Nya dan memahami seluruh-Nya. | |
| Ia merenung dengan sangat tak terhingga, | |
| Dan mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan dengan tanpa batasan, | |
| Tiada pernah lupa ataupun membuat kekhilapan, | |
| Karena Ia memelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya), | |
| Mengetahui bentuk segala Hukum Kesunyataan, | |
| Meresapi Makna-Nya yang teratur, | |
| Memahami istilah dan kata-kata-Nya, | |
| Ia menjelaskan-Nya sesuai dengan Tingkat Pengetahuan. | |
| Apapun jua yang dikhotbahkan oleh Orang ini, | |
| Adalah Hukum Kesunyataan dari Para Buddha Yang Terdahulu, | |
| Dan karena Ia memaklumkan Hukum Kesunyataan ini, | |
| Tiadalah Ia takut terhadap orang banyak. | |
| Seorang Pemelihara Hukum Kesunyataan Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya) | |
| Memiliki Indera Pikiran seperti ini. | |
| Orang ini, dengan memelihara Sutta ini, | |
| Berdiri dengan kokoh diatas dasar yang langka; | |
| Bersama para mahluk yang menyukainya, | |
| Mencintai dan menghormati, | |
| Ia mampu, dengan ribuan ragam pengutaraan yang sempurna, | |
| Menafsirkan dan berkhotbah kepada mereka, | |
| Dengan memelihara Hukum Kesunyataan Sutta Bunga Teratai | |
| (Dharmaparyaya). | |
| Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan | |
| Yang Menakjubkan, Tentang Pahala Bagi Pengkhotbah Hukum | |
| Kesunyataan Bunga Teratai, Bab 18. | |
| ***************************************************** |