Introduction
Introduction Statistics Contact Development Disclaimer Help
Return Create A Forum - Home
---------------------------------------------------------
Mahayana Bodhicitta Vajra
https://bodhicitta.createaforum.com
---------------------------------------------------------
*****************************************************
Return to: Arya Mahayana
*****************************************************
#Post#: 195--------------------------------------------------
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāy&#25
7;na Sūtra
By: ajita Date: May 3, 2017, 9:42 am
---------------------------------------------------------
[center]MAHAYANA TRIPITAKA SUTTRAM
AVATAMSAKA SUTRA
Sutra Hiasan Bunga
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma
Mahāyāna Sūtra
https://i.imgur.com/Z9IoyEe.jpg
Maha Vairocana Rasmi Pratimandita Raja Buddha
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/ERg3jy2zYjA" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Sattva Vajra
https://i.imgur.com/xKdB6F9.jpg
Samantabhadra Mahakala Maha Bodhisattva
Bab 1
nid&#257;na parivartah[/center]
Demikianlah telah kudengar, pada satu waktu, sang Bhagav&#257;n
sedang tinggal berdiam di M&#257;gadha, dalam keadaan kemurnian
di Bodhimand&#257;, baru saja mencapai pengetahuan yang
sesungguhnya. Permukaan tanahnya padat dan kukuh terbuat dari
Vajra, terhiasi dengan lingkaran permata yang sangat indah, dan
sangat banyak bunga-bunga berharga, dengan permata Mani yang
tanpa noda, lautan ciri-ciri dari berbagai jenis warna muncul
dalam perwujudan yang tidak terbatas. Spanduk-bendera yang
berpermata Mani terus-menerus memancarkan sinar dan menghasilkan
suara yang indah. Jaring dari permata yang sangat banyak dan
karangan bunga wangi yang indah tergantung di sekelilingnya.
Raja Permata Mani muncul secara spontan, menurunkan hujan
permata dan bunga-bunga indah yang tidak habis-habisnya di
seluruh bumi. Ada deretan pohon permata, dahan dan dedaunannya
berkilauan dan berlimpah. Melalui kekuatan Buddha, menyebabkan
semua hiasan dari Bodhimand&#257; ini tercermin di sana. Pohon
Bodhi itu tinggi dan luar biasa langka. Batangnya terbuat dari
Vajra, dahannya dari Vaid&#363;rya, cabang dan rantingnya dari
berbagai jenis permata. Daun permatanya menyebar di semua
penjuru arah, menyediakan naungan seperti kumpulan awan.
Bunga-bunga permata beraneka warna dengan cabang rantingnya
menyebarkan bayangannya.
Lagi, buah yang terbuat dari permata Mani berkobar dengan
kilauan sinar, bersama-sama dengan susunan besar dari
bunga-bunga itu. Seluruh lingkaran Pohon itu memancarkan cahaya;
Dalam cahaya itu, menurunkan hujan permata Mani, dan di dalam
setiap permata Mani itu ada para Bodhisattva berjumlah besar
yang sama seperti awan, secara bersamaan muncul.
Lagi, disebabkan oleh kekuatan yang menakjubkan dari sang
Tath&#257;gata, Pohon Bodhi itu selalu tetap mengeluarkan suara
menakjubkan yang memberitakan berbagai macam Dharma dengan tanpa
akhir.
Di dalam istana (vim&#257;na) dari sang Tath&#257;gata, menara
dan paviliun yang sangat besar, indah, dan terhias membentang di
seluruh sepuluh penjuru arah, terbuat dari permata Mani,
beraneka warna, terhiasi dengan jalinan berbagai jenis
bunga-bunga permata. Dari semua hiasan itu memancarkan cahaya
yang seperti awan, membentuk spanduk-bendera dari bentangan
pantulannya di dalam istana itu. Para Bodhisattva yang tidak
terhitung jumlahnya, para majelis di Bodhimand&#257;, semuanya
berkumpul bersama di sana. Ada terpancar keluar sinar dari semua
Buddha dan suara-suara yang tidak terbayangkan, membentuk jaring
dari raja permata Mani. Semua keadaan ini yang muncul di dalam
Bodhimand&#257; disebabkan oleh kekuatan yang tanpa kesukaran
dari sang Tath&#257;gata. Gambaran rupa tempat tinggal dari
semua makhluk hidup juga tampil disana.
Lagi, melalui bantuan kebajikan dari kekuatan semua Buddha,
mencakup seluruh dharmadh&#257;tu di dalam satu pikiran. Tahta
Singa itu sangat tinggi, luas, dan indah. Mimbarnya terbuat dari
permata Mani. Jaringnya terbuat dari bunga teratai. Permata
murni dan menakjubkan membentuk roda, bunga beraneka warna
membentuk karangan bunga. Ruang besar dan paviliun, menara dan
ruang kecil, tangga dan pagar, pintu dan jendela, semua objek
apapun, sepenuhnya terhiasi.
Cabang dan buah dari pohon permata itu tersebar secara teratur,
awan dari cahaya permata Mani bersinar satu sama lain. Para
Buddha dari sepuluh penjuru arah memunculkan Raja Mani. Semua
Bodhisattva datang memancarkan cahaya silau dari permata yang
sangat indah di jambul Mereka.
Lagi, melalui bantuan kekuatan dari semua Buddha, Mereka
mengumumkan keadaan yang besar dan luas dari para
Tath&#257;gata. Kefasihan dan suara Mereka yang menjangkau luas
menembus semua.
Pada waktu itu, sang Bhagav&#257;n Buddha, duduk di atas tahta
ini, telah mencapai yang tertinggi, pengetahuan yang
sesungguhnya tentang semua gejala kejadian, kebijaksanaan-Nya
memasuki tiga masa waktu, sepenuhnya tenang dan seimbang.
Tubuh-Nya berisi semua dunia. Suara-Nya mencapai semua wilayah
di sepuluh penjuru arah. Sama seperti ruang angkasa mengandung
segala sesuatu, namun tidak membeda-bedakan diantaranya, atau,
ruang angkasa yang menyerap meliputi semua, dengan tidak memihak
memasuki semua wilayah, Bentuk-rupa-Nya secara abadi dan muncul
dimana-mana, duduk di semua Bodhimand&#257;.
Di tengah-tengah dari rombongan Bodhisattva, sang Buddha
memancarkan cahaya cemerlang yang menakjubkan, sama seperti saat
matahari terbit menyinari seluruh dunia. Lautan besar dari
Kebajikan yang sangat banyak yang di olah di dalam tiga masa
waktu telah termurnikan, dan namun Dia terus menerus mewujudkan
kelahiran di dalam semua Buddhaksetra. Tanda-tanda yang tidak
terbatas dari bentuk-rupa-Nya sepenuhnya sempurna. Pancaran
cahaya-Nya menyerap meliputi dharmadh&#257;tu dengan sama rata
dan tanpa perbedaan. Dia mengumumkan semua Dharma, sama seperti
menyebarkan awan besar. Setiap ujung rambut-Nya menampung semua
dunia dengan tanpa halangan. Di setiap itu, Dia mewujudkan
penembusan yang tidak terbatas untuk mengajar, mengubah,
menjinakkan, dan menundukkan semua makhluk hidup. Tubuh-Nya
mengisi sepuluh penjuru arah, tidak datang dan tidak pergi.
Kebijaksanaan-Nya menembus semua gejala kejadian dan memahami
kekosongan dan keheningan dari semua gejala kejadian. Setiap
perubahan wujud magis dari semua Buddha dari tiga masa waktu
tanpa pengecualian bisa terlihat di dalam cahaya itu, dan semua
hiasan dari ksetra dari semua Buddha selama kalpa yang tidak
terbayangkan sepenuhnya terwujudkan disana.
Sang Buddha dikelilingi oleh para Bodhisattva Mahasattva yang
jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra.
Nama-namanya yaitu : Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva,
Samantagunaparamadipaprabha Bodhisattva Mahasattva,
Samantaprabhasimhadhvaja Bodhisattva Mahasattva,
Samantaratnajvalasuksmaprabha Bodhisattva Mahasattva,
Samantasvaragunasagaradhvaja Bodhisattva Mahasattva,
Samantajnanatejabuddhaksetra Bodhisattva Mahasattva,
Samantaratnasikhapuspadhvaja Bodhisattva Mahasattva,
Samantajnanapramuditasvara Bodhisattva Mahasattva,
Samantavisuddhanyagunaprabha Bodhisattva Mahasattva,
Samantaprabhalaksana Bodhisattva Mahasattva,
Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva Mahasattva,
Meghasvarasagaraprabhavimalakosa Bodhisattva Mahasattva,
Gunalamkrtaprajnasambhavaratnasikha Bodhisattva Mahasattva,
Mahamuktigunaprabha Bodhisattva Mahasattva, Parakramapadmasikha
Bodhisattva Mahasattva, Samantajnanameghasuryadhvaja Bodhisattva
Mahasattva, Mahavajraviryadrdha Bodhisattva Mahasattva,
Gandhajvalaprabhadhvaja Bodhisattva Mahasattva,
Tejasrigunasukvana Bodhisattva Mahasattva,
Mahagunaprabhaprajnasambhava Bodhisattva Mahasattva. Mereka ini
adalah beberapa dari Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra.
Semua para Bodhisattva ini di masa lampau telah mengumpulkan
akar-akar kebajikan dan mengolah bodhisattvac&#257;rya bersama
dengan Vairocana Tath&#257;gata, dan semua dari Mereka
dilahirkan dari lautan akar kebajikan dari para Tath&#257;gata.
Mereka telah sepenuhnya menyempurnakan semua P&#257;ramit&#257;.
Mata kebijaksanaan Mereka jelas dan menembus, dan mengamati tiga
masa waktu dengan sama. Mereka telah mencapai kemurnian yang
sepenuhnya di dalam semua Samadhi. Kefasihan Mereka yang seperti
lautan adalah yang tidak habis-habisnya dan sangat luas.
Dipenuhi dengan kualitas kebajikan Buddha, Mereka patut
dimuliakan dan bermartabat. Mereka mengetahui indera dari para
makhluk hidup, menjinakkannya, dan merubahnya dengan sesuai.
Mereka telah masuk ke dalam garbha dari dharmadhatu melalui
kebijaksanaan yang tidak membeda-bedakan. Mereka telah mencapai
pembebasan dari para Buddha, yang sangat dalam dan sangat luas.
Mereka mampu masuk ke dalam satu bhumi melalui
up&#257;ya-kausalya, namun mempertahankan kebajikan dari semua
bhumi, didukung oleh lautan dari semua pranidh&#257;na, selalu
disertai dengan kebijaksanaan terus hingga akhir masa. Mereka
telah sepenuhnya memahami pencapaian yang sangat langka, alam
rahasia yang sangat luas dari semua Buddha. Mereka mengenal
dengan baik kesamaan dari semua Buddhadharma. Mereka telah
menapak di Samantaprabha Buddhabhumi. Mereka telah memasuki
pintu menuju ke lautan dari Samadhi yang tanpa batas. Di dalam
semua tempat, Mereka mewujudkan tubuh yang sesuai, mengikuti
kebiasaan duniawi, bekerja sama dan menyesuaikan diri terhadap
yang di sekitar. Kekuatan ingatan Mereka sangat besar, mampu
menyatukan dan menegakkan kumpulan dari lautan dari semua
Dharma. Dengan kefasihan dan up&#257;ya-kausalya, Mereka memutar
Roda yang tanpa kemunduran. Lautan besar dari kualitas kebajikan
dari semua Tath&#257;gata masuk seluruhnya kedalam tubuh Mereka.
Dengan mengikuti pranidh&#257;na, Mereka pergi ke semua ksetra
dimana para Buddha berada. Diseluruh kalpa terdahulu yang
banyaknya tidak terbatas, Mereka telah membuat persembahan
kepada semua Buddha dengan senang hati dan tanpa lelah. Mereka
selalu tinggal berdiam di Bodhimand&#257; dari para
Tath&#257;gata, mendekatinya dan tidak pernah meninggalkannya.
Melalui pencapaian dari lautan pranidh&#257;na dari
Samantabhadra, Mereka selalu memungkinkan semua makhluk hidup
untuk menyempurnakan tubuh kebijaksanaan (prajnakaya). Para
Bodhisattva itu telah menyelesaikan kualitas kebajikan yang
tidak terukur seperti ini.
Lagi, ada para Vajradhara yang jumlahnya sebanyak butiran debu
di dalam Buddhaksetra, Mereka ini yaitu : Vicitra Narayana
Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Tubuh Kekar Yang Menakjubkan),
Suryaturandhvaja Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Bendera Yang
Cepat Dari Matahari), Sumeru Giri Puspa Prabha Vajradhara (sang
Pemegang Vajra - Cahaya Bunga Dari Gunung Sumeru), Vimala
Meghagarjana Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Awan Guntur Yang
Tanpa Noda), Sumahasindriya Vajradhara (sang Pemegang Vajra -
Indera Yang Sangat Agung), Abhiramabhasa Vajradhara (sang
Pemegang Vajra - Cahaya Yang Menyenangkan), Mahavrksa
Meghanirghosa Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Suara Petir
Pohon Besar), Simharajabhasa Vajradhara (sang Pemegang Vajra -
Cahaya Raja Singa), Jvalamangalacaksu Vajradhara (sang Pemegang
Vajra - Mata Keberuntungan Dari Kobaran Api),
Padmaprabharatnasikha Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Jambul
Permata Cahaya Bunga Teratai). Mereka ini adalah para Pemimpin,
dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra.
Mereka semua telah senantiasa membuat Maha Pranidh&#257;na
selama kalpa yang tidak terhitung di masa lampau, berikrar untuk
selalu mendekati dan memuja semua Buddha. Prakteknya yang sesuai
dengan Pranidh&#257;na telah terpenuhi, dan Mereka telah
mencapai kesempurnaan ke pantai seberang (paramita). Mereka
telah mengumpulkan perbuatan kebajikan murni yang tidak
terbatas, dan telah sepenuhnya memahami keadaan dari praktek
dari semua Samadhi. Mereka telah mencapai Bala
p&#257;ramit&#257; dan tinggal berdiam bersama dengan para
Tath&#257;gata. Mereka telah memasuki keadaan dari pembebasan
yang tidak terbayangkan. Di tengah-tengah perkumpulan majelis,
cahaya Mereka yang mempesona lebih-lebih lagi menembus. Mereka
mewujudkan tubuh-tubuh yang sesuai untuk menjinakkan semua
makhluk hidup. Dimanapun ada perwujudan para Buddha, Mereka
semua pergi ke sana secara ajaib. Dimanapun para Tath&#257;gata
tinggal berdiam, Mereka selalu dengan rajin menjaga dan
melindungi tempat itu.
Lagi, ada para Ganakayaka (dewa bertubuh banyak) yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu
: Puspalamkrtasikha, Dasadiksavirajatiprabha,
Samudrasvaradamaka,
Vimalapuspalamkrtasikha, Anantabhimaparicarya,
Paramaprabhavyuha, Vimalaprabhagandhamegha, Dharapalaka,
Sarvagatapalaka, Avikaraprabha. Mereka ini adalah para Pemimpin,
dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra.
Mereka semua telah di masa lampau memenuhi Maha Pranidh&#257;na
dan telah memuja dan melayani semua Buddha.
Lagi, ada para Padanyasa deva (dewa pejalan kaki) yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu
: Ratnamudra, Padmaprabha, Vimalapuspasikha,
Sarvasudarsanavikurvana, Vicitranaksatraratnadhvaja,
Sukhamrsvasvaravaca, Candanavrksaprabha, Padmatejas,
Suksmaprabha, Vicitrapuspasamgraha, dan seterusnya. Mereka ini
adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra. Selama kalpa masa lampau yang tidak
terhitung, Mereka semua telah mendekati para Tath&#257;gata, dan
dengan penuh keyakinan mengikuti Mereka.
Lagi, ada para Bodhimanda deva (dewa penjaga tempat kebangkitan)
yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra,
Nama-namanya yaitu : Vimalalamkaradhvaja, Sumeruratnasubha,
Meghagarjanalaksanadhvaja, Divyacaksupuspavarsa,
Vimalajvalarupa, Malaprabhasikha, Ratnalamkaravarsa,
Suragandhacaksu, Vajravarnamegha, Padmaprabha,
Nistarkyarasmiprabha, dan seterusnya. Mereka ini adalah para
Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam
Buddhaksetra. Di masa lampau, Mereka telah bertemu para Buddha
yang tidak terbatas jumlahnya, dan telah memenuhi
Pranidh&#257;na untuk membuat persembahan yang luas kepada
Mereka.
Lagi, ada para Nigama deva (dewa kota) yang jumlahnya sebanyak
butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu :
Ratnasikhaprabha, Subhapratimanditamadi, Vimalasukharatna,
Apasokavisuddhi, Puspadipajvalacaksu,
Jvaladhvajasampradarsitavyuha, Punyaprabha, Vimalaprabha,
Gandhasikhalamkara, Subharatnaprabha, dan seterusnya. Mereka ini
adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di
dalam semua Buddhaksetra. Selama banyak kalpa yang tidak
terhitung dan tidak terbayangkan, Mereka semua telah menghiasi
dan memurnikan istana-istana tempat para Tath&#257;gata tinggal
berdiam.
Lagi, ada para Bhumi deva (dewa tanah) yang jumlahnya sebanyak
butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu :
Samantagunavimalapuspa, Drdhapunyalamkara, Supuspalamkaradruma,
Samantaratnadana, Vimalacaksukaladarsin, Paramasubhacaksu,
Gandhakesaprabha, Pramodikasvara, Supuspavartasikha,
Vajralamkarakaya, dan seterusnya. Mereka ini adalah para
Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam semua
Buddhaksetra. Mereka semua di masa lampau telah
bersungguh-sungguh membuat ikrar yang mendalam untuk selalu
mendekati semua Buddha dan mengolah tindakan kebajikan.
Lagi, ada para Parvatasura (dewa gunung) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Pusparatnakuta,
Puspavanasusikha, Samantarocanuccadhvaja, Vimalaratnasikha,
Dasadiksavirajatiprabha, Mahabalaprabha,
Sarvanirjayativicitraprabha, Suksmavikramacakra,
Samantacaksupratyaksadrsi, Guhyavajracaksu. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Parvatasura yang jumlahnya tidak terhitung,
dan Mereka semua telah memperoleh mata yang murni sehubungan
dengan semua gejala kejadian.
Lagi, ada para Vana deva (dewa hutan) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Meghapuspavistara,
Vipatakarasmipuskalaskandha, Tejamucavitapadhara,
Vimalabhadrapattra, Vilagnajvalaratna, Vimalaprabha,
Pramodikameghanirghosa, Sarvavyapigandhaprabha,
Prthupajasuksmaprabha, Puspaphalarasaprabha, dan seterusnya.
Mereka ini adalah Pemimpin dari para Vana devata yang jumlahnya
tidak terhitung, dan Mereka semua memiliki cahaya terang yang
menyenangkan dan tanpa batas.
Lagi, ada para Ausadhisura (dewa tumbuhan obat) yang jumlahnya
tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Mangala, Candanavana,
Vimalaprabha, Samantayasa, Jvalakupa, Samantabhaisajyavisuddha,
Nardana, Suryavirocaterasmiketu, Dasadiksasphatadrsti,
Viryavrddhilocana, dan seterusnya. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Ausadhisura yang jumlahnya tidak terhitung, dan sifat
alami Mereka terbebas dari semua kekotoran batin. Mereka
menolong para mahkluk dengan kebaikan dan belas kasih.
Lagi, ada para Sasyasura (dewa panen) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Komalasurasa,
Kalakusumavimalaprabha, Vikrantaviryarogyakaya, Prayus,
Samantamulaphalajanati, Vicitralamkaramandalasikha,
Prakledanavimalapuspa, Sugandhanispadana, Sampreksakapramodin,
Vimalasuddhaprabha, dan seterusnya. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Sasyasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua telah mencapai Maha Sukha.
Lagi, ada para Nadisura (dewa sungai) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantajavarayakara,
Samantajalakarasrotasvisuddha, Virajamalacaksu, Dasadiksanadin,
Sattvaraksa, Ataptavimalaprabha, Samantapramodakara,
Mahagunaparamadhvaja, Sarvalokadyutikaraprabha,
Sagaragunaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Nadisura
yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua secara rajin
fokus pada menguntungkan para makhluk hidup.
Lagi, ada para Samudrasuradhipati (dewa penguasa lautan) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Ratnaprabhakara, Vajraketu, Vimala, Sarvajalamadi,
Subharatnacandra, Supuspanagasikha, Samantaprabharasadhara,
Puspaprabharatnajvala, Suvajrasikha, Samudravelameghanada.
Mereka ini adalah Pemimpin dari para Samudrasura yang jumlahnya
tidak terhitung, dan Mereka semua telah memenuhi tubuh mereka
dengan lautan besar dari kebajikan dari para Tath&#257;gata.
Lagi, ada para Jalasuradhipati (dewa penguasa air) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Samantameghadhvaja, Samudravelameghanada, Abhiramacakrasikha,
Upayakausalyavarta, Vimalagandhasamgraha, Punyasetuprabhasvara,
Tosamukti, Suddhanandapriyasvara, Samantavicitraprabhaprakata,
Samudrapradhavagarjitasvara. Mereka ini adalah Pemimpin dari
para Jalasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
menguntungkan semua makhluk hidup, dengan rajin menyelamatkan
dan melindungi mereka.
Lagi, ada para Agnisuradhipati (dewa penguasa api) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Samantaprabhajvalakosa, Samantaprabhasamajadhvaja,
Mahasamantarasmiprabha, Vicitramadi, Amitabhasikha,
Anekajvalacaksu, Dasadiksamadisumeruparvatayati,
Vicitraprabhadhipa, Tamoghnaprabha, Meghanadasani. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Agnisura yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua menampakkan berbagai jenis
kecemerlangan, menghalau dan membakar penderitaan para makhluk
hidup.
Lagi, ada para Vayusuradhipati (dewa penguasa angin) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Avartaprabha,
Samantavikramakarmaprakata, Meghadhvajapraharavata, Prabhavyuha,
Jalasosabala, Samantamahanadavasita, Sakhavilagnasikha,
Avighnayasa, Nanaharmya, Mahasamantarasmiprabha. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Vayusura yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua rajin melenyapkan pikiran sombong.
Lagi, ada para Akasasuradhipati (dewa penguasa langit) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Samantavimalatejavabhasa, Samantavistaraduraparyatati,
Mangalavatakara, Anivaritakseminasthita, Vistirnapadasusikha,
Avartaprabhajvala, Apratihatajayabala, Vimalaprabha,
Gambhiravibhvamanjughosa, Dasadiksavyaprabha. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Akasasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan
pikiran Mereka terbebas dari kekotoran, sangat luas, terang, dan
murni.
Lagi, ada para Diksasuradhipati (dewa penguasa penjuru) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Samantasthita, Samantaprabha, Rasmiprabhavyuha,
Samantanivaritaviharin, Atyantamohapariccheda,
Samantavimalakasaviharin, Mahameghanadadhvaja,
Avighnacaksusikha, Samantalokakarmavalokate,
Samantavalokiteviharin. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Diksasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan melalui
upaya-kausalya Mereka memancarkan cahaya ke semua penjuru arah,
selalu menyinari sepuluh penjuru arah terus-menerus tanpa
halangan.
Lagi, ada para Ratrasuradhipati (dewa penguasa malam) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Samantagunavimalaprabha, Lokavalokitesukhacaksu,
Lokasusasararaksa, Santasamudrasvara, Samantamangalanimittakara,
Samantavrksapuspavikasakara, Samaraksapusita, Surataviharin,
Sasvatanandindriya, Vimalavaratanoti. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Ratrasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua dengan rajin mempraktekkan dan bergembira di dalam Dharma.
Lagi, ada para Divasuradhipati (dewa penguasa siang) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Harmyavikasata, Prajnagandhasuti, Paramanandalamkara,
Gandhapuspavicitraprabha, Sarvausadhicayana,
Phullanetravardhayati, Sarvatadisasandarsana, Mahakarunaprabha,
Kusalamularasmiprabha, Supuspamala. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Divasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua membangkitkan keyakinan dan pemahaman tentang Saddharma,
bersama-sama terus-menerus dan penuh semangat menghiasi Istana
(vim&#257;na) dari sang Tath&#257;gata.
Lagi, ada para Asurendra (Pemimpin Asura) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Rahu, Vemacitri, Kausalamaya,
Mahaparivara, Maha Balin, Sarvavyaprabha, Kharaskandha,
Drdhacarascaryalamkara, Mahahetuprajna, Atigunabhati, Rsvasvara.
Mereka ini adalah Pemimpin dari para Asura yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin melenyapkan kebanggaan
dan penderitaan yang lainnya.
Lagi, ada para Garudendra (Pemimpin Garuda) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Mahavegabala,
Anucchedaratnasikha, Vimalavega, Avaivartibuddhi,
Samudralambyabala, Acalavimalaprabha, Siksalamkrtasikha,
Sarvatrasadyaprakata, Sagaradarsana, Samantasvaravisalanetra.
Mereka ini adalah Pemimpin dari para Garuda yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua telah menyempurnakan Maha
Upayakausalya dari Pembebasan (vimoksha) dan mampu menyelamatkan
semua makhluk hidup.
Lagi, ada para Kinnararaja (Raja Kinnara) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suksmajnanabhasaloka,
Supuspadhvaja, Nanalamkara, Tosanada, Ratnadrumaprabha,
Preksakamanorama, Paramabhasalamkara, Supuspadhvaja,
Bhumikampabala, Duhsattvanirjayati.. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Kinnara yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua dengan rajin dan penuh semangat merenungkan semua gejala
kejadian, memiliki pikiran yang selalu bahagia, gembira, dan
bebas.
Lagi, ada para Mahoragaraja (Raja Mahoraga) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Upakaraprajna,
Sphutapratapasvara, Paramajnanalamkarasikha, Sundaranetrisvara,
Dipadhvaja, Kotisarana, Paramaprabhaketu, Simhavaksa,
Bahulalamkarasvara, Sumerudrdha, Pramodikaprabha. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Mahoraga yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah Maha
Upayakausalya yang luas, menyebabkan para makhluk hidup mengoyak
jaring angan-angan khayalan.
Lagi, ada para Yaksaraja (Raja Yaksa) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vaisravana, Anayasenasvara,
Alaghumudrayudhadhara, Mahaprajna, Jvalanetrisvara, Vajranetra,
Balinbhuja, Mahasenasurabadhati, Prabhutartha,
Mahaparvatasamsryabala. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Yaksa yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan
rajin menjaga dan melindungi semua makhluk hidup.
Lagi, ada para Mahanagaraja (Raja Naga Besar) yang jumlahnya
tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Virupaksha, Sagara,
Meghanadasuksmadhvaja, Jvalavaktasagaraprabha, Jvalanetra,
Samantoccameghadhvaja, Takshaka, Anantavikrama, Suddhavarna,
Mahanadasarvatravaha, Nirosniklesa. Mereka ini adalah Pemimpin
dari para Naga yang jumlahnya tidak terhitung, dan tiada
seorangpun dari Mereka yang gagal untuk dengan rajin membentuk
awan dan menurunkan hujan untuk memadamkan kobaran api
penderitaan dari semua makhluk hidup.
Lagi, ada para Kumbhandaraja (Raja Kumbhanda) yang jumlahnya
tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vrddhi, Nagadhipati,
Dhvajalamkarakausala, Samantahitakara, Rudrastha,
Sumanasulocana, Tungasikharamati, Balinbhuja,
Anantavimalapuspanetra, Asuranetradivyamahamukha. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Kumbhanda yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah pintu gerbang
Dharma yang tiada rintangan dan yang memancarkan cahaya
cemerlang.
Lagi, ada para Gandharvaraja (Raja Pemain Musik Surga) yang
jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Rastralamba,
Drumatejasa, Vimalanetra, Puspamukuta, Samantasvara,
Pramodalasyasulocana, Vicitrasvarasimhadhvaja,
Samantaratnabhasavyuha, Vajravrksapuspadhvaja,
Samantalamkaravyuha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Gandharva yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua
memiliki keyakinan yang mendalam dan memahami Maha Dharma,
senang padanya, menghormatinya, rajin tanpa mengenal lelah
mempraktekkannya.
Lagi, ada para Candra deva (Dewa Bulan) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Candradeva,
Pusparajasikhamandala, Anantacitravimalateja,
Lokamadhyasantikarin, Drumarajanetraprabha, Vimalaprabhavyuha,
Samantaviharavikaraprabha, Naksatradhipati, Visuddhabodhicandra,
Mahadyutiprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Candra
devaputra yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua
dengan rajin menyinari permata pikiran dari para makhluk hidup.
Lagi, ada para Surya deva (Dewa Matahari) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suryadeva, Subhajvalanetra,
Sumeruprabhasapsaradhvaja, Vimalaratnavyuha, Avaivartikavikrama,
Supuspamalatejasa, Paramadhvajaprabha, Ratnasikhasamantaprabha,
Prabhanetra, Punyadhara, Samantavivartaprabha. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Surya devaputra yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah praktek
menguntungkan para makhluk hidup dan meningkatkan akar kebajikan
mereka.
Lagi, ada para Trayatrimsa devendra (Pemimpin Dewa Surga Tiga
Puluh Tiga) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya
yaitu : Sakra Devendra, Samantapurnasvaraprarcati,
Karunanetraratnasikha, Ratnaprabhayasadhvaja, Pramodakarasikha,
Vapusasamyaksmrtih, Sumeruparamasvara, Sampannasmrtih,
Anandanapuspaprabha, Jnanasuryanetra, Bodhanayasenaprabha.
Mereka ini adalah Pemimpin dari para Trayatrimsa devaraja yang
jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin
melakukan perbuatan besar di semua dunia.
Lagi, ada para Suyama devendra (Pemimpin Dewa Surga Yang
Terkendali Dengan Baik) yang jumlahnya tidak terbayangkan,
Nama-namanya yaitu : Suyama, Manjuprabha,
Aksayaprajnagunadhvaja, Vikurvanakausalya, Smrtimahaprabha,
Acintyaprajna, Cakranabhi, Tejojvala, Pradiptaprabha,
Samantavilokitamahayasas. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Suyama devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua
dengan rajin mengolah akar kebajikan yang besar
(mahakusalamula), dan pikiran Mereka selalu bahagia dan puas.
Lagi, ada para Tusita devendra (Pemimpin Dewa Surga Kegembiraan)
yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Tusita,
Nandasikhasagara, Paramagunadhvaja, Acalatusniprabha,
Tosasundaranetra, Vimalacandraratnakuta, Paramavikrantabala,
Suksmavajraprabha, Naksatravyuhaprabha, Tosalamkara. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Tusita devaraja yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengingat nama dan
julukan dari semua Buddha.
Lagi, ada para Nirmanarati devendra (Pemimpin Dewa Surga
Kesenangan didalam Kemunculan) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Nirmanakausalya, Tusniprabha,
Nirmanabala, Alamkaraprabhu, Smrtiprabha,
Utkramanameghanirghosa, Prabhutavismayaparamaprabha,
Vicitrasikhaprabha, Pramodaprajnanispadana, Puspaprabhasikha,
Samantadasadiksadarsin. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Nirmanarati devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua dengan rajin menjinakkan semua makhluk hidup, menyebabkan
mereka mencapai pembebasan.
Lagi, ada para Paranirmitavasavartin devendra (Pemimpin Dewa
Surga Memanfaatkan Kemunculan Orang Lain) yang jumlahnya tidak
terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vasibhuta, Vicitranetre,
Vicitrasikhadhvaja, Dhiraprajna, Rsvasvaravaca,
Suksmaprabhadhvaja, Santadhatudvara, Subhacakradhvajavyuha,
Puspavananayattaprajna, Indrabalasubhalamkaraprabha. Mereka ini
adalah Pemimpin dari para Paranirmitavasavartin devaraja yang
jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin
mengolah Maha Vaipulya Dharmaparyaya Tentang Upayakausalya Yang
Tidak Terhalang.
Lagi, ada para Maha Brahma devendra (Pemimpin Dewa Surga Maha
Brahma) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Sikhin, Prajnaprabha, Hitaprajnaprabha, Samantameghasvara,
Lokavaksvaralocaka, Acalaprabhanetra, Dasadiksavyapaprabha,
Vikurvanasvara, Jvalanetri, Catusagarasvara. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Maha Brahma devaraja yang jumlahnya tidak
terhitung, dan dengan Maha Karuna, Mereka semua mengasihi para
makhluk hidup, memancarkan cahaya yang menyinari semua tempat,
menyebabkan para makluk berbahagia dan bergembira.
Lagi, ada para Abhasvara devendra (Pemimpin Dewa Surga Suara
Cahaya) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu :
Catuprabha, Vimalasuksmaprabha, Vimuktisvara, Paramajnanaprajna,
Ranvasuddhasuksmasvara, Vaisaradadhyanasvara,
Samantasvaravisvavirocate, Gambhiratamaprabhasvara,
Vimalakirtitejasa, Paramasuddhaprabha. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Abhasvara devaraja yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua tinggal berdiam di dalam Maha
Vaipulya Dharma yang tidak terhalang, yang hening-tenang dan
sukacita.
Lagi, ada para Subhakritsna devendra (Pemimpin Dewa Surga
Seluruhnya Murni) yang jumlahnya tidak terbayangkan,
Nama-namanya yaitu : Vimalakirti, Paramadarsin, Santaguna,
Sumerusvara, Vimalasmrtinetra, Anandinrsvaprabha, Lokapatisvara,
Ksemajvalaprabha, Dharmakriyapritidhyana, Vikurvanadhvaja,
Naksatrasvarasubhavyuha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para
Subhakritsna devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka
semua tinggal berdiam dengan damai di dalam Maha Vaipulya Dharma
dan dengan rajin menguntungkan para makhluk di semua dunia.
Lagi, ada para Brihatphala devendra (Pemimpin Dewa Surga Buah
Hasil Yang Luas) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya
yaitu : Dharmapramodyaprabhadhvaja, Vimalamkarasamudra,
Paramaprajnaprabha, Anayattaprajnadhvaja, Santaharsa,
Samantajnananetra, Prajnavyavartaharsa, Gunavapitajnanaprabha,
Vimalasantaprabha, Vistirnasuddhatejasa. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Brihatphala devaraja yang jumlahnya tidak
terhitung, dan tidak seorangpun dari Mereka yang gagal dalam
Dharma dari Keheningan Yang Tenang sebagai Istana Mereka, dan
tinggal berdiam dengan penuh kedamaian di sana.
Lagi, ada para Maha Mahesvara devendra (Pemimpin Dewa Surga Maha
Isvara Yang Besar) yang jumlahnya tidak terbayangkan,
Nama-namanya yaitu : Suksmajvalasamudra, Svatanyakirtiprabha,
Vimalapunyanetra, Mahajnanaharsa, Svatanyavikaraprabha,
Rsvalamkaranetra, Kausaladhyanaprabha, Mahajnanaharsa,
Samantasvaravyuhadhvaja, Agraviryakirti. Mereka ini adalah
Pemimpin dari para Maha Mahesvara devaraja yang jumlahnya tidak
terhitung, dan Mereka semua dengan rajin bermeditasi pada Dharma
dari tiada tanda, dan tidak membeda-bedakan dalam prakteknya.
Pada waktu itu, lautan rombongan besar di Bodhimanda dari sang
Tath&#257;gata semuanya telah berkumpul seperti awan. Para
makhluk dari berbagai macam jenis yang tidak terbatas itu
memenuhi sekeliling Bodhimanda, masing-masing berbeda wujudnya
dan rombongannya. Dari setiap penjuru arah, mereka ikut
mendekati sang Bhagavan untuk memuji-Nya dengan satu hati.
Kumpulan majelis besar ini telah menyingkirkan berbagai jenis
penderitaan, kekotoran batin, dan sisa kebiasaan mereka. Setelah
menghancurkan gunung penghalang yang berat, mereka melihat sang
Bhagavan Buddha dengan tanpa halangan. Para makhluk ini adalah
yang sang Vairocana Tath&#257;gata, saat Dia mengolah
Bodhisattvacary&#257; disepanjang lautan kalpa, telah kumpulkan
dengan menggunakan empat cara penarikan (catur-samgraha-vastu)
dari ber-dana, ucapan ramah, perbuatan yang menguntungkan dan
kesamaan derajat, di dalam berbagai macam upaya-kausalya telah
digunakan untuk secara terampil mengumpulkan, mengajar, dan
mematangkan para makhluk ini seperti mereka menanam akar
kebajikan di hadapan setiap Buddha, sehingga mereka menjadi
kukuh terdirikan di jalan 'Sarvaj�a-jnana (pengetahuan yang
mengetahui semua)'. Mereka telah mempraktekkan kebaikan yang
tidak terbatas dan menuai jumlah besar dari berkah yang sangat
banyak. Mereka semua telah sepenuhnya memasuki lautan cara
terampil dari pembebasan dan menjalankan sumpah. Perbuatan
mereka adalah yang sepenuhnya murni. Mereka secara terampil
memperoleh pelampauan dengan cara jalan dari
Pr&#257;timok&#7779;a (jalan pembebasan). Mereka selalu melihat
sang Buddha dengan sangat jelas. Melalui kekuatan dari pemahaman
tertinggi, mereka masuk kedalam lautan besar dari kualitas
kebajikan dari para Tath&#257;gata. Mereka memperoleh jalan
menuju pembebasan dari semua Buddha, dan bebas berkelana melalui
kekuatan batin mereka.
Yakni, Suksmajvalasamudra, sang Maha Mahesvara devendra
(devendra = deva-indra = raja dewa), memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menggunakan kekuatan dari keheningan tenang
dan upaya-kausalya di seluruh dharmadhatu dan ruang angkasa.
Svatanyakirtiprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui merenungkan secara menyeluruh semua gejala kejadian
(sarva-dharma = segala sesuatu atau fenomena) dengan mudah.
Vimalapunyanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengetahui praktek yang tanpa usaha bahwa semua gejala
kejadian adalah yang tidak muncul, maupun yang tidak binasa, dan
yang tidak datang maupun yang tidak pergi. Mahajnanaharsa
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan
lautan kebijaksanaan di dalam memperhatikan ciri-ciri kenyataan
dari semua gejala kejadian secara langsung masa kini.
Svatanyavikaraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui 'Maha-upaya samadhi (meditasi dari cara bijaksana yang
besar)' dari menganugerahkan kedamaian dan kebahagiaan yang
tidak terbatas kepada para makhluk hidup. Rsvalamkaranetra
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan
pengamatan pada 'shunyata Dharma (kebenaran dari kekosongan)'
dan melenyapkan semua ketidaktahuan dan ketakutan.
Kausaladhyanaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memasuki alam-alam yang tidak terbatas tanpa
menghasilkan 'karma (perbuatan)' apapun yang berpikir tentang
keberadaan. Mahajnanaharsa devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui berkelana kemana-mana di seluruh sepuluh
penjuru arah untuk mengkhotbahkan Dharma, namun tanpa bergerak
dan tidak tergantung kepada apapun. Samantasvaravyuhadhvaja
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui masuk
kedalam keheningan-tenang dari alam Buddha dan dimana-mana
mewujudkan cahaya yang besar. Agraviryakirti devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui tinggal berdiam di dalam Bodhi
(pencerahan) dirinya sendiri, namun meliputi kondisi dari
keadaan yang besar, luas, dan tidak terbatas.
Pada waktu itu, Suksmajvalasamudra devendra, melalui kekuatan
sang Buddha (buddh&#257;nubh&#257;vena), memeriksa seluruh
rombongan besar para Maha Mahesvara Deva, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Tubuh sang Buddha membentang meliputi seluruh perkumpulan
majelis besar:
Ia mengisi Dharmadhatu tanpa akhir,
Diam, tanpa intisari, tidak bisa di genggam,
Namun muncul demi menyelamatkan semua makhluk.
Tath&#257;gata, sang Dharmaraja, muncul di dunia,
Menyalakan lampu Saddharma yang menerangi dunia;
Keadaan-Nya adalah yang tidak terbatas dan tidak habis-habisnya.
Inilah kebebasan yang Svatanyakirtiprabha telah capai.
Alangkah tidak terbayangkannya sang Buddha, melampaui perbedaan,
Yang memahami bentuk-rupa di sepuluh penjuru sebagai yang tiada.
Demi kepentingan dunia, Dia membuka lebar jalan ke kemurnian;
Inilah yang bisa dilihat oleh Vimalapunyanetra.
Kebijaksanaan sang Tath&#257;gata adalah yang tidak terikat,
Tiada seorangpun di dunia yang bisa mengukurnya.
Ia selamanya melenyapkan ketidaktahuan dan kebingungan para
makhluk:
Mahajnanaharsa telah memasuki ini secara mendalam dan tinggal
berdiam disana dengan damai.
Kebajikan sang Tath&#257;gata adalah yang tidak terbayangkan;
Saat makhluk hidup melihat-Nya, penderitaan mereka berhenti.
Ia menyebabkan semua dunia menemukan kedamaian.
Svatanyavikaraprabha bisa melihat ini.
Para makhluk hidup, di dalam kegelapan dari ketidaktahuan,
selalu tertipu;
Sang Tath&#257;gata menjelaskan ke mereka ajaran tentang
kelenyapan nafsu dan keheningan-tenang,
Inilah lampu kebijaksanaan yang menerangi dunia.
Rsvalamkaranetra mengetahui upaya-kausalya ini.
Tubuh sang Tath&#257;gata yang berbentuk halus dan murni,
Diwujudkan dimana-mana dan tiada bandingannya;
Tubuh ini tanpa intisari dan tanpa tempat istirahat;
Ini diamati oleh Kausaladhyanaprabha.
Suara sang Tath&#257;gata melampaui batas dan halangan,
Tiada seorangpun yang siap untuk diajar gagal mendengarnya.
Namun sang Buddha tetap diam, selamanya tidak bergerak.
Ini adalah 'kebebasan (vimoksa)' dari Mahajnanaharsa.
Yang hening-tenang, yang bebas, sang Tuan atas dewa dan manusia,
Tiada tempat manapun di sepuluh penjuru yang Dia tidak muncul.
Sinar cahaya-Nya mengisi dunia:
Ini dilihat oleh Samantasvaravyuhadhvaja.
Disepanjang lautan yang tidak terbatas dari maha-kalpa, sang
Buddha,
Mencari Bodhi demi menyelamatkan para makhluk hidup.
Dengan banyak jenis kekuatan batin, Dia mengajar semuanya:
Agraviryakirti telah menyadari Dharma ini.
Selanjutnya, Dharmapramodyaprabhadhvaja devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mengamati secara menyeluruh
indera dari semua makhluk hidup, menjelaskan Dharma secara
terperinci kepada mereka, dan memotong habis keraguan mereka.
Vimalamkarasamudra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menyebabkan penglihatan pada Buddha teringat di pikiran
kapanpun dan dimanapun. Paramaprajnaprabha devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menyadari tubuh hiasan yang
tiada landasan dan yang setara dengan sifat alami dari gejala
kejadian. Anayattaprajnadhvaja devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memahami 'semua gejala kejadian duniawi
(sarva-laukya-dharma)' dan dalam satu pikiran dengan sekejap
menciptakan lautan hiasan yang tidak terbayangkan. Santaharsa
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan
banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan di dalam satu
pori-pori dengan tanpa halangan. Samantajnananetra devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki aspek
semesta yang memungkinkan untuk mengamati Dharmadhatu.
Prajnavyavartaharsa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui terus-menerus muncul dihadapan para makhluk hidup di
dalam berbagai macam perwujudan di sepanjang kalpa yang tidak
terbatas. Gunavapitajnanaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengamati semua keadaan duniawi dan memasuki
Dharma yang tidak terbayangkan. Vimalasantaprabha devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada
semua makhluk hidup kualitas yang penting dari yang unggul
melampaui. Vistirnasuddhatejasa devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup yang siap untuk
dirubah dan membimbing mereka memasuki Buddhadharma.
Pada waktu itu, Dharmapramodyaprabhadhvaja devendra, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar dari surga Parittabrihat, surga Apramanabrihat, surga
Brihatphala, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Keadaan dari Buddha adalah yang tidak terbayangkan:
Tiada makhluk hidup yang bisa mengukurnya.
Dia secara luas membangkitkan keyakinan dan pemahaman,
Cita-cita-Nya yang besar dan menggembirakan adalah yang tiada
akhir.
Jika para makhluk hidup mampu menerima Dharma,
Kekuatan Buddha yang menakjubkan akan membimbing mereka,
Menyebabkan mereka selalu melihat para Buddha dihadapan:
Vimalamkarasamudra melihat dalam cara ini
Sifat alami dari semua gejala kejadian adalah yang tanpa tempat
peristirahatan
Kemunculan dari para Buddha di dunia adalah yang sama seperti
itu juga.
Mereka pergi ke semua alam keberadaan, namun tanpa tempat
peristirahatan:
Paramaprajnaprabha merenungkan makna ini.
Apapun yang diinginkan oleh hati para makhluk hidup,
Bisa diwujudkan oleh kekuatan batin sang Buddha.
Masing-masing berbeda dan yang tidak terbayangkan:
Ini adalah lautan pembebasan dari Anayattaprajnadhvaja
Semua 'wilayah (ksetra)' yang ada di masa lampau,
Muncul di dalam satu pori-pori,
Ini adalah kekutan batin yang besar dari para Buddha:
Santaharsa mengumumkan ini.
Lautan yang tidak habis-habisnya dari semua pintu Dharma,
Berkumpul menjadi satu Dharma di dalam Dharmasala.
Ini adalah sifat alami Dharma yang dikatakan oleh para Buddha,
Samantajnananetra memahami cara bijaksana ini.
Tinggal berdiam di semua tempat di sepuluh penjuru,
Menjelaskan Dharma di setiap tempat itu,
Namun tubuh sang Buddha tidak datang maupun tidak pergi.
Ini adalah keadaan dari Prajnavyavartaharsa.
Sang Buddha menatap gejala kejadian dunia sebagai pantulan,
Masuk kedalam aspek rahasianya yang paling mendalam,
Menjelaskan bahwa sifat alami dari semua gejala kejadian adalah
yang selalu diam.
Gunavapitajnanaprabha melihat ini.
Sang Buddha mengetahui semua gejala kejadian.
Sesuai dengan indera para makhluk hidup, menurunkan hujan
Dharma.
Membukakan pintu gerbang dari pembebasan yang melampaui, yang
tidak terbayangkan.
Vimalasantaprabha memahami ini.
Dengan maha-maitri dan karuna, sang Bhagavan,
Muncul dalam rangka untuk menguntungkan para makhluk hidup,
Dengan sama-rata menurunkan hujan Dharma untuk mengisi penuh
setiap bejana.
Vistirnasuddhatejasa mengumumkan ini.
Selanjutnya, Vimalakirti devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memahami upaya-kausalya dari jalan yang
mengarah ke pembebasan dari semua makhluk hidup. Paramadarsin
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara
menyeluruh mewujudkan bayangan dan cahaya yang disenangi oleh
semua rombongan dewa. Santaguna devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya yang secara
menyeluruh menghias dan memurnikan alam dari semua Buddha.
Sumerusvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mengikuti semua makhluk hidup yang terus-menerus berputar dalam
siklus kelahiran dan kematian. Vimalasmrtinetra devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengingat cara sang
Tath&#257;gata menjinakkan dan menenangkan para makhluk hidup.
Anandinrsvaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengalir keluar dari pintu semesta dari lautan dharani.
Lokapatisvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menyebabkan para makhluk hidup untuk bertemu para Buddha
dan menghasilkan permata keyakinan. Ksemajvalaprabha devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua
makhluk hidup menjadi bergembira dan penuh keyakinan mendengar
Dharma, yang oleh karena itu memperoleh keunggulan yang
melampaui. Dharmakriyapritidhyana devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui masuk kedalam semua praktek penjinakan
dari para Bodhisattva yang adalah tidak terbatas dan tidak
habis-habisnya seperti ruang angkasa. Vikurvanadhvaja devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan belas
kasihan yang menyeluruh (samanta-karuna) dan kebijaksanaan untuk
mengamati penderitaan yang tidak terhitung dari para makhluk
hidup. Naksatrasvarasubhavyuha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memancarkan cahaya dan mewujudkan pemutaran
tiga roda Dharma (Tridharmacakra) dari Buddha untuk mengumpulkan
dan mengubah para makhluk hidup.
Pada waktu itu, Vimalakirti devendra, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga
Parittasubha, surga Apramanasubha, surga Subhakritsna, dan
mengucapkan syair-gatha ini :
Dia yang memahami bahwa sifat alami dari gejala kejadian adalah
yang tidak terhalang,
Muncul dimana-mana dalam wilayah yang tidak terhitung dari
sepuluh penjuru arah.
Dia menjelaskan alam-alam Buddha yang tidak terbayangkan,
Membawa semua makhluk kembali ke lautan pembebasan.
Para Tath&#257;gata di dunia tidak tinggal berdiam dimanapun
(tanpa tempat istirahat),
Sama seperti pantulan cahaya, Dia muncul di banyak wilayah.
Gejala kejadian pada yang tertinggi adalah yang tiada
keberadaan.
Jalan ini dimasuki oleh Paramadarsin.
Selama lautan kalpa yang tidak terhitung, Dia telah mengolah
upaya-kausalya,
Yang telah memurnikan semua wilayah di sepuluh penjuru arah.
Dharmadhatu tinggal berdiam di 'Tathat&#257; (Kenyataan apa
adanya yang sesungguhnya)', selamanya tidak bergerak,
Ini dicapai oleh Santaguna.
Para makhluk hidup terselubung oleh ketidaktahuan.
Buta di dalam kegelapan, terus di dalam kelahiran dan kematian.
Sang Tath&#257;gata menunjukkan kepada mereka jalan menuju
kemurnian.
Sumerusvara terbebaskan oleh itu.
Jalan tiada tanding yang dijalani semua Buddha,
Tidak bisa diukur oleh setiap makhluk hidup.
Itu ditunjukkan oleh berbagai jenis pintu cara bijaksana.
Vimalasmrtinetra memahaminya melalui pengamatan yang teliti.
Sang Tath&#257;gata terus menggunakan cara dari Dharani,
Yang berlimpah seperti banyaknya butiran debu dari lautan
wilayah,
Mengajar para makhluk hidup, mencakup semua.
Anandinrsvaprabha memasuki ini.
Kemunculan sang Tath&#257;gata di dunia adalah yang sangat sulit
ditemukan.
Itu terjadi hanya sekali di dalam lautan kalpa yang tidak
terhitung.
Dia mampu menimbulkan keyakinan dan pemahaman pada para makhluk.
Pencapaian ini dicapai oleh Lokapatisvara.
Sang Buddha berkata bahwa sifat alami dari gejala kejadian
adalah yang tiada sifat alami;
Mendalam, luas, besar, Itu adalah yang tidak terbayangkan.
Dia menyebabkan semua makhluk hidup menimbulkan keyakinan murni
dimanapun.
Ksemajvalaprabha memahami ini dengan baik.
Para Tath&#257;gata dari tiga masa waktu sempurna kebajikannya.
Mereka mengubah alam para makhluk hidup dalam cara yang tidak
terbayangkan.
Merenungkan ini mendatangkan kegembiraan.
Inilah yang diumumkan oleh Dharmakriyapritidhyana.
Para makhluk hidup tenggelam kedalam lautan penderitaan.
Ketidaktahuan dan pandangan keruh mereka adalah yang
mengkhawatirkan.
Berbelas kasihan, sang Maha Sasta menolong mereka meninggalkan
itu selamanya.
Vikurvanadhvaja mengamati keadaan ini.
Sinar dari sang Tath&#257;gata senantiasa terang.
Para Buddha yang tidak terhitung muncul di setiap sinar itu.
Masing-masing mewujudkan diri dan mengubah para makhluk hidup.
Jalan ini dimasuki oleh Naksatrasvarasubhavyuha.
Selanjutnya, Catuprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui selalu menikmati kebahagiaan dari keheningan
tenang namun mampu muncul di dunia dalam rangka melenyapkan
penderitaan para makhluk. Vimalasuksmaprabha devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menggunakan lautan dari
tanggapan yang dipancarkan dari hati Maha Karuna untuk
menganugerahkan permata kebahagiaan kepada semua makhluk hidup.
Vimuktisvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mewujudkan secara menyeluruh dalam pikiran tunggal kekuatan
kebajikan dari semua makhluk hidup di sepanjang kalpa yang tidak
terbatas. Paramajnanaprajna devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan secara menyeluruh dunia yang
mengalami pembentukan, keberadaan, dan kehancuran semuanya
menjadi murni seperti ruang angkasa. Ranvasuddhasuksmasvara
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui penuh
kegembiraan dan penuh keyakinan menerima Dharma dari semua Muni.
Vaisaradadhyanasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menjelaskan secara terperinci selama waktu kalpa makna
dari semua 'Bhumi (tingkat keBuddhaan)' dan 'Upaya-kausalya
(cara bijaksana Buddha)'. Samantasvaravisvavirocate devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara bijaksana
membuat pemujaan yang besar kepada semua Bodhisattva ketika
Mereka turun dari istana surga Tusita untuk mengambil kelahiran.
Gambhiratamaprabhasvara devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui merenungkan lautan dari kekuatan batin dan
kebijaksanaan yang tidak habis-habisnya. Vimalakirtitejasa
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati
bagaimana kekuatan pemenuhan dari lautan jasa kebajikan
memungkinkan para Buddha untuk muncul di dunia dan menggunakan
kekuatan kebijaksanaan. Paramasuddhaprabha devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui membangkitkan permata dari
keyakinan yang mendalam dan kegembiraan di dalam ikrar masa
lampau yang berkekuatan besar dari para Tath&#257;gata.
Pada waktu itu, Catuprabha devendra, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga
Parittabha, surga Apramanabha, surga Abhasvara, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Saya ingat praktek masa lampau dari sang Tath&#257;gata,
Melayani dan memuja para Buddha yang tidak terhitung,
Semua karma murni yang berasal dari keyakinan asli-Nya,
Sekarang semuanya bisa terlihat melalui kekuatan sang Buddha.
Tubuh sang Buddha, tiada bentuk, terbebas dari semua kotoran,
Selamanya tinggal berdiam di dalam belas kasihan,
Menghapus duka dari semua dunia.
Ini adalah pembebasan dari Vimalasuksmaprabha.
Buddhadharma luas dan tanpa batas,
Muncul di dalam lautan seluruh wilayah.
Tingkat dari pembentukan dan kerusakan masing-masing berbeda.
Ini adalah kekuatan pembebasan dari Vimuktisvara.
Sang Buddha, dengan kekuatan batin-Nya yang tiada tandingan,
Muncul dimana-mana di wilayah yang luas di sepuluh penjuru,
Menyebabkan wilayah-wilayah itu selamanya jelas, terhiasi, dan
murni.
Ini adalah cara bijaksana dari pembebasan dari
Paramajnanaprajna.
Dengan hormat memuja semua Tath&#257;gata,
Yang banyak-Nya seperti butiran debu dari lautan wilayah.
Tidak kehilangan kesempatan mendengar Dharma, menyingkirkan
kotoran, tidak bertindak sia-sia,
Pintu gerbang Dharma dari Ranvasuddhasuksmasvara adalah seperti
begitu.
Sang Buddha, di sepanjang lautan yang tidak terukur dari maha
kalpa,
Menjelaskan secara terperinci Bhumi dengan upaya-kausalya yang
tiada banding.
Yang telah Dia katakan tetap terus ada tidak terbatas dan tanpa
akhir.
Vaisaradadhyanasvara memahami makna ini.
Perubahan wujud sang Tath&#257;gata membuka pintu yang tidak
terbatas.
Dalam sekejap satu pikiran muncul di semua tempat.
Wujud-Nya turun, mencapai Bodhi, membuat maha upaya-kausalya.
Samantasvaravisvavirocate mencapai pembebasan ini.
Ditopang oleh kekuatan yang menakjubkan, mampu menjelaskan,
Dan mempertunjukkan perbuatan dari kekuatan batin Buddha,
Memurnikan para makhluk sesuai dengan indera dan keinginan
mereka.
Ini adalah jalan pembebasan dari Gambhiratamaprabhasvara.
Kebijaksanaan sang Tath&#257;gata adalah yang tanpa batas,
Dia tiada tandingan di dunia dan tanpa kemelekatan.
Menanggapi dengan kebaikan hati, Dia muncul dihadapan semua
makhluk.
Vimalakirtitejasa terbangkitkan pada Dharma (jalan kebenaran)
ini.
Di masa lampau, sang Buddha mempraktekkan Bodhisattvac&#257;rya,
Membuat pemujaan kepada semua Buddha di sepuluh penjuru,
Dihadapan masing-masing Buddha itu, Dia membuat
Pra&#7751;idh&#257;na (ikrar).
Saat mendengar ini, Paramasuddhaprabha mengalami kegembiraan
besar.
Selanjutnya, Sikhin devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara dimana-mana tinggal berdiam di Bodhimanda di
sepuluh penjuru, mengkhotbahkan Dharma, dan menjadi murni dan
terbebas dari semua kemelekatan dalam semua tindakan.
Prajnaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyebabkan semua makhluk hidup memasuki dhyana dan tinggal
menetap di dalam samadhi. Hitaprajnaprabha devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memasuki dharma yang
tidak terbayangkan. Samantameghasvara devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memasuki lautan ucapan dari semua
Buddha. Lokavaksvaralocaka devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengingat bagaimana para Bodhisattva mengajar
dan mengubah semua makhluk hidup dengan upaya-kausalya.
Acalaprabhanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memperlihatkan ciri-ciri yang berbeda dari ganjaran
karma dunia. Dasadiksavyapaprabha devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui muncul dihadapan para makhluk hidup
yang berbeda jenis dengan sesuai, untuk menjinakkan dan
menundukkan mereka. Vikurvanasvara devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui tinggal berdiam di dalam kemurnian
dari semua gejala kejadian dan keadaan dari praktek keheningan
yang tenang. Jvalanetri devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menjadi tidak melekat pada apapun, tanpa
batas, tanpa ketergantungan dan selalu dengan rajin muncul di
tengah-tengah semua keberadaan. Catusagarasvara devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan tidak
henti-hentinya merenungkan dan memeriksa gejala kejadian yang
tidak habis-habisnya.
Pada waktu itu, Mahabrahma Sikhin devendra, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari
Brahmakayika : surga Brahmaparisadhya, surga Brahmapurohita,
surga Mahabrahma, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Tubuh sang Buddha adalah yang murni dan selalu hening-tenang.
Cahaya-Nya menyinari semua orang di semua dunia.
Tanpa bentuk-rupa, tanpa perbuatan, tanpa gambaran atau pantulan
apapun,
Sama seperti awan di langit, begitulah Dia terlihat.
Keadaan Samadhi dari tubuh Buddha,
Tidak dapat diukur oleh makhluk hidup apapun,
Itu diperlihatkan kepada mereka melalui upaya-kausalya yang
tidak terbayangkan.
Ini adalah Bodhi dari Prajnaprabha.
Lautan Pintu Dharma, yang sebanyak butiran debu di dalam
Buddhaksetra,
Di umumkan sepenuhnya di dalam satu kata.
Namun lautan kalpa tidak akan cukup untuk menjelaskannya semua.
Hitaprajnaprabha terbebaskan pada itu.
Suara yang sempurna dari Buddha secara sama-rata mencapai
semuanya di dunia.
Setiap makhluk hidup mencapai wawasan menurut jenisnya.
Namun suara itu tidak menyebabkan perbedaan.
Samantameghasvara terbangkitkan pada itu.
Semua Tath&#257;gata di dalam tiga masa waktu,
Maju berkembang dalam Bodhi melalui upaya-kausalya.
Semuanya berujung pada pencapaian Buddhatva.
Lokavaksvaralocaka terbebaskan pada itu.
Semua makhluk hidup memiliki karma sendiri.
Menurut penyebabnya, berbagai jenis hasil timbul.
Para Buddha menjelaskan ini adalah sifat alami dunia.
Acalaprabhanetra terbangkitkan pada itu.
Secara mudah dengan pintu Dharma yang tidak terhitung,
Dia menjinakkan para makhluk hidup diseluruh sepuluh penjuru,
Tanpa membeda-bedakan diantara mereka.
Ini adalah keadaan dari Dasadiksavyapaprabha.
Tubuh sang Buddha adalah yang tidak terbatas seperti ruang
angkasa,
Tiada bentuk-rupa, tidak terhalangi, meliputi sepuluh penjuru.
Semua perwujudan-Nya menyerupai ilusi.
Vikurvanasvara terbangkitkan pada jalan ini.
Tubuh sang Tath&#257;gata adalah yang tanpa batas,
Demikian juga dengan Kebijaksanaan-Nya dan suara-Nya.
Tinggal berdiam di dunia, menampilkan wujud-Nya, namun tanpa
kemelekatan.
Jvalanetri memasuki jalan ini.
Sang Dharmaraja menetap di dalam Istana Dharmadhatu dari
Akanishtha.
Cahaya dari Dharmakaya-Nya menyinari semua.
Sifat alami gejala kejadian adalah yang tiada bandingan dan
tanpa bentuk.
Ini adalah pembebasan dari Catusagarasvara.
Selanjutnya, Vasibhuta devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menggunakan permata dari kebebasan dan
kemudahan dalam muncul dihadapan para makhluk hidup yang tidak
terhitung dan mematangkan mereka. Selanjutnya, Vicitranetre
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memeriksa
kegembiraan dari semua makhluk hidup dan lalu membantu mereka
untuk mengalami kegembiraan yang di temukan di alam para Muni.
Selanjutnya, Vicitrasikhadhvaja devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui membangkitkan para makhluk hidup untuk
memulai praktek menurut berbagai jenis kehendak dan pemahaman
mereka. Dhiraprajna devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara menyeluruh mengumpulkan semua makhluk hidup dan
menjelaskan Dharma kepada mereka. Rsvasvaravaca devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui maju berkembang dalam
prakeknya sendiri melalui mengingat 'kasih sayang yang besar
(maha-karuna)' dari para Tath&#257;gata. Suksmaprabhadhvaja
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memperlihatkan pintu maha-karuna yang bisa menundukkan
kesombongan dari beberapa makhluk, yang dipakai seperti bendera.
Santadhatudvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menaklukkan semua kebencian diantara para makhluk di
dunia. Subhacakradhvajavyuha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mampu melalui mengingat para Buddha yang
tidak terhitung di sepuluh penjuru, datang kepada dia.
Puspavananayattaprajna devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan pencapaian SamBodhi
menurut pikiran para makhluk hidup. Indrabalasubhalamkaraprabha
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki
semua dunia dengan cara kekuatan besar yang menakjubkan dan
upaya-kausalya.
Pada waktu itu, Vasibhuta devendra, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga
Paranirmitava&#347;avart&#299;n dan mengucapkan syair-gatha ini
:
Tubuh sang Buddha adalah yang meliputi semua, setara dengan
Dharmadhatu.
Secara menyeluruh menanggapi para makhluk, Dia muncul dihadapan
mereka semua,
Memberikan berbagai macam cara memasuki Dharma saat Dia
membimbing mereka,
Sehingga mereka akan mencapai kemudahan dalam Dharma dan
mencapai Bodhi.
Diantara berbagai macam kesenangan di dunia,
Kesenangan dari keheningan tenang para Muni adalah yang
tertinggi.
Tinggal berdiam di dalam sifat alami gejala kejadian yang sangat
luas,
Vicitranetre melihat hal ini.
Sang Tath&#257;gata muncul di seluruh sepuluh penjuru arah,
Memberitakan Dharma dengan menanggapi hati orang banyak,
Semua keraguan dipotong putus:
Ini adalah jalan menuju pembebasan dari Vicitrasikhadhvaja.
Para Buddha di semua dunia berbicara dengan suara yang
menakjubkan.
Dharma yang diucapkan sepanjang kalpa yang tidak terhitung,
Bisa seluruhnya diungkapkan dalam satu kata,
Dhiraprajna terbebaskan begitu.
Semua kebajikan yang besar di dunia,
Tidak bisa sebanding dengan satu ujung rambut sang Buddha.
Sama seperti ruang angkasa, kebajikan sang Buddha tidak bisa
habis.
Ini adalah pencapaian dari Rsvasvaravaca.
Kesombongan dari para makhluk hidup, meninggi seperti gunung,
Sepenuhnya termusnahkan tanpa sisa oleh Dasabala.
Ini adalah pekerjaan dari Maha-karuna dari sang Tath&#257;gata.
Jalan ini dipraktekkan oleh Suksmaprabhadhvaja.
Cahaya kebijaksanaan yang murni mengisi semua dunia,
Mereka yang melihatnya menjadi terbebas dari ketidaktahuan,
Memungkinkan untuk meninggalkan takdir jahat:
Santadhatudvara terbangkitkan pada Dharma ini.
Cahaya yang memancar keluar dari pori-pori sang Buddha
mengumumkan,
Nama para Buddha yang banyaknya seperti para makhluk hidup.
Sesuai dengan yang disenangi, mereka semua bisa mendengarnya.
Subhacakradhvajavyuha terbebaskan begitu.
Kebebasan sang Tath&#257;gata tidak bisa diukur,
Itu sepenuhnya mengisi ruang angkasa dan Dharmadhatu.
Semua perkumpulan majelis melihatnya dengan jelas:
Puspavananayattaprajna memasuki jalan menuju pembebasan ini.
Di sepanjang lautan maha-kalpa yang tidak terbatas dan tidak
terhitung,
Muncul dimana-mana dan mengkhotbahkan Dharma,
Namun sang Buddha tidak pernah terlihat datang atau pergi.
Indrabalasubhalamkaraprabha terbangkitkan pada ini.
Selanjutnya, Nirmanakausalya devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kekuatan perubahan wujud yang mempertunjukkan
semua karma. Tusniprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui meninggalkan semua kemelekatan pada objek.
Nirmanabala devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memusnahkan ketidaktahuan dan kebingungan pikiran dari semua
makhluk hidup, dan menyebabkan mereka menyempurnakan
kebijaksanaan. Alamkaraprabhu devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan suara menyenangkan yang tanpa
batas. Smrtiprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memahami ciri-ciri kebajikan yang tidak terbatas dari
semua Buddha. Utkramanameghanirghosa devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui sepenuhnya mengetahui pembentukan dan
perusakan dari semua kalpa masa lampau dan juga urutannya.
Prabhutavismayaparamaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kebijaksanaan yang membangkitkan semua
makhluk. Vicitrasikhaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memancarkan cahaya yang dengan cepat mengisi
ruang angkasa di sepuluh penjuru arah. Pramodaprajnanispadana
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui semangat
kuat yang pencapaiannya tidak bisa dihancurkan. Puspaprabhasikha
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui
ganjaran yang dialami oleh semua makhluk hidup yang disebabkan
oleh karma mereka. Samantadasadiksadarsin devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan perbedaan di dalam
bentuk dan jenis yang tidak terbayangkan dari para makhluk
hidup.
Pada waktu itu, Nirmanakausalya devendra, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga
Nirmanarati dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sifat alami dari karma di dunia adalah yang tidak terbayangkan.
Untuk orang banyak yang bingung, sang Buddha membuat
pengungkapan yang menyeluruh.
Dia dengan terampil menjelaskan arti sebenarnya dari sebab dan
kondisi yang mendasar,
Serta bagaimana karma berbeda dengan setiap makhluk.
Mencoba memvisualisasikan sang Buddha dengan berbagai cara,
namun sia-sia.
Mencari-Nya di seluruh sepuluh penjuru, namun tidak dapat
menemukan-Nya.
Dharmakaya diperlihatkan, namun tidak nyata;
Tusniprabha melihat dharma ini.
Sepanjang lautan kalpa, sang Buddha mengolah banyak praktik,
Demi memadamkan ketidaktahuan dan kebingungan di dunia.
Oleh karena itu, kemurniannya bersinar paling terang.
Nirmanabala tercerahkan begitu.
Semua suara yang sangat indah di dunia,
Tidak dapat menandingi suara sang Tath&#257;gata.
Sang Buddha meliputi sepuluh penjuru dengan suara tunggal.
Alamkaraprabhu memasuki pembebasan ini.
Kekuatan kebajikan yang dihimpun oleh yang di dunia,
Tidak dapat menandingi bahkan satu ciri-ciri saja dari sang
Tath&#257;gata.
Kualitas kebajikan sang Tath&#257;gata adalah sama seperti ruang
angkasa.
Smrtiprabha melihat hal ini.
Kalpa yang tidak terhitung di seluruh tiga masa waktu,
Juga berbagai jenis aspek tentang pembentukan dan perusakannya,
Sepenuhnya ditampilkan di dalam satu pori-pori dari sang Buddha.
Utkramanameghanirghosa mengetahui tingkat ini.
Luas ruang angkasa di sepanjang sepuluh penjuru bisa diketahui,
Namun luas pori-pori sang Buddha tidak bisa dipahami.
Keadaan tanpa halangan yang tidak terbayangkan ini,
Dipahami oleh Vicitrasikhaprabha.
Sepanjang kalpa lampau yang tidak terukur di dunia,
Sang Buddha secara menyeluruh mengolah Maha Paramita yang luas,
Tanpa kenal lelah selalu rajin berlatih dengan semangat penuh.
Pramodaprajnanispadana mengetahui pintu gerbang Dharma ini.
Penyebab dan kondisi yang menghasilkan karma adalah yang sulit
dipahami,
Namun Sang Buddha menjelaskannya kepada semua orang di dunia
ini.
Sifat alami gejala kejadian pada dasarnya adalah yang murni dan
tanpa noda.
Inilah tempat masuknya Puspaprabhasikha.
Anda harus merenungkan pori-pori tunggal sang Buddha,
Karena semua makhluk ditemukan di dalamnya,
Namun mereka tidak datang ataupun pergi.
Samantadasadiksadarsin mengerti hal ini.
Selanjutnya, Tusita devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menghadiri pemutaran Roda Dharma yang sempurna setiap
kali sang Buddha muncul di dunia. Nandasikhasagara devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperoleh tubuh
murni yang terang, yang meluas meliputi ruang angkasa.
Paramagunadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui membuat lautan 'panidhana (ikrar)' yang memadamkan
penderitaan dunia. Acalatusniprabha devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh dimana-mana untuk
membabarkan Dharma. Tosasundaranetra devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memurnikan alam dari
semua makhluk. Vimalacandraratnakuta devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memasuki garbha yang tidak
habis-habisnya, yang digunakan untuk mengubah orang di dunia
dengan sering muncul dihadapan mereka. Paramavikrantabala
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampakkan
keadaan 'Bodhi (kebangkitan)' dari semua Buddha.
Suksmavajraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menguatkan tekad semua makhluk hidup pada Bodhi,
menjadikannya tidak dapat dihancurkan. Naksatravyuhaprabha
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mendekati
semua Buddha semasa Mereka di dunia, dan mengamati
upaya-kausalya yang Mereka gunakan untuk menjinakkan para
makhluk hidup. Tosalamkara devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengetahui pikiran para makhluk hidup dalam
sekejap satu pikiran dan mewujudkan sesuai dengan kesanggupan
mereka.
Pada waktu itu, Tusita devendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Tusita
dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Tath&#257;gata, yang luas dan besar, meliputi seluruh
Dharmadhatu.
Terhadap semua makhluk, Dia benar-benar menyamainya.
Di mana-mana menanggapi orang banyak, Dia menjelaskan pintu
keajaiban,
Menyebabkan mereka memasuki dharma yang tidak terbayangkan.
Tubuh sang Buddha muncul di mana-mana di dalam sepuluh penjuru.
Tanpa keterikatan, tanpa halangan, tidak bisa dipahami.
Mereka yang di dunia bisa melihat berbagai wujud-Nya.
Ini adalah jalan masuk dari Nandasikhasagara.
Di masa lampau, sang Tath&#257;gata mengolah berbagai praktik.
Ikrar-Nya yang murni dan luar biasa dalam seperti lautan.
Semua Buddhadharma disempurnakan.
Paramagunadhvaja mengetahui upaya-kausalya ini.
Dharmakaya sang Tath&#257;gata adalah yang tidak terbayangkan,
Mencerminkan bentuk-bentuk tersendiri, yang sebanding dengan
Dharmadhatu.
Di mana-mana Dia menjelaskan semua gejala kejadian.
Acalatusniprabha memperoleh pembebasan ini.
Para makhluk hidup terbelenggu dan ditutupi oleh karma dan
angan-angan khayalan.
Merasa bangga, sombong, dan gemar, pikiran mereka mengembara.
Sang Tath&#257;gata menjelaskan Dharma yang hening-tenang dan
diam kepada mereka.
Tosasundaranetra mengetahui ini dari merenungkan, dan hatinya
bersukacita.
Guru Sejati dari semua orang di semua dunia
Tampil untuk menyelamatkan para makhluk, memberikan
perlindungan,
Memperlihatkan kediaman surga Santusita.
Vimalacandraratnakuta memasuki ini dengan mendalam.
Sang Guru Sejati semua orang di semua dunia
Tampil untuk menyelamatkan para makhluk, memberikan
perlindungan,
Memperlihatkan kediaman surga Santusita.
Vimalacandraratnakuta memasuki ini dengan mendalam.
Keadaan Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Meliputi seluruh Dharmadhatu,
Memasuki semua gejala kejadian, dan mencapai pantai seberang.
Paramavikrantabala melihat ini dan bergembira.
Jika makhluk hidup siap menerima Dharma,
Dan, setelah mendengar kebajikan Buddha, berjuang untuk Bodhi,
Dia menyebabkan mereka tinggal berdiam di lautan kebajikan,
selamanya murni.
Suksmavajraprabha merenungkan ini.
Di lautan wilayah yang sebanyak butiran debu di sepuluh penjuru
arah,
Semua makhluk datang ke sang Buddha dan berkumpul,
Untuk memuja-Nya dan mendengar Dharma.
Naksatravyuhaprabha melihat ini.
Pikiran dari lautan para makhluk hidup adalah tidak
terbayangkan.
Tidak tinggal berdiam, tidak bergerak, tanpa tempat tinggal,
Dalam sekejap satu pikiran, sang Buddha melihat semuanya dengan
jelas.
Tosalamkara memahami ini dengan baik.
Selanjutnya, Suyama devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menumbuhkan kebajikan semua makhluk hidup, menyebabkan
mereka selamanya terbebas dari kegelisahan dan penderitaan.
Manjuprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memasuki semua alam. Aksayaprajnagunadhvaja devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan semua kemalangan
melalui cara Roda belas kasih yang besar. Vikurvanakausalya
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami pikiran
semua makhluk hidup di tiga masa waktu. Smrtimahaprabha
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki cahaya pintu
gerbang dharani yang mana dengan kukuh mengingat semua Dharma
tanpa melupakannya. Acintyaprajna memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui upaya-kausalya yang tidak terbayangkan masuk
kedalam sifat alami dari semua karma. Cakranabhi memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui secara bijaksana mematangkan
para makhluk dengan memutar roda Dharma. Tejojvala memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mengamati para
makhluk hidup dengan mata besar yang luas dan kemudian
menjinakkan mereka. Pradiptaprabha memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui melampaui semua rintangan karma dan menjauhi
perbuatan jahat. Samantavilokitamahayasas memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui membimbing rombongan para deva,
mendorong mereka untuk memurnikan pikiran dengan praktek.
Pada waktu itu, Suyama devendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Suyama
dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Buddha, selama kalpa yang tidak terukur jauh di masa
lampau,
Telah mengeringkan lautan penderitaan dunia,
Membuka jalan kemurnian yang tanpa noda,
Bertindak sebagai lampu kebijaksanaan yang senantiasa menerangi
makhluk hidup.
Dharmakaya sang Tath&#257;gata adalah yang sangat besar,
Hingga batas dari sepuluh penjuru, tidak bisa dipahami.
Upaya-kausalya-Nya adalah yang tidak terbatas.
Manjuprabha memasuki ini dengan kebijaksanaan.
Penderitaan dari lahir, usia tua, sakit, mati, dan kesedihan,
Menindas para makhluk tanpa istirahat.
Sang Guru besar, dengan belas kasih, berikrar untuk
menghapusnya.
Aksayaprajnagunadhvaja tercerahkan begitu dan memahaminya.
Tanpa rintangan, seperti khayalan, adalah kebijaksanaan Buddha,
Memahami semua gejala kejadian di tiga masa waktu,
Secara menyeluruh menembus pikiran para makhluk hidup.
Ini adalah keadaan dari Vikurvanakausalya.
Batas dari Dharani tidak bisa ditemukan.
Lautan kefasihan-Nya adalah juga yang tidak terbatas.
Dia mampu memutar Roda Saddharma yang murni.
Ini adalah pembebasan Smrtimahaprabha.
Sifat alami dari karma adalah yang luas dan tidak
habis-habisnya.
Terbangkitkan kebijaksanaan, Dia menjelaskannya dengan cekatan.
Upaya-kausalya-Nya adalah yang tidak terbayangkan.
Acintyaprajna memasuki ini
Memutar Roda Dharma yang tidak terbayangkan,
Menampilkan pengolahan jalan Bodhi,
Selamanya menghapus penderitaan makhluk hidup:
Ini adalah tingkat upaya-kausalya dari Cakranabhi.
Dharmakaya sang Tath&#257;gata pada dasarnya adalah yang tiada
duanya.
Menanggapi para makhluk sesuai dengan bentuknya, Dia memenuhi
dunia.
Setiap makhluk melihat sang Buddha muncul di hadapannya.
Ini adalah keadaan Tejojvala.
Sekali para makhluk hidup melihat sang Buddha,
Itu akan membersihkan diri mereka dari semua rintangan karma,
Dan selamanya meninggalkan semua karma jahat, tanpa sisa.
Pradiptaprabha berjalan mengikuti jalan ini.
Di antara semuanya di dalam perkumpulan majelis yang seluas
samudra,
Sang Buddha adalah yang paling mengagumkan dan mempesona.
Dia menurunkan hujan Dharma dimana-mana untuk memberi makan
makhluk hidup.
Samantavilokitamahayasas memasuki jalan ini menuju pembebasan.
Selanjutnya, Sakra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengalami kebahagiaan besar dari mengingat kemunculan
para Buddha di tiga masa waktu dan dengan jelas melihat semua
gejala kejadian termasuk pembentukan dan kerusakan wilayahnya.
Samantapurnasvaraprarcati devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mampu menyadari bagaimana tubuh sang Buddha
menjadi yang paling murni, luas dan tiada bandingan di dunia.
Karunanetraratnasikha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui awan kasih sayang yang menutupi semua.
Ratnaprabhayasadhvaja devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui selalu melihat para Buddha dan menampilkan
berbagai bentuk tubuh yang agung dihadapan para Lokanatha.
Pramodakarasikha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengetahui karma baik (punya karma) yang menghasilkan
kota, desa, dan istana semua makhluk hidup. Vapusasamyaksmrtih
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memperlihatkan perbuatan dari semua Buddha yang mematangkan para
makhluk hidup. Sumeruparamasvara devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengetahui ciri-ciri perubahan dari
kalpa serta pembentukan dan perusakannya di semua dunia.
Sampannasmrtih devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui merenungkan praktek para Bodhisattva masa depan dalam
menjinakkan para makhluk hidup. Anandanapuspaprabha devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami penyebab
yang mendasari kegembiraan dari semua dewa. Jnanasuryanetra
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memperlihatkan kepada semua dewa, akar kebajikan yang mencapai
kelahiran kembali yang terbebas dari 'angan-angan khayalan
(moha)'. Bodhanayasenaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mencerahkan semua rombongan dewa, selamanya
memotong habis keraguan mereka.
Pada waktu itu, Sakra devendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga
Trayatrimsa dan mengucapkan syair-gatha ini :
Saya merenungkan para Buddha dari tiga masa waktu,
Bagaimana semua keadaan Mereka yang sebanding dan setara.
Peluruhan dan pembentukan ksetra Mereka.
Kekuatan sang Buddha yang menakjubkan membuatnya bisa terlihat
bagi semua orang.
Tubuh sang Buddha, luas dan besar, meliputi sepuluh penjuru.
Bentuk-Nya yang tidak terbayangkan dan tak tertandingi
menguntungkan semua makhluk.
Kecemerlangan-Nya menyinari semua dan mencapai di mana-mana.
Samantapurnasvaraprarcati merenungkan jalan ini.
Upaya-kausalya sang Tath&#257;gata datang dari samudra belas
kasih,
Di kalpa masa lalu, peraktek-Nya sangat murni.
Dia mengubah dan membimbing para makhluk hidup yang tidak
terbatas.
Karunanetraratnasikha tercerahkan begitu.
Sewaktu saya mengingat lautan kebajikan sang Dharma-raja,
Yang tertinggi dan tiada bandingnya di seluruh dunia,
Menghasilkan kebahagiaan yang luar biasa luas:
Inilah pembebasan Ratnaprabhayasadhvaja.
Sang Buddha mengetahui lautan karma baik para makhluk hidup,
Berbagai macam penyebab unggul yang menghasilkan berkat yang
besar.
Semuanya diperlihatkan, tanpa sisa.
Pramodakarasikha melihat ini.
Para Buddha muncul di sepanjang sepuluh penjuru,
Di mana-mana meliputi seluruh dunia.
Mengamati pikiran makhluk hidup, tampil untuk menjinakkannya.
Vapusasamyaksmrtih mencapai jalan ini.
Mata yang luas dan besar pada tubuh kebijaksanaan sang
Tath&#257;gata,
Melihat semua butiran debu di seluruh dunia tanpa kecuali,
Secara menyeluruh meliputi sepuluh penjuru.
Inilah pembebasan Sumeruparamasvara.
Praktek bodhi dari semua murid sang Buddha,
Sepenuhnya diperlihatkan di satu pori-pori sang Tath&#257;gata,
Dalam semua kesempurnaannya yang tidak terukur.
Sampannasmrtih melihat hal ini dengan jelas.
Semua peristiwa kedamaian dan kebahagiaan di dunia,
Timbul disebabkan oleh sang Buddha.
Yang tertinggi dan tiada bandingannya adalah kebajikan sang
Tath&#257;gata.
Anandanapuspaprabha memasuki tempat pembebasan ini.
Jika orang mengingat kembali bagian terkecil dari kebajikan sang
Tath&#257;gata,
Atau bahkan menghasilkan satu pemikiran kekaguman pada itu,
Ketakutan pada semua jalan jahat akan selamanya terhalau.
Jnanasuryanetra menyadari ini dengan sangat mendalam.
Dalam gejala kejadian yang hening-tenang, kekuatan batin yang
besar
Menanggapi pikiran semua makhluk di mana-mana.
Semua keraguan dan angan-angan khayalan menjadi putus.
Inilah pencapaian Bodhanayasenaprabha.
Selanjutnya, Surya devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya murni kepada para
makhluk hidup di sepuluh penjuru, terus menguntungkan mereka
selamanya. Subhajvalanetra devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan tubuh yang sesuai dengan semua
golongan, mencerahkan para makhluk hidup, menyebabkan mereka
memasuki lautan kebijaksanaan. Sumeruprabhasapsaradhvaja
devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi
pemimpin semua makhluk hidup, menyebabkan mereka dengan rajin
mengolah kualitas kebajikan yang murni dan tidak terbatas.
Vimalaratnavyuha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui kebulatan tekad yang mendalam bersukacita mengolah semua
praktek pertapaan. Avaivartikavikrama devendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya
yang tidak terhalang, menyebabkan semua makhluk meningkatkan
kekuatan dan semangat. Supuspamalatejasa devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan
cahaya yang murni ke tubuh para makhluk hidup, yang
membangkitkan lautan kegembiraan dan keyakinan.
Paramadhvajaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui cahaya yang menyinari para makhluk di dunia, sehingga
mereka berhasil menyempurnakan semua jenis kualitas kebajikan.
Ratnasikhasamantaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui belas kasih besar yang mewujudkan berbagai
macam bentuk dan warna dari permata di alam-alam yang tanpa
batas. Prabhanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memurnikan mata dari semua makhluk hidup, menyebabkan
mereka bisa melihat garbha dari dharmadhatu. Punyadhara devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengembangkan
perhatian yang murni tanpa henti, yang tidak pernah hilang atau
rusak. Samantavivartaprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui membawa istana matahari beredar dimana-mana,
menyinari semua makhluk hidup di sepuluh penjuru, sehingga
mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan.
Pada waktu itu, Surya devendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar Suryadevaputra dan
mengucapkan syair-gatha ini :
Cahaya kebijaksanaan besar sang Tath&#257;gata,
Secara menyeluruh menerangi wilayah sepuluh penjuru.
Semua makhluk hidup melihat sang Buddha.
Dengan menggunakan banyak jenis upaya-kausalya, mereka
dijinakkan.
Bentuk sang Tath&#257;gata adalah yang tidak terbatas.
Dia mewujudkan tubuh yang sesuai dengan para makhluk hidup,
Dimana-mana membuka samudra kebijaksanaan untuk semua orang di
dunia:
Subhajvalanetra merenungkan sang Buddha dengan cara ini.
Tubuh sang Buddha tiada taranya dan tidak dapat dibandingkan.
Kilauan cahaya-Nya membanjiri sepuluh penjuru,
Melampaui segalanya, yang tertinggi:
Pintu Dharma ini dicapai oleh Sumeruprabhasapsaradhvaja.
Demi memberi manfaat kepada dunia, Dia mengolah praktik
pertapaan,
Melintasi semua alam keberadaan selama kalpa yang tidak
terhingga.
Murni dan meliputi semua seperti ruang angkasa adalah pancaran
cahaya-Nya.
Vimalaratnavyuha mengetahui upaya-kausalya ini.
Tidak terhalang, sang Buddha mengeluarkan suara yang indah,
Meliputi semua wilayah di sepuluh penjuru.
Dengan rasa Dharma, Dia menguntungkan semua makhluk.
Avaivartikavikrama mengetahui upaya-kausalya ini.
Dia memancarkan jaring cahaya yang tidak terbayangkan,
Secara menyeluruh memurnikan semua makhluk hidup,
Membangkitkan keyakinan mendalam dan pemahaman pada setiap
orang:
Supuspamalatejasa memasuki pintu ini.
Semua cahaya di dunia,
Tiada yang bisa menandingi cahaya di dalam satu pori sang
Buddha.
Ini adalah cahaya Buddha yang tidak terbayangkan:
Inilah pembebasan Paramadhvajaprabha.
Dharma dari semua Buddha adalah demikian:
Mereka duduk di bawah Bodhi, sang Raja Pohon,
Menyebabkan yang menyimpang untuk tinggal di jalur.
Ratnasikhasamantaprabha melihat ini.
Para makhluk hidup buta, tidak tahu, dan terjebak dalam
penderitaan.
Sang Buddha menawarkan membuka mata murni mereka.
Dan juga menyalakan lampu kebijaksanaan untuk mereka.
Prabhanetra merenungkan ini secara mendalam.
Bhagavan yang menguasai cara pembebasan.
Jika makhluk hidup melihat Dia sekali dan memuja-Nya,
Mereka akan dibuat mengolah parktek hingga berbuah:
Ini adalah kekuatan kebijaksanaan Punyadhara.
Pintu Dharma tanpa batas di dalam satu ajaran,
Melalui ribuan kalpa yang tidak terukur telah diajarkan.
Makna yang mencakup luas dari Dharma telah diumumkan.
Ini dipahami oleh Samantavivartaprabha.
Selanjutnya, Candra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya murni di seluruh
dharmadhatu, mengumpulkan dan mengubah para makhluk hidup.
Pusparajasikhamandala devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengamati alam-alam dari semua makhluk hidup,
menyebabkan mereka secara menyeluruh memasuki Dharma yang tanpa
batas. Anantacitravimalateja devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengetahui berbagai macam kondisi dari
melekat pada objek di dalam lautan pikiran dari semua makhluk
hidup. Lokamadhyasantikarin devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menganugerahkan kebahagiaan yang tidak
terbayangkan kepada semua makhluk hidup, sehingga mereka menari
gembira. Drumarajanetraprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui sepanjang waktu melindungi pekerjaan petani,
seperti pertumbuhan bibit, tunas, batang, dan sebagainya,
menyebabkannya berhasil tumbuh subur. Vimalaprabhavyuha devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan belas kasih
menyelamatkan dan melindungi semua makhluk hidup, menyebabkan
mereka menyaksikan pengalaman dari peneritaan dan kebahagiaan.
Samantaviharavikaraprabha devendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui secara menyeluruh muncul di sepuluh penjuru
sambil memegang bulan yang murni. Naksatradhipati devendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan semua
gejala kejadian adalah yang tidak nyata, dan sama seperti ruang
angkasa, tanpa ciri-ciri dan sifat alami yang melekat.
Visuddhabodhicandra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui melaksanakan perbuatan yang besar demi memberi manfaat
kepada semua makhluk hidup. Mahadyutiprabha devendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memotong putus semua
keraguan dan angan-angan khayalan.
Pada waktu itu, Candra devendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar para devaputra di
istana bulan dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Buddha memancarkan cahaya yang meliputi seluruh dunia,
Menyinari wilayah di sepuluh penjuru,
Mengumumkan Maha Vaipulya Dharma yang tidak terbayangkan,
Menghancurkan selamanya kegelapan dari ketidaktahuan makhluk
hidup.
Keadaan-Nya adalah yang tidak terbatas dan tanpa akhir.
Di sepanjang kalpa yang tidak terhingga, Dia terus mengajar,
Mengubah semua makhluk hidup dengan berbagai cara penguasaan
diri.
Pusparajasikhamandala merenungkan Sang Buddha dengan cara ini.
Lautan pikiran para makhluk hidup bervariasi dari waktu ke
waktu.
Kebijaksanaan sang Buddha yang luas mengetahui semua ini.
Di mana-mana membabarkan Dharma, memberikan kebahagiaan:
Inilah pembebasan Anantacitravimalateja.
Makhluk hidup, tidak memiliki kebahagiaan dari keheningan-tenang
para Muni,
Dan terperosok ke jalan jahat, menanggung semua kesengsaraan.
Sang Tath&#257;gata menunjukkan pintu sifat alami gejala
kejadian.
Lokamadhyasantikarin melihat dan merenungkan hal ini.
Sungguh langka Maha Maitri dan Karuna dari sang Tath&#257;gata.
Demi memberi manfaat kepada makhluk hidup, memasuki semua alam
keberadaan,
Membabarkan Dharma, menganjurkan kebajikan, membantu
keberhasilan:
Inilah yang Drumarajanetraprabha pahami.
Sang Bhagavan mengungkapkan cahaya Dharma,
Memeriksa sifat alami dari semua karma di dunia,
Perbuatan baik dan jahat dengan tanpa kesalahan.
Saat melihat ini, Vimalaprabhavyuha bersukacita.
Sang Buddha adalah landasan dari segala berkat,
Sama seperti bumi yang besar menopang istana.
Dengan terampil Dia menunjukkan jalan kedamaian, terbebas dari
kegelisahan:
Samantaviharavikaraprabha mengetahui cara bijaksana ini.
Kecemerlangan dari api kebijaksanaan sang Buddha meliputi
Dharmadhatu.
Dia mewujudkan tubuh yang tidak terhitung, yang sama dengan
semua makhluk.
Di mana-mana, untuk semua, Dia membuka kenyataan yang
sesungguhnya.
Naksatradhipati terbangkitkan di jalan ini.
Sang Buddha, sama seperti ruang angkasa, tidak memiliki sifat
alami yang melekat.
Demi memberi manfaat kepada makhluk hidup, Dia muncul di dunia,
Ciri-ciri dan kemurnian-Nya sama seperti pantulan.
Visuddhabodhicandra melihat ini.
Dari semua pori-pori tubuh sang Buddha mengeluarkan suara ke
semesta.
Awan Dharma-Nya menyelimuti seluruh dunia.
Mereka yang mendengarnya menjadi bahagia tanpa kecuali.
Mahadyutiprabha telah terbangkitkan pada pembebasan ini.
________________________________________________________________
________________
Dharani dalam sanskrit berarti "menyatukan dan menjunjung". Ia
menyatukan semua gejala kejadian dan menjunjung semua makna.
Menyatukan semua gejala kejadian, berarti mengumpulkan di dalam
tubuh, ucapan, dan pikiran sehingga tiada karma jahat
terlaksana; Tiga karma itu dimurnikan. Ini adalah cara dari
Dharani. Jika Anda menciptakan karma dengan tubuh, ucapan, dan
pikiran, dan ketiga jenis karma ini tidak murni, maka Anda tidak
menjunjung tinggi cara Dharani.
"menyatukan semua gejala kejadian" berarti Anda berhati-hati
dalam kata-kata dan berhati-hati dalam tindakan. Anda kurangi
bicara.
"menjunjung semua makna," berarti Anda melakukan segala macam
perbuatan berpahala dan kebajikan untuk menghiasi diri Anda
sendiri. Inilah alasan lainnya mengapa permata ini dikatakan
sebagai yang tidak habis-habisnya.
#Post#: 326--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: October 6, 2017, 9:16 am
---------------------------------------------------------
Selanjutnya, Rastralamba Gandharvaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengumpulkan semua makhluk hidup dengan cara
bijaksana yang berkuasa. Drumatejasa Gandharvaraja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana melihat hiasan dari
semua kebajikan. Vimalanetra Gandharvaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memotong putus kesedihan dan
penderitaan semua makhluk hidup selamanya, menghasilkan gudang
kebahagiaan. Puspamukuta Gandharvaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memotong putus semua pandangan salah dan
angan-angan khayalan dari semua makhluk hidup selamanya.
Samantasvara Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui membentang dimana-mana seperti awan, menaungi dan
menyegarkan semua makhluk hidup. Pramodalasyasulocana
Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mewujudkan tubuh indah yang sangat besar, menyebarkan kedamaian
dan kebahagiaan kepada semua. Vicitrasvarasimhadhvaja
Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyebarkan semua permata yang terkenal di seluruh sepuluh
penjuru. Samantaratnabhasavyuha Gandharvaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh murni yang terang,
dan membuat setiap orang sangat berbahagia.
Vajravrksapuspadhvaja Gandharvaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana menyuburkan semua pohon,
menyebabkan yang melihatnya menjadi bahagia. Samantalamkaravyuha
Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara
terampil memasuki semua Buddhadhatu dan menganugerahkan
kedamaian dan kebahagiaan pada semua makhluk hidup.
Pada waktu itu, Rastralamba Gandharvaraja, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Gandharva dan mengucapkan syair-gatha ini :
Pintu yang tidak terhitung banyaknya menuju alam semua Buddha,
Adalah yang para makhluk hidup masih belum bisa masuk.
Murni di dalam sifat alami, sang Sugata sama seperti ruang
angkasa.
Di mana-mana Dia membuka jalan yang benar pada semua dunia.
Masing-masing dari pori-pori sang Tath&#257;gata,
Penuh dengan lautan kualitas kebajikan,
Memberi manfaat dan kebahagiaan kepada semua orang di dunia.
Drumatejasa melihat hal ini.
Lautan luas dari kesedihan dan penderitaan dunia
Dikeringkan oleh sang Buddha, tiada setetespun yang tersisa.
Belas-kasihan dari sang Tath&#257;gata melakukan banyak
upaya-kausalya.
Vimalanetra memahami hal ini dengan mendalam.
Lautan wilayah di sepuluh penjuru arah adalah tidak terbatas,
Cahaya kebijaksanaan sang Buddha menyinari itu semua,
Secara menyeluruh membersihkan semua pandangan salah.
Puspamukuta memasuki jalan ini.
Selama kalpa yang tidak terhingga, sang Buddha,
Mengolah upaya-kausalya berdasarkan Maha Karuna.
Dia menentramkan semua orang di dunia ini.
Samantasvara memasuki jalan ini.
Semua bersukacita melihat tubuh sang Buddha yang tanpa noda.
Dia menghasilkan kegembiraan tanpa henti di dunia.
Sebab dan akibat yang mengarah pada pembebasan secara bertahap
tercapai.
Pramodalasyasulocana dengan terampil mempertunjukkan hal ini.
Para makhluk hidup, bingung, selamanya berputar dalam
perpindahan,
Rintangan dari ketidaktahuan mereka adalah yang paling kuat dan
padat.
Untuk mereka, sang Tath&#257;gata menjelaskan Maha Vaipulya
Dharma.
Vicitrasvarasimhadhvaja menyampaikan hal ini.
Sang Tath&#257;gata secara dimana-mana mewujudkan tubuh yang
menakjubkan,
Dengan keanekaragaman yang tidak terukur, setara dengan semua
makhluk.
Berbagai upaya-kausalya-Nya bersinar di seluruh dunia.
Samantaratnabhasavyuha melihat hal ini.
Pintu yang tidak terbatas dari pengetahuan dan cara bijaksana,
Sang Buddha membukakannya kepada semua makhluk hidup,
Untuk memasuki praktik sejati dari Anuttara Samyaksambodhi.
Vajravrksapuspadhvaja dengan terampil merenungkannya.
Dengan sekejap, mengandung ratusan ribu kalpa.
Kekuatan batin sang Buddha bisa mewujudkan hal ini dengan tanpa
usaha.
Menganugerahkan kedamaian dan sukacita secara setara kepada
semua makhluk.
Inilah pembebasan Samantalamkaravyuha.
Selanjutnya, Vrddhi Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui melenyapkan semua kekuatan kebencian.
Nagadhipati Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengolah lautan praktek yang tanpa batas.
Dhvajalamkarakausala Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengetahui apa yang menyenangkan pikiran dari
semua makhluk hidup. Samantahitakara Kumbhandaraja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh menyelesaikan
karma yang dihasilkan oleh cahaya murni. Rudrastha Kumbhandaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada
semua makhluk hidup jalan tanpa takut menuju kedamaian.
Sumanasulocana Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengeringkan lautan dambaan nafsu dari semua makhluk
hidup. Tungasikharamati Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan awan cahaya di semua alam makhluk.
Balinbhuja Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memancarkan cahaya dan menghancurkan rintangan berat
yang seperti gunung. Anantavimalapuspanetra Kumbhandaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan
permata dari belas kasih besar yang tanpa kemunduran.
Asuranetradivyamahamukha Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan tubuh yang menjelajahi
berbagai alam makhluk.
Pada waktu itu, Vrddhi Kumbhandaraja, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Kumbhanda dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Loka Vinayaka mencapai kekuatan kesabaran dan,
Demi para makhluk, mengolah selama kalpa yang tidak terhingga.
Selamanya meninggalkan angan-angan duniawi dan kesombongan,
Oleh sebab itu, tubuh-Nya adalah yang paling murni terhiasi.
Di masa lalu, di semua tempat, sang Buddha mengolah lautan
praktek,
Mengajar dan mengubah orang banyak yang tidak terhingga di
sepuluh penjuru.
Dengan berbagai cara bijaksana, menguntungkan semua makhluk
hidup.
Nagadhipati mencapai jalan menuju pembebasan ini.
Dengan kebijaksanaan yang besar, sang Buddha menyelamatkan
makhluk hidup.
Dengan jelas mengerti semua pikiran mereka tanpa kecuali.
Dia menjinakkan mereka dengan berbagai macam upaya kausalya.
Dhvajalamkarakausala melihat ini dan bersukacita.
Tanggapan dari kekuatan batin-Nya yang diwujudkan seperti
pantulan cahaya,
Roda Dharma yang Dia putar kenyataannya sama dengan ruang
angkasa,
Tinggal berdiam di dunia begitu selama kalpa yang tidak
terhitung.
Inilah yang dicapai Samantahitakara.
Para makhluk hidup dibutakan oleh ketidaktahuan, menjadi
bingung.
Sinar sang Buddha menerangi jalan menuju kedamaian,
Demi menyelamatkan dan membebaskan mereka dari penderitaan.
Inilah pintu Dharma yang direnungkan oleh Rudrastha.
Penuh kesengsaraan, hanyut dan tenggelam di dalam lautan nafsu
keinginan,
Sang Cahaya Kebijaksanaan yang menyinari semua melenyapkan ini
semua.
Dengan melenyapkan penderitaan itu, Dia lalu memberitakan
Dharma.
Inilah pencapaian dari Sumanasulocana.
Tubuh sang Buddha menanggapi semua, tiada satupun yang tidak
bisa melihat-Nya.
Dia mengubah orang banyak, menggunakan berbagai macam
upaya-kausalya.
Dengan suara seperti guntur, Dia menurunkan hujan Dharma.
Tungasikharamati memasuki pintu Dharma ini.
Sinar murni yang terang tidaklah dipancarkan dengan sia-sia.
Dengan menjumpainya, hambatan yang berat akan terhalau.
Itu mengumumkan kebajikan Buddha yang tidak terbatas.
Balinbhuja memahami prinsip yang mendalam ini.
Demi memberikan kedamaian dan sukacita kepada semua makhluk
hidup,
Dia mengolah maha-karuna selama kalpa yang tidak terhingga.
Dengan berbagai upaya-kausalya, menghapuskan sakit mereka:
Anantavimalapuspanetra melihat hal ini.
Kekuatan batin-Nya yang tanpa ketergantungan dan tidak
terbayangkan,
Tubuh-Nya muncul secara menyeluruh di sepuluh penjuru arah,
Namun tidak datang maupun tidak pergi:
Asuranetradivyamahamukha memahami hal ini.
Selanjutnya, Virupaksha Nagaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memadamkan semua api penderitaan dari
kehidupan naga. Sagara Nagaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan banyak tubuh makhluk hidup yang
tidak terbatas jumlahnya dengan mengubah wujud tubuh naganya
sendiri dalam sekejap satu pikiran. Meghanadasuksmadhvaja
Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengucapkan
lautan nama para Buddha yang tidak terbatas jumlahnya dengan
suara murni yang jelas di semua alam para makhluk.
Jvalavaktasagaraprabha Nagaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui muncul di semua tempat di dalam banyak
Buddhaksetra yang dibuat berbeda-beda. Jvalanetra Nagaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mempelajari bagaimana
belas kasih sang Tath&#257;gata melenyapkan belenggu kebencian
dan angan-angan khayalan semua makhluk hidup.
Samantoccameghadhvaja Nagaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua makhluk hidup
lautan kebahagiaan yang besar. Takshaka Nagaraja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menghancurkan semua ketakutan
dengan suara murni penyelamatan. Anantavikrama Nagaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan semua
tubuh Buddha dan juga urutan kalpa Mereka. Suddhavarna Nagaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan lautan
kesenangan besar dan kebahagiaan dari semua makhluk hidup.
Mahanadasarvatravaha Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mewujudkan suara menyenangkan yang tidak terhalang dan
yang setara dengan semua. Nirosniklesa Nagaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui melenyapkan semua penderitaan dunia
dengan awan belas kasih besar yang melindungi semua.
Pada waktu itu, Virupaksha Nagaraja, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Naga
dan mengucapkan syair-gatha ini :
Lihatlah Dharma sang Tath&#257;gata yang selalu demikian,
Memberi manfaat kepada semua makhluk hidup,
Dengan kekuatan belas kasih besar dan kebaikan,
Menyelamatkan mereka yang telah jatuh ke dalam jalan yang
menakutkan.
Makhluk hidup dengan semua perbedaan mereka,
Seluruhnya diperlihatkan pada satu ujung rambut-Nya.
Perubahan wujud dari kekuatan batin-Nya memenuhi dunia.
Sagara merenungkan sang Buddha dalam jalan ini.
Sang Buddha, dengan kekuatan batin-Nya yang tidak terbatas,
Secara luas memberitakan julukan-Nya yang setara dengan jumlah
makhluk hidup.
Dia menyebabkan semua orang mendengarnya sesuai dengan
kesenangan mereka.
Meghanadasuksmadhvaja memahami hal ini.
Para makhluk yang tidak terbatas dari wilayah yang tanpa batas,
Sang Buddha mencakupnya di dalam satu pori.
Sang Tath&#257;gata duduk dengan hening-tenang di tengah-tengah
majelis.
Ini dilihat oleh Jvalavaktasagaraprabha.
Pikiran kebencian dari semua makhluk hidup,
Belenggu ketidaktahuan mereka yang sedalam lautan,
Sepenuhnya dilenyapkan oleh belas kasih sang Tath&#257;gata.
Jvalanetra mengamati hal ini dengan jelas.
Kekuatan kebajikan dari semua makhluk hidup,
Sepenuhnya diwujudkan di dalam pori-pori sang Buddha.
Setelah memperlihatkan ini, Dia mengembalikannya semua ke lautan
kebajikan:
Ini dilihat oleh Samantoccameghadhvaja.
Pori-pori sang Buddha memancarkan cahaya kebijaksanaan.
Cahaya itu memberitakan suara menakjubkan ke mana-mana.
Mereka yang mendengarnya menjadi bebas dari kekhawatiran dan
ketakutan.
Takshaka menyadari jalan ini.
Semua Tath&#257;gata dari tiga masa waktu,
Ksetra, hiasan, dan urutan kalpa Mereka
Diwujudkan di dalam tubuh sang Buddha.
Anantavikrama melihat kekuatan batin ini.
Saya mengamati praktek masa lampau sang Tath&#257;gata,
Yang membuat persembahan kepada lautan seluruh Buddha,
Meningkatkan kebahagiaannya dengan Mereka semua:
Inilah jalan masuk Suddhavarna.
Upaya kausalya sang Buddha menyesuaikan suara,
Memberitakan Dharma ke orang banyak, membahagiakan mereka.
Suara-Nya murni dan menakjubkan, disenangi semua pendengar.
Mahanadasarvatravaha terbangkitkan dari mendengar ini
dimana-mana.
Para makhluk hidup tertindas di dalam semua alam keberadaan.
Berputar dalam karma dan angan-angan, tiada yang
menyelamatkannya.
Sang Buddha membebaskan mereka dengan belas kasih yang besar.
Nirosniklesa menyadari hal ini.
Selanjutnya, Vaisravana Yaksaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyelamatkan para makhluk jahat dengan
upaya-kausalya yang tidak terbatas. Anayasenasvara Yaksaraja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh
merenungkan para makhluk hidup, menyelamatkan mereka dengan
upaya-kausalya. Alaghumudrayudhadhara Yaksaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memberikan makanan kepada semua
makhluk jahat yang kelaparan. Mahaprajna Yaksaraja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memuji lautan kualitas kebajikan
dari semua Muni. Jvalanetrisvara Yaksaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui merenungkan semua makhluk hidup dengan
kebijaksanaan dari belas kasihan yang besar. Vajranetra
Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan
berbagai upaya-kausalya untuk memberikan manfaat dan kedamaian
kepada semua makhluk.
Balinbhuja Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
secara menyeluruh memasuki makna dari semua Dharma.
Mahasenasurabadhati Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menjaga semua makhluk hidup, menyebabkan mereka tinggal
berdiam di dalam Dharma, tiada satupun yang sia-sia.
Prabhutartha Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui meningkatkan himpunan kualitas kebajikan semua makhluk
dan menyebabkan mereka selalu gembira. Mahaparvatasamsryabala
Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan
mudah mengingat dan menghasilkan cahaya kebijaksanaan dari
kekuatan sang Buddha.
Pada waktu itu, Vaisravana Mahayaksaraja, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Yaksa
dan mengucapkan syair-gatha ini :
Kejahatan para makhluk hidup sangat parah dan mengerikan.
Selama ratusan ribu kalpa, mereka gagal melihat sang Buddha.
Mengalir dalam kehidupan dan kematian, mereka mengalami banyak
penderitaan.
Demi menyelamatkan mereka, sang Buddha muncul di dunia ini.
Sang Tath&#257;gata menyelamatkan dan melindungi semua di dunia.
Dia muncul dihadapan semua makhluk hidup,
Menghentikan kesengsaraan mereka di jalur perpindahan yang
mengerikan.
Anayasenasvara memasuki pintu Dharma ini.
Karma jahat menciptakan hambatan berat bagi makhluk hidup.
Sang Buddha mengungkapkan sila yang luhur untuk menerobosnya.
Dia adalah lampu terang yang menerangi dunia.
Alaghumudrayudhadhara melihat Dharma ini.
Melampaui lautan kalpa, sang Buddha mengolah setiap praktek.
Dan memuji semua Buddha dari sepuluh penjuru.
Oleh sebab itu, kemuliaan-Nya menyebar jauh dan luas.
Mahaprajna memahami hal ini.
Kebijaksanaan-Nya tidak terbatas seperti ruang angkasa.
Dharmakaya-Nya sangat luas, besar, dan tidak terbayangkan.
Dengan demikian, Dia muncul di sepanjang sepuluh penjuru.
Jvalanetrisvara merenungkan hal ini.
Di tengah-tengah semua alam, Dia mengeluarkan suara yang
menakjubkan,
Mengumumkan Dharma untuk menguntungkan para makhluk.
Ke mana pun suara-Nya tiba, penderitaan yang sangat banyak
menjadi lenyap.
Vajranetra menyelami upaya-kausalya ini.
Semua makna yang mendalam dan luas,
Bisa diungkapkan dalam satu ucapan oleh sang Tath&#257;gata.
Dharma ini secara meluas memenuhi dunia.
Balinbhuja tercerahkan begitu.
Para makhluk hidup berada di jalan yang menyimpang,
Sang Buddha mengungkapkan jalan yang benar dan tidak
terbayangkan,
Membuat semua dunia menjadi wadah Dharma.
Mahasenasurabadhati memahami hal ini.
Semua tindakan kebajikan di dunia,
Berasal dari cahaya sang Buddha.
Lautan kebijaksanaan sang Buddha tidak bisa dipahami.
Prabhutartha terbebaskan karenanya.
Mengingat kalpa yang tidak terhitung jumlahnya di masa lalu,
Sang Buddha mengolah sepuluh kekuatan
Dan mampu menyempurnakan semua Bala;
Mahaparvatasamsryabala memahami hal ini.
Selanjutnya, Upakaraprajna Mahoragaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menggunakan semua kekuatan batin dan
upaya-kausalya untuk menyebabkan para makhluk hidup mengumpulkan
kebajikan. Sphutapratapasvara Mahoragaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup
menyingkirkan penderitaan dan mencapai kegembiraan yang sejuk.
Paramajnanalamkarasikha Mahoragaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup yang
berpikiran baik ataupun buruk untuk memasuki gejala kejadian
yang murni. Sundaranetrisvara Mahoragaraja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memahami kesamaan dari semua kekuatan
kebajikan tanpa kemelekatan. Dipadhvaja Mahoragaraja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mengajar semua makhluk hidup dan
menyebabkan mereka meninggalkan kegelapan yang menakutkan.
Paramaprabhaketu Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengetahui kebajikan dari semua Buddha dan bergembira.
Simhavaksa Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui keberanian dan tenaga menjadi penyelamat semua makhluk
hidup. Bahulalamkarasvara Mahoragaraja memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup menimbulkan
kegembiraan yang tanpa batas kapanpun dipikirkan. Sumerudrdha
Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tetap
teguh tidak bisa diguncang dalam menghadapi semua kondisi,
hingga akhirnya mencapai pantai seberang. Pramodikaprabha
Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memperlihatkan jalan kesamaan kepada semua makhluk yang tidak
sama.
Pada waktu itu, Upakaraprajna Mahoragaraja, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Mahoraga dan mengucapkan syair-gatha ini :
Renungkanlah sifat alami yang murni dari sang Tath&#257;gata,
Yang mewujudkan cahaya agung dimana-mana untuk menguntungkan
semua jenis makhluk.
Yang memperlihatkan jalan embun yang manis, membuat mereka jelas
dan sejuk.
Semua penderitaan hilang selamanya, tanpa landasan.
Semua makhluk hidup yang menghuni lautan keberadaan,
Terperangkap dan tertutupi oleh angan-angan khayalan dan karma
buruk.
Dia memperlihatkan kepada mereka praktek dari gejala kejadian
yang hening-tenang.
Sphutapratapasvara dengan cekatan memahami hal ini.
Kebijaksanaan sang Buddha tanpa tandingan, tidak terbayangkan.
Dia sepenuhnya mengetahui pikiran semua makhluk.
Dia menjelaskan Dharma yang murni kepada mereka.
Paramajnanalamkarasikha tercerahkan begitu.
Para Buddha yang tidak terhitung muncul di dunia,
Menjadi lapangan kebajikan bagi semua makhluk hidup.
Lautan besar dari kebajikan Mereka sangat dalam tidak terukur.
Sundaranetrisvara sepenuhnya melihat hal ini.
Semua makhluk menderita kesedihan dan ketakutan.
Para Buddha muncul dimana-mana, menyelamatkan mereka,
Membentang di mana-mana di seluruh dharmadhatu dan ruang
angkasa.
Ini adalah dunia dari Dipadhvaja.
Kebajikan dari satu pori sang Buddha,
Tidak bisa diukur dengan menyatukan semua makhluk di dunia ini.
Itu adalah yang tidak terbatas dan tidak habis-habisnya, seperti
ruang angkasa.
Ini dilihat oleh Paramaprabhaketu.
Sang Tath&#257;gata menembus semua gejala kejadian,
Menyadari sifat alami dari semua gejala kejadian.
Tidak tergoyahkan, Dia diam seperti gunung sumeru.
Simhavaksa masuk kedalam pintu Dharma ini.
Sepanjang kalpa yang luas di masa lalu, sang Buddha,
Menghimpun lautan kebahagiaan yang dalam tanpa akhir.
Oleh sebab itu, mereka yang melihat-Nya menjadi sangat senang.
Bahulalamkarasvara memasuki Dharma ini.
Memahami dharmadhatu merupakan yang tidak berbentuk,
Lautan paramita sepenuhnya disempurnakan.
Cahaya-Nya yang hebat dimana-mana menyelamatkan makhluk hidup.
Sumerudrdha mengetahui upaya-kausalya ini.
Merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tath&#257;gata.
Secara tetap Dia muncul di mana-mana di sepuluh penjuru,
Menyinari dan mencerahkan semua makhluk hidup.
Pramodikaprabha memasuki ini dengan mahir.
Selanjutnya, Suksmajnanabhasaloka Kinnararaja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui secara menyeluruh membangkitkan
kebahagiaan melalui semua perbuatan. Supuspadhvaja Kinnararaja
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan
kebahagiaan Dharma yang tiada tandingan, dan menyebabkan semua
makhluk mengalami kesenangan dan kegembiraan. Nanalamkara
Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencapai
gudang keyakinan murni yang sangat besar, yang dihasilkan dari
kesempurnaan kebajikan. Tosanada Kinnararaja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui selalu menghasilkan suara yang
menyenangkan, menyebabkan mereka yang mendengarnya terbebas dari
kesedihan dan ketakutan. Ratnadrumaprabha Kinnararaja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dengan belas kasih mendirikan
semua makhluk hidup di dalam pemahaman yang tercerahkan dari
objek pikiran. Preksakamanorama Kinnararaja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh dengan banyak bentuk
yang sangat indah. Paramabhasalamkara Kinnararaja memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memahami karma yang menghasilkan
penyempurnaan semua jenis hiasan terunggul. Supuspadhvaja
Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
merenungkan ganjaran yang dihasilkan dari semua karma dunia.
Bhumikampabala Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui selalu melakukan perbuatan yang menguntungkan para
makhluk hidup. Duhsattvanirjayati Kinnararaja memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui sepenuhnya mengetahui pikiran dari
semua Kinnara dan dengan mahir mengendalikan mereka.
Pada waktu itu, Suksmajnanabhasaloka Kinnararaja, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Kinnara dan mengucapkan syair-gatha ini :
Semua kegembiraan di dunia
Timbul dari melihat sang Buddha.
Sang Guru menguntungkan semua makhluk,
Menjadi penyelamat dan tempat perlindungan bagi semua.
Dia menghasilkan semua kebahagiaan dan sukacita,
Yang para makhluk terima tanpa akhir.
Dia menyebabkan semua yang melihat tidak sia-sia.
Supuspadhvaja tercerahkan begitu.
Lautan kebajikan sang Buddha tidak habis-habisnya,
Tiada ujung atau batas yang dapat ditemukan.
Cahaya-Nya menerangi seluruh sepuluh penjuru.
Inilah pembebasan Nanalamkara.
Suara sang Tath&#257;gata yang indah selalu dipancarkan,
Mengungkapkan Dharma sejati yang tiada kekhawatiran.
Makhluk hidup yang mendengarnya bersukacita dengan senang.
Tosanada percaya, dan menerimanya.
Saya merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tath&#257;gata,
Yang timbul dari pengolahan-Nya di masa lalu.
Dengan belas kasih yang besar, Dia menyelamatkan makhluk,
memurnikan mereka.
Ratnadrumaprabha memahami hal ini.
Kesempatan untuk melihat sang Tath&#257;gata adalah sulit.
Para makhluk mungkin menemui Satu di dalam jutaan kalpa.
Yang dihiasi mah&#257;-purusa-laksanah dengan lengkap.
Preksakamanorama melihat hal ini.
Mengamati pengetahuan dan kebijaksanaan besar dari sang
Tath&#257;gata,
Menanggapi keinginan semua makhluk hidup.
Memberitakan kepada semua orang jalan sarvaj�aj�&#257;n&#257;.
Paramabhasalamkara memahami hal ini.
Lautan karma sangat luas tidak terbayangkan.
Penderitaan dan sukacita makhluk hidup timbul darinya.
Sang Buddha menunjukkan kebenaran ini.
Supuspadhvaja mengetahui hal ini.
Kekuatan batin sang Buddha tidak henti-hentinya.
Di semua penjuru arah, bumi terus berguncang.
Meskipun tidak ada makhluk hidup yang menyadarinya,
Bhumikampabala memahami hal ini.
Menunjukkan kekuatan batin-Nya diantara orang banyak.
Dia memancarkan sinar untuk membangunkan mereka,
Memperlihatkan semua keadaan dari Tath&#257;gata.
Duhsattvanirjayati bisa mengamati ini.
Selanjutnya, Mahavegabala Garudendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dengan mata yang tanpa kemelekatan dan yang
tidak terhalang mengamati segala sesuatu di alam para makhluk
hidup. Anucchedaratnasikha Garudendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui tinggal berdiam di dharmadhatu dan mengajar
para makhluk hidup. Vimalavega Garudendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mencapai kekuatan semangat yang
menyempurnakan semua paramita. Avaivartibuddhi Garudendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengembangkan
kekuatan keberanian yang mendatangkan keadaan dari
Tath&#257;gata. Samudralambyabala Garudendra memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memasuki lautan kebijaksanaan yang
luas dari perbuatan Buddha. Acalavimalaprabha Garudendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menolong para makhluk
hidup yang berbeda-beda dan yang tidak terhitung untuk
menyempurnakan kebijaksanaan mereka. Siksalamkrtasikha
Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghiasi
tempat perlindungan Buddhadharma. Sarvatrasadyaprakata
Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencapai
kekuatan yang tidak bisa dihancurkan dari kesabaran.
Sagaradarsana Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengetahui bentuk fisik dari semua makhluk hidup dan
mewujudkan bentuk untuk mereka dengan sesuai.
Samantasvaravisalanetra Garudendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kebijaksanaan yang memahami kegiatan semua
makhluk hidup dari kelahiran dan kematian.
Pada waktu itu, Mahavegabala Garudendra, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Garuda
dan mengucapkan syair-gatha ini :
Mata sang Buddha sangat luas dan tanpa batas,
Melihat semua wilayah di seluruh sepuluh penjuru.
Para makhluk hidup di dalamnya tidak terhitung banyaknya.
Menampilkan penembusan batin yang hebat, Dia menjinakkan mereka
semua.
Kekuatan penembusan batin sang Buddha tidak terhalang.
Dia duduk di bawah Pohon Bodhi di seluruh sepuluh penjuru,
Memberitakan Dharma seperti awan yang mengisi semua tempat.
Anucchedaratnasikha mendengar ini dan tidak menolaknya.
Di masa lalu, sang Buddha mengolah berbagai praktek,
Secara menyeluruh memurnikan maha-paramita yang luas.
Memberikan persembahan kepada semua Tath&#257;gata.
Vimalavega percaya dengan mendalam.
Di setiap pori-pori dari sang Tath&#257;gata,
Praktek yang tidak terbatas secara menyeluruh muncul di dalam
satu pikiran,
Keadaan Buddhatva yang tidak terbayangkan adalah seperti ini.
Avaivartibuddhi dengan jelas melihat semuanya.
Praktek sang Buddha sangat luas dan tidak terbayangkan.
Para makhluk hidup tidak bisa mengukur kedalamannya.
Lautan kualitas kebajikan dan kebijaksanaan sang Guru
Adalah tempat latihan untuk Samudralambyabala.
Cahaya kebijaksanaan sang Tath&#257;gata yang tidak terbatas,
Dapat menghancurkan jaring ketidaktahuan dan angan-angan para
makhluk hidup,
Melindungi mereka di semua dunia.
Acalavimalaprabha mempertahankan ini.
Tempat perlindungan dari Dharma sangatlah luas, dan tanpa batas,
Pintu gerbangnya berbagai jenis dan tidak bisa dihitung.
Sang Tath&#257;gata muncul di dunia untuk membukanya
lebar-lebar.
Siksalamkrtasikha mengerti dan memasukinya.
Dharmakaya dari semua Buddha adalah satu.
'Tath&#257;t&#257; (kenyataan)' adalah yang sama dan tidak
berbeda.
Sang Buddha selalu tinggal berdiam melalui kekuatan ini.
Sarvatrasadyaprakata mengajarkan ini sepenuhnya.
Di masa lalu, sang Buddha menyelamatkan para makhluk di semua
alam,
Memancarkan cahaya di seluruh dunia.
Menggunakan berbagai upaya-kausalya, dia menunjukkan penjinakan
dan penaklukkan.
Sagaradarsana tercerahkan pada pintu Dharma tertinggi ini.
Sang Buddha melihat semua wilayah,
Semuanya menetap di lautan karma.
Dia menurunkan hujan Dharma pada mereka semua.
Pembebasan dari Samantasvaravisalanetra seperti ini.
Selanjutnya, Rahu Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui muncul sebagai pemimpin yang dihormati oleh orang
banyak. Vemacitri Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui memunculkan kalpa yang tidak terhitung. Kausalamaya
Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memadamkan
penderitaan semua makhluk hidup dan memurnikan mereka.
Mahaparivara Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menghiasi diri sendiri dengan mengolah semua praktek
pertapaan. Maha Balin Asurendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan alam-alam yang tidak terbatas di
sepuluh penjuru berguncang. Sarvavyaprabha Asurendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menggunakan berbagai jenis
upaya-kausalya untuk dengan aman mendirikan semua makhluk hidup.
Drdhacarascaryalamkara Asurendra memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana mengumpulkan akar kebajikan yang
tidak bisa dihancurkan dan memurnikan semua kemelekatan.
Mahahetuprajna Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menjadi pemimpin dengan kekuatan belas kasih yang besar
dan terbebas dari keraguan. Atigunabhati Asurendra memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk
dimana-mana melihat para Buddha, melayani dan membuat
persembahan, dan mengolah akar kebajikan. Rsvasvara Asurendra
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui praktek kesamaan
tidak memihak yang memasuki semua alam makhluk.
Pada waktu itu, Rahu Asurendra, melalui kekuatan sang Buddha,
secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Asura dan
mengucapkan syair-gatha ini :
Di semua perkumpulan majelis besar di sepuluh penjuru,
Sang Buddha yang paling unik diantara mereka.
Pancaran cahaya-Nya setara dengan ruang angkasa,
Dimana-mana muncul dihadapan semua makhluk hidup.
Buddhaksetra dalam ratusan juta kalpa,
Secara jelas muncul dalam ruang angkasa dengan sekejap,
Memancarkan cahaya dimana-mana untuk mengubah para makhluk.
Vemacitra sangat memuji hal ini dengan bersukacita.
Alam dari Tath&#257;gata adalah yang tidak tertandingi.
Terus-menerus memberikan manfaat dengan berbagai pintu Dharma,
Melenyapkan penderitaan makhluk hidup.
Kausalamaya melihat hal ini.
Mempraktekkan pertapaan selama kalpa yang tidak terhitung,
Dia menolong para makhluk hidup dan memurnikan dunia.
Dengan demikian, kebijaksanaan Muni sepenuhnya tersempurnakan.
Mahaparivara melihat sang Buddha begitu.
Tanpa hambatan, tiada bandingannya, penembusan batin yang hebat,
Mengguncang semua wilayah di sepanjang sepuluh penjuru,
Tanpa menimbulkan ketakutan pada makhluk hidup.
Maha Balin memahami hal ini.
Sang Buddha muncul di dunia untuk menyelamatkan semua makhluk.
Mengungkapkan jalan menuju 'sarvaj�aj�&#257;n&#257;
(kebijaksanaan yang mengetahui semua)',
Menyebabkan semua makhluk untuk membuang penderitaan dan
mencapai kebahagiaan.
Sarvavyaprabha menjelaskan makna ini.
Semua lautan kebajikan di dunia
Secara menyeluruh dimurnikan, terwujud melalui kekuatan sang
Buddha.
Sang Buddha memperlihatkan tempat pembebasan.
Drdhacarascaryalamkara memasuki jalan ini.
Tubuh belas kasih sang Buddha tidak tertandingi,
Membentang kemana-mana tanpa halangan, terlihat oleh semua
orang.
Seperti pantulan bayangan, Dia muncul di dunia.
Mahahetuprajna mengumumkan kualitas kebajikan ini.
Langka, tiada bandingannya, kekuatan penembusan batin yang
besar,
Menampilkan tubuh-tubuh-Nya di dharmadhatu.
Masing-masing duduk di bawah pohon Bodhi.
Atigunabhati menjelaskan makna ini.
Sang Tath&#257;gata telah mengolah praktek selama tiga masa
waktu,
Melewati semua alam keberadaan hingga memutar 'Dharmacakra (Roda
Dharma)'.
Dia membebaskan semua makhluk dari penderitaan tanpa mengabaikan
seorangpun.
Rsvasvara memuji hal ini.
Selanjutnya, Harmyavikasata Divasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dimana-mana memasuki semua dunia.
Prajnagandhasuti Divasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana mengamati semua makhluk hidup,
menolong dan menguntungkan mereka semua, membuat mereka bahagia
dan puas. Paramanandalamkara Divasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui secara tanpa batas memancarkan sinar
cahaya yang menyenangkan. Gandhapuspavicitraprabha
Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
membangkitkan keyakinan murni dan pemahaman pada pikiran makhluk
hidup yang tidak terbatas. Sarvausadhicayana Divasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan untuk
mengumpulkan dan menyusun cahaya yang meliputi semua.
hullanetravardhayati Divasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui secara menyeluruh mencerahkan semua makhluk
hidup yang menderita ataupun yang bahagia, menyebabkan mereka
memperoleh 'Dharmasukha (Kegembiraan Pada Dharma)'.
arvatadisasandarsana Divasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan berbagai jenis tubuh di dalam
dharmadhatu di sepuluh penjuru. Mahakarunaprabha Divasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyelamatkan semua
makhluk hidup, dan membuat mereka penuh kedamaian dan bahagia.
Kusalamularasmiprabha Divasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui membangkitkan kekuatan yang meliputi semua
yang menghasilkan kesenangan dan menyempurnakan kualitas
kebajikan. Supuspamala Divasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kemasyhuran dimana-mana dan menguntungkan
semua makhluk yang melihatnya.
Pada waktu itu, Harmyavikasata Divasuradhipati, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Divasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Seperti ruang angkasa, kebijaksanaan sang Buddha tidak
habis-habisnya.
Cahaya-Nya bersinar secara menyeluruh sepanjang sepuluh penjuru.
Dia sepenuhnya mengetahui pola pikiran semua makhluk hidup.
Tidak ada dunia yang tidak Dia masuki.
Terhadap semua makhluk, Dia tahu kesukaan mereka masing-masing.
Dengan sesuai, Dia membabarkan lautan Dharma kepada mereka.
Ungkapan dan makna, yang luas dan menjangkau jauh, masing-masing
berbeda,
Prajnagandhasuti sepenuhnya melihat hal ini.
Sang Buddha memancarkan cahaya yang menerangi dunia.
Mereka yang melihatnya bersukacita, tiada yang sia-sia.
Itu memperlihatkan alam yang sangat luas mendalam dari
keheningan-tenang.
Paramanandalamkara memahami hal ini.
Sang Buddha menurunkan hujan Dharma tanpa batas,
Yang membawa kebahagiaan bagi semua yang menyaksikannya.
Akar kebaikan tertinggi dilahirkan dari ini.
Gandhapuspavicitraprabha tercerahkan begitu.
Pintu dharma yang membawa masuk semua dan kekuatan kebangkitan,
Yang telah diolah sejak kalpa masa lalu, semuanya termurnikan.
Semua ini adalah demi keselamatan para makhluk hidup:
Sarvausadhicayana memahami hal ini.
Dengan berbagai upaya-kausalya mengubah makhluk hidup,
Semua yang melihat atau mendengar mendapatkan manfaat,
Menyebabkan mereka semua menari sukacita!
Phullanetravardhayati melihat hal ini.
Muncul dalam menanggapi seluruh dunia,
Meliputi sepuluh penjuru dharmadhatu.
Zat-Nya adalah yang tiada keberadaan ataupun yang tidak:
Sarvatadisasandarsana memasuki ini.
Makhluk hidup berkelana dalam bahaya dan kesulitan.
Dengan belas-kasih, sang Tath&#257;gata muncul di dunia ini,
Membuat mereka menyingkirkan segala jenis penderitaan:
Mahakarunaprabha tinggal berdiam di dalam jalan pembebasan ini.
Makhluk hidup terselubung dalam kegelapan, tenggelam dalam malam
tanpa henti.
Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma kepada mereka, mendatangkan
fajar,
Sehingga mereka menemukan kebahagiaan dan menyingkirkan
penderitaan:
Kusalamularasmiprabha memasuki pintu ini.
Luas kebajikan sang Tathagata menyerupai ruang angkasa:
Dari itu, semua kebajikan di dunia muncul keluar.
Tiada yang dilakukan-Nya yang pernah dilakukan dengan sia-sia:
Supuspamala mencapai pembebasan ini.
Selanjutnya, Samantagunavimalaprabha Ratrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui keberanian besar yang dihasilkan
dari kegembiraan dalam Dhyana-samadhi yang hening tenang.
Lokavalokitesukhacaksu Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kualitas kebajikan besar yang murni dan yang
menyenangkan. Lokasusasararaksa Ratrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan diri di
dunia untuk menjinakkan para makhluk hidup. Santasamudrasvara
Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menghimpun kebahagiaan besar di dalam pikiran.
Samantamangalanimittakara Ratrasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui suara dari ucapan menyenangkan yang
bebas dan mendalam. Samantavrksapuspavikasakara Ratrasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui gudang kegembiraan
yang penuh cahaya. Samaraksapusita Ratrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan para makhluk hidup
dan mematangkan akar kebajikan mereka. Surataviharin
Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
belas kasih yang tanpa batas menyelamatkan dan melindungi para
makhluk hidup. Sasvatanandindriya Ratrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan pintu
belas kasih besar yang indah. Vimalavaratanoti Ratrasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengabulkan keinginan
semua makhluk hidup.
Pada waktu itu, Samantagunavimalaprabha Ratrasuradhipati,
melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati
rombongan besar para Ratrasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Anda harus merenungkan praktek sang Buddha:
luas seperti ruang angkasa, yang dicirikan dengan
keheningan-tenang.
Lautan nafsu keinginan yang tanpa batas telah Dia murnikan
sepenuhnya,
Keagungan-Nya yang tanpa noda menerangi sepuluh penjuru.
Semua makhluk senang melihat sang Buddha,
Meskipun dalam lautan kalpa yang tidak terhitung, mungkin hanya
terlihat sekali.
Dengan belas kasih besar, memperhatikan semua makhluk, Dia
menjangkau semua.
Pintu pembebasan ini dilihat oleh Lokavalokitesukhacaksu.
Sang Nayaka menyelamatkan dan melindungi semua dunia,
Semua makhluk melihat-Nya dihadapan mereka.
Dia mampu memurnikan semua alam keberadaan.
Lokasusasararaksa mengamati hal ini.
Di masa lalu, sang Buddha mengolah samudra kegembiraan,
Yang sangat luas, tidak terbatas, dan tidak terukur.
Karena itu, orang-orang yang melihat-Nya bersukacita:
Santasamudrasvara memahami hal ini.
Keadaan sang Tath&#257;gata tidak dapat diukur.
Meski diam, Dia bisa berbicara diseluruh sepuluh penjuru,
Menyebabkan pikiran semua makhluk menjadi murni:
Samantamangalanimittakara mendengarnya dan bersukacita.
Di tengah-tengah para makhluk hidup yang tidak memiliki
kebajikan,
Susunan hiasan kebajikan besar sang Buddha bersinar dengan
indah,
Memperlihatkan kepada mereka Dharma hening-tenang yang terbebas
dari debu dunia.
Samantavrksapuspavikasakara tercerahkan pada Dharma ini.
Menampilkan kekuatan batin yang hebat di seluruh sepuluh
penjuru,
Menjinakkan semua makhluk hidup,
Dia menyebabkan mereka melihat berbagai ciri bentuk-Nya:
Samaraksapusita merenungkan hal ini.
Di masa lampau, Sang Tath&#257;gata menggunakan setiap waktu,
Memurnikan samudra upaya-kausalya dan belas kasihan,
Demi menyelamatkan dunia, tiada tempat yang Dia gagal jalani:
Surataviharin terbebaskan oleh ini.
Para makhluk hidup tidak tahu, selalu kacau.
Kegigihan pikiran mereka yang beracun memang mengerikan.
Sang Tath&#257;gata dengan belas kasih muncul di dunia demi
mereka.
Sasvatanandindriya tercerahkan oleh ini dan bergembira.
Dulu, sang Buddha mengolah praktek demi semua makhluk,
Untuk memuaskan cita-cita mereka.
Oleh karena itu, Dia berhasil mengembangkan ciri-ciri kualitas
kebajikan.
Vimalavaratanoti memasuki hal ini.
Selanjutnya, Samantasthita Diksasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dimana-mana menyelamatkan para
makhluk. Samantaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengubah semua makhluk hidup dan menolong mereka
mencapai karma penembusan batin. Rasmiprabhavyuha memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya yang besar
yang menghancurkan semua rintangan kegelapan dan mendatangkan
kegembiraan. Samantanivaritaviharin memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui muncul di semua tempat dengan tanpa usaha
yang sia-sia. Atyantamohapariccheda memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengungkapkan nama dan julukan dari Buddha
yang setara dengan jumlah semua makhluk hidup, yang menghasilkan
pahala kebajikan. Samantavimalakasaviharin memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui terus-menerus menghasilkan suara yang
sangat indah, menyebabkan semua yang mendengarnya menjadi
bahagia. Mahameghanadadhvaja memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mendatangkan hujan dimana-mana seperti Naga, menyebabkan
para makhluk hidup bergembira. Avighnacaksusikha memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui kekuatan berdaulat untuk
memperlihatkan karma dari semua makhluk hidup tanpa
membeda-bedakan. Samantalokakarmavalokate memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memeriksa berbagai jenis karma dari
para makhluk di dalam semua alam keberadaan.
Samantavalokiteviharin memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menggembirakan semua makhluk hidup dengan membuat semua
usaha keras mereka membuahkan hasil.
Pada waktu itu, Samantasthita Diksasuradhipati, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Diksasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Tath&#257;gata muncul di dunia ini dengan bebas,
Untuk mengajar semua makhluk hidup,
Mengungkapkan pintu Dharma, membuat mereka paham dan masuk,
Menempattkan mereka untuk mencapai kebijaksanaan yang tidak
tertandingi.
Dengan penembusan batin yang tidak terbatas, sebanyak jumlah
makhluk hidup,
Menampilkan berbagai bentuk sesuai dengan keinginan mereka.
Dan semua yang meihat-Nya menjadi lolos dari penderitaan.
Inilah kekuatan pembebasan Samantaprabha.
Sang Buddha, di lautan para makhluk yang terhalang oleh
kegelapan,
Mewujudkan cahaya besar dari lampu Dharma kepada mereka.
Cahaya itu bersinar di mana-mana dan dilihat oleh semua orang.
Rasmiprabhavyuha terbebaskan begitu.
Memiliki berbagai jenis suara di semua dunia,
Dia memutar roda Dharma, dan tiada yang tidak mengerti.
Penderitaan para makhluk hidup yang mendengar-Nya menjadi
berhenti.
Samantanivaritaviharin tercerahkan begitu.
Sebanyak jumlah nama yang ada di semua dunia,
Nama para Buddha muncul sebanding banyaknya,
Menyebabkan semua makhluk hidup terbebas dari ketidaktahuan.
Ini adalah bidang dari Atyantamohapariccheda.
Jika ada makhluk hidup yang datang kehadapan sang Buddha,
Dan mendengar suara sang Tath&#257;gata yang indah,
Kegembiraan besar tidak akan gagal memenuhi pikiran mereka.
Samantavimalakasaviharin memahami Dharma ini.
Sang Buddha, di dalam setiap ksana (ksana=satuan waktu
tercepat),
Dimana-mana menurunkan hujan Dharma yang tidak terbatas,
Memadamkan penderitaan semua makhluk hidup sepenuhnya.
Mahameghanadadhvaja mengetahui hal ini.
Lautan karma di seluruh dunia
Diperlihatkan oleh sang Buddha dengan sama tanpa perbedaan.
Menyebabkan semua makhluk menyingkirkan karma angan-angan
khayalan.
Avighnacaksusikha memahami hal ini.
Tingkat dari sarvaj�aj�&#257;n&#257; tidak ada batasnya.
Semua berbagai jenis pikiran para makhluk hidup,
Sang Tath&#257;gata sepenuhnya melihatnya dengan jelas.
Pintu yang sangat luas ini dimasuki oleh
Samantalokakarmavalokate.
Sang Buddha mengolah berbagai macam praktek di masa lalu.
Sepenuhnya menyempurnakan paramita yang tidak terbatas.
Dengan belas kasih menolong semua makhluk hidup.
Samantavalokiteviharin terbebaskan begitu.
Selanjutnya, Samantavimalatejavabhasa Akasasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui pikiran
para makhluk hidup di dalam semua alam keberadaan.
Samantavistaraduraparyatati memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui dimana-mana memasuki dharmadhatu. Mangalavatakara
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami
bentuk-bentuk fisik dari objek yang tidak terbatas.
Anivaritakseminasthita memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mampu menghilangkan rintangan dari angan-angan khayalan
pada semua makhluk yang disebabkan oleh karma.
Vistirnapadasusikha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mengamati dan merenungkan lautan yang luas dari praktek besar.
Avartaprabhajvala memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memancarkan cahaya belas kasih besar untuk menolong semua
makhluk hidup dari kesusahan. Apratihatajayabala memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui masuk kedalam kekuatan dari
semua kebajikan yang terbebas dari kemelekatan. Vimalaprabha
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan pikiran
dari semua makhluk terbebaskan dari selubung dan menjadi murni.
Gambhiravibhvamanjughosa memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara menyeluruh melihat sepuluh penjuru dengan cahaya
kebijaksanaan. Dasadiksavyaprabha memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui muncul dimana-mana di semua dunia tanpa
berpindah dari tempatnya.
Pada waktu itu, Samantavimalatejavabhasa Akasasuradhipati,
melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati
rombongan besar para Akasasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Mata sang Tathagata yang luas,
Murni seperti ruang angkasa,
Melihat semua makhluk hidup,
Dan sepenuhnya jelas.
Cahaya besar dari tubuh sang Buddha,
Menerangi sepuluh penjuru arah.
Mewujudkan diri tinggal berdiam di semua tempat.
Samantavistaraduraparyatati mengamati Jalan ini.
Tubuh sang Buddha sama seperti ruang angkasa.
Tidak dilahirkan, tidak melekat pada apapun.
Tidak bisa dimengerti dan kosong oleh sifat alaminya.
Mangalavatakara melihat hal ini.
Selama kalpa yang tidak terbatas, sang Tathagata,
Telah secara luas mengajarkan jalan dari semua Muni,
Demi menghapuskan hambatan pada semua makhluk hidup.
Anivaritakseminasthita tercerahkan di Pintu ini.
Saya merenungkan praktek Bodhi,
Yang dihimpun oleh sang Buddha di masa lalu,
Semuanya demi mendamaikan dunia.
Vistirnapadasusikha mempraktekkan keadaan ini.
Di semua alam makhluk hidup,
Yang berputar dalam lautan kelahiran dan kematian,
Sang Buddha memancarkan cahaya yang mengakhiri semua
penderitaan.
Avartaprabhajvala melihat hal ini.
Gudang kebajikan murni-Nya,
Adalah lapangan berkah bagi dunia,
Dengan kebijaksanaan mencerahkan semua.
Apratihatajayabala tercerahkan begitu.
Para makhluk hidup terselubung dalam ketidaktahuan,
Mengembara di jalan yang berbahaya.
Sang Buddha memancarkan cahaya kepada mereka.
Vimalaprabha juga menyaksikannya.
Kebijaksanaan-Nya tidak terbatas,
Muncul di semua wilayah,
Cahaya-Nya menerangi dunia.
Gambhiravibhvamanjughosa melihat sang Buddha begitu.
Demi menyelamatkan makhluk hidup, sang Buddha,
Mengolah praktek di sepanjang sepuluh penjuru.
Itulah pranidhana-Nya yang luar biasa.
Dasadiksavyaprabha merenungkan hal ini.
Selanjutnya, Avartaprabha Vayusuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui masuk kedalam semua 'ajaran Buddha
(Buddhadharma)' dan semua dunia. Samantavikramakarmaprakata
Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
membuat persembahan yang luas kepada semua Buddha yang muncul di
wilayah yang tidak terhitung. Meghadhvajapraharavata
Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
melenyapkan penyakit dari semua makhluk hidup dengan angin yang
wangi. Prabhavyuha Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menghasilkan akar kebajikan di dalam semua
makhluk hidup dan menyebabkan mereka menghancurkan gunung
rintangan yang berat. Jalasosabala Vayusuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mengalahkan tentara mara yang
tidak terbatas jumlahnya. Samantamahanadavasita Vayusuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan ketakutan
semua makhluk hidup. Sakhavilagnasikha Vayusuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan dari lautan
'kefasihan (pratibhana)', masuk kedalam ciri-ciri yang
sesungguhnya dari semua gejala kejadian. Avighnayasa
Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
gudang upaya-kausalya untuk menjinakkan dan menaklukkan semua
makhluk hidup. Nanaharmya Vayusuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui masuk kedalam pintu dhyana-samadhi
yang hening-tenang dan melenyapkan kegelapan dari ketidaktahuan
yang dalam. Mahasamantarasmiprabha Vayusuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui kekuatan yang tidak terhalang
untuk selaras dengan semua makhluk hidup.
Pada waktu itu, Avartaprabha Vayusuradhipati, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Vayusura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Dharma dari semua Buddha adalah yang paling mendalam.
Dengan upaya-kausalya yang tidak terhalang, masuk kemana-mana.
Muncul selalu di semua dunia,
Tiada tanda, tanpa bentuk, tanpa gambar.
Mengamati sang Tathagata di masa lalu,
Dalam sekejap satu pikiran, memuja para Buddha yang tidak
terhitung.
Praktik Bodhi yang berani seperti ini,
Samantavikramakarmaprakata memahaminya.
Tidak terbayangkan penyelamatan sang Tathagata terhadap dunia,
Tidak satu pun cara yang digunakan-Nya sia-sia.
Sepenuhnya membebaskan semua makhluk dari semua kesengsaraan.
Meghadhvajapraharavata terbebaskan begitu.
Para makhluk hidup yang tanpa kebajikan menderita banyak
kesakitan,
Selubung yang berat dan penghalang yang tebal selalu menipu
mereka.
Sang Buddha membawa mereka semua mencapai pembebasan.
Prabhavyuha mengetahui hal ini.
Kekuatan batin sang Tathagata yang luas;
Menaklukkan semua tentara mara..
Dia memiliki berbagai upaya-kausalya untuk penaklukkan.
Jalasosabala merenungkan hal ini.
Sang Buddha memancarkan suara yang halus dari pori-pori-Nya,
Yang membentang dimana-mana di seluruh dunia,
Menyebabkan semua penderitaan dan ketakutan berakhir:
Samantamahanadavasita memahami hal ini.
Sang Buddha, di lautan semua wilayah,
Terus berkhotbah selama kalpa yang tidak terbayangkan.
Kefasihan yang luar biasa dari tingkat Tathagata ini,
Di pahami oleh Sakhavilagnasikha.
Kebijaksanaan sang Buddha memasuki semua jalan upaya-kausalya,
Sepenuhnya terbebas dari hambatan.
Keadaan-Nya dalah yang tidak terbatas dan tiada bandingannya.
Inilah pembebasan Avighnayasa.
Keadaan sang Tathagata adalah yang tanpa batas.
Dimana-mana, Dia memperlihatkannya dengan uapaya-kausalya,
Namun tubuh-Nya hening tenang dan tanpa bentuk.
Inilah pintu pembebasan Nanaharmya.
Sang Tathagata mengolah praktek selama lautan kalpa,
Dan telah menyempurnakan kekuatan sepenuhnya.
Dia menyesuaikan cara duniawi untuk menanggapi makhluk hidup.
Mahasamantarasmiprabha mengamati hal ini.
Selanjutnya, Samantaprabhajvalakosa Agnisuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan kegelapan di semua
dunia. Samantaprabhasamajadhvaja Agnisuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan angan-angan khayalan
para makhluk hidup dan penderitaan mereka dari berkelana tanpa
tujuan dan terik yang menyiksa. Mahasamantarasmiprabha
Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
gudang belas kasih besar dan kekuatan berkat meningkat yang
kukuh. Vicitramadi Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui merenungkan kekuatan penembusan batin sang
Tathagata yang perwujudan-Nya tidak terbatas. Amitabhasikha
Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menemukan cahaya yang bersinar di seluruh alam ruang angkasa
yang tanpa batas. Anekajvalacaksu Agnisuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menyadari cahaya yang
hening-tenang yang berasal dari semua jenis berkat.
Dasadiksamadisumeruparvatayati Agnisuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memadamkan api penderitaan semua
makhluk hidup di semua dunia. Vicitraprabhadhipa
Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mencerahkan semua makhluk hidup di semua dunia dengan mudah.
Tamoghnaprabha Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui selamanya menghancurkan semua ketidaktahuan
dan kemelekatan pandangan. Meghanadasani Agnisuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengeluarkan auman
gemuruh yang besar sebagai hasil terpenuhinya ikrar.
Pada waktu itu, Samantaprabhajvalakosa Agnisuradhipati, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Agnisura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Renungkan kekuatan semangat sang Tathagata:
Selama koti kalpa yang luas dan tidak terbayangkan,
Dia muncul di dunia untuk menolong para makhluk hidup,
Menghilangkan semua kegelapan yang menghalang.
Para makhluk hidup dalam kebodohan membuat berbagai pandangan,
Nafsu mereka sama seperti arus deras dan kobaran api;
Dengan upaya kausalya, sang Nayaka menghapuskannya.
Samantaprabhasamajadhvaja memahami hal ini.
Berkat dan kebajikan-Nya seperti ruang angkasa, tidak pernah
berakhir.
Tiada batasnya yang bisa ditemukan.
Inilah kekuatan belas kasih sang Buddha yang tidak berubah.
Mahasamantarasmiprabha menyadari hal ini dan sangat senang.
Saya merenungkan praktek sang Tathagata:
Yang membentang melalui kalpa tanpa batas,
Dan mewujudkan kekuatan batin.
Vicitramadi memahami hal ini.
Tidak terbayangkan, praktek yang disempurnakan-Nya selama koti
kalpa;
Yang tiada seorangpun yang bisa menemukan batasnya.
Sang Buddha memberitakan ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua
gejala kejadian, membahagiakan semua.
Ini di lihat oleh Amitabhasikha.
Seluruh perkumpulan majelis besar di sepuluh penjuru,
Melihat sang Buddha muncul di hadapan mereka.
Cahaya yang hening-tenang menerangi dunia.
Anekajvalacaksu memahami hal ini.
Sang Muni muncul di seluruh dunia.
Duduk di dalam setiap istana-Nya.
Menurunkan hujan Maha Vaipulya Dharma yang tanpa batas.
Ini adalah keadaan batin dari Dasadiksamadisumeruparvatayati.
Kebijaksanaan Buddha adalah yang paling mendalam.
Berdaulat atas segala sesuatu, Dia muncul di dunia ini.
Mampu menjelaskan semua kebenaran sejati.
Vicitraprabhadhipa menyadari ini dan bergembira.
Kebodohan pandangan menghasilkan selubung kegelapan.
Para makhluk hidup yang tertipu, mengembara tanpa henti.
Untuk mereka,sang Buddha membuka pintu Dharma yang menakjubkan.
Tamoghnaprabha masuk dan tercerahkan begitu.
Pintu gerbang dari ikrar para Buddha sangat Luas dan tidak
terbayangkan.
Bala dan Paramita-Nya telah dibudidayakan dan dimurnikan.
Semua-Nya muncul di dunia sesuai ikrar masa lampau-Nya.
Meghanadasani memahami hal ini.
Selanjutnya, Samantameghadhvaja Jalasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui belas kasih sama-rata menguntungkan
semua makhluk hidup. Samudravelameghanada Jalasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terhiasi dengan
Dharma yang tanpa batas. Abhiramacakrasikha Jalasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati mereka yang
bisa diajar dan mengumpulkan mereka dengan upaya-kausalya.
Upayakausalyavarta Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana mengumumkan keadaan yang paling
mendalam dari para Buddha. Vimalagandhasamgraha Jalasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana
mewujudkan cahaya murni yang terang. Punyasetuprabhasvara
Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memurnikan dharmadhatu sehingga tiada ciri-ciri dan sifat alami.
Tosamukti Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui membagikan lautan belas kasih besar yang tidak
habis-habisnya. Suddhanandapriyasvara Jalasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menjadi tambang kebahagiaan
besar diantara rombongan para Bodhisattva di Bodhimanda.
Samantavicitraprabhaprakata Jalasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui muncul dimana-mana dengan kekuatan
kebajikan yang sangat luas dan tidak terhalang.
Samudrapradhavagarjitasvara Jalasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup dan
menghasilkan upaya kausalya seperti kekosongan untuk menjinakkan
dan menaklukkan mereka.
Pada waktu itu, Samantameghadhvaja Jalasuradhipati, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Jalasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Pintu gerbang dari belas kasih yang murni, sebanyak butiran debu
disemua wilayah,
Bersama-sama diungkapkan di dalam satu tanda menakjubkan dari
sang Tathagata;
Hal yang sama berlaku untuk setiap tanda-tanda-Nya.
Oleh karena itu, mereka yang memandang-Nya tidak pernah bosan.
Saat sang Bhagavan mengolah praktek di masa lalu,
Dia mengunjungi semua tempat tinggal Tathagata.
Dia mempraktekkan dalam berbagai cara, tidak pernah lalai:
Upaya-kausalya ini dimasuki oleh Samudravelameghanada.
Sang Buddha di seluruh sepuluh penjuru arah,
Diam, tidak bergerak, tidak datang atau pergi.
Namun mengajar para makhluk dengan tepat, membuat mereka semua
bisa melihat.
Ini di pahami oleh Abhiramacakrasikha.
Keadaan dari sang Tathagata adalah yang tanpa batas, tidak
terukur.
Semua makhluk hidup tidak dapat memahaminya.
Suara-Nya yang menakjubkan terdengar sepanjang sepuluh penjuru:
Inilah bidang keterampilan dari Upayakausalyavarta.
Cahaya sang Bhagavan tiada akhir.
Tidak terbayangkan, ia mengisi dharmadhatu.
Dia mengkhotbahkan Dharma, mengajar dan membebaskan makhluk
hidup.
Vimalagandhasamgraha mengamati ini dengan baik.
Sang Tathagata murni seperti ruang angkasa,
Tanpa bentuk, tanpa tanda, muncul di sepuluh penjuru,
Namun menyebabkan semua makhluk melihat-Nya:
Punyasetuprabhasvara merenungkan hal ini.
Di masa lalu, sang Buddha mengembangkan maha-karuna,
Pikiran-Nya luas, menembus, menyesuaikan dengan makhluk hidup.
Oleh karena itu, Dia muncul di dunia sama seperti awan:
Jalan pembebasan ini dipahami Tosamukti .
Semua wilayah di sepuluh penjuru,
Terlihat sang Tathagata sedang duduk di kursi-Nya,
Dengan jelas terbangkitkan pada Maha Bodhi.
Suddhanandapriyasvara memasuki ini.
Tindakan sang Tathagata terbebas dari semua rintangan.
Dia mencakup semua wilayah di sepuluh penjuru.
Dimana-mana Dia menampilkan penembusan batin yang hebat.
Samantavicitraprabhaprakata tercerahkan begitu.
Dia mengolah upaya-kausalya yang tidak terbatas,
Setara dengan dunia makhluk hidup, mengisinya semua.
Tindakan yang halus dari penembusan batin-Nya tidak pernah
berhenti.
Samudrapradhavagarjitasvara memasuki ini.
Selanjutnya, Ratnaprabhakara Samudrasuradhipati memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui tidak membeda-bedakan dalam
menganugerahkan lautan berkat kepada para makhluk hidup sehingga
tubuh mereka terhiasi, seperti dengan permata yang sangat
banyak. Vajraketu Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya untuk melindungi
akar kebajikan para makhluk hidup. Vimala Samudrasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengeringkan lautan
penderitaan semua makhluk hidup. Sarvajalamadi
Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyebabkan semua makhluk hidup keluar dari jalan kejahatan.
Subharatnacandra Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dimana-mana menghancurkan kegelapan dari
ketidaktahuan. Supuspanagasikha Samudrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memadamkan penderitaan semua
alam makhluk hidup dan menganugerahkan kebahagiaan dan
kedamaian. Samantaprabharasadhara Samudrasuradhipati memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memurnikan semua makhluk hidup
dari pandangan dan sifat alami ketidaktahuan mereka.
Puspaprabharatnajvala Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menghasilkan tekad mencapai Bodhi, yang
adalah benih sifat alami yang menghasilkan semua permata.
Suvajrasikha Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui lautan kualitas kebajikan dari pikiran yang
tidak terguncangkan. Samudravelameghanada Samudrasuradhipati
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki samadhi yang
menjadi pintu gerbang semesta untuk masuk ke dharmadhatu.
Pada waktu itu, Ratnaprabhakara Samudrasuradhipati, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Samudrasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Selama lautan kalpa yang tidak terbayangkan dan luas,
Dia memberikan persembahan kepada semua Tathagata,
Menyalurkan kebajikan ini kepada semua makhluk di mana-mana.
Inilah sebabnya kemuliaan-Nya tiada bandingannya.
Dia muncul di semua sistem dunia,
Mengetahui sifat dan keinginan setiap makhluk.
Demi mereka, Dia mengkhotbahkan lautan Maha Dharma.
Vajraketu tercerahkan pada ini dengan sukacita.
Tidak terbayangkan, hujan deras dari awan Dharma
Yang dianugerahkan oleh sang Nayaka di seluruh dunia.
Ini mengeringkan lautan penderitaan yang tidak terbatas:
Vimala memasuki pintu Dharma ini.
Makhluk hidup terselubung dalam penderitaan,
Mengembara dalam semua kondisi, tunduk pada semua kesengsaraan.
Untuk mereka, Dia mengungkapkan 'tingkat keBuddhaan
(Buddhatva)'.
Sarvajalamadi memasuki pintu ini.
Sang Buddha selama lautan kalpa yang tidak terbayangkan,
Mengolah semua praktek yang tidak habis-habisnya,
Memotong putus selamanya jaring khayalan para makhluk.
Subharatnacandra mengerti dan memasuki ini.
Sang Buddha melihat para makhluk hidup yang selalu takut,
Berputar di lautan kelahiran dan kematian.
Untuk mereka, dia menunjukkan Jalan Tathagata yang tiada
tanding:
Supuspanagasikha memahaminya dan bergembira.
Tingkat Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Itu setara dengan ruang angkasa dan seluruh dharmadhatu,
Dia bisa membersihkan semua jaring khayalan para makhluk:
Samantaprabharasadhara mampu memberitakannya.
Mata Buddha sungguh murni dan tidak terbayangkan,
Melihat segala sesuatu dengan lengkap.
Dia menunjukkan kepada makhluk hidup jalan yang unggul.
Puspaprabharatnajvala memahami hal ini.
Pasukan mara yang besar dan tidak terhitung jumlahnya
Semuanya dihancurkan dalam sekejap.
Pikiran-Nya tidak terganggu dan tidak terbayangkan.
Suvajrasikha memiliki upaya-kausalya ini.
Mengkhotbahkan suara yang menakjubkan di sepuluh penjuru,
Itu meliputi seluruh dharmadhatu.
Inilah keadaan samadhi dari sang Tathagata.
Samudravelameghanada mempraktekkan tingkat ini.
Selanjutnya, Samantajavarayakara Nadisura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dimana-mana menurunkan hujan Dharma
yang tanpa batas. Samantajalakarasrotasvisuddha Nadisura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dihadapan
semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka selamanya terbebas
dari semua penderitaan. Virajamalacaksu Nadisura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya dari
belas kasih besar untuk membersihkan debu angan-angan khayalan
semua makhluk hidup. Dasadiksanadin Nadisura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui terus memancarkan suara yang
menguntungkan para makhluk. Sattvaraksa Nadisura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui selalu baik hati dan tidak
pernah menyusahkan makhluk hidup. Ataptavimalaprabha Nadisura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampilkan semua
akar kebajikan yang murni dan menakjubkan. Samantapramodakara
Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyempurnakan praktek memberi dan membebaskan semua makhluk
dari kekikiran dan kemelekatan. Mahagunaparamadhvaja Nadisura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi lapangan
berkat yang membahagiakan semua. Sarvalokadyutikaraprabha
Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan
semua makhluk yang tercemar menjadi murni dan yang marah menjadi
bergembira. Sagaragunaprabha Nadisura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup memasuki
lautan pembebasan dan terus mengalami kebahagiaan penuh.
Pada waktu itu, Samantajavarayakara Nadisura, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Nadisura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Dahulu, sang Tathagata, demi semua makhluk hidup,
Mengolah praktek yang tidak terbatas dari lautan Dharma.
Sama seperti hujan deras yang menghapus terik-panas,
Dia memadamkan panas penderitaan makhluk hidup.
Sang Buddha, di kalpa masa lalu yang tidak terhitung,
Memurnikan dunia dengan cahaya panidhana-Nya,
Menyebabkan mereka yang telah matang mencapai Bodhi:
Samantajalakarasrotasvisuddha tercerahkan pada ini.
Dengan maha-karuna dan upaya-kausalya terhadap banyak makhluk,
Dia muncul di hadapan mereka, terus membimbing,
Membersihkan kotoran dari penderitaan.
Virajamalacaksu melihat ini dan bergembira dengan mendalam.
Sang Buddha mengucapkan suara yang menakjubkan, membuat semua
mendengar.
Dengan senang hati, para makhluk hidup dipenuhi sukacita,
Penderitaan mereka yang tidak terhingga menjadi lenyap.
Dasadiksanadin terbebaskan begitu.
Dahulu, sang Buddha mengolah Bodhisattvacarya,
Demi menolong para makhluk hidup selama kalpa yang tidak
terhingga.
Oleh sebab itu, cahaya-Nya yang cemerlang meliputi dunia.
Sattvaraksa mengingatnya dengan sukacita.
Di masa lalu, sang Buddha mengolah praktek demi makhluk hidup,
Menerapkan berbagai upaya-kausalya untuk mematangkan mereka.
Di mana-mana, memurnikan lautan berkat, melenyapkan semua
penderitaan.
Ataptavimalaprabha melihatnya dengan sukacita.
Pintu gerbang dari berdana.adalah yang tidak habis-habisnya,
Yang memberikan manfaat bagi semua makhluk,
Membuat mereka yang menyaksikannya terbebas dari kemelekatan.
Samantapramodakara tercerahkan begitu.
Dahulu, sang Buddha mengolah upaya-kausalya demi Bodhi,
Mengembangkan lautan kebajikan yang tidak terbatas.
Membuat mereka yang menyaksikannya menjadi gembira.
Mahagunaparamadhvaja menyadarinya dengan bergembira.
Dia sepenuhnya membersihkan kekotoran makhluk hidup,
Dengan belas kasih yang sama-rata bahkan terhadap yang jahat.
Oleh sebab itu, cahaya-Nya memancar ke seluruh ruang angkasa.
Sarvalokadyutikaraprabha melihatnya dengan gembira.
Sang Buddha adalah lapangan berkat, lautan kebajikan,
Memimpin semua untuk berpisah dengan kejahatan,
Bahkan memimpin semua ke Maha Bodhi.
Ini adalah pembebasan Sagaragunaprabha.
Selanjutnya, Komalasurasa Sasyasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memberikan rasa Dharma kepada semua makhluk
hidup sehingga mereka mengembangkan tubuh Buddha.
Kalakusumavimalaprabha Sasyasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup mengalami
kegembiraan besar dan kebahagiaan. Vikrantaviryarogyakaya
Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan
pintu Dharma yang sempurna untuk memurnikan semua alam
keberadaan. Prayus Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui melihat kekuatan penembusan batin tanpa batas yang
dengan belas kasih di gunakan oleh sang Buddha untuk menunjukkan
pengajaran. Samantamulaphalajanati Sasyasura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dimana-mana memperlihatkan lapangan
berkat dari Buddha, dan menyebabkan para makhluk menanam benih
yang tidak bisa dihancurkan. Vicitralamkaramandalasikha
Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan
bunga dari keyakinan murni mekar di dalam para makhluk hidup.
Prakledanavimalapuspa Sasyasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dengan belas kasih menyelamatkan para makhluk
hidup dan meningkatkan lautan berkat dan kebajikan mereka.
Sugandhanispadana Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui secara luas mempertunjukkan semua cara dari praktek
Bodhi. Sampreksakapramodin Sasyasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk di dharmadhatu
meninggalkan kemalasan dan kegelisahan sehingga mereka semua
menjadi murni. Vimalasuddhaprabha Sasyasura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengamati akar kebajikan dari semua
makhluk hidup, menjelaskan Dharma dengan cara yang sesuai,
mendatangkan kegembiraan dan kepuasan kepada orang banyak.
Pada waktu itu, Komalasurasa Sasyasura, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Sasyasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Lautan kebajikan sang Tathagata yang tidak tertandingi,
Muncul di mana-mana sebagai lampu terang yang menyinari dunia.
Menyelamatkan dan melindungi semua makhluk hidup,
Dia memberikan kedamaian pada semua, tidak mengabaikan satu pun.
Kebajikan sang Bhagavan adalah yang tanpa batas.
Tiada makhluk yang mendengarnya dengan sia-sia.
Itu menyebabkan mereka meninggalkan penderitaan dan selalu
bahagia.
Kalakusumavimalaprabha memahami hal ini.
Kekuatan sang Sugata seluruhnya tersempurnakan,
Muncul di dunia, dihiasi dengan kualitas kebajikan.
Semua makhluk hidup benar-benar dijinakkan.
Vikrantaviryarogyakaya memahami dan mencapai Dharma ini.
Dulu, sang Buddha mengolah lautan belas kasih yang besar.
Pikiran-Nya ditujukan pada setiap makhluk di dunia.
Oleh sebab itu, kekuatan penembusan batin-Nya tiada batas.
Prayus melihat hal ini.
Sang Buddha terus muncul di seluruh dunia.
Tiada satu pun dari upaya-kausalya-Nya yang digunakan sia-sia.
Dia sepenuhnya memurnikan angan-angan dan penderitaan para
makhluk:
Samantamulaphalajanati terbebaskan begitu.
Sang Buddha adalah lautan kebijaksanaan besar di dunia,
Yang memancarkan cahaya murni yang mencapai dimana-mana.
Oleh karena itu, semuanya melahirkan keyakinan besar dan tekad
kuat.
Vicitralamkaramandalasikha memahami dan memasuki ini.
Sang Tathagata, mengamati dunia, memunculkan belas kasihan.
Muncul demi memberi manfaat kepada makhluk hidup,
Memperlihatkan jalan tertinggi dari ketenangan dan kebahagiaan:
Prakledanavimalapuspa terbebaskan begitu.
Praktek murni yang diolah oleh sang Sugata,
Sepenuhnya diberitakan di bawah pohon Bodhi.
Ajaran pengubahan seperti itu memenuhi sepuluh penjuru arah:
Sugandhanispadana mendengar dan menerimanya.
Untuk yang ada di dunia, Sang Buddha menampakkan kemunculan,
Membebaskan dari kesusahan, membangkitkan sukacita besar,
Dia memurnikan semua sifat dan cita-cita.
Sampreksakapramodin tercerahkan begitu.
Sang Tathagata muncul di banyak dunia,
Mengamati kecenderungan semua makhluk,
Dan mematangkan mereka dengan berbagai upaya-kausalya.
Ini adalah jalan menuju pembebasan Vimalasuddhaprabha.
Selanjutnya, Mangala Ausadhisura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengamati pikiran dari semua makhluk dan
dengan rajin mengumpulkannya. Candanavana Ausadhisura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menggunakan cahaya untuk
mengumpulkan semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka yang
melihatnya tidak sia-sia. Vimalaprabha Ausadhisura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya- kausalya yang
murni untuk memadamkan penderitaan semua makhluk hidup.
Samantayasa Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menggunakan kemasyhuran untuk memperluas lautan akar
kebajikan. Jvalakupa Ausadhisura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengangkat bendera belas kasih besar yang
dengan cepat meringankan semua penyakit.
Samantabhaisajyavisuddha Ausadhisura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyembuhkan semua makhluk hidup yang buta
dan menyebabkan mata kebijaksanaan mereka menjadi jelas. Nardana
Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mengumumkan ucapan Buddha dan menjelaskan makna-makna yang
berbeda dari semua gejala kejadian. Suryavirocaterasmiketu
Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi
penasehat semua makhluk hidup, menyebabkan mereka yang
melihatnya menghasilkan akar kebajikan. Dasadiksasphatadrsti
Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tambang
dari belas kasih besar yang murni, yang membangkitkan keyakinan
dan tekad para makhluk hidup dengan cara upaya-kausalya.
Viryavrddhilocana Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menyebabkan para makhluk mengingat Buddha, yang dengan
jalan itu melenyapkan semua penyakit mereka.
Pada waktu itu, Mangala Ausadhisura, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Ausadhisura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Kebijkasanaan sang Tathagata adalah yang tidak terbayangkan.
Dia sepenuhnya memahami pikiran semua makhluk.
Dan dengan segala macam kekuatan dari upaya-kausalya,
Memadamkan angan-angan dan kesengsaraan yang tidak terukur dari
orang banyak.
Upaya-kausalya dari sang Maha Vira adalah yang tidak bisa
diukur.
Tidak ada yang Dia lakukan dengan sia-sia.
Tanpa berhenti menyebabkan penderitaan para makhluk menjadi
lenyap.
Candanavana tercerahkan begitu.
Renungkan Dharma semua Buddha dengan cara ini:
Setelah mengolah dengan tekun selama kalpa yang tidak terbatas,
Tiada kemelakatan pada apapun.
Vimalaprabha memasuki jalan ini.
Sang Buddha sulit ditemukan dalam ratusan ribu kalpa.
Jika ada orang yang bisa melihat-Nya atau mendengar nama-Nya,
Ini pasti akan memberikan keuntungan.
Samantayasa memahami hal ini.
Sang Tathagata, dari setiap pori-pori-Nya,
Memancarkan cahaya terang yang memadamkan semua bencana,
Menyebabkan semua penderitaan dunia berakhir.
Jvalakupa memasuki jalan ini.
Semua makhluk hidup dibutakan oleh ketidaktahuan.
Khayalan dan karma mereka menyebabkan penderitaan yang tiada
habisnya.
Sang Buddha menyingkirkan ini dan mengungkapkan kebijaksanaan
yang mencerahkan.
Samantabhaisajyavisuddha mengamati hal ini.
Suara tunggal sang Tathagata adalah yang tidak terbatas.
Ini bisa membuka semua lautan pintu Dharma.
Makhluk hidup yang mendengarnya mendapatkan pemahaman yang
lengkap.
Ini adalah pembebasan Nardana.
Amati kebijaksanaan Buddha yang tidak terbayangkan.
Secara menyeluruh muncul di semua alam untuk menyelamatkan semua
makhluk,
Semua yang melihat Dia menjadi mengikuti ajaran-Nya.
Inilah wawasan mendalam Suryavirocaterasmiketu.
Lautan belas kasih besar dan upaya-kausalya sang Tathataga,
Dihasilkan demi menguntungkan orang-orang di dunia.
Membuka lebar jalan yang benar kepada makhluk hidup.
Dasadiksasphatadrsti memahami hal ini.
Sang Tathagata memancarkan cahaya cemerlang ke mana-mana,
Menerangi semua makhluk di sepuluh penjuru tanpa gagal,
Menyebabkan mereka mengingat sang Buddha dan melakukan
kebajikan.
Inilah jalan menuju pembebasan Viryavrddhilocana.
Selanjutnya, Meghapuspavistara Vana deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui gudang yang luas dari lautan kebijaksanaan
yang tanpa batas. Vipatakarasmipuskalaskandha Vana deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana secara
luas mengolah kemurnian. Tejamucavitapadhara Vana deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan tunas
dari berbagai jenis keyakinan murni menjadi tumbuh.
Vimalabhadrapattra Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui menghimpun semua jenis hiasan murni dari kualitas
kebajikan. Vilagnajvalaratna Vana deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui terus melihat seluruh dharmadhatu melalui
pintu gerbang semesta dari kebijaksanaan murni. Vimalaprabha
Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui
lautan kegiatan dari semua makhluk hidup dan menyebarkan awan
Dharma. Pramodikameghanirghosa Vana deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menanggung semua suara yang tidak
menyenangkan dan mengucapkan suara yang murni.
Sarvavyapigandhaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memperlihatkan di sepuluh penjuru praktek
yang luas, yang diolah di masa lampau. Prthupajasuksmaprabha
Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan
semua kualitas kebajikan untuk menguntungkan mereka yang di
dunia. Puspaphalarasaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebabkan semua orang melihat sang Buddha
muncul di dunia, selalu mengingat dengan hormat dan tidak pernah
lupa, dan menghias sang Tambang Kebajikan.
Pada waktu itu, Meghapuspavistara Vana deva, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Vanasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Di masa lalu, sang Buddha mengolah praktek Bodhi,
Kebajikan, dan kebijaksanaan-Nya sepenuhnya sempurna.
Memiliki semua Bala yang siap digunakan,
Dia muncul di dunia dengan memancarkan cahaya cemerlang.
Aspek belas-kasih-Nya adalah yang tidak terbatas seperti jumlah
makhluk.
Sang Tathagata memurnikan mereka semua di kalpa masa lampau.
Oleh sebab itu, Dia bisa memberikan keuntungan kepada makhluk di
dunia.
Vipatakarasmipuskalaskandha memahami hal ini.
Jika makhluk melihat sang Buddha meski satu kali,
Dia pasti akan membawa mereka kedalam lautan keyakinan yang
dalam,
Secara menyeluruh menunjukkan kepada mereka jalan Tathagata.
Inilah pembebasan Tejamucavitapadhara.
Kualitas kebajikan yang terkumpul dalam satu pori tunggal,
Tidak bisa sepenuhnya dijelaskan di dalam lautan kalpa.
Upaya-kausalya dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Vimalabhadrapattra memahami makna yang mendalam ini.
Saya ingat bagaimana sang Tathagata di masa lampau,
Memuja para Buddha yang jumlah-Nya seperti butiran debu ksetra.
Dihadapan setiap dari Mereka, kebijaksanaan-Nya secara bertahap
tumbuh cemerlang.
Vilagnajvalaratna memahami hal ini.
Lautan perbuatan dari semua makhluk hidup,
Diketahui sang Bhagavan dalam sekejap satu pikiran.
Kebijaksanaan yang luas dan tidak terhalang ini,
Dipahami oleh Vimalaprabha.
Selalu melantunkan suara yang indah dan hening-tenang dari sang
Tathagata,
Membangkitkan kebahagiaan yang tanpa bandingan dimana-mana,
Menyebabkan semua menjadi tercerahkan sesuai dengan
kecenderungan dan pemahaman mereka.
Ini adalah metode praktek dari Pramodikameghanirghosa.
Sang Tathagata memperlihatkan kekuatan batin yang besar,
Yang membentang diseluruh sepuluh penjuru,
Menyebabkan semua perbuatan masa lampau-Nya menjadi terlihat.
Sarvavyapigandhaprabha memasuki jalan ini.
Para makhluk hidup tidak jujur dan tidak melakukan kebajikan,
Tersesat dan terpedaya, mereka tenggelam dan menggelepar di
kelahiran dan kematian.
Kepada mereka, Dia dengan jelas membuka jalan kebijaksanaan.
Prthupajasuksmaprabha melihat hal ini.
Sang Buddha, demi para makhluk yang tertimpa penghalang karma,
Muncul sekali di dunia setiap ratusan juta kalpa.
Menyebabkan mereka selalu melihat-Nya selama sisa waktu.
Puspaphalarasaprabha mengamati hal ini.
Selanjutnya, Pusparatnakuta Parvatasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memasuki cahaya samadhi dari
keheningan-tenang yang besar. Puspavanasusikha Parvatasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membawa para makhluk
hidup yang jumlahnya tidak terbayangkan ke kematangan melalui
pengolahan akar kebajikan dari 'kebaikan (maitri)'.
Samantarocanuccadhvaja Parvatasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui melihat kedalam pikiran dan kecenderungan
semua makhluk, kemudian memurnikan indera mereka.
Vimalaratnasikha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui rajin berjuang penuh semangat selama lautan kalpa yang
tidak terbatas tanpa lelah dan lalai. Dasadiksavirajatiprabha
Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menggunakan cahaya dari kualitas kebajikan yang tanpa batas
untuk mencerahkan para makhluk. Mahabalaprabha Parvatasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperoleh kematangan
diri yang sepenuhnya dan menyebabkan para makhluk hidup
meninggalkan tingkah laku sesat. Sarvanirjayativicitraprabha
Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
melenyapkan semua penderitaan tanpa menyisakan satupun.
Suksmavikramacakra Parvatasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menyebarkan cahaya Dharma, memperlihatkan
kebajikan semua Tathagata. Samantacaksupratyaksadrsi Parvatasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua
makhluk hidup menumbuhkan akar kebajikan, bahkan didalam mimpi
mereka. Guhyavajracaksu Parvatasura memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menampilkan lautan makna yang besar.
Pada waktu itu, Pusparatnakuta Parvatasura, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Parvatasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Setelah mengolah praktik tertinggi yang tanpa batas di masa lalu
Sekarang Dia mencapai kekuatan batin yang tidak terbatas.
Secara luas membuka lebar pintu Dharma yang jumlahnya seperti
butiran debu,
Menyebabkan semua makhluk hidup memahami dengan mendalam dan
bergembira.
Tubuh-Nya, dihiasi dengan berbagai keistimewaan, muncul di
seluruh dunia.
Memancarkan cahaya dari pori-pori-Nya, memurnikan semuanya.
Dengan upaya-kausalya dari maha-maitri, Dia mengajar semuanya.
Puspavanasusikha tercerahkan di jalan ini.
Tubuh sang Buddha muncul di mana-mana, tanpa batas,
Mengisi semua dunia di sepuluh penjuru.
Semua indera-Nya murni, menyenangkan semua orang yang
melihat-Nya.
Samantarocanuccadhvaja memahami dan memasuki Dharma ini.
Selama kalpa, dengan rajin mengolah tanpa lalai.
Tidak terpengaruh hal-hal duniawi, menyerupai ruang angkasa.
Dengan berbagai upaya-kausalya, Dia mengubah para makhluk.
Vimalaratnasikha tercerahkan di pintu Dharma ini.
Buta dalam kegelapan, makhluk hidup memasuki jalan yang
berbahaya.
Dengan belas-kasihan, sang Buddha memancarkan cahaya-Nya,
Membangunkan semua makhluk di dunia ini dari tidur mereka.
Setelah menyadari hal ini, Dasadiksavirajatiprabha sangat
bergembira.
Secara luas mengolah praktek di semua alam keberadaan,
Dia memuja para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu
ksetra.
Menyebabkan para makhluk yang melihat-Nya lalu membuat
Maha-Pranidhana.
Mahabalaprabha memasuki tingkat ini dengan jelas.
Melihat kesengsaraan makhluk hidup dalam perpindahan,
Yang selalu terjebak dalam semua rintangan karma mereka,
Dengan pancaran kebijaksanaan, Dia memadamkan kesengsaraan
mereka.
Sarvanirjayativicitraprabha terbebaskan begitu.
Setiap pori-pori-Nya memancarkan suara yang halus,
Yang memuji para Buddha sesuai dengan batin para makhluk hidup,
Meliputi sepuluh penjuru, selama kalpa yang tidak terhitung.
Suksmavikramacakra memasuki jalan ini.
Sang Buddha muncul di seluruh sepuluh penjuru.
Menjelaskan Dharma yang halus dengan berbagai upaya-kausalya.
Dengan lautan praktek, menolong semua makhluk.
Samantacaksupratyaksadrsi tercerahkan begitu.
Pintu Dharma adalah yang tidak terbatas seperti lautan,
Dia menjelaskannya dengan suara tunggal, namun dimengerti oleh
semua orang.
Sang Buddha mengkhotbahkan tanpa henti setiap hari.
Guhyavajracaksu menyelami upaya-kausalya ini.
Selanjutnya, Samantagunavimalapuspa Bhumi-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui terus mengamati semua makhluk hidup
dengan 'cinta-kasih (maitri)' dan 'belas-kasih (karuna)'.
Drdhapunyalamkara Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mewujudkan kekuatan berkat dan kebajikan dari semua
makhluk hidup. Supuspalamkaradruma Bhumi-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui memasuki semua gejala-kejadian dan
menghasilkan hiasan untuk semua Buddhaksetra. Samantaratnadana
Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengolah
berbagai jenis samadhi, menyebabkan para makhluk hidup
menyingkirkan kotoran yang menghalang. Vimalacaksukaladarsin
Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyebabkan semua makhluk hidup selalu berjalan dengan gembira.
Paramasubhacaksu Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mewujudkan semua jenis tubuh yang murni untuk
menjinakkan para makhluk hidup. Gandhakesaprabha Bhumi-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami lautan
kualitas kebajikan dan kekuatan besar yang menakjubkan dari
semua Buddha. Pramodikasvara Bhumi-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengumpulkan lautan ucapan suara dari semua
makhluk hidup. Supuspavartasikha Bhumi-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengetahui sifat alami tanpa noda yang
meliputi semua Buddhaksetra. Vajralamkarakaya Bhumi-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan semua
yang terkandung di dalam Roda Dharma dari semua Buddha.
Pada waktu itu, Samantagunavimalapuspa Bhumi-deva, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Bhumi-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :
Pintu gerbang belas kasih yang dibuka oleh sang Tathagata,
Dalam setiap saat di masa lampau, tidak mampu di ceritakan
semuanya.
Dia mengolah praktek itu tanpa henti,
Oleh sebab itu, Dia mencapai tubuh Vajra.
Gudang kebajikan dari semua makhluk hidup,
Dan juga dari para Bodhisattva di tiga masa waktu,
Semuanya muncul di pori-pori sang Tathagata.
Drdhapunyalamkara melihat hal ini dan bersukacita.
Keadaan samadhi-Nya yang luas dan hening-tenang,
Adalah yang tidak lahir, tidak binasa, tidak datang atau pergi,
Namun Dia memurnikan ksetra dan mengajar para makhluk.
Inilah pembebasan Supuspalamkaradruma.
Sang Buddha mengolah berbagai jenis praktek di masa lalu,
Membantu makhluk hidup menghancurkan semua rintangan berat.
Samantaratnadana melihat pembebasan ini,
Menghasilkan kegembiraan.
Alam dari sang Tathagata tidak ada batasnya.
Dia muncul setiap saat di seluruh dunia.
Vimalacaksukaladarsin merenungkan waktu,
Mengamati perbuatan sang Buddha dan bergembira.
Suara-Nya yang indah, tidak terbatas dan tidak terbayangkan,
Dimana-mana memadamkan penderitaan makhluk hidup.
Paramasubhacaksu tercerahkan pada ini,
Dan melihat kualitas kebajikan tertinggi sang Buddha yang tanpa
batas.
Sang Buddha mewujudkan perubahan bentuk dari segala wujud,
Mengisi sepuluh penjuru dharmadhatu.
Gandhakesaprabha selalu mengamati sang Buddha,
Dimana-mana mengubah makhluk hidup dengan cara ini.
Suara-Nya yang menakjubkan membentang ke sepuluh penjuru,
Menjelaskan kepada para makhluk selama kalpa yang tidak
terbatas.
Pramodikasvara setelah memahami hal ini,
Dengan penghormatan yang mendalam dan sukacita mendengar sang
Buddha.
Cahaya awan harum keluar dari pori-pori sang Buddha,
Sesuai dengan keinginan makhluk hidup, meliputi dunia.
Semua yang melihat ini berkembang menjadi matang.
Supuspavartasikha merenungkan hal ini.
Kokoh dan tidak bisa dihancurkan seperti Vajra,
Tidak tergoyahkan seperti gunung Sumeru,
Demikianlah tubuh sang Buddha tinggal berdiam di dunia ini.
Vajralamkarakaya melihat hal ini dan bergembira.
Selanjutnya, Ratnasikhaprabha Nigama-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui menguntungkan para makhluk hidup
dengan upaya-kausalya. Subhapratimanditamadi Nigama-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui indera
para makhluk hidup, mengajar dan mematangkan mereka.
Vimalasukharatna Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui selalu dengan senang hati menyebabkan semua makhluk
hidup menerima berbagai berkat kebajikan. Apasokavisuddhi
Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi
tambang belas kasih besar yang menyelamatkan para makhluk dari
ketakutan. Puspadipajvalacaksu Nigama-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui kebijaksanaan besar dan pengetahuan
semua. Jvaladhvajasampradarsitavyuha Nigama-deva memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui muncul dimana-mana dengan
upaya-kausalya. Punyaprabha Nigama-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup dan menyebabkan
mereka mengolah lautan kebajikan yang luas. Vimalaprabha
Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mencerahkan semua makhluk hidup dari kegelapan ketidaktahuan.
Gandhasikhalamkara Nigama-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui merenungkan bagaimana kuasa kekuatan sang
Tathagata secara menyeluruh menjinakkan para makhluk hidup di
semua dunia. Subharatnaprabha Nigama-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dengan cahaya besar menghancurleburkan
gunung penghalang yang merintangi para makhluk hidup.
Pada waktu itu, Ratnasikhaprabha Nigama-deva, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Nigama-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang 'Nayaka (Pembimbing)' sungguh tidak terbayangkan,
Dengan cahaya-Nya menyinari sepuluh penjuru arah.
Semua makhluk hidup melihat sang Buddha dihadapan,
Yang sedang mengajar dan mematangkan para makhluk yang tidak
terhitung.
Indera dari setiap makhluk hidup berbeda-beda,
Sang Buddha mengetahui itu semua.
Subhapratimanditamadi memasuki pintu Dharma ini,
Dan hatinya bergembira.
Sang Tathagata mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Melindungi Dharma para Buddha masa lampau,
Pikiran-Nya selalu dengan senang menerimanya.
Vimalasukharatna menyadari jalan ini.
Sang Tathagata di masa lampau telah memiliki kemampuan,
Untuk menyingkirkan ketakutan semua makhluk,
Dan selalu berkebaikan dan berbelas kasihan terhadap mereka.
Apasokavisuddhi memahami ini dengan bergembira.
Pengetahuan sang Buddha sangat luas dan tidak terbatas.
Sama seperti ruang angkasa, itu tidak bisa diukur.
Puspadipajvalacaksu menyadari ini, bersukacita,
Dan mempelajari kebijaksanaan sang Tathagata yang tidak
terbayangkan.
Bentuk rupa sang Tathagata sama dengan jumlah makhluk hidup.
Sesuai dengan kecenderungan, mereka semua dibuat bisa
melihat-Nya.
Jvaladhvajasampradarsitavyuha menyadari hal ini,
Dan mempraktikkan jalan ini, menjadi bahagia.
Sang Tathagata mengolah lautan kebajikan yang sangat banyak,
Yang murni, luas, dan tanpa batas.
Punyaprabha mengambil jalan ini,
Merenungkan dan memahaminya dengan sukacita.
Para makhluk hidup dalam ketidaktahuan mengembara melalui
berbagai keberadaan,
Sama seperti yang terlahir buta di dunia tidak melihat apapun
sama sekali.
Demi menolong mereka, sang Buddha muncul di dunia ini.
Vimalaprabha memasuki pintu ini.
Kekuatan sang Tathagata adalah yang tidak terbatas,
Sama seperti awan yang meliputi seluruh dunia.
Dia bahkan muncul di dalam mimpi untuk mengajar.
Gandhasikhalamkara mengamati hal ini.
Para makhluk hidup yang tergelapkan dalam ketidaktahuan seolah
buta dan bisu,
Mereka tertutup oleh berbagai jenis selubung rintangan.
Cahaya sang Buddha menembus dan membukanya.
Subharatnaprabha memasuki jalan ini.
Selanjutnya, Vimalalamkaradhvaja Bodhimanda-deva memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui kekuatan ikrar yang besar untuk
membuat pemujaan dari penghiasan yang luas kepada sang Buddha.
Sumeruratnasubha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui muncul dihadapan semua makhluk hidup dan
menyempurnakan praktek 'Maha-Bodhi (Pencerahan yang besar).'
Meghagarjanalaksanadhvaja Bodhimanda-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui menyebabkan para makhluk hidup melihat
sang Buddha sedang mengajarkan Dharma kepada mereka didalam
mimpi sesuai dengan keinginan mereka. Divyacaksupuspavarsa
Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menurunkan hujan semua jenis perhiasan berharga yang sulit
ditinggalkan. Vimalajvalarupa Bodhimanda-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mewujudkan Bodhimanda yang terhiasi
dengan sangat indah demi mengajar banyak makhluk dan mematangkan
mereka. Malaprabhasikha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengajarkan Dharma sesuai dengan indera para
makhluk, menyebabkan mereka mengembangkan kesadaran yang benar.
Ratnalamkaravarsa Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kefasihan dimana-mana menurunkan hujan Dharma
kebahagiaan yang tanpa batas. Suragandhacaksu Bodhimanda-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melalui dimana-mana
memuji kebajikan para Buddha. Vajravarnamegha Bodhimanda-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memunculkan pohon
dengan bentuk dan warna yang tidak terbatas untuk menghiasi
Bodhimanda. Padmaprabha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui diam dan tenang dibawah pohon Bodhi namun
hadir di sepuluh penjuru arah. Nistarkyarasmiprabha
Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menampilkan berbagai jenis kekuatan Tathagata.
Pada waktu itu, Vimalalamkaradhvaja Bodhimanda-deva, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Bodhimanda-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :
Saya ingat, sang Tathagata di masa lalu,
Praktek yang Dia lakukan selama kalpa tanpa batas.
Membuat persembahan kepada semua Buddha yang muncul di dunia,
Sehingga Dia memperoleh jasa kebajikan seluas ruang angkasa.
Sang Buddha mempraktekkan 'pemberian (dana)' yang tanpa batas,
Yang banyaknya seperti butiran debu di wilayah yang tidak
terbatas.
Dengan mengingat sang Tathagata,
Sumeruratnasubha menjadi penuh kegembiraan.
Bentuk-rupa sang Tathagata tidak ada habisnya.
Perwujudan-Nya meliputi semua wilayah.
Selalu muncul bahkan di dalam mimpi.
Meghagarjanalaksanadhvaja sangat senang melihat ini.
Dalam praktek pemberian selama kalpa yang tidak terukur di masa
lalu,
Memberikan mata-Nya, yang sangat sulit diberikan, yang cukup
memenuhi lautan,
Dia mempraktekkan pemberian dengan cara ini demi semua makhluk
hidup.
Divyacaksupuspavarsa bersukacita memahaminya.
Bentuk-Nya yang tidak terbatas,
Seperti awan permata yang berkilau,
Muncul di Bodhimanda di seluruh dunia.
Vimalajvalarupa bergembira mengamati kekuatan batin sang Buddha.
Lautan kegiatan makhluk hidup adalah yang tanpa batas.
Sang Buddha mengisinya dengan hujan Dharma,
Menghilangkan keraguan sesuai dengan indera dan pemahaman
mereka.
Malaprabhasikha menyadari ini dengan senang.
Pintu Dharma yang tidak terukur,
yang masing-masing berbeda makna,
Dia menyelaminya dengan kefasihan-Nya yang seluas samudera.
Ratnalamkaravarsa selalu mengingatnya.
Di seluruh wilayah, yang jumlahnya tidak terkatakan,
Dia memuji semua Buddha dalam semua bahasa,
Oleh sebab itu, mencapai kemasyhuran dan kebajikan yang besar.
Suragandhacaksu mengingatnya.
Pohon yang tanpa batas dengan berbagai bentuk,
Semuanya muncul di bawah raja pohon Bodhi.
Vajravarnamegha menyadari dan membuat jalan ini,
Dan dengan sukacita, selalu melihat sang Pohon Dharma.
Sama seperti batas dari sepuluh penjuru tidak dapat ditemukan,
Demikian juga, pengetahuan sang Buddha yang sedang duduk di
Bodhimandha.
Padmaprabha menimbulkan keyakinan yang murni,
Dan memasuki pembebasan ini dengan sangat senang.
Segala sesuatu di bodhimandha menghasilkan suara yang luar
biasa,
Yang memuji kekuatan sang Buddha yang murni dan tidak
terbayangkan,
Dan juga keberhasilan semua praktek sebab-akibat.
Ini bisa didengar oleh Nistarkyarasmiprabha.
Selanjutnya, Ratnamudra Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menurunkan hujan permata dimana-mana dan
menghasilkan kegembiraan yang luas. Padmaprabha Padanyasa-deva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan sang
Buddha sedang duduk di atas takhta bunga teratai dengan semua
warna dan cahaya, menyenangkan yang melihat. Vimalapuspasikha
Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mendirikan Bodhimanda dan perkumpulan majelis dari semua
Tathagata di dalam setiap saat dari pikiran.
Sarvasudarsanavikurvana Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui menenangkan para makhluk hidup yang tidak
terhitung dalam setiap langkah kakinya.
Vicitranaksatraratnadhvaja Padanyasa-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui dalam setiap saat dari pikiran
mewujudkan berbagai jenis jaring cahaya berbentuk bunga teratai
yang menurunkan hujan permata yang menghasilkan suara yang
menakjubkan. Sukhamrsvasvaravaca Padanyasa-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui menghasilkan lautan kebahagiaan yang
tanpa batas. Candanavrksaprabha Padanyasa-deva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui menggunakan tiupan angin wangi untuk
mencerahkan perkumpulan majelis di semua Bodhimanda. Padmatejas
Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
memancarkan cahaya dari setiap pori-porinya yang melantunkan
suara Dharma yang halus. Suksmaprabha Padanyasa-deva memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui membuat tubuhnya memancarkan
berbagai macam jaring cahaya yang menerangi segala sesuatu.
Vicitrapuspasamgraha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mencerahkan semua makhluk hidup dan
menyebabkan mereka mengembangkan lautan akar kebajikan.
Pada waktu itu, Ratnamudra Padanyasa-deva, melalui kekuatan sang
Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Padanyasa-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Buddha mengolah praktek selama kalpa tak terukur,
Membuat pemujaan kepada semua Tathagata.
Pikiran-Nya selalu bergembira, tidak pernah bosan.
Kegembiraan-Nya sedalam dan seluas samudra.
Dalam setiap pikiran, kekuatan batin-Nya yang tak terhingga,
Menghasilkan bunga teratai dengan wewangiannya yang
beranekaragam,
Para Buddha duduk diatas itu, pergi kemana-mana.
Padmaprabha melihat itu semua.
Demikian ini adalah Dharma dari para Tathagata,
Perkumpulan majelis-Nya yang luas meliputi sepuluh penjuru.
Menampilkan kekuatan batin yang tidak terbayangkan dimana-mana.
Vimalapuspasikha memahami ini dengan jelas.
Di semua tempat di sepuluh penjuru,
Dalam setiap langkah kaki-Nya,
Dia mengembangkan semua makhluk.
Sarvasudarsanavikurvana menyadarinya dengan sukacita.
Dia mewujudkan tubuh yang sebanyak jumlah makhluk hidup.
Setiap tubuh itu mengisi dharmadhatu.
Semua itu memancarkan cahaya murni dan menurunkan hujan permata.
Vicitranaksatraratnadhvaja memasuki pembebasan ini.
Alam dari sang Tathagata adalah yang tidak terbatas.
Dia menurunkan hujan Dharma yang memenuhi semua tempat.
Dengan melihat sang Buddha, banyak orang bergembira.
Sukhamrsvasvaravaca melihat hal ini.
Suara Buddha sebanding dengan luas ruang angkasa.
Semua jenis suara tercakup didalamnya.
Itu menundukkan semua makhluk tanpa kecuali.
Candanavrksaprabha mendengar ini.
Semua pori-pori-Nya memancarkan suara ajaib,
Yang mengumumkan nama semua Buddha dari tiga masa waktu.
Semua yang mendengarnya dipenuhi dengan kebahagiaan.
Padmatejas melihat ini.
Perwujudan tubuh sang Buddha adalah yang tidak terbayangkan.
Dalam setiap langkah bentuk-rupanya seperti lautan.
Mewujudkan diri-Nya sesuai dengan keinginan makhluk hidup.
Inilah pencapaian Suksmaprabha.
Menampilkan kekuatan batin yang hebat di sepuluh penjuru,
Sang Buddha membawa semua makhluk menuju pencerahan.
Vicitrapuspasamgraha melihat Dharma ini,
Mengalami kegembiraan besar.
Selanjutnya, Puspalamkrtasikha Ganakayakasura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengingat lautan ikrar masa lampau
sang Buddha. Dasadiksavirajatiprabha Ganakayakasura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya di seluruh
dunia yang tanpa batas. Samudrasvaradamaka Ganakayakasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui suara besar yang
mencerahkan semua makhluk dan menyebabkan mereka bahagia dan
hening-tenang. Vimalapuspalamkrtasikha Ganakayakasura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui tubuh yang sama seperti ruang
angkasa, muncul dimana-mana. Anantabhimaparicarya Ganakayakasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada
semua mahluk hidup alam para Buddha. Paramaprabhavyuha
Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menyebabkan semua makhluk hidup yang kelaparan menjadi sehat dan
kuat. Vimalaprabhagandhamegha Ganakayakasura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui membersihkan kotoran penderitaan semua
makhluk hidup. Dharapalaka Ganakayakasura memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui mengubah ketidaktahuan dan karma buruk
semua makhluk hidup. Sarvagatapalaka Ganakayakasura memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan hiasan-hiasan di
dalam istana para Lokanatha. Avikaraprabha Ganakayakasura
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengumpulkan semua
makhluk hidup dan menyebabkan mereka menghasilkan akar kebajikan
yang murni.
Pada waktu itu, Puspalamkrtasikha Ganakayakasura, melalui
kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan
besar para Ganakayakasura dan mengucapkan syair-gatha ini :
Saya ingat di kalpa masa lampau sebanyak butiran debu di Sumeru,
Rsvaprabha Buddha muncul di dunia ini.
Sang Bhagavan, di hadapan sang Tathagata itu,
Berikrar mencapai Samyaksambodhi dan memuja semua Buddha.
Tubuh sang Tathagata memancarkan cahaya terang.
Yang memenuhi seluruh dharmadhatu.
Saat makhluk hidup menjumpainya, pikiran mereka dijinakkan.
Dasadiksavirajatiprabha melihat ini.
Suara sang Tathagata mengguncang daratan di sepuluh penjuru,
Semua ucapan suara-Nya sepenuhnya sempurna,
Mencerahkan semua makhluk tanpa kecuali.
Mendengar ini, Samudrasvaradamaka bergembira di dalam hatinya.
Tubuh sang Buddha murni dan selalu tenang,
Menampilkan berbagai bentuk-rupa di mana-mana namun tiada tanda.
Dengan cara ini, Dia tinggal berdiam di seluruh dunia.
Vimalapuspalamkrtasikha memasuki ini.
Sang Nayaka sungguh tidak terbayangkan,
Menyebabkan semua yang melihat-Nya sesuai dengan keinginan
mereka,
Kadang duduk, atau berjalan, atau sedang berdiri.
Anantabhimaparicarya tercerahkan di jalan ini.
Sulit bertemu dengan seorang Buddha dalam koti kalpa.
Dia datang untuk memberi manfaat kepada para makhluk dengan
kemudahan,
Menyelamatkan semua makhluk dari kesengsaraan kemiskinan.
Paramaprabhavyuha memasuki keadaan ini.
Dari antara gigi sang Tathagata,
Memancarkan awan cemerlang yang menyala seperti lampu wangi,
Yang memadamkan angan-angan khayalan semua makhluk.
Vimalaprabhagandhamegha mengamati ini.
Kemelekatan angan-angan makhluk hidup menjadi penghalang berat,
Mereka terus terlibat dan mengembara di sepanjang jalan
kejahatan.
Sang Tathagata memperlihatkan jalan pembebasan.
Dharapalaka tercerahkan dan memasuki ini.
Saya merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tathagata.
Cahaya-Nya menyebar dan memenuhi seluruh dharmadhatu.
Tinggal di istana kerajaan, Dia mengubah makhluk hidup.
Inilah keadaan dari Sarvagatapalaka.
Para makhluk hidup yang tertipu, mengalami banyak kesengsaraan.
Sang Buddha berada di tengah-tengah, terus menyelamatkan mereka,
Melenyapkan angan-angan khayalan dan melimpahkan kebahagiaan.
Avikaraprabha mengamati ini.
Selanjutnya, Vicitra Narayana Vajradhara memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui melihat sang Tathagata mewujudkan tubuh dari
bentuk-rupa yang tanpa batas. Suryaturandhvaja Vajradhara
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melihat setiap helai
rambut di tubuh sang Buddha memancarkan berbagai macam awan
cahaya yang sama seperti matahari. Sumeru Giri Puspa Prabha
Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan
magis besar yang mewujudkan tubuh yang tidak terhitung. Vimala
Meghagarjana Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan
melalui mengucapkan suara tanpa batas yang sesuai dengan jenis
makhluk hidup. Sumahasindriya Vajradhara memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui muncul sebagai Pemimpin di semua dunia dan
mencerahkan para makhluk hidup. Abhiramabhasa Vajradhara
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan semua
jalan masuk yang berbeda-beda kedalam Buddhadharma sehingga
sepenuhnya dipahami. Mahavrksa Meghanirghosa Vajradhara
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan perhiasan
yang menyenangkan untuk mengumpulkan semua Vrksasura (dewa
pohon). Simharajabhasa Vajradhara memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui terberkahi dengan dan sepenuhnya memahami
hiasan yang dihimpun dari kebajikan yang luas. Jvalamangalacaksu
Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati
pikiran para makhluk hidup yang berada pada jalan yang
berbahaya, dan mewujudkan tubuh yang terhiasi dengan menakjubkan
di hadapan mereka. Padmaprabharatnasikha Vajradhara memperoleh
jalan menuju pembebasan melalui menurunkan hujan permata mani
dimana-mana untuk menghiasi jambul semua Bodhisattva Mahasattva.
Pada waktu itu, Vicitra Narayana Vajradhara, melalui kekuatan
sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para
Vajradhara dan mengucapkan syair-gatha ini :
Renungkanlah sang Dharma-raja,
Dharma dari sang Dharma-raja adalah demikian,
Penampilan tubuh-Nya tidak ada batasnya,
Menampilkan wujud dimana-mana di semua dunia.
Setiap rambut di tubuh sang Buddha,
Memancarkan jaring cahaya yang tidak terbayangkan,
Yang, seperti matahari, murni dan terang,
Menerangi wilayah di sepuluh penjuru.
Kekuatan batin sang Tathagata,
Meliputi seluruh dharmadhatu.
Dihadapan semua makhluk hidup,
Dia mewujudkan banyak tubuh yang tanpa batas.
Suara sang Tathagata yang mengajarkan Dharma,
Terdengar di seluruh sepuluh penjuru.
Sesuai dengan jenis makhluk hidup,
Dia memuaskan pikiran mereka semua.
Orang banyak melihat sang Bhagavan Muni,
Tinggal berdiam di istana-Nya di dunia.
Demi semua makhluk hidup,
Dia menjelaskan Maha Dharma
Di pusaran dari lautan Dharma,
Dengan semua makna yang berbeda-beda,
Dan berbagai macam pintu bijaksana,
Di jelaskan-Nya tanpa henti.
Dengan Maha-Upaya-Kausalya yang tanpa batas,
Dia menanggapi orang-orang di semua wilayah.
Mereka yang menjumpai cahaya murni sang Buddha,
Semuanya melihat tubuh sang Tathagata.
Setelah melayani semua Buddha,
Yang sebanyak butiran debu dari miliaran ksetra,
Kebajikan-Nya luas seperti ruang angkasa.
Dan Dia dihormati oleh semua orang.
Kekuatan batin-Nya tidak memihak.
Dia muncul di semua wilayah,
Dengan damai tinggal di Bodhimandha yang agung,
Dia tampil dihadapan semua makhluk hidup.
Awan-Nya yang berkilau bersinar di seluruh dunia,
Terbentuk sempurna dari berbagai jenis cahaya.
Membentang di seluruh dharmadhatu,
Menampilkan aspek dari praktek sang Buddha.
Selanjutnya, Samantabhadra Bodhisattva masuk kedalam lautan
upaya-kausalya dari pintu pembebasan yang tidak terbayangkan,
dan masuk kedalam lautan kebajikan sang Buddha, yaitu : ada
Pintu Pembebasan yang bernama memurnikan semua Buddhaksetra,
menentramkan makhluk hidup, dan menyebabkan mereka semua pada
akhirnya terbebaskan. Ada Pintu Pembebasan yang bernama pergi ke
semua alam dari kebajikan sempurna yang diolah semua Tathagata.
Ada Pintu Pembebasan yang bernama lautan Maha Pranidhana yang
menjelaskan Bhumi dari semua Bodhisattva. Ada Pintu Pembebasan
yang bernama dimana-mana mewujudkan tubuh yang tidak terbatas
yang sebanyak butiran debu di lokadhatu. Ada Pintu Pembebasan
yang bernama menjelaskan jumlah yang tidak terbayangkan dari
nama yang berbeda-beda diseluruh wilayah. Ada Pintu Pembebasan
yang bernama memperlihatkan semua keadaan yang tidak
terbayangkan dari kekuatan tubuh Bodhisattva di dalam butiran
debu. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan peristiwa
dari pembentukan dan peluruhan dari masa lampau, masa sekarang
dan masa depan di ruang angkasa dengan sekejap. Ada Pintu
Pembebasan yang bernama memperlihatkan lautan indera dari semua
Bodhisattva, masing-masing memasuki dunianya sendiri. Ada Pintu
Pembebasan yang bernama kemampuan untuk membuat berbagai jenis
tubuh muncul melalui kekuatan magis di seluruh lokadhatu yang
tanpa batas. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan
proses dari parktek semua Bodhisattva, masuk kedalam
Maha-Upaya-kausalya dari 'Pengetahuan Semesta (Samantajnana)'.
Pada waktu itu, Samantabhadra Bodhisattva, melalui kebajikan
dari pencapaian-Nya sendiri, dan juga menerima kekuatan batin
dari sang Buddha, setelah menyeluruh mengamati lautan dari semua
perkumpulan majelis, mengucapkan syair-gatha ini :
Lapangan besar yang luas, yang dihiasi oleh sang Buddha,
Sebanding dengan jumlah semua butiran debu;
Para Anak yang murni dari sang Buddha mengisinya semua,
Menurunkan hujan Dharma yang paling indah, yang tidak
terbayangkan.
Seperti dalam perkumpulan majelis ini kita melihat sang Buddha
duduk,
Demikian juga di dalam setiap butiran debu;
Tubuh sang Tathagata tidak datang maupun pergi,
Dan dengan jelas muncul di semua wilayah yang ada.
Memperlihatkan praktek yang diolah oleh para Bodhisattva,
Berbagai macam cara pendekatan yang tidak terhitung ke Bhumi,
Juga menjelaskan secara terperinci Dharma yang tidak
terbayangkan,
Dia menyebabkan para anak Buddha masuk kedalam dharmadhatu.
Menghasilkan penjelmaan para Buddha sebanyak butiran debu,
Menyesuaikan dengan kecenderungan pikiran semua makhluk,
Pintu yang tidak terbayangkan menuju ke Dharmadhatu yang
mendalam,
Secara tanpa batas dan luas, Dia menjelaskannya semua.
Nama sang Buddha sebanding dengan dunia,
Mengisi semua wilayah di sepuluh penjuru.
Tiada satupun cara yang dikerjakan-Nya sia-sia,
Dia menjinakkan para makhluk hidup dan memurnikan semua.
Sang Buddha, di dalam setiap butiran debu,
Menampilkan kekuatan batin besar yang tidak terbatas,
Duduk di setiap Bodhimanda,
Dia mengucapkan perbuatan Bodhi dari para Buddha masa lampau.
Seluruh kalpa yang luas dari masa lalu, sekarang dan masa depan,
Sang Buddha menampakkannya dalam sekejap,
Semua peristiwa dari pembentukan dan peluruhannya,
Pengetahuan-Nya yang tidak terbayangkan mencakupnya.
Perkumpulan majelis anak-anak Buddha luasnya tidak
habis-habisnya,
Walaupun mereka mencoba bersama-sama mengukur keadaan Buddha,
Dharma dari Buddha tidak memiliki batas.
Untuk seluruhnya mengetahuinya semua adalah yang paling sulit.
Para Buddha sama seperti ruang angkasa, tanpa perbedaan,
Sebanding dengan dharmadhatu, tanpa tempat tinggal,
Penjelmaan magis beredar dimana-mana,
Semuanya duduk di Bodhimanda mencapai pengetahuan yang
sesungguhnya.
Sang Buddha mengajarkan secara luas, dengan suara menakjubkan,
Semua tingkat Bodhi sepenuhnya menjadi jelas.
Muncul dihadapan setiap makhluk hidup,
Dia memberikan semua Buddhadharma yang sama.
Selanjutnya, Vimalagunarsvaprabha Bodhisattva memperoleh jalan
menuju pembebasan melalui pergi ke semua perkumpulan majelis
para Bodhisattva di sepuluh penjuru dan menghiasi Bodhimanda.
Samantagunaparamadipaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui dalam sekejap memperlihatkan pintu masuk ke
pencapaian Samyaksambodhi, mengajar dan mengembangkan dunia para
makhluk hidup yang tidak terbayangkan. Samantaprabhasimhadhvaja
Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengolah
penghiasan kualitas kebajikan Bodhisattva, menghasilkan semua
Buddhaksetra. Samantaratnajvalasuksmaprabha Bodhisattva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati keadaan
kekuatan magis sang Buddha dengan tanpa kebingungan.
Samantasvaragunasagaradhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memperlihatkan penghiasan semua Buddhaksetra
di dalam satu perkumpulan majelis di Bodhimanda.
Samantajnanatejabuddhaksetra Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengikuti sang Buddha memeriksa yang paling
dalam, Garbha yang sangat besar dan luas dari dharmadhatu.
Samantavisuddhanyagunaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui memasuki semua kegiatan duniawi dan
menghasilkan praktek Bodhisattva yang tanpa batas.
Samantaparamaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mewujudkan semua alam Buddha di dalam
dharmadhatu yang tanpa bentuk.
Pada waktu itu, Vimalagunarsvaprabha Bodhisattva, sang Vira, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan pintu pembebasan
dari semua Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :
Semua wilayah yang ada di sepuluh penjuru,
Terperindah dan termurnikan semuanya dalam sekejap,
Oleh Suara yang agung dari pemutaran roda Dharma,
Di seluruh dunia, yang tanpa bandingannya.
Alam sang Buddha tidak memiliki batas,
Dalam sekejap dharmadhatu menjadi penuh;
Di setiap butiran debu, Dia mendirikan Bodhimanda,
Membuktikan Samyaksambodhi, menciptakan pertunjukan magis.
Sang Buddha mengolah praktek di masa lalu,
Membentang luas melewati kalpa yang tidak terhitung.
Menghiasi semua Buddhaksetra,
Muncul tanpa hambatan, seperti ruang angkasa.
Kekuatan batin sang Buddha tidak terbatas,
Mengisi wilayah tanpa batas di sepanjang waktu.
Bahkan jika terus-menerus menghabiskan kalpa yang tidak
terhitung,
Orang yang mengamatinya tidak akan pernah letih atau bosan.
Amati keadaan dari kekuatan magis sang Buddha,
Semua wilayah di seluruh penjuru termurnikan dengan indah:
Dia muncul di dalamnya, di setiap itu,
Dengan sekejap berubah dalam bentuk yang tidak terbatas.
Jika mengamati sang Tathagata selama kalpa yang tidak terhitung,
Anda tidak akan memahami-Nya bahkan sejauh satu rambut,
Pintu upaya-kausalya-Nya yang tidak terbatas,
Menyinari banyak wilayah yang tidak terbayangkan.
Sang Buddha, di masa lalu di dunia,
Melayani lautan para Tathagata yang tidak terbatas;
Oleh sebab itu, semua makhluk yang seperti sungai deras,
Datang untuk membuat pemujaan kepada sang Bhagavan.
Sang Buddha muncul dimana-mana,
Di wilayah yang tidak terbatas di setiap butiran debu,
Alam di dalamnya juga tidak terbatas;
Dalam semua itu Dia tinggal selama kalpa yang tanpa batas.
Sang Buddha di masa lampau, demi semua makhluk,
Mengolah lautan belas kasih yang tidak terbatas,
Memasuki Kelahiran dan Kematian bersama dengan semua makhluk,
Mengajar orang banyak, memurnikan mereka.
Para Buddha tinggal di dalam garbha dharmadhatu dari
'tath&#257;t&#257; (kenyataan yang sesungguhnya)'.
Tiada tanda, tanpa bentuk-rupa, bebas dari semua noda.
Saat para makhluk mengamati berbagai macam tubuh sang Buddha,
Semua masalah dan penderitaan mereka menjadi lenyap.
Selanjutnya, Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva, sang
Maha Vira, memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
menghasilkan Upaya Paramita tentang setiap Bhumi dari
SamyaksamBodhi, dengan cara itu mengubah para makhluk hidup dan
memurnikan semua Buddhaksetra. Meghasvarasagaraprabhavimalakosa
Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dalam
sekejap dari kesadaran masuk kedalam berbagai macam perbedaan
dari semua alam tujuan. Gunalamkrtaprajnasambhavaratnasikha
Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mengungkapkan kebajikan besar yang murni kepada semua makhluk
hidup ketika mereka pertama kali tiba di Bodhimanda.
Parakramapadmasikha Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengungkapkan semua 'ajaran Buddha
(Buddhadharma)' kepada para makhluk hidup sesuai dengan indera
dan pemahaman mereka yang tidak terhitung.
Samantajnanameghasuryadhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui mengembangkan pengetahuan 'keBuddhaan
(Buddhatva)', tinggal berdiam di dalam itu selamanya.
Mahavajraviryadrdha Bodhisattva memperoleh jalan menuju
pembebasan melalui kekuatan untuk memasuki semua Mudra yang
tanpa batas dari Dharma. Gandhajvalaprabhadhvaja Bodhisattva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan
bagaimana semua Buddha masa sekarang pertama kali memulai
praktek Bodhi, dan hingga penyempurnaan akhir dari tubuh
pengetahuan dan kebijaksanaan. Tejasrigunasukvana Bodhisattva
memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan damai tinggal
berdiam di dalam lautan dari semua Maha Pranidhana dari
Vairocana, sang Penerang. Mahagunaprabhaprajnasambhava
Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui
mengungkapkan keadaan Buddha yang paling dalam, yang meliputi
dharmadhatu.
Pada waktu itu, Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan susunan hiasan
dari semua rombongan Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :
Paramita dan Bhumi dari SamyaksamBodhi,
Yang luas, tidak terbayangkan, semuanya tercapai:
Para makhluk hidup ditundukkan dan diselaraskan,
Semua Buddhaksetra menjadi murni.
Saat sang Buddha mengajar di dunia para makhluk,
Semua wilayah di sepuluh penjuru terisi penuh:
Dalam sekejap pikiran, Dia memutar Dharmacakra,
Memuaskan semua keadaan pikiran.
Sang Tathagata, melewati maha kalpa yang tidak terhitung,
Telah muncul dimana-mana dihadapan para makhluk hidup;
Sesuai dengan pengolahan praktek masa lalu-Nya,
Dia menunjukkan keadaan perbuatan-Nya yang dimurnikan.
Saya melihat dimana-mana di sepuluh penjuru,
Dan melihat para Buddha memperlihatkan kekuatan guhya,
Semuanya duduk di Bodhimanda mencapai Samyaksambodhi,
Dikelilingi oleh rombongan para Sravaka.
Pancaran yang luas dari Dharmakaya sang Tathagata,
Bisa muncul di dunia melalui Upaya-Kausalya.
Sesuai dengan kecenderungan pikiran semua makhluk,
Dia menurunkan hujan Dharma untuk memuaskan indera mereka.
Yang sama, yang tanpa tanda, tubuh dari kenyataan yang
sesungguhnya,
Dharmakaya yang murni dari cahaya yang tanpa noda,
Dengan kebijaksanaan dan ketenangan, dengan tubuh yang tidak
terhitung,
Dia mengkhotbahkan Dharma, menyesuaikan pada semua.
Kekuatan dari sang Dharma-raja adalah yang sepenuhnya murni,
Pengetahuan dan Kebijaksanaan-Nya seperti ruang angkasa, tanpa
batas.
Dia mengungkapkan semua tanpa penyembunyian,
Menyebabkan semua makhluk menjadi tercerahkan.
Sesuai dengan apa yang diolah oleh sang Tathagata,
Hingga kesempurnaan semua pengetahuan-Nya,
Sekarang Dia memancarkan cahaya di seluruh dharmadhatu,
Memperlihatkan itu semua disana.
Sang Buddha memperlihatkan kekuatan guhya melalui ikrar-Nya,
Menyinari semua di seluruh sepuluh penjuru;
Apa yang dipraktekkan oleh sang Tathagata di masa lampau,
Semuanya diperlihatkan secara lengkap di dalam jaring cahaya
ini.
Tiada ujung dari dunia di seluruh sepuluh penjuru,
Tidak sama, tiada batas, masing-masing berbeda,
Kekuatan sang Buddha yang tanpa halangan memancarkan cahaya
besar,
Dengan jelas menampakkan semua ksetra itu.
Pada saat itu, Simhasana sang Tathagata, Mandala dari
bunga-bunga yang indah dari banyak permata, lantainya,
tangganya, pintunya, dan semua hiasannya, masing-masing
menghasilkan para Bodhisattva Mahasattva yang banyaknya sama
seperti butiran debu didalam Buddhaksetra. Nama-nama Mereka
yaitu : Samudraprajna Bodhisattva Mahasattva, Guhyabaladhipati
Bodhisattva Mahasattva, Sarvakampameghagarjana Bodhisattva
Mahasattva, Nanaratnaprabhasikha Bodhisattva Mahasattva,
Jnanasuryadhiramati Bodhisattva Mahasattva,
Acintyagunaratnamayajnanamudra Bodhisattva Mahasattva,
Satanetrapadmasikha Bodhisattva Mahasattva,
Suvarnajvaladiptamandala Bodhisattva Mahasattva,
Dharmadhatusamantasvara Bodhisattva Mahasattva,
Vimalacandrameghasvara Bodhisattva Mahasattva,
Upakaravikramaprabhaketu Bodhisattva Mahasattva. Mereka ini
adalah para Pemimpin dari para Bodhisattva yang jumlahnya
seperti banyaknya butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra.
Pada waktu yang bersamaan ketika Mereka muncul, para Bodhisattva
ini masing-masing menghasilkan berbagai macam awan puja, yaitu :
awan dari bunga semua permata, awan dari semua wewangian halus
bunga teratai, awan dari mandala cahaya permata, awan dari api
wangi dari alam yang tanpa batas, awan dari mandala cahaya
permata dari gudang matahari, awan dari semua suara musik yang
menyenangkan, awan dari api cahaya dari semua lampu permata
dengan warna dan bentuk yang tanpa batas, awan dari
ranting-bunga-buah dari pohon dari permata yang banyak, awan
dari raja permata dengan sinar murni yang tidak habis-habisnya,
awan dari semua hiasan permata yang halus, dan berbagai macam
awan puja yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam
Buddhaksetra. Masing-masing dari para Bodhisattva itu
menghasilkan awan-awan puja seperti itu yang tidak
henti-hentinya, menurunkan hujan di atas lautan perkumpulan
majelis di semua Bodhimanda. Setelah mewujudkan awan-awan ini,
Mereka ber-pradaksina kepada sang Buddha, berputar
mengelilingi-Nya sebanyak ratusan ribu kali yang tidak
terhitung. Dari penjuru manapun Mereka datang, disana, tidak
jauh dari tempat sang Bhagavan, Mereka secara ajaib menghasilkan
Simhasana bunga teratai dari berbagai jenis permata, dan
masing-masing duduk dengan kaki bersilang (vyatyastapadena -
duduk sikap bunga teratai).
Bidang karma dari para Bodhisattva ini murni dan seluas lautan.
Mereka telah mencapai keadaan dari keseluruhan cahaya dari
pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan mengikuti sang Bhagavan,
tindakan Mereka menjadi tidak terhalang. Mereka mampu memasuki
lautan dari semua landasan dari kecerdasan dan kefasihan
menjelaskan, dan telah menguasai Dharma pembebasan yang tidak
terbayangkan. Mereka tinggal berdiam di dalam keadaan dari semua
sisi para Tathagata. Mereka telah menguasai semua cara Dharani,
dan mampu memuat lautan semua Dharma. Mereka tinggal berdiam di
dalam tingkat dari pengetahuan yang seimbang dari masa lampau,
sekarang, dan masa depan. Mereka telah mencapai kebahagiaan yang
besar dari keyakinan yang mendalam. Gudang kebajikan mereka yang
tanpa batas adalah yang paling murni. Mereka mengamati seluruh
ruang angkasa disepanjang dharmadhatu. Mereka dengan rajin
memuja semua Buddha yang muncul di setiap ksetra di semua dunia.
Pada waktu itu, Samudraprajna Maha Bodhisattva, sang
Guhyakadhipati, sang Maha Vira, di adhisthana oleh sang Buddha,
mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan
syair-gatha ini :
Sang Bhagavan mengetahui semua pencapaian Tathagata,
Tanpa rintangan seperti ruang angkasa, Dia menyinari semua,
Cahaya-Nya meliputi ksetra yang tidak terhitung dimana-mana.
Dia duduk di tengah-tengah rombongan, semuanya murni dan indah.
Kebajikan para Buddha tidak bisa diukur,
Mereka memenuhi seluruh dharmadhatu di sepuluh penjuru.
Duduk dibawah setiap pohon Bodhi,
Semua Yang Berkekuatan Besar berkumpul seperti awan.
Sang Tathagata memiliki kekuatan seperti demikian,
Mewujudkan bentuk-rupa yang tidak terhitung dalam seketika.
Alam Buddha adalah yang melampaui batas,
Setiap orang melihat sesuai dengan pembebasannya.
Sang Tathagata melewati lautan kalpa,
Bekerja di semua alam para makhluk,
Mengajar makhluk hidup dengan upaya-kausalya,
Menyebabkan mereka menerima dan mempraktekkan jalan Bodhi.
Vairocana, dipenuhi dengan kemurnian yang indah,
Duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai.
Seluruh rombongan majelis yang murni,
Dengan diam menatap-Nya penuh hormat.
Tumpukan permata itu memancarkan cahaya,
Memancarkan awan dari api yang wangi, yang tanpa batas;
Kalung karangan bunga tersusun secara luas.
Di kursi seperti itulah sang Bhagavan duduk.
Berbagai jenis hiasan menghiasi bagian luarnya yang agung,
Terus memancarkan awan bercahaya dari api yang wangi,
Sangat luas, menyala, menyinari semua.
Sang Muni duduk diatas hiasan tertinggi.
Kisi-kisi yang indah dari berbagai jenis permata,
Terbungkus dengan bunga teratai dari permata yang sangat indah,
Selalu menghasilkan suara yang indah, yang menyenangkan semua
pendengar.
Diatasnya sang Bhagavan duduk, yang paling terang diantara
semua.
Permata berbentuk bulan sabit menyokong kursi itu,
Vajra sebagai alasnya, warnanya menyala terang.
Para Bodhisattva terus berputar mengelilingi-Nya,
Sang Bhagavan yang paling terang diantara Mereka.
Berbagai macam tampilan guhya-Nya memenuhi sepuluh penjuru,
Memberitakan Ikrar yang luas dari sang Buddha,
Semua pantulan gambar muncul didalamnya;
Di tempat duduk seperti itulah sang Bhagavan duduk dengan
tenang.
Pada waktu itu, Sarvakampameghagarjana Maha Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan
majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Bhagavan telah menghimpun praktek Bodhi,
Memberikan pemujaan kepada para Tathagata yang tidak terbatas
dimana-mana.
Ditopang oleh kekuatan dari para Tathagata,
Tiada seorangpun yang tidak melihat-Nya duduk di kursi-Nya.
#Post#: 327--------------------------------------------------
Avatamsaka Sutra
By: ajita Date: December 1, 2017, 2:04 am
---------------------------------------------------------
Permata dari api yang wangi, sang Cintamani,
Menutupi Simhasana Bunga Teratai sang Bhagavan.
Berbagai macam hiasan, semuanya tampil seperti pantulan,
Dengan jelas terlihat oleh semua rombongan majelis.
Takhta sang Bhagavan menampilkan bentuk yang sangat indah.
Dalam setiap sekejap, warna dan bentuknya menjadi berbeda-beda.
Sesuai dengan perbedaan pemahaman para makhluk,
Masing-masing melihat sang Bhagavan duduk diatasnya.
Cabang permata menjurai kebawah jaring dari bunga teratai,
Saat bunga-bunga itu terbuka, para Bodhisattva muncul,
Masing-masing menghasilkan suara agung yang menyenangkan,
Memuji sang Bhagavan yang sedang duduk di atas takhta.
Kebajikan sang Tathagata seluas ruang angkasa,
Semua hiasan terlahir dari itu.
Corak hiasan dari setiap keadaan keistimewaan,
Tiada makhluk hidup yang bisa memahaminya.
Vajra adalah permukaannya, yang tidak bisa hancur,
Yang luas, murni, rata, dan datar.
Jaring permata mani tergantung di langit,
Semuanya ada di sekeliling pohon Bodhi.
Warna yang tidak terbatas dari permukaan seluruhnya
berbeda-beda.
Butiran debu emas tersebar diseluruh sekeliling,
Bunga dan permata bertebaran di sekitar,
Semuanya memperindah takhta sang Bhagavan.
Para Dewa Bhumi menari dengan penuh gembira,
Dengan perwujudan yang tidak terbatas dalam sekejap,
Menciptakan awan-awan hiasan dimana-mana,
Sambil tetap dengan penuh hormat menatap sang Bhagavan.
Lampu permata, yang sangat besar, bersinar dengan sangat terang,
Api yang wangi dan cahaya yang berputar-putar tidak pernah
berakhir,
Perwujudan ini berbeda-beda sesuai dengan waktu.
Para Dewa Bhumi membuat pemujaan dari ini.
Semua hiasan yang ada,
Di dalam setiap ksetra,
Muncul di Bodhimanda ini,
Melalui kekuatan magis sang Buddha.
Kemudian, Nanaratnaprabhasikha Maha Bodhisattva, di adhisthana
oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di
Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Ketika sang Tathagata sedang mengolah praktek di masa lampau,
Dia melihat berbagai macam Buddhaksetra, semuanya sepenuhnya
sempurna.
Ksetra yang Dia lihat dalam cara ini adalah yang tidak
habis-habisnya,
Semua itu tampil di Bodhimanda ini.
Kekuatan batin sang Tathagata yang sangat besar,
Memancarkan cahaya, menurunkan hujan permata dimana-mana.
Permata-permata ini tersebar luas di Bodhimanda,
Memperindah permukaan diseluruh sekelilingnya.
Kebajikan dan kekuatan batin sang Bhagavan,
Menghiasi mana-mana dengan permata-permata berkualitas.
Permukaan dan pohon Bodhi,
Secara berganti-ganti memancarkan cahaya dan suara yang
mengungkapkan Dharma.
Lampu permata yang tidak terbatas berhujanan turun dari langit,
Terhiasi dengan vaidurya yang megah,
Semuanya memancarkan suara halus memberitakan Dharma.
Ini dimunculkan oleh para Dewa Bhumi.
Permukaan permata mewujudkan awan cahaya dimana-mana,
Lampu permata menyala terang seperti kilat,
Jaring permata tergantung jauh menutupi atas,
Cabang permata yang terhiasi dengan berbagai cara menjadi
hiasan.
Lihatlah seluruh permukaan itu,
Yang terhiasi dengan berbagai permata yang indah,
Itu memperlihatkan kepada para makhluk lautan karma,
Menyebabkan mereka memahami sifat alami yang sesungguhnya dari
gejala kejadian.
Pohon Bodhi di semua dunia,
Yang dari semua Tathagata dimana-mana,
Semuanya muncul di Bodhimanda,
Memberitakan Dharma sang Buddha yang murni.
Sesuai dengan kecenderungan pikiran para makhluk,
Permukaan itu menghasilkan suara yang menakjubkan,
Menyesuaikan dengan yang akan dikhotbahkan oleh sang Bhagavan di
kursi-Nya,
Masing-masing dari Dharma-Nya dijelaskan sepenuhnya.
Permukaan itu terus menghasilkan cahaya wangi yang halus,
Di dalam cahaya itu menyanyikan suara jelas yang murni.
Jika ada makhluk yang mampu menerima Dharma,
Itu menyebabkan mereka mendengar, dan penderitaan pun
terlenyapkan.
Setiap penghiasan itu sepenuhnya sempurna,
Dan tidak dapat di jelaskan dalam koti kalpa.
Kekuatan magis sang Buddha membentang dimana-mana,
Itulah mengapa permukaan menjadi indah dan murni.
Kemudian, Jnanasuryadhiramati Maha Bodhisattva, di adhisthana
oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di
Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Bhagavan duduk di dalam Dharmasala dengan tatapan kukuh,
Dengan cemerlang menyinari istana itu.
Sesuai dengan sifat semua makhluk,
Tubuh-Nya muncul diseluruh ksetra.
Istana sang Tathagata melampaui gambaran,
Terhiasi dengan gudang permata yang berkualitas.
Setiap hiasan memancarkan cahaya,
Duduk disana, sang Bhagavan yang paling jelas diantara semua.
Dengan pilar permata dari berbagai macam warna,
Bunyi lonceng emas bergantungan seperti awan,
Tangga permata dalam barisan di empat sisi,
Pintu gerbang terbuka di setiap penjuru.
Susunan bendera hiasan dari sutera berbunga-bunga,
Pohon permata dengan dahan dan cabang yang terhiasi,
Karangan bunga dari permata mani menghiasi semua sisi.
Sang Samudera Kebijaksanaan duduk dengan tenang di dalamnya.
Dimana-mana Dia mewujudkan tampilan awan magis,
Awan-awan itu mengajar seluruh dunia,
Menyelaraskan dan menenangkan semua makhluk hidup.
Semua ini muncul dari istana sang Tathagata.
Pohon permata berkembang dengan bunga yang sangat baik,
Tiada yang sebanding dalam semua dunia.
Penghiasan di ksetra itu dari semua waktu,
Menampakkan pantulannya didalam itu.
Dimana-mana ada tumpukan permata.
Cahayanya menyala dalam warna yang tidak terhitung.
Pintu gerbang terbuka dalam selang waktu disekeliling.
Tiang dan plafonnya sungguh sangat indah.
Istana sang Tathagata adalah yang tidak terbayangkan,
Pancaran sinar-Nya yang murni mengandung semua bentuk,
Di dalamnya muncul semua istana,
Dengan para Bhagavan Buddha duduk disetiap itu.
Istana sang Tathagata adalah yang tanpa batas,
Mereka Yang Tercerahkan secara alami tinggal didalam.
Semua rombongan besar dari sepuluh penjuru,
Datang berkumpul di sekeliling sang Tathagata.
Kemudian, Acintyagunaratnamayajnanamudra Maha Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan
majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Bhagavan mengolah lautan kebajikan,
Yang sebanyak butiran debu di semua ksetra,
Yang dihasilkan dari kekuatan pikiran dan tekad-Nya,
Bodhimanda itu murni, tanpa noda.
Permata cintamani adalah akar dari pohon itu,
Vajra adalah batangnya.
Jaring permata menutupinya,
Dan wewangian beraneka ragam mengelilingi.
Cabang pohon itu dihiasi dengan semua jenis permata.
Dahannya dari batu permata, yang membubung tinggi.
Cabang dan rantingnya menggantung dengan rimbun, seperti awan
yang tebal.
Dibawahnya duduk sang Tathagata di Bodhimanda.
Bodhimanda itu luasnya tidak terbayangkan,
Pohon-pohon mengelilinginya, menutupi semua.
Dedaunan yang rimbun dan bunga-bunga yang megah saling menutupi
dan memantulkan,
Sedangkan didalam bunga-bunga itu tumbuh batu permata.
Dari antara semua cabang itu memancarkan cahaya yang indah,
Menerangi seluruh Bodhimanda itu,
Yang murni, cemerlang, dan tidak habis-habisnya,
Ini muncul melalui kekuatan ikrar sang Tathagata.
Tumpukan dari bunga-bunga permata itu,
Pantulannya bersinar seperti pola awan.
Lingkaran pohon-pohon itu mewangikan sekeliling.
Bodhimanda itu terhiasi dimana-mana.
Lihatlah di Bodhimanda dari sang Tathagata,
Bunga teratai dan jaring permata, semuanya murni.
Cahaya api dalam lingkaran muncul dari sini,
Musik dari lonceng genta datang dari awan itu.
Semua pohon yang terhiasi dengan sangat indah,
Yang berada di semua ksetra,
Muncul di dalam Bodhimanda itu,
Sang Tathagata, dibawahnya, melenyapkan semua kekotoran batin.
Bodhimanda itu terbuat dari kebajikan yang sangat luas,
Cabang pohon itu menurunkan hujan permata tanpa henti.
Di dalam permata itu muncul para Bodhisattva,
Yang pergi kemana-mana untuk memuja para Buddha.
Alam dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Mereka menyebabkan semua pohon disana menghasilkan musik,
Sesuai dengan jalan Bodhi yang dikembangkan oleh sang Tathagata,
Rombongan para makhluk, mendengar musik itu, bisa melihatnya
semua.
Kemudian, Satanetrapadmasikha Maha Bodhisattva, di adhisthana
oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di
Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Semua permata itu memancarkan suara yang indah,
Memuji nama-nama para Buddha dari tiga masa waktu.
Perbuatan dari kekuatan magis para Tathagata itu,
Semuanya bisa dilihat didalam Bodhimanda ini.
Bunga mekar dalam jumlah berlimpah, seperti kain warna-warni.
Awan bercahaya mengalir di sepuluh penjuru.
Para Bodhimanda deva membawa ini kepada sang Tathagata.
Dengan satu pikiran membaktikan pemujaan kepada-Nya.
Cahaya api permata semuanya membentuk bendera,
Dari bendera itu memancar keluar wewangian yang agung.
Wewangian itu mewangikan seluruh perkumpulan majelis.
Oleh sebab itu, tempat itu seluruhnya murni dan indah.
Bunga teratai menggantung kebawah, dengan cahaya berwarna emas,
Cahaya itu melantunkan suara awan Buddha yang menakjubkan,
Menutupi seluruh wilayah di sepuluh penjuru,
Memadamkan api kesengsaraan para makhluk.
Kekuatan yang berdaulat dari sang raja pohon Bodhi,
Terus memancarkan cahaya yang sangat murni.
Perkumpulan majelis yang sangat banyak di sepuluh penjuru itu
tanpa batas,
Namun mereka semua muncul tercermin di dalam Bodhimanda itu.
Cahaya api dari cabang permata itu seperti lampu yang terang,
Cahayanya memancarkan suara yang mengumumkan maha pranidhana.
Praktek yang diolah oleh sang Tathagata di masa lampau di dalam
semua alam makhluk,
Dijelaskan secara terperinci didalam sana.
Dibawah pohon ada para sura, sebanyak butiran debu di ksetra,
Semuanya tinggal bersama di Bodhimanda ini,
Masing-masing dihadapan pohon Bodhi sang Tathagata
Terus-menerus memberitakan pintu pembebasan.
Sang Bhagavan mengolah banyak praktek di masa lampau,
Membuat pemujaan kepada semua Buddha.
Praktek-Nya dan juga kemasyhuran-Nya,
Semuanya muncul didalam permata-permata itu.
Segala sesuatu di tempat itu menghasilkan suara yang
menakjubkan.
Suara itu luas meliputi seluruh sepuluh penjuru.
Jika ada makhluk yang bisa mendengar Dharma itu,
Itu mendidik dan memurnikan mereka.
Sang Bhagavan dimasa lalu mempraktekkan,
Semua penghiasan yang tanpa batas.
Hiasan dari semua jenisnya yang tidak terhitung,
Ada di setiap pohon Bodhi.
Kemudian, Suvarnajvaladiptamandala Maha Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan
majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Bhagavan mengolah praktek Bodhi,
Memahami segala sesuatu,
Menjelaskan yang benar dan yang salah.
Ini adalah Buddhabala yang pertama dari pengetahuan.
Karena dimasa lampau Dia mengamati sifat alami dari segala
sesuatu dengan sama,
Dia menjelaskan lautan dari semua karma.
Jadi, sekarang di dalam jaring cahaya,
Dia dapat memberitahukannya semua, di seluruh penjuru.
Di kalpa masa lampau, Dia mengembangkan upaya-kausalya,
Untuk membimbing para makhluk sesuai dengan indera mereka,
Menyebabkan pikiran mereka semua menjadi murni.
Jadi, sang Bhagavan mampu menyempurnakan pengetahuan mereka yang
sanggup.
Karena pemahaman dari para makhluk hidup tidak sama,
Dan kecenderungan tindakan mereka berbeda-beda,
Dia mengajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sang Bhagavan bisa melakukan ini melalui kekuatan
kebijaksanaan-Nya.
Memahami lautan wilayah di sepuluh penjuru,
Semua alam para makhluk yang dikandung,
Pengetahuan sang Bhagavan sebanding dengan ruang angkasa.
Semuanya Dia bisa perlihatkan di dalam satu pori-pori.
Sang Tathagata mengetahui hasil dari semua karma,
Memahami masa lampau, sekarang dan masa depan dengan sekejap,
Ksetra, usia, makhluk, dan waktu dari semua wilayah.
Semuanya Dia bisa ungkapkan dan menjelaskannya.
Samadhi, pembebasan, dan kekuatan-Nya tidak terbatas,
Demikian juga dengan Dhyana dan Upaya-kausalya-Nya.
Sang Bhagavan memperlihatkan semuanya kepada para makhluk,
menggembirakan mereka,
Menyebabkan mereka semua melenyapkan kegelapan penderitaan.
Pengetahuan sang Buddha tidak terhalang, meliputi semua waktu.
Semuanya Dia perlihatkan dalam sekejap, di dalam pori-pori
rambut-Nya.
Buddhadharma, ksetra, dan para makhluk hidup,
Semua ini muncul dari kekuatan ingatan-Nya.
Mata sang Buddha seluas ruang angkasa,
Dia melihat seluruh dharmadhatu.
Di dalam keadaan tanpa rintangan, dengan fungsi yang tiada
bandingnya,
Semua Tathagata bisa ditunjukkan melalui mata-Nya.
Semua makhluk hidup sepenuhnya melekat,
Pada kebiasaan mereka yang beracun.
Sang Bhagavan muncul di seluruh dunia,
Menyebabkan itu dilenyapkan melalui keterampilan-Nya.
Kemudian, Dharmadhatusamantasvara Maha Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan
majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Kekuatan batin sang Buddha yang hebat meliputi sepuluh penjuru,
Pertunjukan-Nya yang menakjubkan tanpa ada pembedaan.
Keterampilan yang melampaui (Upaya Paramita), praktek
kebangkitan (Bodhisattvacarya),
Yang dipraktekkan-Nya di masa lampau, semuanya di perlihatkan.
Dari dahulu kala, Dia berbelas kasihan kepada para makhluk,
Dan mempraktekkan memberi yang melampaui (Dana Paramita).
Oleh sebab itu, tubuh-Nya adalah yang paling agung,
Menyenangkan semua yang melihat-Nya.
Di dalam kalpa masa lampau yang tidak terbatas,
Dia mengolah disiplin pengendalian diri yang melampaui (Sila
Paramita),
Sehingga memperoleh tubuh murni yang meliputi semua,
Memadamkan berbagai macam kesengsaraan di dunia.
Dia mengolah kesabaran yang melampaui (Ksanti paramita), yang
murni,
Penuh keyakinan pada Dharma, tanpa pembedaan.
Sehingga bentuk tubuh-Nya sempurna,
Memancarkan cahaya di sepuluh penjuru.
Dia berjuang keras (Virya paramita) di kalpa masa lampau yang
tidak terbatas,
Mampu meruntuhkan rintangan dari para makhluk hidup.
Oleh sebab itu, Dia bisa mewujudkan tubuh di sepuluh penjuru,
Semuanya muncul dibawah pohon Bodhi.
Sang Bhagavan menguasai lautan praktek,
Mencapai Kebijaksanaan yang melampaui (Prajna paramita).
Oleh sebab itu, Dia memancarkan cahaya yang menyinari semua,
Menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan.
Mengubah para makhluk melalui cara bijaksana yang melampaui
(Upaya paramita),
Dia menyebabkan praktek mereka menjadi berhasil.
Mengembara dimana-mana di sepuluh penjuru,
Selama kalpa yang tanpa akhir, Dia tidak pernah beristirahat.
Sang Tathagata mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Memurnikan dan menguasai Ikrar yang melampaui (Pranidhana
paramita).
Oleh karena itu, Dia muncul di seluruh dunia,
Terus-menerus menyelamatkan para makhluk.
Sang Tathagata secara luas mengolah praktek selama kalpa tak
terhitung,
Dengan kekuatan yang melampaui (Bala paramita) merincikan semua
Dharma.
Jadi, Dia telah menyempurnakan kekuatan batin,
Muncul di seluruh ksetra.
Sang Buddha mengolah pengetahuan yang melampaui (Jnana
paramita),
Sifat alami dari Sarvajnajnana-Nya adalah seperti ruang angkasa.
Oleh sebab itu, Dia memiliki kekuatan yang tidak terhalang,
Menyinari semua ksetra di sepuluh penjuru.
Kemudian, Vimalacandrameghasvara Maha Bodhisattva, di adhisthana
oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di
Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :
Alam dari kekuatan batin-Nya sebanding dengan ruang angkasa,
Tiada makhluk yang tidak melihatnya.
Bhumi yang Dia sempurnakan di dalam praktek masa lampau,
Sepenuhnya di jelaskan di dalam permata itu.
Berjuang keras dengan murni selama kalpa yang tidak terhitung,
Dia memasuki Bhumi pertama, yaitu penuh kegembiraan (pramudita).
Menghasilkan pengetahuan yang luas dari dharmadhatu,
Dia melihat para Bhagavan Buddha yang tidak terhitung di sepuluh
penjuru.
Di tingkat tanpa kekotoran (vimalabhumi) ditengah-tengah segala
sesuatu,
Dia mengamati sila kemurnian yang sebanyak jumlah makhluk hidup.
Setelah mempraktekkan secara luas selama banyak kalpa,
Dia melayani lautan para Bhagavan Buddha yang tidak terbatas
jumlah-Nya.
Mengumpulkan kebajikan di tingkat pemancar cahaya
(prabhakarabhumi),
Gudang ketenangan-Nya kukuh dan bertahan;
Awan Dharma yang luas yang telah Dia pelajari,
Jadi, itu di ceritakan didalam permata itu.
Tingkat kecerdasan yang menyala (arcismatibhumi) yang tiada
bandingan,
Memahami situasi, Dia menimbulkan belas kasih.
Dengan bentuk rupa yang sama, Dia hadir di semua ksetra.
Pencapaian dari sang Tathagata ini seluruhnya di beritakan.
Gudang semesta dari kesamaan, tingkat yang sulit ditaklukkan
(sudurjayabhumi)
Sesuai dengan karma dan keheningan, tanpa pertentangan,
Alam dari Buddhadharma sepenuhnya sama.
Bagaimana sang Buddha memurnikannya, permata itu bisa
memberitahukan.
Praktek yang menjangkau luas, tingkat dari lautan kebijaksanaan
(dari bhumi keenam - abhimukha),
Sepenuhnya memahami semua aspek dari Dharma.
Muncul di semua ksetra seperti ruang angkasa,
Suara Dharma ini datang dari pohon itu.
Tubuh ruang angkasa, meliputi dharmadhatu,
Sang Lampu kebijaksanaan, menyinari semua makhluk,
Semua cara terampil sepenuhnya termurnikan.
Perjalanan jauh-Nya di masa lampau (saat di Bhumi ke tujuh -
durangama) dibuat-Nya diberitakan.
Dihiasi dengan pelaksanaan semua ikrar,
Lautan ksetra yang tidak terbatas seluruhnya murni.
Tidak terganggu oleh pembedaan apapun,
Bhumi yang tiada bandingannya ini (bhumi ke delapan - acala)
sepenuhnya dijelaskan.
Kekuatan guhya dengan jangkauan yang tanpa batas,
Memasuki kekuatan bercahaya dari Dharma.
Tingkat kecerdasan unggul (sadhumatibhumi) yang murni ini,
Dan praktek-Nya selama kalpa sepenuhnya diperlihatkan.
Tingkat kesepuluh, awan dari ajaran (dharmamegha) yang
menjangkau luas,
Menelan segala sesuatu, meliputi seluruh ruang angkasa.
Alam Buddha diceritakan di dalam suara itu,
Suara itu adalah kekuatan batin sang Tathagata.
Kemudian, Upakaravikramaprabhaketu Maha Bodhisattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru arah,
mengucapkan syair-gatha ini :
Para makhluk hidup yang tidak terhitung ada di dalam
perkumpulan,
Pikiran dari keyakinan mereka yang beranekaragam semuanya murni.
Semuanya bisa masuk kedalam pemahaman pada kebijaksanaan sang
Buddha,
Dan memahami semua keadaan yang menghiasi-Nya.
Masing-masing memulai ikrar yang murni dan mempraktekkannya.
Semuanya telah membuat persembahan kepada para Sattva yang tidak
terhitung.
Mereka bisa melihat tubuh sang Buddha yang sesungguhnya,
Juga semua perwujudan guhya-Nya.
Beberapa orang bisa melihat Dharmakaya sang Tathagata,
Yang tiada bandingan, tidak terhalang, meliputi semua tempat.
Sifat alami dari semua gejala kejadian yang tidak terbatas,
Ada di dalam Tubuh itu sepenuhnya.
Beberapa orang melihat bentuk tubuh indah sang Buddha,
Ciri-ciri tubuh-Nya yang tanpa batas menyala dengan cahaya.
Sesuai dengan pemahaman yang berbeda-beda dari berbagai jenis
makhluk,
Dia merubah wujud-Nya menjadi berbagai penampilan dimana-mana.
Beberapa orang melihat tubuh dari pengetahuan yang tidak
terhalang,
Sama di semua waktu, seperti ruang angkasa.
Sesuai dengan perubahan kecenderungan para makhluk,
Dia menyebabkan mereka melihat semua jenis dari perbedaan.
Beberapa orang bisa memahami suara sang Tathagata,
Yang meliputi semua ksetra di sepuluh penjuru.
Sesuai dengan kemampuan pemahaman para makhluk hidup,
Dia menghasilkan suara ucapan untuk mereka, tanpa halangan.
Beberapa orang melihat berbagai jenis cahaya dari sang
Tathagata,
Dengan berbagai cara menyinari seluruh dunia.
Dan beberapa juga melihat di dalam cahaya sang Tathagata,
Ada para Bhagavan Buddha menampilkan kekuatan guhya mereka.
Beberapa orang melihat lautan awan cahaya sang Buddha,
Yang dipancarkan dari pori-pori-Nya, dengan warna yang bersinar,
Memperlihatkan jalan yang Dia praktekkan di masa lampau,
Menyebabkan para makhluk percaya dan memasuki pengetahuan sang
Bhagavan.
Beberapa orang melihat tanda-tanda hiasan kebajikan sang
Tathagata,
Dan melihat dari mana kebajikan itu berasal.
Lautan Upaya Paramita yang Dia praktekkan dulu,
Dengan jelas terlihat di dalam ciri-ciri sang Bhagavan.
Kualitas sang Buddha tidak bisa diukur.
Itu memenuhi dharmadhatu, tanpa batas.
Ini dan bentangan kekuatan batin sang Bhagavan,
Para makhluk ini bisa menjelaskannya melalui kekuatan sang
Buddha.
Kemudian, lautan dunia beserta susunan tumpukan bunganya,
melalui kekuatan sang Buddha, semuanya berguncang dalam enam
cara, di dalam delapan belas gaya, yaitu : bergetar, bergetar di
semua wilayah, bergetar di semua wilayah di semua penjuru.
Menaik, menaik di semua wilayah, menaik di semua wilayah di
semua penjuru. Bergelombang, bergelombang di semua wilayah,
bergelombang di semua wilayah di semua penjuru. Berguncang,
berguncang di semua wilayah, berguncang di semua wilayah di
semua penjuru. Bergemuruh, bergemuruh di semua wilayah,
bergemuruh di semua wilayah di semua penjuru. Berdentam,
berdentam di semua wilayah, berdentam di semua wilayah di semua
penjuru.
Berbagai para Pemimpin Dunia ini masing-masing menyebabkan
awan-awan puja yang tidak terbayangkan muncul, menghujani di
atas lautan para makhluk di Bodhimanda : awan hiasan dari semua
bunga yang wangi; awan hiasan dari semua batu permata; awan
jaring bunga dari api semua permata; awan dari bola cahaya
permata dengan keanekaragaman yang tanpa batas; awan dari
permata mani dengan semua warna; awan dari semua kayu candana
harum yang berharga; awan dari payung yang terbuat dari semua
jenis zat berharga; awan dari vajra dengan suara gema yang
murni; awan dari kalung permata yang bersinar seperti matahari;
awan dari tumpukan semua batu permata yang bercahaya; awan dari
semua jenis perhiasan; Awan-awan hiasan ini tidak terbatas,
banyaknya tidak terbayangkan. Para Pemimpin Dunia ini
masing-masing menghasilkan awan-awan puja seperti itu,
menebarkannya diatas lautan para makhluk di Bodhimanda sang
Tathagata, semuanya mencapai dimana-mana.
Sama seperti di dunia ini para Pemimpin Dunia dengan gembira
menghasilkan persembahan seperti itu, demikian juga semua
Pemimpin Dunia di dalam semua dunia dari lautan dunia dari
susunan tumpukan bunga membuat persembahan seperti itu. Di dalam
masing-masing dunia mereka, ada sang Tathagata sedang duduk di
Bodhimanda. Setiap dari para Pemimpin Dunia itu dengan
beranekaragam keteguhan keyakinan, samadhi, dhyana, praktek yang
membantu pencerahan, pencapaian, kegembiraan, pendekatan,
pemahaman pada Dharma, jalan masuk ke alam kekuatan batin
Buddha, jalan masuk ke alam kemampuan Buddha, jalan masuk ke
pembebasan Buddha adalah yang sama dengan Mereka yang di lautan
tumpukan bunga dari dunia-dunia di dalam lautan dunia di
seluruh ruang angkasa dari seluruh dharmadhatu.
#Post#: 328--------------------------------------------------
Avatamsaka Sutra
By: ajita Date: December 9, 2017, 8:48 am
---------------------------------------------------------
[center]
https://i.imgur.com/iNEGlFa.jpg
Sri Vajra Aksobhya Tathagata
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/w-S95Uox1Ps" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Karmapa Mahakala Puja
https://i.imgur.com/phuMvLf.jpg
Sri Vajra Mahakala Vajrasattva
Bab 2
Buddhasandarsana parivartah
[/center]
Pada waktu itu, para Bodhisattva dan para Lokanatha dari semua
dunia membentuk pemikiran ini :
Seperti apakah tingkat (bhumi) dari Buddha?
Seperti apakah keadaan dari Buddha?
Seperti apakah adhisthana dari Buddha?
Seperti apakah praktek dari Buddha?
Seperti apakah kekuasaan dari Buddha?
Seperti apakah keberanian dari Buddha?
Seperti apakah samadhi dari Buddha?
Seperti apakah kekuatan batin dari Buddha?
Seperti apakah jenis dari penguasaan diri yang dimiliki Buddha?
Seperti apakah jenis dari yang tidak bisa dihancurkan yang
dimiliki Buddha?
Seperti apakah mata Buddha?
Seperti apakah telinga Buddha?
Seperti apakah hidung Buddha?
Seperti apakah lidah Buddha?
Seperti apakah tubuh Buddha?
Seperti apakah pikiran Buddha?
Seperti apakah cahaya dari tubuh Buddha?
Seperti apakah lingkaran cahaya dari Buddha?
Seperti apakah suara Buddha?
Seperti apakah kebijaksanaan Buddha?
Tolong, Bhagavan, berbelas kasihlah kepada kami dan jelaskanlah
ini kepada kami.
Lagi, semua Bhagavan Buddha dari semua lautan dunia di sepuluh
penjuru menjelaskan kepada para Bodhisattva lautan dunia, lautan
para makhluk hidup, lautan hiasan dharmadhatu, lautan para
Buddha, lautan paramita dari para Buddha, lautan pembebasan dari
para Buddha, lautan perubahan wujud dari para Buddha, lautan
dari Buddhadharma, lautan nama para Buddha, lautan jangka hidup
para Buddha, juga, lautan pranidhana dari semua Bodhisattva,
lautan pendekatan dari semua Bodhisattva, lautan pertolongan
Dharma dari semua Bodhisattva, lautan dari semua
Bodhisattvayana, lautan dari semua Bodhisattvacarya, lautan
pembebasan dari semua Bodhisattva, lautan kekuatan batin dari
semua Bodhisattva, lautan paramita dari semua Bodhisattva,
lautan bhumi dari semua Bodhisattva, dan lautan kebijaksanaan
dari semua Bodhisattva. Tolong, Bhagavan Tathagata Arhan
Samyaksambuddha, jelaskanlah ini juga kepada kami.
Kemudian para Bodhisattva itu, melalui kekuatan batin,
menghasilkan suara yang dipancarkan secara spontan dari awan
puja, yang mengucapkan syair gatha ini :
Selama kalpa yang tidak terhitung menyempurnakan praktek,
Telah menjadi Samyaksambuddha dibawah pohon Bodhi.
Anda muncul dimana-mana untuk membebaskan para makhluk,
Sama seperti awan mengisi semua hingga akhir masa.
Ketika para makhluk ragu, Anda mengakhirinya,
Menyebabkan semuanya mengembangkan keyakinan besar dan
keteguhan.
Dimana-mana melenyapkan penderitaan yang tidak terbatas,
Anda membuat semuanya mengalami kedamaian dari para Buddha.
Para Bodhisattva yang jumlahnya tidak terhitung seperti debu
ksetra,
Semuanya telah datang disini untuk melihat Anda.
Tolong jelaskanlah Saddharma, yang melenyapkan keraguan,
Yang sesuai dengan kemampuan Kami untuk menerima.
Bagaimanakah Kami mengetahui Buddhabhumi?
Bagaimanakah Kami mengamati keadaan sang Tathagata?
Adhisthana dari sang Buddha tidak memiliki batas,
Tolong perlihatkan Dharma ini dan murnikanlah Kami.
Seperti apakah aspek dari praktek Buddha,
Yang bisa dimasuki melalui kebijaksanaan?
Kekuatan Buddha adalah yang murni dan tanpa batas,
Tolong perlihatkanlah itu kepada Kami, para Bodhisattva.
Seperti apakah keadaan Samadhi Anda yang luas?
Bagaimanakah Anda memurnikan praktek keberanian?
Kekuatan guhya Anda adalah yang tidak bisa diukur.
Tolong jelaskanlah itu di dalam kesesuaian dengan watak para
makhluk.
Buddha, sang Dharmaraja, adalah yang sama seperti pemimpin
dunia,
Pergi kemanapun dengan bebas, tiada yang bisa membatasi-Nya.
Hal ini, dan Maha Vaipulya Dharma-Nya,
Tolong jelaskanlah itu demi keuntungan semua.
Bagaimanakah mata Buddha yang tidak memiliki batas itu?
Serta telinga, hidung, lidah, dan tubuh-Nya yang begitu juga
itu?
Dan bagaimanakah pikiran-Nya juga tidak bisa diukur?
Tolong perlihatkanlah jalan untuk mengetahui itu kepada Kami.
Sama seperti lautan dunia dan lautan para makhluk,
Lautan dari semua susunan dari dharmadhatu,
Demikian juga lautan para Buddha adalah yang tanpa batas.
Tolong beritahukanlah semua ini kepada para putra Buddha.
Lautan dari paramita, selamanya melampaui gagasan,
Lautan dari cara bijaksana untuk pembebasan menyeluruh,
Dan juga lautan dari semua pintu Dharma,
Tolong jelaskanlah itu di Bodhimanda ini.
Pada saat itu, sang Bhagavan, mengetahui apa yang dipikirkan
oleh para Bodhisattva, memancarkan dari mulut-Nya, diantara
gigi-Nya, sinar cahaya yang sebanyak butiran debu di dalam
Buddhaksetra, yaitu : sinar cahaya dari banyak bunga permata
yang menerangi dimana-mana; sinar cahaya yang menghasilkan
berbagai jenis suara yang menghiasi dharmadhatu; sinar cahaya
yang menutupi awan yang halus; sinar cahaya yang memperlihatkan
para Buddha dari sepuluh penjuru sedang duduk di Bodhimanda dan
membuat perubahan wujud ajaib; sinar cahaya dari payung awan
yang bercahaya semua permata; sinar cahaya yang meliputi
dharmadhatu tanpa halangan; sinar cahaya yang menghiasi semua
Buddhaksetra; sinar cahaya yang membuat bendera Vajra yang
murni; sinar cahaya yang menghiasi Bodhimanda dimana rombongan
para Bodhisattva berkumpul; sinar cahaya dengan getaran yang
halus yang melantunkan nama dan julukan dari semua Buddha; Ada
banyak sinar cahaya yang sebanyak butiran debu di dalam
Buddhaksetra, dan masing-masing dari sinar cahaya itu memiliki
sinar pengiring yang sebanyak butiran debu di dalam
Buddhaksetra. Semua sinar cahaya itu memiliki corak warna dari
semua jenis permata yang sangat indah, dan masing-masing
menyinari lautan dunia yang sebanyak butiran debu di dalam
seratus juta Buddhaksetra. Perkumpulan Bodhisattva yang ada di
dalam semua lautan dunia itu bisa melihat lautan tumpukan hiasan
bunga teratai di dunia-dunia di dalam pancaran sinar itu.
Melalui kekuatan batin sang Buddha, sinar cahaya itu, dihadapan
semua Bodhisattva itu, melantunkan syair-gatha ini :
Mengolah lautan praktek selama kalpa yang tidak terhitung,
Membuat pemujaan kepada lautan para Buddha di sepuluh penjuru,
Mengajar dan membebaskan lautan semua makhluk,
Sekarang mencapai Samyaksambodhi, menyinari semua tempat.
Dari pori-pori-Nya muncul awan ajaib,
Dengan cahaya menyinari sepuluh penjuru,
Mematangkan mereka yang mampu menerima Dharma.
Menyebabkan mereka mendekati Bodhi, murni, tanpa rintangan.
Sang Buddha melintasi semua jalan keberadaan,
Mengajar dan mengembangkan para makhluk hidup,
Penguasaan kekuatan batin-Nya tidak terbatas.
Dalam sekejap satu pikiran, Dia membebaskan semua orang.
Pohon Bodhi dari permata Mani yang indah,
Diperindah dengan banyak hiasan yang sangat halus.
Dibawahnya, Dia menyadari Samyaksambodhi,
Memancarkan sinar, bercahaya dengan agung.
Auman suara-Nya berkumandang di sepuluh penjuru,
Mengkhotbahkan Dharma keheningan tenang dimana-mana,
Menyesuaikan dengan sifat para makhluk,
Dia membangunkan mereka dengan berbagai upaya-kausalya.
Dia mempraktekkan penyempurnaan paramita,
Yang sebanyak butiran debu di dalam ribuan ksetra.
Semua kekuatan telah Dia capai.
Anda semua harus pergi menyembah-Nya.
Para putra Buddha dari sepuluh penjuru seperti butiran debu
ksetra,
Semuanya datang bersama-sama dengan penuh gembira,
Setelah menurunkan hujan awan puja,
Sekarang Mereka berdiri dihadapan sang Buddha dengan tatapan
satu pikiran.
Satu suara dari sang Tathagata mengandung tanpa batas,
Mampu menjelaskan secara terperinci lautan yang mendalam dari
ajaran.
Menurunkan hujan Saddharma sesuai dengan pikiran semua makhluk,
Anda harus segera datang untuk melihat sang Bhagavan.
Semua ikrar para Buddha dari tiga masa waktu,
Di kumandangkan dibawah pohon Bodhi,
Dalam sekejap semua itu diungkapkan,
Bergegaslah menuju ke tempat sang Tathagata.
Vairocana memiliki lautan kebijaksanaan besar,
Memancarkan cahaya dari mulut-Nya untuk dilihat semua orang.
Sekarang sedang menunggu perkumpulan majelis besar, Dia akan
mulai berbicara.
Pergilah sekarang untuk melihat dan mendengar apa yang Dia akan
katakan.
Pada waktu itu, semua perkumpulan majelis besar dari lautan
dunia di sepuluh penjuru, dibangunkan oleh cahaya sang Buddha,
semuanya bersama-sama pergi ke tempat sang Vairocana Tathagata,
mendekati-Nya dan membuat pemujaan, yaitu : di sebelah timur
dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan
dunia yang bernama hiasan bunga teratai yang bercahaya murni.
Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama
Manimalavajrakosa. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Amitadharmajalabodhakasaraja.
Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu,
ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Paramadharmacintapadmadhvaja yang datang menuju ke tempat sang
Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para
Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan
dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan yang
menampilkan ciri-ciri tubuh Bodhisattva, mengisi seluruh ruang
angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis
awan cahaya yang menurunkan hujan permata bunga teratai yang
tidak terhitung. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan
puncak permata gunung sumeru, sepuluh jenis awan bulatan cahaya
matahari, sepuluh jenis awan kalung bunga permata, sepuluh jenis
awan musik yang mengandung semua nada, sepuluh jenis awan pohon
bubuk dupa, sepuluh jenis awan dengan banyak bentuk dan warna
dari wewangian dan dupa, sepuluh jenis awan pohon dari semua
jenis wewangian. Awan-awan puja seperti ini, yang sebanyak
butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang
angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para
Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan
mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing
dari para Bodhisattva itu di penjuru timur menciptakan Simhasana
(tahta singa) dari bunga teratai bercahaya yang sangat banyak,
dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah selatan dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga
teratai ini, ada lautan dunia yang bernama tambang hiasan dari
pancaran cahaya bulan yang terbuat dari semua permata. Diantara
Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Amitaprabhavyuhaloka.
Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantajnanaprabhagunasumeruraja. Diantara perkumpulan majelis
yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva
yang bernama Samantajnanasamudradharmadyutikaraprabha yang
datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada
bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing
menghasilkan sepuluh jenis awan permata Mani dari tambang cahaya
dari semua hiasan, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak
bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan permata mani
yang bersinar dimana-mana dan menurunkan hujan perhiasan yang
sangat indah, sepuluh jenis awan permata mani dengan permata
yang menyala dan melantunkan nama - julukan para Buddha, sepuluh
jenis awan permata mani yang menjelaskan semua Buddhadharma,
sepuluh jenis awan permata mani dari banyak pohon yang indah
menghiasi Bodhimanda, sepuluh jenis awan permata mani dari
cahaya permata yang bersinar dimana-mana mengungkapkan perubahan
wujud yang sangat banyak dari para Buddha, sepuluh jenis awan
permata mani yang dimana-mana memperlihatkan bentuk-bentuk
hiasan di semua Bodhimanda, sepuluh jenis awan permata mani dari
lampu yang menyala hebat menggambarkan semua keadaan Buddha,
sepuluh jenis awan permata mani dari bentuk-bentuk istana di
dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, sepuluh jenis
awan permata mani yang dimana-mana memperlihatkan bentuk tubuh
para Buddha dari masa lampau - sekarang - dan masa depan.
Awan-awan permata Mani seperti ini, yang sebanyak butiran debu
di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak
bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu
membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu]
kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di
penjuru selatan menciptakan Simhasana dari bunga teratai yang
terbuat dari Vaidurya dan emas jambunada yang sangat banyak, dan
lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah barat dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai
ini, ada lautan dunia yang bernama cahaya permata yang
menyenangkan. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama
Uttamabharanakara. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Gandhapuspagunaratnavyuha. Diantara
perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada
Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Samantacandraprabhagandhajvalavyuha yang datang menuju ke tempat
sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan
para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan
paviliun yang tersusun dari semua bunga permata yang wangi,
mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga
mewujudkan sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari semua
jenis batu permata dengan warna dan bentuk yang tanpa batas,
sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari api wangi dari
lampu permata, sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari
semua mutiara, sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari
bunga permata, sepuluh jenis awan paviliun yang terhiasi dengan
kalung permata, sepuluh jenis awan paviliun yang memperlihatkan
cahaya yang indah dari semua perhiasan di dalam sepuluh penjuru,
sepuluh jenis awan paviliun yang terhiasi dengan butiran debu
dari berbagai batu permata yang bercampur, sepuluh jenis awan
paviliun yang terhiasi dengan permata yang sangat banyak dari
seluruh sepuluh penjuru, sepuluh jenis awan paviliun dengan
pintu gerbang bunga dan jaring lonceng. Awan-awan paviliun
seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia,
mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan
awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang
Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian
masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru barat
menciptakan Simhasana dari daun-daun emas yang sangat banyak,
dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah utara dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai
ini, ada lautan dunia yang bernama cahaya bunga teratai permata
vaidurya. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama
Nilotpalalamkaravyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanadhvajasvararaja.
Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu,
ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Simhavegaprabha yang
datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada
bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing
menghasilkan sepuluh jenis awan pohon indah dari semua jenis
wewangian dan permata mani, mengisi seluruh ruang angkasa, dan
tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan pohon
yang terhiasi dengan dedaunan lebat yang sangat wangi, sepuluh
jenis awan pohon yang menampilkan susunan semua pohon dengan
warna dan bentuk yang tidak terbatas, sepuluh jenis awan pohon
yang terhiasi dengan semua bunga dimana-mana, sepuluh jenis awan
pohon yang terhiasi dengan pancaran cahaya dari semua permata,
sepuluh jenis awan pohon yang terhiasi dengan tubuh para
Bodhisattva yang diwujudkan ditengah-tengah dupa candana,
sepuluh jenis awan pohon yang mengungkapkan penghiasan di
Bodhimanda masa lampau yang tidak terbayangkan, sepuluh jenis
awan pohon yang terbuat dari kain permata yang sangat banyak
yang seterang matahari, sepuluh jenis awan pohon yang
memancarkan semua jenis suara yang menyenangkan dimana-mana.
Awan-awan pohon seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar.
Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu
membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu]
kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di
penjuru utara menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai
dan lampu permata mani, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai
diatas tahta itu.
Di sebelah timur laut dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga
teratai ini, ada lautan dunia yang bernama bendera dari emas
jambunada dan vaidurya. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang
bernama Ratnavyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmabhayadipa. Diantara
perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada
Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Paramaprabhadipaksayagunakara yang datang menuju ke tempat sang
Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para
Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan
dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan simhasana
dari bunga teratai permata yang sangat banyak dengan warna dan
bentuk yang tanpa batas, mengisi seluruh ruang angkasa, dan
tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan simhasana
yang terbuat dari cahaya permata mani yang indah, sepuluh jenis
awan simhasana yang terhiasi dengan semua jenis perhiasan,
sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari kalung bunga
permata dan lampu yang menyala terang, sepuluh jenis awan
simhasana yang menurunkan hujan untaian permata dimana-mana,
sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari dupa - bunga dan
untaian permata yang sangat banyak, sepuluh jenis awan simhasana
yang terbuat dari jumlah besar permata Mani yang memperlihatkan
penghiasan tahta semua Buddha, sepuluh jenis awan simhasana dari
batang dan ranting permata dari pohon semua jenis batu permata,
sepuluh jenis awan simhasana dari semua susunan perhiasan pintu
- jendela - tangga - manik-manik, sepuluh jenis awan simhasana
yang terbuat dari cabang dan batang permata dari pohon mani,
sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari perpaduan permata
dan dupa wangi yang bersinar seperti matahari. Awan-awan
simhasana seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar.
Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu
membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu]
kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di
penjuru timur laut menciptakan Simhasana dari jumlah besar bunga
teratai permata dan bendera permata mani yang terang, dan lalu
duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah tenggara dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga
teratai ini, ada lautan dunia yang bernama terhiasi dengan emas
dan cahaya vaidurya yang bersinar dimana-mana. Diantara
Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Vimalagandhaprabha.
Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantanandigambhirasraddharaja. Diantara perkumpulan majelis
yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva
yang bernama Samantaprabhaprajnadipa yang datang menuju ke
tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan
rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu
di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis
awan bendera yang terbuat dari semua jenis permata cintamani,
mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga
mewujudkan sepuluh jenis awan bendera yang terhiasi dengan semua
bunga dari permata nilamani, sepuluh jenis awan bendera dari
semua permata mani yang wangi, sepuluh jenis awan bendera dari
lampu dengan permata yang bersinar, sepuluh jenis awan bendera
raja permata mani yang menampilkan kekuatan batin Buddha
membabarkan Dharma, sepuluh jenis awan bendera permata mani
dalam bentuk semua hiasan pakaian, sepuluh jenis awan bendera
bercahaya yang terbuat dari gugusan bunga permata yang sangat
banyak, sepuluh jenis awan bendera dari jaring permata dengan
gantungan lonceng-lonceng yang bersuara, sepuluh jenis awan
bendera di mimbar permata mani dengan jaring bunga teratai,
sepuluh jenis awan bendera yang menampilkan bentuk-bentuk dari
semua hiasan yang tidak terbayangkan. Awan-awan bendera seperti
ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi
seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan
awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang
Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian
masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru tenggara
menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai permata, dan
lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah barat daya dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga
teratai ini, ada lautan dunia yang bernama matahari yang
bersinar dimana-mana. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang
bernama Simhasuryaprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanaprabhasvara. Diantara
perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada
Bodhisattva Mahasattva yang bernama Sripuspaprabhajvalasikha
yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada
bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing
menghasilkan sepuluh jenis awan payung yang terbuat dari
perhiasan permata yang sangat indah, mengisi seluruh ruang
angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis
awan payung bunga dari susunan hiasan cahaya, sepuluh jenis awan
payung dari mutiara dengan warna yang tanpa batas, sepuluh jenis
awan payung dari permata mani yang indah - yang memancarkan
suara belas kasih dari semua Bodhisattva, sepuluh jenis awan
payung dari karangan bunga permata yang bercahaya, sepuluh jenis
awan payung dari jaring-jaring lonceng yang diperindah dengan
batu permata, sepuluh jenis awan payung yang terhiasi dengan
cabang pohon permata mani, sepuluh jenis awan payung permata
mani yang bersinar dimana-mana seperti matahari, sepuluh jenis
awan payung yang terbuat dari semua jenis salep wangi dan dupa,
sepuluh jenis awan payung yang terbuat dari jumlah besar
candana, sepuluh jenis awan payung yang terhiasi dengan cahaya
yang menerangi semua dari keadaan yang luas dan menakjubkan dari
Buddha. Awan-awan payung permata seperti ini, yang sebanyak
butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang
angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para
Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan
mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing
dari para Bodhisattva itu di penjuru barat daya menciptakan
Simhasana dari tumpukan hiasan permata nilamani yang bercahaya,
dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah barat laut dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga
teratai ini, ada lautan dunia yang bernama kilauan cahaya
permata. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama
Nayutagandhavyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Amitagunasagaraprabha. Diantara
perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada
Bodhisattva Mahasattva yang bernama Aksayaprabhamaniraja yang
datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada
bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing
menghasilkan sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari semua
permata, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka
juga mewujudkan sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari semua
permata yang bersinar, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari
semua bunga yang indah, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari
perubahan wujud para Buddha, sepuluh jenis awan pancaran cahaya
dari Buddhaksetra di sepuluh penjuru, sepuluh jenis awan
pancaran cahaya dari pohon-pohon permata dengan auman suara
guntur dari alam para Buddha, sepuluh jenis awan pancaran cahaya
dari permata Vidurya dan mani, sepuluh jenis awan pancaran
cahaya yang dengan sekejap satu pikiran mewujudkan bentuk para
makhluk yang tanpa batas, sepuluh jenis awan pancaran cahaya
yang mengumumkan maha-pranidhana dari semua Tathagata, sepuluh
jenis awan pancaran cahaya dari maniraja yang memancarkan suara
mengajar semua makhluk hidup. Awan-awan pancaran cahaya seperti
ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi
seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan
awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang
Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian
masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru barat laut
menciptakan Simhasana dari jumlah besar kualitas kebajikan yang
menakjubkan dari cahaya yang tanpa batas, dan lalu duduk dalam
sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah bawah dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai
ini, ada lautan dunia yang bernama harta kualitas kebajikan yang
menakjubkan dari bunga teratai yang wangi. Diantara Lokadhatu
itu, ada ksetra yang bernama Ratnasimharasmiprabha. Disana ada
sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhatuprabha. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari
sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Dharmadhatuprabhajvalaprajna yang datang menuju ke tempat sang
Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para
Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan
dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan cahaya
cemerlang dari tambang semua permata mani, mengisi seluruh ruang
angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis
awan cahaya cemerlang yang dipenuhi dengan semua jenis dupa
wangi, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari kilauan semua
permata, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang yang memancarkan
suara semua Buddha menjelaskan Dharma, sepuluh jenis awan cahaya
cemerlang yang memperlihatkan susunan penghiasan semua
Buddhaksetra, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari istana
semua bunga yang sangat indah, sepuluh jenis awan cahaya
cemerlang yang memperlihatkan perbuatan Buddha dari semua kalpa
mengajar para makhluk, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari
banyak kuncup bunga permata yang tidak habis-habisnya, sepuluh
jenis awan cahaya cemerlang dari semua jenis tahta yang terhiasi
dengan indah. Awan-awan cahaya cemerlang seperti ini, yang
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh
ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu,
para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan
mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing
dari para Bodhisattva itu di penjuru bawah menciptakan Simhasana
dari lampu permata yang terang dan jumlah besar bunga teratai,
dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Di sebelah atas dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai
ini, ada lautan dunia yang bernama terhiasi dengan kilauan
permata mani. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama
Arupasuksmaprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Apratihatagunaprabharaja. Diantara
perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada
Bodhisattva Mahasattva yang bernama Apratihataviryaprajnabala
yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada
bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing
menghasilkan sepuluh jenis awan cahaya permata dengan bentuk dan
warna yang tanpa batas, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak
bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan cahaya
jaring-jaring batu permata mani, sepuluh jenis awan cahaya dari
hiasan semua Buddhaksetra yang luas, sepuluh jenis awan cahaya
dari semua wewangian yang indah, sepuluh jenis awan cahaya dari
semua hiasan, sepuluh jenis awan cahaya dari perubahan wujud
semua Buddha, sepuluh jenis awan cahaya dari semua pohon bunga
yang indah, sepuluh jenis awan cahaya dari semua jenis Vajra,
sepuluh jenis awan cahaya dari permata mani yang membabarkan
praktek Bodhisattva yang tanpa batas, sepuluh jenis awan cahaya
dari lampu dari semua mutiara. Awan-awan cahaya seperti ini,
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi
seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan
awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang
Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian
masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru atas
menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai yang
memancarkan suara dan cahaya para Buddha, dan lalu duduk dalam
sikap bunga teratai diatas tahta itu.
Dalam cara ini, di dalam lautan dunia yang sebanyak butiran debu
di dalam sepuluh miliar Buddhaksetra, ada para Bodhisattva
Mahasattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam
miliaran Buddhaksetra, masing-masing dikelilingi oleh kelompok
Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan
dunia, yang datang ke perkumpulan majelis. Para Bodhisattva ini
masing-masing menghasilkan awan puja dari semua jenis hiasan
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh
ruang angkasa, dan tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan
itu, Mereka membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan
[awan itu] kepada-Nya. Lalu, di penjuru dari Mereka datang,
masing-masing dari para Bodhisattva itu menciptakan Simhasana
yang terhiasi dengan semua jenis permata, dan lalu duduk dalam
sikap bunga teratai diatas tahta itu. Setelah duduk, semua
Bodhisattva itu, dari setiap pori-pori tubuh Mereka,
menghasilkan sinar cahaya yang beranekaragam warna dari semua
permata, yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh lautan
dunia. Di dalam masing-masing sinar cahaya itu, ada muncul para
Bodhisattva yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh lautan
dunia, semuanya duduk diatas simhasana yang terbuat dari
tumpukan bunga teratai.
Semua Bodhisattva ini bisa masuk kedalam setiap butiran debu di
dalam lautan susunan dari dharmadhatu. Setiap butiran debu itu
mengandung ksetra yang sangat luas sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra. Di dalam setiap ksetra itu ada
tinggal berdiam para Bhagavan Buddha dari masa lampau, masa
sekarang, dan masa depan. Para Bodhisattva itu mampu pergi
mendekati para Buddha ini, bersama dengan Mereka, dan memberikan
persembahan kepada Mereka. Dalam sekejap pikiran, melalui cara
pewujudan dengan bebas di dalam mimpi, Mereka mencerahkan para
makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam
sekejap pikiran, melalui cara mewujudkan bagaimana kelahiran dan
kematian para dewa, Mereka mencerahkan para makhluk yang
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap
pikiran, melalui cara menjelaskan Dharma dari praktek
Bodhisattva, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak
butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran,
melalui cara mengguncang semua ksetra dalam rangka memuji
kualitas kebajikan dan perubahan wujud dari para Buddha, Mereka
mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara menghias dan
memurnikan semua Buddhaksetra serta memperlihatkan lautan dari
semua Maha Pranidhana, Mereka mencerahkan para makhluk yang
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap
pikiran, melalui cara dari suara Buddha yang mengandung semua
bahasa para makhluk, Mereka mencerahkan para makhluk yang
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap
pikiran, melalui cara menurunkan hujan dari semua Buddhadharma,
Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di
dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara
memancarkan cahaya yang menerangi sepuluh penjuru, meliputi
dharmadhatu dan menampilkan perubahan wujud (vikurvana), Mereka
mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara mewujudkan
tubuh Buddha dimana-mana di seluruh dharmadhatu dengan
menggunakan kekuatan pembebasan sang Tathagata, Mereka
mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara Samantabhadra
Bodhisattva mendirikan lautan semua perkumpulan para makhluk dan
Bodhimanda, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak
butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam cara ini, di seluruh
dharmadhatu, Mereka menyesuaikan dengan pikiran dari para
makhluk hidup dan menyebabkan semuanya tercerahkan.
Dalam sekejap pikiran, di setiap wilayah, Mereka menyebabkan
para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung
sumeru yang telah jatuh kedalam jalan sengsara menjadi
terbebaskan dari penderitaan mereka selamanya. Masing-masing
dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya
seperti butiran debu gunung sumeru yang tinggal berdiam di dalam
Samadhi yang salah menjadi masuk kedalam Samadhi yang benar.
Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang
jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru menjadi terlahir di
alam surga sesuai dengan keinginan mereka. Masing-masing dari
Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti
butiran debu gunung sumeru tinggal berdiam di tingkat Sravaka
dan Pratyekabuddha. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para
makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru
melayani para Guru yang baik dan mengumpulkan kebajikan.
Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang
jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru membuat tekad
mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Masing-masing dari Mereka
menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran
debu gunung sumeru maju ke avaivartika-bhumi dari para
Bodhisattva (tingkat tanpa kemunduran). Masing-masing dari
Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti
butiran debu gunung sumeru mencapai mata kebijaksanaan yang
murni dan melihat kesamaan dari semua gejala kejadian seperti
yang dilihat oleh para Tathagata. Masing-masing dari Mereka
menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran
debu gunung sumeru tinggal berdiam di dalam lautan bala
(kekuatan) dan pranidhana (ikrar), dan dengan cara bijaksana
dari pengetahuan yang tanpa batas memurnikan semua Buddhaksetra.
Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang
jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru tinggal berdiam di
dalam lautan pranidhana yang luas dari Vairocana dan terlahir
kedalam keluarga sang Tathagata.
Kemudian pada saat itu, semua Bodhisattva di tengah-tengah sinar
cahaya itu, secara serentak mengucapkan syair gatha ini :
Dari tengah sinar cahaya itu datang suara yang menakjubkan,
Meliputi semua ksetra di seluruh sepuluh penjuru.
Suara ini mengumumkan semua kualitas kebajikan,
Agar para putra Buddha bisa memasuki jalan Bodhi yang
menakjubkan.
Mengolah praktek selama lautan kalpa tanpa lelah,
Menyebabkan para makhluk yang menderita mencapai pembebasan.
Dengan pikiran tanpa putus asa ataupun lelah,
Para putra Buddha dengan terampil masuk ke dalam upaya-kausalya
ini.
Mengolah upaya-kausalya selama lautan kalpa,
Tidak terukur dan tidak terbatas, tidak pernah mengendur.
Memasuki semua pintu Dharma.
Terus-menerus, Mereka menjelaskan sifat alami dari
keheningan-tenang.
Ikrar dari para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa
depan,
Semuanya telah Mereka kuasai dan dipraktekkan dengan sempurna,
Lalu dengan cara itu menguntungkan semua makhluk,
Dan juga karma yang murni dari Mereka sendiri bekerja.
Menempuh perjalanan di seluruh sepuluh penjuru,
Menghadiri perkumpulan majelis dari semua Buddha.
Dengan kebijaksanaan mendalam yang seperti lautan,
Mereka memasuki Dharma keheningan-tenang dari sang Tathagata.
Dengan tanpa batas, masing-masing sinar cahaya itu,
Memasuki ksetra yang jumlahnya tidak terbayangkan.
Mata pengetahuan yang murni bisa melihatnya semua.
Inilah alam dari praktek Bodhisattva.
Para Bodhisattva bisa tinggal berdiam di satu ujung rambut
Dan mengguncang semua ksetra di sepuluh penjuru,
Tanpa menakuti para makhluk yang ada di sana.
Inilah tingkat upaya kausalya yang murni dari Mereka.
Dengan tubuh yang tidak tebatas di setiap butiran debu,
Mewujudkan ksetra yang tidak terhitung dan terhiasi dengan
keanekaragaman.
Mati atau lahir dengan sekejap pikiran, memperlihatkannya kepada
semua orang.
Mereka telah mencapai hiasan kebijaksanaan yang tanpa hambatan.
Dalam sekejap, Mereka mewujudkan,
Semua kalpa di masa lampau, sekarang, dan masa depan.
Dengan menyadari tubuh adalah yang tidak nyata, tanpa intisari
atau tanda,
Mereka mencapai anutpattikadharmaksanti.
Mereka semua bisa memasuki praktek terunggul dari Samantabhadra,
Sehingga semua makhluk hidup senang melihat mereka.
Para putra Buddha bisa tinggal berdiam di pintu Dharma ini,
Dengan suara auman besar di dalam cahaya Mereka.
Pada saat itu, ingin membuat semua Bodhisattva mencapai kekuatan
batin dan alam yang tanpa batas dari Tathagata, sang Bhagavan
memancarkan cahaya dari rambut putih di antara alis mata-Nya.
Cahaya ini bernama 'Rahim Cahaya Pengetahuan Dari Semua
Bodhisattva Yang Menyinari Sepuluh Penjuru'. Bentuknya seperti
awan dari lampu yang bercahaya permata. Itu menyinari semua
Buddhaksetra di sepuluh penjuru, menampakkan semua ksetra dan
para makhluk yang ada di dalamnya. Itu juga menyebabkan semua
susunan dunia berguncang. Di dalam setiap butiran debu, itu
memperlihatkan para Buddha yang tidak terhitung jumlahnya.
Sesuai dengan sifat dan kecenderungan yang berbeda-beda dari
para makhluk hidup, itu menurunkan hujan awan roda Saddharma
yang di ucapkan oleh semua Buddha dari tiga masa waktu, dan
menampilkan lautan Paramita dari sang Tathagata. Itu menurunkan
hujan awan pembebasan yang beranekaragam dan tidak terbatas,
menyebabkan para makhluk hidup selamanya menyeberangi kelahiran
dan kematian. Itu juga menurunkan hujan awan Maha Pranidhana
dari semua Buddha, yang dengan jelas memperlihatkan perkumpulan
majelis di Bodhimanda dari Samantabhadra Bodhisattva dalam semua
dunia di sepuluh penjuru. Setelah mengerjakan ini semua, cahaya
itu berputar di sekeliling sang Buddha, mengelilingi-Nya ke
kanan, kemudian masuk kedalam bawah kaki-Nya.
Kemudian Bunga Teratai yang sangat besar tiba-tiba muncul
dihadapan sang Buddha. Tidak tertandingi oleh bunga teratai
lainnya, Bunga Teratai itu memiliki sepuluh jenis hiasan, yaitu
: batangnya tersusun dari berbagai macam permata; tunasnya dari
permata mani yang indah; kelopak bunganya dari semua permata
dari dharmadhatu; putiknya dari permata mani yang wangi; alasnya
terhiasi dengan emas jambunada; jaring-jaring yang sangat indah
menutupi bagian atas; warnanya bersinar murni; itu dalam sekejap
menampilkan perubahan wujud yang tidak terbatas dari semua
Buddha; itu bisa menghasilkan semua jenis suara; permata
mani-nya yang indah mencerminkan tubuh Buddha. Suaranya bisa
mengumandangkan praktek dan ikrar yang diolah oleh semua
Bodhisattva. Dalam sekejap ketika Bunga ini telah muncul, ada di
dalam lingkaran rambut putih dari antara alis sang Buddha,
seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Sarvadharmaparamasvara, bersama-sama dengan rombongan para
Bodhisattva yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia.
Mereka semua datang bersama-sama berputar mengelilingi sang
Tathagata ke arah kanan tidak terhitung kali, lalu, setelah
membungkuk ke kaki sang Buddha, sang Sarvadharmaparamasvara
Bodhisattva duduk di mimbar Bunga Teratai itu, sedangkan para
Bodhisattva lainnya duduk di putik Bunga Teratai itu, mengatur
diri Mereka sendiri dalam urutan.
Sang Sarvadharmaparamasvara Bodhisattva, setelah memahami
dharmadhatu yang mendalam, menimbulkan maha-sukha (kebahagiaan
besar), Dia memasuki praktek Buddha. Pengetahuannya tidak
terrintangi. Dia memasuki lautan yang tidak terukur dari
Dharmakaya sang Buddha, dan mengunjungi para Tathagata di semua
ksetra. Setiap pori-pori dari tubuhnya memperlihatkan kekuatan
batin. Dalam setiap saat dari pikiran Dia merenungkan semua
dharmadhatu. Semua Buddha dari sepuluh penjuru menganugerahkan
kekuatan kepadanya, membuat Dia bisa tinggal berdiam di dalam
semua Samadhi, selamanya bisa melihat tubuh dharmadhatu para
Buddha yang tanpa batas dengan lautan kualitas kebajikan-Nya,
juga semua Samadhi dan pembebasan, kekuatan guhya, dan perubahan
wujud ajaib Mereka.
Lalu, di tengah-tengah perkumpulan majelis itu, di adhisthana
oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Tubuh sang Buddha memenuhi dharmadhatu;
Secara dimana-mana muncul di hadapan semua makhluk.
Menanggapi semua kondisi, mencapai di mana-mana,
Namun tetap tinggal berdiam di Bodhimanda ini.
Di setiap pori-pori sang Tathagata
Duduk para Buddha yang sebanyak debu di semua ksetra.
Dikelilingi oleh rombongan besar para Bodhisattva,
Mengumumkan praktik terunggul dari Samantabhadra.
Sang Tathagata duduk di kursi Bodhimanda,
Menampilkan dalam satu rambut banyak lautan ksetra.
Demikian juga di setiap rambut-Nya,
Membentang luas di seluruh dharmadhatu.
Di setiap ksetra, Dia duduk dengan tenang.
Hadir meliputi setiap wilayah.
Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru berkumpul seperti awan.
Semuanya datang ke Bodhimanda.
Banyak seperti butiran debu di semua ksetra,
Lautan para Bodhisattva dengan kebajikan dan pancarannya
Dimana-mana muncul di perkumpulan majelis sang Tathagata,
Memenuhi seluruh dharmadhatu.
Di ksetra yang sebanyak butiran debu di dharmadhatu,
Dia muncul di setiap perkumpulan majelis.
Pembagian tubuh dari keadaan kebijaksanaan ini,
Dicapai melalui praktek Samantabhadra.
Di dalam perkumpulan majelis dari semua Buddha,
Para Bodhisattva Paramajnana duduk tegak.
Masing-masing mendengar Dharma dengan bahagia.
Mereka mengolah praktek selama kalpa yang tidak terhitung di
setiap tempat.
Setelah memasuki Maha Pranidhana dari Samantabhadra,
Masing-masing memunculkan semua Buddhadharma.
Di dalam lautan Dharma dari Vairocana,
Mereka mengolah praktek dan mencapai tingkat Tathagata.
Mereka yang tercerahkan oleh Samantabhadra Bodhisattva,
Menerima pujian yang menggembirakan dari semua Tathagata.
Setelah mencapai kekuatan batin yang besar dari para Buddha,
Mereka mengembara di seluruh dharmadhatu.
Di semua ksetra, yang banyaknya seperti butiran debu,
Dipenuhi dengan awan tubuh yang terus muncul.
Memancarkan sinar cemerlang demi semua makhluk,
Setiap awan menurunkan hujan Dharma sesuai dengan keinginan
mereka.
Lalu, di tengah-tengah perkumpulan majelis itu, ada Bodhisattva
Mahasattva yang bernama
Sarvaparamadharmadhyayapadmaprabhaprajnaraja. Di adhisthana oleh
sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Pengetahuan yang mendalam dari sang Tathagata,
Secara meluas memasuki dharmadhatu.
Memutar roda dalam tiga masa waktu,
Menjadi Pembimbing yang terang bagi dunia.
Semua Buddha memiliki Dharmakaya yang sama,
Tidak bergantung pada apapun, tanpa perbedaan.
Sesuai dengan pikiran para makhluk,
Memperlihatkan bentuk para Buddha kepada mereka.
Dipenuhi dengan semua pengetahuan,
Sang Buddha memahami semua gejala kejadian.
Di seluruh wilayah,
Segala sesuatu dinyatakan dengan jelas.
Tubuh Buddha, cahaya, warna, dan bentuk-Nya,
Semuanya tidak terbayangkan.
Para makhluk yang percaya,
Mampu melihat-Nya sebagaimana mestinya.
Dalam satu tubuh Buddha
Menghasilkan para Buddha yang tidak terbatas.
Suara gemuruh-Nya meliputi seluruh ksetra,
Mengumumkan Dharma lautan yang dalam dari tathat&#257;.
Cahaya memancar keluar dari setiap pori-pori-Nya,
Membentuk jaring-jaring cahaya di sepuluh penjuru,
Melantunkan suara Buddha yang menakjubkan,
Menjinakkan mereka yang sulit dijinakkan.
Pancaran cahaya sang Tathagata,
Terus menghasilkan suara yang menakjubkan dan mendalam,
Yang memuji lautan kualitas kebajikan Buddha,
Dan praktek Bodhisattva.
Sang Buddha memutar roda Saddharma,
Yang melampaui semua ukuran dan tanpa batas.
Tiada bandingan Dharma yang Dia ucapkan,
Tidak bisa dipahami oleh mereka yang kebijaksanaannya dangkal.
Di setiap dunia Dia muncul,
Mencapai Samyaksambodhi.
Masing-masing Diri-Nya melakukan perubahan wujud,
Sepenuhnya mengisi seluruh dharmadhatu.
Masing-masing tubuh sang Tathagata,
Mewujudkan para Buddha yang sama banyaknya dengan jumlah
makhluk.
Di ksetra yang banyaknya seperti butiran debu,
Menampilkan kekuatan batin Mereka.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Dharmaharsaprajnaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia
mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Tubuh sang Buddha selalu muncul dengan jelas,
Mengisi seluruh dharmadhatu.
Terus-menerus mengumandangkan suara yang menjangkau luas,
Yang mengguncang semua ksetra di sepuluh penjuru.
Sang Tathagata mewujudkan Diri di mana-mana,
Membuat kehadiran-Nya terasa di seluruh dunia.
Sesuai dengan kecenderungan keinginan para makhluk,
Dia menampilkan kekuatan batin-Nya.
Sesuai dengan pikiran para makhluk,
Sang Buddha muncul di hadapan mereka semua.
Para makhluk melihat apa yang terlihat,
Melalui kebajikan dari kekuatan batin sang Buddha.
Tanpa batas pancaran cahaya-Nya,
Tidak terukur Dharma yang Dia ucapkan.
Dengan mengikuti kebijaksanaan-Nya,
Para putra Buddha masuk dan merenungkannya.
Tubuh Buddha tidak dilahirkan,
Namun Dia mewujudkan sebagai dilahirkan.
Seperti ruang angkasa adalah sifat alami gejala kejadian.
Disanalah para Buddha tinggal berdiam.
Tidak tinggal berdiam, tidak pergi,
Sang Buddha terlihat di semua tempat.
Pancaran cahaya-Nya mencapai dimana-mana,
Dan nama-Nya terdengar jauh.
Tiada zat, tiada tempat kediaman,
Tiada asal mula yang bisa di temukan;
Tanpa tanda, tanpa bentuk,
Yang muncul hanyalah pantulan.
Sesuai dengan pikiran makhluk,
Sang Buddha menciptakan awan Dharma yang besar.
Dengan berbagai jenis upaya-kausalya,
Dia mencerahkan dan menjinakkan mereka.
Di tengah-tengah semua dunia,
Sang Buddha terlihat sedang duduk di Bodhimanda.
Dikelilingi oleh perkumpulan majelis yang besar,
Dia menerangi wilayah di sepuluh penjuru.
Tubuh dari semua Buddha
Memiliki tanda yang tidak terbatas.
Tidak terhitung perwujudan Mereka,
Namun bentuk rupa Mereka tidak pernah habis.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Samantavikasinprajnagandhaprabha. Di adhisthana oleh sang
Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Semua Bodhisattva dalam pertemuan ini,
Telah memasuki keadaan Buddha yang tidak terbayangkan.
Masing-masing bisa mengamati,
Kekuatan batin dari semua Buddha.
Prajnakaya-Nya bisa memasuki dimana-mana,
Ksetra yang banyaknya seperti butiran debu.
Dengan melihat tubuh-Nya muncul di antaranya,
Para makhluk bisa melihat semua Buddha.
Seperti pantulan, tubuh-Nya muncul di setiap ksetra,
Di tempat dari semua Tathagata berada.
Di tengah-tengah semua makhluk,
Memperlihatkan perbuatan kekuatan ajaib.
Praktek ikrar dari Samantabhadra,
Telah diolah hingga murni berkilau.
Di semua ksetra, Mereka bisa mengamati,
Perubahan wujud ajaib sang Buddha.
Tubuh Mereka tinggal berdiam di mana-mana,
Sepenuhnya seimbang terhadap semua.
Melalui kebijaksanaan berlatih dengan cara ini,
Mereka memasuki keadaan para Buddha.
Setelah menyadari kebijaksanaan Tathagata,
Mereka bersinar sama-rata di seluruh dharmadhatu,
Memasuki setiap pori-pori sang Buddha,
Dan setiap lautan ksetra.
Di semua Buddhaksetra,
Mereka mewujudkan kekuatan batin.
Muncul dalam berbagai jenis tubuh,
Dengan berbagai jenis nama juga.
Dalam sekejap pikiran tunggal,
Mereka menampilkan semua perubahan wujud ajaib.
Di Bodhimanda, Mereka mencapai Samyaksambodhi
Dan memutar roda Saddharma.
Semua ksetra yang luas dan besar,
Dan Miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Para Bodhisattva di dalam samadhi,
Bisa mewujudkannya dalam sekejap pikiran tunggal.
Dalam setiap Buddhaksetra,
Semua Bodhisattva,
Masuk ke dalam tubuh sang Buddha,
Yang tanpa batas dan tanpa akhir.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Simhavegaprajnaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia
mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Vairocana Buddha,
Bisa memutar roda Saddharma.
Kehadiran-Nya sama seperti awan,
Meliputi semua ksetra dari dharmadhatu.
Di semua lautan besar dunia,
Di seluruh sepuluh penjuru,
Melalui kekuatan batin dan ikrar Buddha
Roda Dharma di mana-mana berputar.
Di dalam semua ksetra,
Di tengah-tengah perkumpulan majelis yang luas,
Nama sang Buddha berbeda-beda,
Dia mengumumkan Saddharma dengan sesuai.
Sang Tathagata mencapai kekuatan yang menakjubkan,
Melalui ikrar dari Samantabhadra.
Di dalam semua ksetra,
Suara-Nya yang menakjubkan terdengar.
Tubuh sang Buddha sebanyak butiran debu ksetra,
Menurunkan hujan Dharma dimana-mana.
Tidak dilahirkan, tanpa perbedaan,
Dia muncul di semua dunia.
Melalui miliaran kalpa yang tidak terhitung,
Di semua ksetra yang sebanyak butiran debu,
Semua praktek sang Buddha di masa lampau,
Diberitahukan secara lengkap dengan suara yang menakjubkan.
Ksetra yang sebanyak butiran debu di sepuluh penjuru,
Sepenuhnya diliputi jaring-jaring cahaya.
Setiap sinar cahaya itu memperlihatkan seorang Buddha,
Mengajar semua makhluk hidup.
Tubuh sang Buddha, tiada perbedaan,
Mengisi seluruh dharmadhatu,
Para makhluk yang melihat bentuk rupa-Nya
Dengan terampil ditundukkan sesuai dengan kesanggupan.
Di semua ksetra di tiga masa waktu,
Para Nayaka atas makhluk hidup,
Nama mereka yang bermacam-macam dan berbeda,
Mereka di ucapkan sehingga mereka bisa melihat.
Roda Saddharma yang menakjubkan,
Yang diputar oleh semua Tathagata,
Dari masa lalu, sekarang, dan masa depan,
Bisa di dengar di dalam perkumpulan majelis ini.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Sagaradharmaprajnagunagarbha. Di adhisthana oleh sang Buddha,
Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Para putra Buddha dalam perkumpulan majelis ini,
Terampil mengolah semua kebijaksanaan dan pengetahuan.
Orang-orang ini sudah bisa memasuki,
Upaya-kausalya seperti ini.
Di dalam setiap ksetra,
Mereka memberitakan dengan suara yang besar.
Memberitahukan tentang praktek Buddha,
Membuatnya terdengar luas di sepuluh penjuru.
Dalam setiap pikiran Mereka,
Merenungkan semua gejala kejadian.
Tinggal berdiam dengan kukuh dalam Tath&#257;t&#257;,
Mereka memahami lautan dari semua gejala kejadian.
Di dalam setiap tubuh Buddha,
Melampaui miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Mengolah Paramita,
Menghias dan memurnikan ksetra.
Di dalam setiap butiran debu,
Mereka menyaksikan semua gejala kejadian.
Dengan cara ini, tanpa hambatan,
Mereka melintasi ksetra di sepuluh penjuru.
Mereka pergi ke setiap Buddhaksetra,
Tidak melewatkan satu pun.
Mengamati kekuatan batin para Buddha,
Mereka memasuki praktek Buddha.
Suara sang Buddha yang menakjubkan,
Terdengar di seluruh dharmadhatu.
Para Bodhisattva bisa memahami,
Dan dengan terampil memasuki lautan suara.
Selama lautan kalpa, Dia mengucapkan suara yang menakjubkan,
Suara-Nya sama dan tanpa perbedaan.
Mereka yang kebijaksanaannya menembus tiga masa waktu,
Memasuki alam suara-Nya.
Setiap suara yang dibuat para makhluk,
Dan suara Buddha yang berdaulat,
Orang bisa memahami semuanya,
Setelah mendapatkan kebijaksanaan suara,
Dari mencapai satu Bhumi ke Bhumi berikutnya,
Hingga tinggal berdiam di dalam tingkat kekuasaan.
Rajin mengolah selama miliaran kalpa,
Kualitas seperti ini adalah pencapaian Mereka.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Prajnadipasamantaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia
mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Semua Tathagata,
Melampaui semua bentuk-rupa.
Orang yang memahami Dharma ini,
Melihat sang Lokavinayaka.
Para Bodhisattva di dalam samadhi,
Cahaya kebijaksanaan mereka bersinar di mana-mana,
Mampu mengetahui sifat alami pembebasan,
Yang dari semua Buddha.
Melihat Dharmakaya sang Buddha,
Orang terbangun pada Dharma yang mendalam.
Merenungkan seluruh dharmadhatu,
Orang mengambil kelahiran sesuai keinginan.
Terlahir dari lautan kebajikan,
Tinggal berdiam di tingkat kebijaksanaan,
Mengamati semua gejala kejadian,
Dia mengolah jalan tertinggi.
Di semua Buddhaksetra,
Di tempat semua Tathagata,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Orang melihat Dharmakaya.
Di ksetra yang besar dari sepuluh penjuru,
Selama miliaran kalpa mengolah praktek dengan semangat.
Dia menjelajah di dalam pengetahuan yang sesungguhnya,
Menyeberangi lautan dari semua gejala kejadian.
Tubuh Vajra-Nya yang unik,
Bisa dilihat di setiap butiran debu.
Melampaui kelahiran, tanpa bentuk-rupa,
Namun muncul di semua ksetra.
Sesuai dengan keinginan para makhluk,
Dia muncul di hadapan mereka dimana-mana.
Menjinakkan dan mengajari mereka dengan berbagai cara,
Dia dengan cepat menetapkan mereka di jalan Buddha.
Melalui kekuatan kebajikan sang Buddha,
Semua Bodhisattva bisa muncul.
Dibantu oleh kekuatan sang Buddha,
Mereka melihat semua Tathagata.
Semua Nayaka,
Dengan kekuatan batin yang tidak terbatas,
Mencerahkan semua Bodhisattva,
Yang lalu menjelajah di seluruh dharmadhatu.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Samantavikasinjnanapuspajvalasikha. Di adhisthana oleh sang
Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Di semua ksetra,
Berkumandangkan suara yang menakjubkan,
Yang memuji kualitas kebajikan sang Buddha,
Menyerap meliputi dharmadhatu.
Dharma adalah tubuh sang Buddha,
Murni sama seperti ruang angkasa.
Semua warna dan bentuk-rupa muncul di dalamnya,
Menyebabkan para makhluk memasuki Dharma ini.
Mereka yang bergembira dalam keyakinan mendalam,
Akan dibimbing oleh sang Buddha.
Orang seperti itu anda harus tau,
Akan memahami kebijaksanaan Buddha dalam hidup sekarang.
Mereka yang sedikit kebijaksanaan,
Tidak bisa mengetahui Dharma ini.
Hanya mereka yang ber-mata kebijaksanaan murni,
Mampu melihat ini.
Melalui kekuatan Buddha yang menakjubkan,
Mereka memeriksa semua gejala kejadian.
Saat masuk, tinggal berdiam, dan pergi,
Mereka melihat semua dengan jelas dan mengerti.
Diantara semua gejala kejadian yang ada,
Pintu Dharma adalah yang tanpa batas.
Dengan menyadari Sarvajnana,
Orang memasuki lautan gejala kejadian yang mendalam.
Tinggal berdiam di dalam Buddhaksetra,
Muncul di semua tempat,
Namun tidak datang maupun pergi,
Dharma dari semua Buddha adalah yang begitu.
Di dalam lautan para makhluk hidup,
Tubuh sang Buddha muncul seperti pantulan.
Sesuai dengan pemahaman mereka yang beranekaragam,
Mereka melihat sang Nayaka.
Di dalam setiap pori-pori-Nya,
Dia mewujudkan kekuatan ajaib,
Memimpin para makhluk mengolah ikrar Samantabhadra.
Orang yang murni bisa melihat sang Buddha.
Sang Buddha, dengan setiap tubuh-Nya,
Memutar roda Dharma di semua tempat,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Melampaui pikiran dan ucapan.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Mahagunajnanamitaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia
mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Di dalam setiap Buddhaksetra,
Duduk sang Buddha di Bodhimanda,
Dikelilingi oleh perkumpulan majelis,
Semua tentara Mara di tundukkan.
Sinar cahaya dari tubuh sang Buddha,
Meliputi sepuluh penjuru,
Muncul sesuai dengan kecenderungan para makhluk,
Dalam bentuk rupa yang beranekaragam.
Di dalam setiap butiran debu,
Menyala dengan kilauan cahaya,
Tampak di semua ksetra di sepuluh penjuru,
Kualitas dan ciri-ciri-Nya masing-masing berbeda.
Lautan wilayah di sepuluh penjuru,
Mengandung ksetra yang tanpa batas dan beranekaragam,
Semuanya datar dan murni,
Terbentuk dari permata Nila.
Beberapa terbalik, atau menyamping,
Atau menyerupai tunas bunga teratai.
Ada yang bulat, atau petak,
Atau jenis bentuk-rupa yang lainnya.
Di setiap ksetra dari dharmadhatu,
Menjelajah dengan tanpa rintangan.
Di dalam setiap perkumpulan majelis,
Dia selalu memutar roda Saddharma.
Tidak terbayangkan tubuh sang Buddha,
Semua ksetra ada di dalam-Nya.
Dia muncul di mana-mana,
Membimbing para makhluk dan mengajar Saddharma.
Dalam Dharma yang halus, yang Dia ajarkan,
Sifat alami gejala kejadian adalah yang tanpa perbedaan.
Sesuai dengan satu kebenaran,
Dia menjelaskan ciri-ciri dari semua gejala kejadian.
Sang Buddha dengan suara yang sempurna,
Dengan jelas menyatakan satyadharma,
Untuk para makhluk dengan pemahaman yang berbeda-beda,
Dia memperlihatkan pintu Dharma yang tidak terbatas.
Di tengah-tengah semua ksetra,
Orang melihat sang Buddha duduk di Bodhimanda.
Sama seperti pantulan adalah tubuh sang Buddha,
Melampaui semua kelahiran dan kematian.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Samantadharmadhatuprajnajyotiskara. Di adhisthana oleh sang
Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Tubuh sang Tathagata yang menakjubkan,
Dan bentuk-rupa-Nya yang tidak terbayangkan,
Mendatangkan kegembiraan untuk semua yang melihat,
Serta keyakinan penuh dan hormat kepada Dharma.
Setiap ciri-ciri dari tubuh sang Buddha,
Mengungkapkan para Buddha yang tidak terbatas,
Yang meliputi alam di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam setiap butiran debu.
Di sepuluh penjuru lautan dunia,
Para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Menampilkan kekuatan batin Mereka,
Dalam sekejap pikiran.
Para Bodhisattva yang berkebijaksanaan besar,
Mengukur kedalaman laut Dharma.
Dengan didukung oleh kekuatan Buddha,
Mereka memahami upaya ini.
Mereka yang telah terdirikan dengan baik,
Dalam ikrar dan praktek dari Samantabhadra,
Akan melihat di semua ksetra,
Kekuatan batin dari semua Buddha.
Orang yang dengan keyakinan dan pemahaman,
Yang telah membuat ikrar yang besar,
Akan memiliki kebijaksanaan yang mendalam,
Dan sepenuhnya memahami semua gejala kejadian.
Jika mereka mengamati tubuh sang Buddha,
merenungkan setiap aspek-Nya,
Tidak terpengaruh oleh bentuk-rupa dan suara,
Akan memahami semua tingkat pikiran.
Para Bodhisattva bisa meniru semua Buddha,
Melalui tinggal berdiam di dalam kebijaksanaan dan praktek-Nya.
Mereka akan segera memasuki posisi Tathagata,
Dan membimbing semua makhluk di dharmadhatu.
Para Bodhisattva, dalam satu pikiran,
Bisa muncul di setiap butiran debu,
Dari banyak ksetra yang jumlahnya,
Sama seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra.
Di dalam satu ksetra,
Bisa mewujudkan semua ksetra,
Dan juga perbuatan dari kekuatan batin.
Begitulah kekuatan Bodhisattva.
Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Avighnaprajnaviryabala. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia
mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :
Sang Buddha mengucapkan satu suara yang halus,
Yang terdengar di seluruh ksetra di sepuluh penjuru.
Mengandung semua suara,
Hujan Dharma turun dimana-mana.
Dengan lautan dari semua bahasa,
Suara yang sesuai dengan jenis makhluk,
Di dalam semua Buddhaksetra,
Dia memutar roda Dharma yang murni.
Semua makhluk di setiap ksetra,
Menyaksikan kekuatan perubahan wujud sang Buddha,
Dan mendengar sang Buddha mengkhotbahkan Dharma.
Mereka bercita-cita menuju Bodhi.
Di semua ksetra dari dharmadhatu,
Disetiap butiran debu,
Sang Tathagata, melalui kekuatan pembebasan-Nya,
Dimana-mana mewujudkan tubuh-Nya.
Dharmakaya adalah yang sama seperti ruang angkasa,
Tanpa rintangan dan tanpa perbedaan.
Tubuh fisik muncul seperti pantulan,
Mewujudkan berbagai macam bentuk-rupa.
Pantulan tanpa memiliki tempat,
Seperti ruang angkasa, tidak memiliki sifat alami zat
Hanya mereka yang berkebijaksanaan besar,
Bisa memahami sifat alami kesamaannya.
Tubuh sang Buddha tidak bisa dipahami.
Tidak dilahirkan, tidak diciptakan,
Muncul sesuai dengan para makhluk,
Namun tetap tanpa perbedaan sama seperti ruang angkasa.
Semua Buddha di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam satu pori-pori,
Masing-masing mempertunjukkan kekuatan batin,
Mata kebijaksanaan bisa melihatnya.
Kekuatan dari ikrar Vairocana Buddha,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Terus-menerus di semua ksetra,
Dia memutar roda yang tiada tandingan.
Satu pori-pori menampilkan perubahan wujud ajaib,
Bahkan jika di ceritakan oleh semua Buddha bersama-sama,
Selama kalpa yang tidak terbatas,
Tidak akan mencapai akhirnya.
Di Bodhimanda dari dunia dari empat benua ini, melalui kekuatan
batin sang Buddha, para Bodhisattva yang sebanyak butiran debu
di dalam seratus juta lautan dunia masing-masing berkumpul dari
sepuluh penjuru. Anda harus tahu bahwa itu juga terjadi dengan
cara yang sama di dalam banyak Bodhimanda dari di setiap dunia
dari empat benua di dalam lautan dunia.
#Post#: 329--------------------------------------------------
Avatamsaka Sutra
By: ajita Date: January 14, 2018, 7:33 am
---------------------------------------------------------
[center]
https://i.imgur.com/3VXLs2b.jpg
Padmasambhava
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/vgFm2I3lnRU" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Mantrayogin
https://i.imgur.com/2DVHErZ.jpg
Chenrezig
Bab 3
Samantabhadrabodhisattvasamadhi parivartah[/center]
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva,
yang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai permata
di depan sang Tathagata, menerima kekuatan batin dari sang
Buddha, masuk kedalam Samadhi. Samadhi itu bernama Tubuh
Pemancar Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada, yang ada di
dalam semua Bhagavan Buddha, yaitu Vairocana. Itu adalah pintu
masuk semesta kedalam intisari yang sama dari semua Buddha, dan
mampu mewujudkan sangat banyak bentuk-rupa di seluruh
dharmadhatu. Itu sangat luas, besar dan tanpa halangan, sama
seperti ruang angkasa, semua pusaran lautan dharmadhatu masuk
kedalamnya. Itu menghasilkan semua keadaan samadhi. Itu bisa
secara menyeluruh mengandung dharmadhatu di sepuluh penjuru.
Lautan cahaya pengetahuan dari semua Buddha dari tiga masa waktu
semuanya datang dari situ. Itu bisa sepenuhnya mengungkapkan
semua lautan dari susunan hiasan di sepuluh penjuru. Itu
mengandung semua kekuatan pembebasan Buddha dan semua
kebijaksanaan Bodhisattva. Itu bisa menyebabkan setiap butiran
debu ksetra secara menyeluruh mengandung dharmadhatu yang tanpa
batas. Itu mencapai lautan kualitas kebajikan dari semua Buddha.
Itu memunculkan lautan Maha Pranidhana dari semua Tathagata. Itu
mengedarkan, melindungi dan memelihara semua roda Dharma dari
semua Buddha, sehingga tidak pernah berakhir.
Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva memasuki
Samadhi ini di hadapan sang Bhagavan, begitu juga dengan cara
yang sama di alam ruang angkasa dari dharmadhatu, di sepuluh
penjuru dan di tiga masa waktu, di dalam cahaya yang halus -
yang tanpa halangan - yang sangat luas, di semua ksetra yang
terlihat oleh mata Buddha, dalam jangkauan kekuatan Buddha, yang
diwujudkan melalui tubuh Buddha, dan di dalam setiap butiran
debu dari seluruh butiran debu di ksetra itu, juga di dalam
ksetra ini dimana ada Buddhaksetra yang sebanyak butiran debu di
dalam lautan dunia. Di dalam setiap ksetra itu, ada para Buddha
yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia, dan
dihadapan masing-masing Buddha itu, ada Samantabhadra
Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan
dunia, yang masing-masing juga memasuki Samadhi Tubuh Pemancar
Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada ini, yang ada di
dalam semua Bhagavan Buddha, yaitu Vairocana.
Pada waktu itu, dihadapan masing-masing Samantabhadra
Bodhisattva, muncul semua Buddha dari sepuluh penjuru. Semua
Tathagata itu bersama-sama memuji-Nya dalam suara yang sama :
"Sadhu, Sadhu, Kulaputra, Anda bisa memasuki Bodhisattva Samadhi
dari Tubuh Pemancar Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada,
yang dipunyai semua Buddha, yaitu Vairocana. Itu, Kulaputra,
dikarenakan oleh semua Buddha dari sepuluh penjuru bersama-sama
membantu Anda; Dan, Itu adalah melalui kekuatan dari Pranidhana
awal dari Vairocana Tathagata; Dan, itu juga melalui kekuatan
dari pengolahan Anda sendiri yang mempraktekkan perbuatan dan
ikrar dari semua Buddha sehingga Anda bisa memutar Dharmacakra
dari semua Buddha dan memperlihatkan lautan kebijaksanaan dari
semua Tathagata. Itu adalah juga mengapa Anda bisa dimana-mana
menyinari semua lautan dari susunan hiasan di sepuluh penjuru
sepenuhnya tanpa kecuali; Menyebabkan semua makhluk hidup
membersihkan kekotoran batin ketidaktahuan dan mencapai
kemurnian; Bisa dimana-mana berkumpul di dalam semua ksetra yang
besar tanpa kemelekatan; Bisa secara mendalam memasuki keadaan
dari semua Buddha tanpa halangan; Bisa dimana-mana menampilkan
kualitas kebajikan dari semua Buddha; Bisa memasuki kenyataan
dari segala sesuatu dan meningkatkan kebijaksanaan; Bisa
merenungkan semua cara Dharma; Memahami indera dari semua
makhluk hidup; Dan Anda bisa menjaga semua tulisan Dharma dari
semua Buddha Tathagata;"
Pada waktu itu, semua Buddha dari sepuluh penjuru menganugerahi
Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva pengetahuan dari kekuatan
untuk memasuki sifat alami dari pengetahuan yang mengetahui
semua, pengetahuan yang masuk kedalam dharmadhatu yang tanpa
batas, pengetahuan yang menyadari keadaan dari semua Buddha,
pengetahuan tentang pembentukan dan peluruhan dari semua lautan
dunia, pengetahuan tentang semua alam makhluk, pengetahuan yang
tinggal berdiam di dalam pembebasan yang sangat mendalam dari
semua Buddha dan pengetahuan yang tanpa membeda-bedakan tentang
semua keadaan Samadhi, pengetahuan yang memasuki lautan dari
semua indera Bodhisattva, pengetahuan tentang kefasihan untuk
memutar Dharmacakra (roda Dharma) dalam lautan bahasa dari semua
makhluk hidup, pengetahuan tentang tubuh yang secara dimana-mana
memasuki semua lautan dunia dari dharmadhatu, pengetahuan yang
memahami semua suara Buddha.
Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva, di hadapan
sang Bhagavan, menerima anugerah pengetahuan seperti itu dari
semua Buddha, begitu juga hal yang sama terjadi di semua lautan
dunia pada semua Samantabhadra Bodhisattva di setiap butiran
debu di dalam lautan dunia itu. Mengapa begitu? Itu adalah
karena ketika telah mencapai Samadhi ini, Dharma adalah seperti
itu.
Kemudian pada saat itu, semua Buddha dari sepuluh penjuru
membentangkan tangan kanan Mereka dan mengusap usnisa kepala
Samantabhadra Bodhisattva. Tangan Mereka masing-masing terhiasi
dengan Maha Laksana (ciri-ciri besar), berselaput indah dan
memancarkan cahaya, wewangian, dan api. Lagi, Mereka
menghasilkan berbagai macam suara yang indah dari semua Buddha
dan juga perbuatan dari penguasaan diri dan penembusan batin. Di
tengah-tengah itu, muncul lautan ikrar Samantabhadra dari semua
Bodhisattva masa lampau, sekarang, dan masa depan - Dharmacakra
yang murni dari semua Tathagata - dan juga semua gambar rupa
dari semua Buddha masa lampau, sekarang, dan masa depan.
Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva diusap
usnisa kepala-Nya secara serentak oleh semua Buddha dari sepuluh
penjuru, begitu juga di dalam semua lautan dunia, semua
Samantabhadra Bodhisattva di setiap butiran debu di dalam semua
lautan dunia itu diusap usnisa kepala-Nya secara serentak oleh
semua Buddha dari sepuluh penjuru.
Kemudian Samantabhadra Bodhisattva bangkit dari Samadhi ini.
Pada saat yang sama ketika Dia bangkit dari Samadhi ini, Dia
juga bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam lautan dari
Samadhi yang sebanyak butiran debu di dalam semua lautan dunia,
yaitu, Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi
dari pengetahuan terampil yang menyadari bahwa dunia dari masa
lampau, sekarang, dan masa depan tidak memiliki perbedaan dalam
penggantian seketika. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju
kedalam Samadhi dari mengetahui semua butiran debu di dalam
semua dharmadhatu di dalam tiga masa waktu. Dia bangkit dari
pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mewujudkan semua
Buddhaksetra dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Dia
bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari
memperlihatkan tempat tinggal dari semua makhluk hidup. Dia
bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari
mengetahui lautan pikiran dari semua makhluk. Dia bangkit dari
pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui setiap nama
yang berbeda dari semua makhluk. Dia bangkit dari pintu gerbang
menuju kedalam Samadhi dari mengetahui semua lokasi yang berbeda
di seluruh dharmadhatu di sepuluh penjuru. Dia bangkit dari
pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui bagaimana
setiap butiran debu yang halus mengandung awan tubuh yang besar
dan luas dari para Buddha. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju
kedalam Samadhi dari menjelaskan lautan makna dalam dari semua
gejala kejadian.
Ketika Samantabhadra Bodhisattva bangkit dari semua pintu
gerbang menuju kedalam Samadhi ini, semua Bodhisattva itu
masing-masing mencapai lautan awan dari Samadhi yang sebanyak
butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari Dharani
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan
dari Dharma Upaya-Kausalya yang sebanyak butiran debu di dalam
lautan dunia; lautan awan dari pintu gerbang menuju kefasihan
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan
dari cahaya kebijaksanaan dari gudang kualitas kebajikan dari
semua Tathagata yang dimana-mana menyinari seluruh dharmadhatu
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan
dari kekuatan, kebijaksanaan, dan upaya-kausalya yang tidak
membeda-bedakan dari semua Tathagata yang sebanyak butiran debu
di dalam lautan dunia; lautan awan dari semua Tathagata yang
masing-masing mewujudkan di dalam setiap pori-pori banyak ksetra
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan
dari para Bodhisattva yang masing-masing mewujudkan turun dari
istana surga Tusita, dilahirkan, menjadi Buddha, memutar
Dharmacakra, memasuki Parinirvana yang sebanyak butiran debu di
dalam lautan dunia;
Sama seperti di dunia ini ketika Samantabhadra Bodhisattva
bangkit dari Samadhi dan semua rombongan para Bodhisattva
memperoleh berkat seperti itu, begitu juga di dalam semua lautan
dunia, di dalam setiap butiran debu dari semua butiran debu di
dalam semua lautan dunia itu terjadi dalam cara yang sama.
Pada waktu itu, melalui kekuatan batin yang menakjubkan dari
semua Buddha dan kekuatan Samadhi dari Samantabhadra
Bodhisattva, semua lautan dunia di seluruh sepuluh penjuru
berguncang. Setiap dunia menjadi terhiasi dengan banyak permata
dan memancarkan suara menakjubkan yang mengumumkan semua gejala
kejadian. Lagi, di dalam lautan perkumpulan majelis di dalam
Bodhimanda dari semua Tathagata, disana dimana-mana turun hujan
sepuluh jenis awan yang besar dari permata Mani yang indah. Apa
sepuluh jenis itu? Yaitu : awan permata mani yang indah dari
bendera bintang emas yang menakjubkan; awan permata mani yang
indah dari cahaya cemerlang; awan permata mani yang indah dari
bola permata yang turun kebawah; awan permata mani yang indah
dari gudang permata yang menampilkan gambar rupa Bodhisattva;
awan permata mani yang indah yang memuji nama para Buddha; awan
permata mani yang indah dari cahaya cemerlang yang dimana-mana
menyinari Bodhimanda di dalam semua Buddhaksetra. awan permata
mani yang indah dari cahaya yang mencerminkan berbagai perubahan
wujud ajaib di sepuluh penjuru. awan permata mani yang indah
yang memuji kualitas kebajikan dari semua Bodhisattva; awan
permata mani yang indah yang bersinar secemerlang matahari; awan
permata mani yang indah dari musik yang menyenangkan yang
terdengar di seluruh sepuluh penjuru.
Setelah hujan sepuluh jenis awan yang besar dari permata Mani
yang indah itu turun dimana-mana, cahaya terang terpancar keluar
dari semua pori-pori dari semua Tathagata itu. Di dalam sinar
cahaya itu menyuarakan syair gatha ini :
Samantabhadra tinggal berdiam di semua ksetra.
Duduk di atas tahta bunga teratai permata, dilihat orang banyak.
Dia menampilkan semua kekuatan batin,
Dan memasuki Samadhi yang tidak terhitung jumlahnya.
Dengan berbagai macam tubuh, Samantabhadra terus menerus
Melintasi seluruh dharmadhatu, mengisi seluruhnya.
Begitulah Samadhi, kekuatan batin, Upaya-kausalya-Nya.
Suara-Nya yang sempurna memberitakan Dharma tanpa halangan.
Di setiap ksetra, di tempat kediaman semua Buddha,
Kekuatan batin-Nya diperlihatkan melalui berbagai Samadhi.
Dan setiap kekuatan batin-Nya meliputi dimana-mana,
Di semua ksetra di sepuluh penjuru.
Sama seperti ini terjadi di setiap ksetra dimana para Tathagata
berada,
Begitu juga itu terjadi di setiap butiran debu dari ksetra itu.
Samadhi, kekuatan batin, dan gejala kejadian seperti itu,
Muncul disebabkan oleh kekuatan ikrar dari Vairocana.
Tubuh Samantabhadra sama seperti ruang angkasa.
Tinggal berdiam di dalam Dharma, bukan di dalam ksetra.
Sesuai dengan keinginan dari setiap makhluk,
Mewujudkan semua jenis tubuh yang sama terhadap semua.
Samantabhadra, dengan tinggal berdiam di dalam Maha Pranidhana,
Mencapai kekuatan batin yang tanpa batas ini.
Di dalam setiap ksetra dari semua tubuh Buddha,
Dia mewujudkan bentuk-rupa-Nya pergi ke tempat itu.
Lautan semua makhluk adalah sepenuhnya tidak terbatas,
Dan perwujudan Tubuh-Nya yang tinggal di sana juga tidak
terbatas.
Semua ksetra yang Dia wujudkan indah dan murni;
Dan dalam sekejap bisa terlihat selama banyak kalpa.
Samantabhadra tinggal berdiam dengan damai di setiap ksetra,
Menampilkan kekuatan batin yang unggul tanpa tandingan.
Guncangan bumi meluas ke seluruh sepuluh penjuru,
Membuat semua yang merenungkan bisa melihat-Nya.
Pengetahuan, kebajikan, dan kekuatan dari semua Buddha,
Semua kualitas besar Mereka yang beragam, Dia telah sempurnakan.
Melalui cara dari Samadhi dan Upaya-Kausalya ini,
Dia memperlihatkan praktek Bodhi-Nya di masa lampau.
Kebebasan yang tidak terbayangkan seperti ini,
Ditampilkan di semua ksetra di sepuluh penjuru.
Untuk menjelaskan pintu gerbang menuju ke semua Samadhi-Nya,
Para Buddha di dalam awan bercahaya memuji kualitas
kebajikan-Nya.
Kemudian pada waktu itu, rombongan dari semua Bodhisattva
menatap ke atas pada Samantabhadra Bodhisattva dengan telapak
tangan ber-anjali. Menerima kekuatan batin sang Buddha, Mereka
bersama-sama mengucapkan pujian ini dengan satu suara:
Lahir dari Dharma dari semua Buddha,
Dan muncul dari ikrar para Tathagata,
Sang Rahim ruang angkasa, yang sama dengan Tathat&#257;,
Anda telah memurnikan Dharmakaya ini.
Di perkumpulan majelis di semua Buddhaksetra,
Samantabhadra ada dimana-mana tinggal berdiam disana.
Cahaya dari kualitas kebajikan dan kebijaksanaan-Nya yang
seperti lautan,
Menerangi sepuluh penjuru dengan sama, sehingga semuanya
terlihat.
Kebajikan dari Samantabhadra adalah seperti lautan yang luas.
Dia pergi mendekati para Buddha di seluruh sepuluh penjuru.
Pada setiap ksetra di dalam setiap butiran debu,
Dia berkelana dan membuat diri-Nya terlihat jelas.
Putra Buddha! Kami semua terus-menerus mengamati Anda,
Berhubungan dekat dengan semua Tathagata,
Tinggal di dalam Samadhi, dalam keadaan dari Tathat&#257;,
Selama kalpa yang banyaknya seperti butiran debu di semua
ksetra.
Sang Putra Buddha, dengan tubuh yang meliputi semua,
Bisa mencakup semua ksetra di sepuluh penjuru.
Lautan besar para makhluk terbebaskan semua,
Saat Anda memasuki setiap butiran debu dharmadhatu.
Masuk kedalam setiap butiran debu dharmadhatu,
Tubuh Anda tidak habis-habisnya, tanpa perbedaan,
Mencakup semua, seperti ruang angkasa,
Membabarkan Maha Vaipulya Dharma dari semua Tathagata.
Cahaya cemerlang yang dipenuhi dengan kualitas kebajikan,
Kekuatan Anda yang melampaui segalanya, luas menyebar seperti
awan.
Berkelana dimana-mana di semua lautan para makhluk.
Membabarkan Dharma tiada tanding yang dipraktekkan semua Buddha.
Membebaskan para makhluk di seluruh lautan kalpa,
Dengan mengolah praktek yang tertinggi dari Samantabhadra.
Membabarkan semua Dharma seperti awan guntur,
Suara Anda yang besar tiada seorangpun yang tidak mendengar:
Bagaimanakah semua ksetra itu terbentuk?
Dan dengan cara apakah semua Buddha muncul,
Bersama dengan lautan semua makhluk?
Kami harap Anda akan membabarkan kebenaran ini sebagaimana
adanya.
Semua dalam perkumpulan ini yang tidak terbatas, besar dan luas
seperti laut,
Ada di sini dihadapan Anda, Bhagavan, dengan penuh hormat.
Dan saat Anda memutar Dharmacakra yang menakjubkan, jelas dan
murni,
Semua Buddha menjadi sangat senang.
#Post#: 330--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: January 20, 2018, 11:34 pm
---------------------------------------------------------
[center]
https://i.imgur.com/5cUUEop.jpg
Guan Yin Pusa
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/lHo-SIdQt30" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Maha Karuna Dharani
https://i.imgur.com/2MSINVr.jpg
Bhagavan Vajra Ekajati
Bab 4
Lokanirmana parivartah[/center]
Kemudian pada waktu itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva,
melalui kekuatan batin sang Buddha, menatap seluruh lautan semua
dunia, lautan semua makhluk, lautan semua Buddha, lautan semua
dharmadhatu, lautan semua karma makhluk, lautan semua indera dan
keinginan makhluk, lautan Dharmacakra semua Buddha, lautan semua
tiga masa waktu, lautan kekuatan pranidhana semua Tathagata, dan
lautan perubahan wujud ajaib dari semua Tathagata.
Setelah mengamati semua itu, Dia mengumumkan kepada semua
Bodhisattva yang ada di dalam lautan perkumpulan majelis di
semua Bodhimanda, dengan berkata : "Putra Buddha, pengetahuan
yang murni dari semua Bhagavan Buddha pada pembentukan dan
peluruhan dari lautan semua dunia adalah yang tidak
terbayangkan. Pengetahuan Mereka pada lautan karma dari semua
makhluk adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka pada
lautan susunan dari semua dharmadhatu adalah yang tidak
terbayangkan. Pengetahuan Mereka dalam memberitahukan lautan
yang tanpa batas dari semua Buddha adalah yang tidak
terbayangkan. Pengetahuan Mereka dalam memasuki lautan
keinginan, pemahaman, dan indera adalah yang tidak terbayangkan.
Pengetahuan Mereka yang sekejap satu pikiran mengetahui masa
lampau, sekarang, dan masa depan adalah yang tidak terbayangkan.
Pengetahuan Mereka yang mengungkapkan lautan Pranidhana yang
tanpa batas dari semua Tathagata adalah yang tidak terbayangkan.
Pengetahuan Mereka yang mempertunjukkan lautan perubahan wujud
ajaib dari semua Buddha adalah yang tidak terbayangkan.
Pengetahuan Mereka dalam memutar Dharmacakra adalah yang tidak
terbayangkan. Pengetahuan Mereka tentang bagaimana membangun
penjelasan adalah yang tidak terbayangkan. Tubuh Buddha yang
murni milik Mereka yang adalah yang tidak terbayangkan. Lautan
bentuk-rupa Mereka yang tanpa batas dan menyinari semua tempat
adalah yang tidak terbayangkan. Tanda dan ciri-ciri tambahan
Mereka yang semuanya murni adalah yang tidak terbayangkan.
Lautan sinar cahaya dari ciri-ciri Mereka yang tanpa batas dan
tanpa noda adalah yang tidak terbayangkan. Lautan awan cahaya
dari tanda-tanda tubuh Mereka yang beranekaragam warna adalah
yang tidak terbayangkan. Lautan cahaya pemata Mereka yang luar
biasa adalah yang tidak terbayangkan. Lautan suara bahasa Mereka
yang sempurna adalah yang tidak terbayangkan. Lautan
vikurvanabala Mereka dalam mendidik dan mengembangkan para
makhluk hidup adalah yang tidak terbayangkan. Lautan keberanian
Mereka dalam menjinakkan semua makhluk hidup, tanpa membiarkan
satupun jatuh adalah yang tidak terbayangkan. Kediaman Mereka di
dalam Buddhatva adalah yang tidak terbayangkan. Pintu masuk
Mereka kedalam alam dari pencapaian tath&#257;t&#257; adalah
yang tidak terbayangkan. Kekuatan Pelindung dan Penopang milik
Mereka adalah yang tidak terbayangkan. Pemeriksaan Mereka pada
semua bidang pengetahuan Buddha adalah yang tidak terbayangkan.
Bidang kekuatan Mereka yang tiada seorangpun yang bisa atasi
adalah yang tidak terbayangkan. Kualitas dari keberanian dan
kebajikan Mereka yang tiada seorangpun yang bisa lampaui adalah
yang tidak terbayangkan. Kediaman Mereka di dalam samadhi yang
tidak membeda-bedakan adalah yang tidak terbayangkan. Pertujukan
kekuatan ajaib Mereka adalah yang tidak terbayangkan.
Kebijaksanaan Mereka yang murni dan bebas adalah yang tidak
terbayangkan. Semua Buddhadharma yang tiada seorangpun yang bisa
hancurkan adalah yang tidak terbayangkan.
Semua hal ini Saya, melalui kekuatan sang Buddha dan semua
Tathagata, akan jelaskan sepenuhnya, demi menyebabkan semua
makhluk hidup memasuki lautan pengetahuan dan kebijaksanaan
Buddha, demi menyebabkan semua Bodhisattva tinggal berdiam
dengan aman di dalam lautan kebajikan Buddha, demi menyebabkan
semua lautan dunia menjadi terhiasi dengan pembebasan Buddha,
demi menyebabkan silsilah dari para Tathagata terus berlanjut
tidak berhenti melalui semua kalpa, demi menyebabkan sifat alami
yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian menjadi ditunjukkan
di dalam semua lautan dunia, demi menyebabkan semua makhluk
hidup diajarkan sesuai dengan pemahaman mereka, demi menyebabkan
melalui upaya kausalya sesuai dengan lautan indera dari semua
makhluk hidup mendorong mereka membangkitkan kualitas Buddha,
demi mengabulkan lautan keinginan para makhluk dan menyebabkan
gunung semua rintangan menjadi hancur sesuai dengan
kecenderungan dari semua makhluk, demi menyebabkan semua makhluk
hidup memurnikan dan menguasai jalan pembebasan yang penting
sesuai dengan pikiran mereka, dan demi menyebabkan semua
Bodhisattva tinggal berdiam di dalam lautan Pranidhana dari
Samantabhadra dan kebijaksanaan.
Sekarang, sang Samantabhadra Bodhisattva, karena Dia ingin
menggembirakan para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya di
Bodhimanda, meningkatkan pengetahuan dan kegembiraan mereka pada
semua Dharma, menyebabkan mereka memahami lautan dari keyakinan
besar yang sesungguhnya dan tekad, menyebabkan mereka memurnikan
semua sisi tubuh dari garbha dharmadhatu melalui pintu semesta,
menyebabkan mereka dengan kukuh mendirikan lautan Pranidhana
dari Samantabhadra, menyebabkan mereka memurnikan mata
pengetahuan yang sama - yang masuk secara sama kedalam masa
lampau - sekarang - dan masa depan, menyebabkan mereka
meningkatkan lautan kebijaksanaan besar yang menyinari garbha
dari semua dunia, menyebabkan mereka mengembangkan kekuatan
ingatan (dharani) untuk mempertahankan semua Dharmacakra,
menyebabkan semua alam Buddha diwujudkan secara tidak
habis-habisnya di semua Bodhimanda, menyebabkan pintu Dharma
dari semua Tathagata di perlihatkan, meningkatkan sifat alami
yang luas dari Sarvajnana yang mendalam dari dharmadhatu, oleh
karena itu, Dia mengucapkan syair gatha ini :
Lautan kebajikan dan kebijaksanaan yang sangat mendalam,
Muncul di dalam ksetra yang tidak terhitung di seluruh sepuluh
penjuru,
Cahaya-Nya menyinari dimana-mana, memutar Dharmacakra,
Sesuai dengan yang ingin dilihat oleh beranekaragam makhluk.
Lautan ksetra di sepuluh penjuru adalah yang tidak terbayangkan,
Sang Buddha telah memurnikannya semua selama kalpa yang tidak
terhitung.
Demi mengubah para makhluk dan mematangkan mereka,
Dia muncul di dalam semua ksetra.
Alam Buddha adalah yang paling mendalam dan tidak terbayangkan,
Dia memperlihatkannya kepada semua makhluk, membiarkan mereka
masuk,
Namun pikiran mereka seperti yang sempit dan melekat pada
keberadaan,
Jadi mereka tidak bisa memahami apa yang dicapai sang Buddha.
Mereka yang berkeyakinan murni dan berpikiran teguh,
Yang selalu berhubungan dekat dengan para Guru yang baik,
Semua Buddha akan memberikan kekuatan,
Untuk memasuki pengetahuan Tathagata.
Mereka yang berpikiran murni, bebas dari rayuan dan tipuan,
Gembira dalam sifat alami, selalu senang dalam belas-kasih,
Yang berpandangan luas dan berkeyakinan mendalam,
Orang seperti ini akan bergembira mendengar Dharma ini.
Tinggal berdiam di bhumi dari pranidhana (ikrar) Samantabhadra,
Mengolah jalan Bodhisattva yang murni,
Merenungkan dharmadhatu sama seperti ruang angkasa,
Orang seperti ini memahami praktek para Buddha.
Semua Bodhisattva ini memperoleh keuntungan sejati,
Melalui melihat kekuatan ajaib sang Buddha.
Tiada satupun yang mempraktekkan jalan lain bisa mengetahui,
Hanya Mereka yang dari praktek Samantabhadra bisa memahami.
Para makhluk hidup yang berjumlah luas, tidak terbatas,
Namun sang Buddha melindungi mereka semua dalam pikiran-Nya.
Pemutaran Dharmacakra mencapai semua,
Inilah kekuatan alam Vairocana.
Semua ksetra ada di dalam tubuh Saya,
Juga para Buddha yang tinggal berdiam disana.
Lihatlah setiap pori-pori Saya,
Dan Saya akan memperlihatkan kepada anda alam Buddha.
Praktek dan Pranidhana dari Samantabhadra tanpa batas,
Saya telah sepenuhnya mengolahnya hingga sempurna.
Tubuh yang luas dari alam dari mata Samanta,
Adalah bidang yang diolah oleh semua Buddha, jadi dengarlah
dengan baik !
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva
memberitahukan kepada seluruh perkumpulan majelis yang besar itu
: "Ada, Putra Buddha ! sepuluh aspek dari lautan dunia, yang
para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan telah
jelaskan, sedang jelaskan, dan akan menjelaskan. Apa sepuluh ini
? Yaitu : sebab dan kondisi dari asal mula lautan dunia, dasar
keberadaan dari lautan dunia, bentuk-rupa dari lautan dunia, zat
yang menyusun lautan dunia, hiasan dari lautan dunia, kemurnian
dari lautan dunia, kemunculan para Buddha di dalam lautan dunia,
lama kalpa berlangsungnya lautan dunia, perbedaan dalam
perubahan kalpa dari lautan dunia, dan aspek dari lautan dunia
yang tanpa perbedaan. Putra Buddha, jika dijelaskan secara
ringkas, lautan dunia memiliki sepuluh aspek itu, namun jika di
jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam
lautan dunia, dimana para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan
masa depan telah jelaskan, sedang jelaskan, dan akan
menjelaskan.
Putra Buddha, jika dijelaskan secara ringkas, ada sepuluh jenis
penyebab dan kondisi dimana semua lautan dunia menjadi
terbentuk, sedang terbentuk, dan akan dibentuk. Apa sepuluh ini
? Yaitu : karena kekuatan batin para Tathagata, karena gejala
kejadian adalah begitu, karena karma dari semua makhluk hidup,
karena pencapaian dari para Bodhisattva pada Sarvajna-jnana,
karena akar kebajikan yang dihimpun oleh semua makhluk dan
Bodhisattva, karena kekuatan pranidhana dari para Bodhisattva
untuk menghias dan memurnikan ksetra, karena para Bodhisattva
telah menyelesaikan usaha yang tanpa kemunduran, karena
pembebasan dan tekad yang murni dari para Bodhisattva, karena
kekuatan pembebasan yang mengalir keluar dari akar kebajikan
dari semua Tathagata dan saat pencapaian Bodhi dari semua
Buddha, karena kekuatan pembebasan dari pranidhana
Samantabhadra. Putra Buddha, ini adalah penjelasan ringkas dari
sepuluh jenis penyebab dan kondisi itu, namun jika di jelaskan
secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan
dunia.
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Lautan ksetra tanpa batas yang telah dijelaskan,
Telah Vairocana Buddha hiasi dan murnikan.
Alam dari sang Bhagavan adalah yang tidak terbayangkan,
Begitu juga pengetahuan, kebijaksanaan, dan kekuatan batin-Nya.
Para Bodhisattva mengolah praktek dari lautan pranidhana,
Dimana-mana menyesuaikan dengan kecenderungan makhluk hidup.
Pikiran para makhluk hidup adalah yang tanpa batas,
Ksetra para Bodhisattva membentang di seluruh sepuluh penjuru.
Para Bodhisattva maju menuju Sarvajna-jnana,
Dengan rajin mengolah berbagai macam kekuatan batin,
Membangkitkan lautan pranidhana yang tanpa batas,
Mengembangkan ksetra yang besar dan luas.
Mengolah lautan praktek yang tanpa batas,
Mereka memasuki alam Buddha yang tanpa batas;
Demi memurnikan ksetra di sepuluh penjuru,
Mereka menghabiskan kalpa yang tidak terhitung di setiap ksetra
itu.
Para makhluk hidup terbingungkan oleh penderitaan,
Tanggapan penglihatan dan kehendak mereka tidak sama;
Sesuai dengan keadaan pikiran, mereka menciptakan karma yang
tidak terbayangkan.
Oleh karena itu, lautan semua dunia terbentuk menjadi ada.
Garbha dari hiasan lautan dunia dari para putra Buddha,
Terbuat dari permata yang bercahaya murni.
Timbul dari keyakinan yang luas dan pemahaman,
Tempat kediamaan Mereka di sepuluh penjuru adalah seperti itu.
Para Bodhisattva yang mengolah praktek Samantabhadra,
Menjelajahi dharmadhatu, menjalani jalan yang sebanyak butiran
debu.
Di dalam setiap butiran debu mengungkapkan ksetra yang tanpa
batas,
Yang murni dan luas seperti ruang angkasa.
Mereka mewujudkan kekuatan batin yang setara dengan ruang
angkasa,
Dan mengunjungi semua Buddha di Bodhimanda.
Duduk diatas krusi bunga teratai, menampilkan banyak
bentuk-rupa,
Di dalam setiap tubuh mengandung semua ksetra.
Dalam sekejap satu pikiran, Mereka mewujud di masa lampau,
sekarang, dan masa depan,
Saat lautan dari semua dunia terbentuk menjadi ada.
Sang Buddha, melalui upaya-kausalya, memasuki semuanya,
Inilah apa yang dimurnikan oleh Vairocana Buddha.
[center]
https://i.imgur.com/mE2wPyf.jpg[/center]
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada
perkumpulan majelis yang besar : "Putra Buddha, setiap
keberadaan dari lautan dunia memiliki landasan penyokong yang
banyaknya seperti butiran debu dari lautan dunia, yaitu :
keberadaannya mungkin berlandaskan pada semua hiasan,
keberadaannya mungkin berlandaskan pada ruang angkasa,
keberadaannya mungkin berlandaskan pada cahaya dari semua
permata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada cahaya dari
semua Buddha, keberadaannya mungkin berlandaskan pada sinar yang
berwarna semua permata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada
suara dari semua Buddha, keberadaannya mungkin berlandaskan pada
Asura Vajradhara yang kuat yang terlahir dari karma yang tidak
nyata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada tubuh dari semua
Pemimpin Dunia, keberadaannya mungkin berlandaskan pada tubuh
dari semua Bodhisattva, keberadaannya mungkin berlandaskan pada
lautan hiasan yang berbeda-beda yang dihasilkan oleh kekuatan
Pranidhana dari Samantabhadra. Itu, Putra Buddha, keadaan yang
sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, adalah landasan
penyokong keberadaan dari lautan dunia."
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar
mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima
kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan
mengucapkan syair-gatha ini :
Disepanjang sepuluh penjuru arah,
Semua ksetra yang beranekaragam berada.
Ditopang oleh kekuatan batin Tathagata,
Itu tampil dan menjadi bisa terlihat oleh semua.
Mungkin ada berbagai macam ksetra,
Semuanya tersusun dari permata yang tanpa noda,
Terbuat dari permata Mani yang murni, yang paling indah,
Muncul di dalam lautan cahaya yang mempesona.
Mungkin ada ksetra dari cahaya yang murni,
Yang berada di dalam ruang angkasa.
Mungkin ada di dalam lautan permata Mani,
Ksetra yang lain berada di dalam garbha cahaya.
Sang Tathagata, di dalam lautan perkumpulan majelis yang luas,
Membabarkan keajaiban yang menakjubkan dari Dharmacakra.
Sangatlah luas dan tanpa batas keadaan dari Buddha,
Menggembirakan hati para makhluk hidup yang melihat-Nya.
Ada Ksetra yang terhiasi dengan permata Mani,
Berbentuk seperti lampu bunga dalam susunan yang luas,
Dengan awan wangi cemerlang yang bercahaya,
Ditutupi dengan jaring permata bercahaya.
Dan ada ksetra yang tidak memiliki batas,
Yang tinggal di lautan bunga teratai yang luas dan dalam,
Lebar, murni, yang unik di antara dunia,
Terhiasi dengan kebajikan yang menakjubkan dari semua Buddha.
Beberapa ksetra berputar seperti roda,
Didirikan melalui kekuatan Buddha yang menakjubkan,
Dipenuhi dengan rombongan besar para Bodhisattva,
Yang selalu melihat bentangan permata yang tanpa batas.
Ada ksetra yang tinggal di Vajradhara,
Atau mungkin di tubuh Raja Deva.
Bhagavan Vairocana yang tiada tanding,
Selalu memutar Dharmacakra di tempat itu.
Beberapa ksetra tinggal dengan seimbang di pohon permata,
Yang lainnya di tengah-tengah awan bercahaya yang wangi.
Beberapa tinggal di dalam tubuh air yang luas,
Sedangkan yang lainnya mengapung di lautan Vajra.
Beberapa bertempat di bendera Vajra,
Sementara yang lainnya tinggal di tengah lautan bunga.
Kekuatan perubahan wujud yang luas dan meliputi semua ini,
Diwujudkan hanya oleh Vairocana Buddha.
Beberapa dunia panjang, pendek, beranekaragam tanpa batas,
Seperti roda yang berputar, bentuk mereka tidak sama.
Garbha hiasan indah yang jarang ada di dunia ini,
Hanya bisa dilihat melalui pengolahan yang murni.
Semua ksetra yang berbeda dan beranekaragam ini,
Ada melalui kebajikan dari lautan Praidhana.
Beberapa ksetra selalu ada di ruang angkasa,
Dengan para Buddha memenuhinya sama seperti awan.
Beberapa bergantung terbalik di ruang angkasa,
Kadang-kadang hadir, kadang-kadang pergi.
Ada beberapa ksetra yang sepenuhnya murni,
Yang tinggal di dalam mahkota permata Bodhisattva.
Kekuatan batin yang besar dari para Buddha di sepuluh penjuru,
Semuanya terlihat di seluruh ksetra ini,
Dan suara Mereka terdengar dimana-mana.
Kekuatan karma menghasilkan gejala kejadian ini.
Beberapa ksetra menyerap meliputi dharmadhatu,
Timbul dari pikiran dalam kemurnian yang tanpa noda.
Luas melampaui batas, seperti pantulan atau ilusi,
Masing-masing berbeda, seperti jaring Indra.
Menampilkan hiasan yang sangat banyak,
Beberapa ksetra didirikan di dalam ruang angkasa.
Keadaan karma yang tidak terbayangkan ini,
Melalui kekuatan Buddha, menjadi bisa terlihat semua.
Masing-masing butiran debu di setiap ksetra,
Terus-menerus memperlihatkan semua Buddhaksetra,
Yang tidak terbatas sama seperti jumlah makhluk.
Juga, perbuatan Samantabhadra, selalu begitu.
Demi membawa makhluk hidup menuju kematangan,
Sang Buddha mengolah selama lautan kalpa.
Perubahan wujud ajaib yang luas tampil dimana-mana,
Meliputi seluruh dharmadhatu.
Di dalam ksetra dari dharmadhatu, dalam setiap butiran debu,
Ada lautan luas dari banyak ksetra.
Awan para Buddha dengan sama menutupi ksetra itu,
Membentang di sepanjang semua wilayah.
Seperti tindakan tanpa usaha di dalam satu butiran debu,
Demikian juga yang terjadi di semua butiran debu,
Semua kekuatan besar dari para Buddha dan Bodhisattva,
Bisa di tampilkan oleh Vairocana.
Semua ksetra yang luas ini,
Sama seperti pantulan, ilusi, atau api,
Tidak dimanapun juga asal mereka terlihat,
Mereka tidak pergi maupun tidak datang.
Peluruhan dan pembentukan terjadi berulang dalam siklus,
Tanpa berhenti, di tengah-tengah ruang angkasa;
Semua ksetra muncul dari Pranidhana yang murni,
Ditopang oleh kekuatan karma yang luas.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada 'perkumpulan majelis yang besar (Maha Samaya)' : "Putra
Buddha, lautan dunia memiliki berbagai macam bentuk-rupa dan
ciri-ciri, yaitu : Ada yang mungkin bulat atau petak, atau bukan
bulat maupun bukan petak. Keanekaragamannya tanpa batas. Ada
yang mungkin berbentuk seperti pusaran air, atau seperti api
gunung yang membumbung tinggi, atau seperti pohon, atau seperti
bunga, atau seperti istana, atau seperti makhluk, atau seperti
Buddha. Keanekaragamannya seperti banyaknya butiran debu di
dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Keanekaragaman di dalam lautan ksetra,
Berbagai macam hiasan dan penyokong,
Bentuknya yang indah dan berbeda di sepuluh penjuru,
Kalian semua harus merenungkannya.
Ada yang mungkin bulat atau persegi,
Segitiga atau segi delapan,
Atau berbentuk seperti bunga teratai atau roda mani.
Bentuk-rupa yang berbeda-beda ini sesuai dengan karma.
Ada yang memiliki susunan hiasan api murni,
Terjalin dengan emas murni dengan kualitas terbaik.
Semua pintu besar dan kecil terbuka tanpa penghalang.
Ini dihasilkan dari karma yang luas dari pikiran yang jernih.
Lautan ksetra yang beranekaragam dan tanpa batas,
Seperti tumpukan awan yang melayang di ruang angkasa.
Roda permata menutupi permukaan dalam susunan yang indah,
Pancaran cahaya para Buddha meneranginya.
Semua ksetra, oleh pembedaan pikiran,
Muncul tercermin dalam berbagai macam cahaya.
Di dalam lautan ksetra ini,
Setiap Buddha menampilkan kekuatan batin.
Beberapa ksetra kotor, beberapa murni,
Gembira atau sengsara, masing-masing berbeda,
Ini berasal dari lautan karma yang tidak terbayangkan:
Siklus dari gejala kejadian selalu begitu.
Dalam pori-pori tunggal mengandung ksetra yang tidak
terbayangkan,
Dengan penyokong yang beragam, banyaknya seperti butiran debu.
Di setiap itu ada Bhagavan Samantaprabha,
Sedang mengumumkan Saddharma di tengah-tengah sangha.
Satu butir debu mengandung ksetra yang besar dan kecil,
Dengan perbedaan yang beranekaragam, banyaknya seperti butiran
debu.
Datar, tinggi, atau rendah, masing-masing berbeda.
Para Buddha pergi ke semua tempat itu untuk memutar Dharmacakra.
Ksetra yang muncul di setiap butiran debu,
Semua itu adalah kekuatan batin dari Pranidhana awal.
Sesuai dengan keanekaragaman kecenderungan pikiran yang
berbeda-beda,
Semuanya bisa diciptakan di tengah-tengah ruang angkasa.
Renungkan semua butiran debu yang ada di setiap ksetra:
Para Buddha masing-masing memasuki setiapnya.
Kepada semua makhluk, Mereka melakukan perubahan wujud.
Dharma dari Vairocana adalah yang begitu.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa lautan dunia tersusun dari berbagai macam zat, yaitu : ada
yang tersusun dari banyak permata, tersusun dari beranekaragam
hiasan dari semua zat permata, tersusun dari cahaya dari semua
permata, tersusun dari cahaya dari beranekaragam warna, tersusun
dari cahaya dari beranekaragam hiasan, tersusun dari Vajra yang
tidak bisa hancur, tersusun dari kekuatan Buddha, tersusun dari
ciri-ciri permata yang indah, tersusun dari perubahan wujud dari
Buddha, tersusun dari roda mani matahari, tersusun dari permata
yang sangat kecil, tersusun dari semua permata yang bercahaya
cemerlang, tersusun dari beranekaragam wewangian dupa, tersusun
dari mahkota bunga permata, tersusun dari semua pantulan
permata, tersusun dari tampilan semua hiasan, tersusun dari
keadaan sekejap pikiran tunggal yang mewujudkan dharmadhatu,
tersusun dari permata yang berbentuk Bodhisattva, tersusun dari
benang sari bunga permata, tersusun dari suara ucapan Buddha."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Ada beberapa lautan dunia,
Tersusun dari kelompok permata yang menakjubkan,
Yang padat, dan tidak bisa dihancurkan,
Berdiam dengan damai di atas bunga teratai permata.
Beberapa adalah cahaya cemerlang yang murni,
Yang asal kemunculannya tidak diketahui.
Susunan dari semua sinar cahaya ini,
Tinggal di ruang angkasa.
Beberapa tersusun dari cahaya yang murni,
Dan juga tinggal di dalam cahaya yang terang,
Terhiasi dengan awan-awan cahaya,
Dimana para Bodhisattva mengembara di tengah-tengahnya.
Ada beberapa lautan ksetra,
Lahir dari kekuatan Pranidhana,
Yang berada sama seperti pantulan,
Melampaui pemahaman dan perkataan.
Beberapa terbuat dari permata Mani,
Yang bersinar dimana-mana seperti matahari.
Roda mutiara menghiasi permukaannya,
Dan para Bodhisattva memenuhi ksetra ini.
Beberapa ksetra terbuat dari api permata,
Dengan awan bercahaya melayang diatas,
Dan banyak permata menyala dengan indah.
Ini adalah hasil dari karma.
Beberapa ksetra muncul dari bentuk yang halus.
Dengan berbagai ciri menghiasi permukaannya,
Seperti mahkota yang membawa semua permata.
Ini adalah hasil dari perbuatan Buddha.
Beberapa muncul dari lautan pikiran,
Berada sesuai dengan apa yang dipahami pikiran.
Seperti khayalan, itu tanpa tempat kediaman,
Karena semua itu dibuat dari pikiran.
Beberapa terlahir dari cahaya permata Mani,
Dari pancaran sinar Buddha.
Para Buddha muncul di tengah-tengahnya,
Masing-masing menghasilkan keajaiban.
Beberapa Samantabhadra Bodhisattva,
Menciptakan berbagai lautan ksetra,
Dihiasi dengan kekuatan Pranidhana Mereka,
Semuanya langka dan sangat indah.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa lautan dunia memiliki berbagai jenis hiasan. Beberapa
terhiasi dengan awan yang indah yang muncul dari tengah-tengah
hiasan yang sangat banyak, terhiasi dengan pengumuman kebajikan
dari semua Bodhisattva, terhiasi dengan penjelasan ganjaran
karma dari semua makhluk hidup, terhiasi dengan penampilan
lautan Pranidhana dari semua Bodhisattva, terhiasi dengan
penampilan gambar dari semua Buddha dari masa lampau - sekarang
- dan masa depan, terhiasi dengan keadaan dari kekuatan batin
yang mewujudkan kalpa yang tanpa batas dalam sekejap satu
pikiran, terhiasi dengan penampilan tubuh semua Buddha, terhiasi
dengan awan wangi dari semua permata, terhiasi dengan objek yang
langka dan becahaya indah yang muncul di dalam semua Bodhimanda,
terhiasi dengan gambaran dari praktek dan pranidhana dari semua
Samantabhadra Bodhisattva. Hiasan ini banyaknya seperti butiran
debu di dalam seluruh lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Lautan dunia yang luas adalah tanpa batas,
Semuanya diciptakan dari karma yang murni.
Dengan beranekaragam hiasan dan tempat,
Sepenuhnya meliputi sepuluh penjuru.
Awan api permata dengan bentuk yang tanpa batas,
Susunan hiasannya yang luas, berbeda-beda,
Terus muncul di sepuluh penjuru dari lautan dunia,
Memancarkan suara halus yang menjelaskan Dharma.
Terhiasi dengan berbagai Maha Pranidhana (ikrar besar),
Dari lautan kualitas kebajikan para Bodhisattva yang tanpa
batas,
Ksetra ini secara serentak menghasilkan suara yang menakjubkan,
Menguncang jaring ksetra di sepuluh penjuru.
Lautan Karma para makhluk adalah yang luas, tanpa batas;
Sesuai dengan ganjaran mereka, ksetranya berbeda.
Dari dalam hiasan semua tempat,
Para Buddha mengumumkan semua gejala kejadian ini.
Para Tathagata dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Menampilkan kekuatan batin di seluruh lautan dunia.
Semua Buddha muncul di dalam setiap gejala kejadian ini,
Renungkanlah setiap penghiasan dan pemurniannya.
Kalpa masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Semua ksetra di sepuluh penjuru,
Dan semua hiasan di dalamnya,
Semuanya muncul di ksetra ini.
Di tengah semua gejala kejadian ada para Buddha yang tidak
terhitung,
Setara dengan jumlah makhluk di seluruh dunia;
Dengan kekuatan batin menjinakkan para makhluk itu,
Dengan begitu Mereka menghiasi lautan ksetra.
Semua hiasan memancarkan awan yang indah,
Berbagai macam awan bunga dan api yang wangi,
Dan awan permata Mani terus muncul.
Lautan dunia di perindah oleh semua ini.
Semua Bodhimanda di sepuluh penjuru,
Di sempurnakan dengan semua jenis hiasan.
Awan cahaya yang berwarna-warni membentang jauh,
Semuanya diperlihatkan diseluruh lautan ksetra.
Praktek Pranidhana dari Samantabhadra,
Di praktekkan para putra Buddha dalam kalpa sebanyak makhluk;
Ksetra yang tanpa batas telah Mereka hiasi,
Mewujudkan diri di semua tempat.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa di dalam lautan dunia ada lautan upaya kausalya yang
murni, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu :
para Bodhisattva berhubungan dekat dengan semua guru yang baik
untuk mengolah akar kebajikan yang sama; Menyebabkan awan
kebajikan yang besar tumbuh hingga membentang di seluruh
dharmadhatu; Dengan murni mengolah pembebasan yang menakjubkan;
Merenungkan dan tinggal berdiam di dalam keadaan dari semua
Bodhisattva; Mengolah semua Paramita hingga sempurna;
Merenungkan semua Bhumi dari Bodhisattva dan memasukinya;
Menghasilkan lautan Pranidhana yang murni; Mengolah semua
praktek yang mengarah ke pembebasan; Memasuki lautan dari semua
hiasan; Menyempurnakan kekuatan upaya-kausalya yang murni;
Upaya-kausalya yang murni ini banyaknya seperti butiran debu di
dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Hiasan di seluruh lautan dunia,
Timbul dari upaya-kausalya yang tidak terhitung dan kekuatan
Pranidhana.
Semua lautan ksetra selalu bersinar cemerlang,
Ditimbulkan dari kekuatan karma murni yang tidak terhitung.
Sejak dahulu kala, berhubungan dekat dengan guru yang baik,
Bersama mengolah karma baik, sepenuhnya murni,
Dengan Belas kasih besar menjangkau semua makhluk;
Melalui ini lautan ksetra terhiasi.
Semua cara dari praktek Samadhi,
Dhyana, pembebasan (vimoksa), dan upaya-kausalya,
Semuanya termurnikan dengan sang Buddha;
Oleh karena itu, lautan ksetra terlahir.
Mengembangkan pemahaman yang tanpa batas dan mutlak,
Pemahaman yang sepenuhnya sama seperti dari Tathagata.
Setelah memurnikan kesabaran dan upaya-kausalya,
Dengan begitu lautan ksetra yang tanpa batas termurnikan.
Mengolah praktek tertinggi untuk menolong para makhluk hidup,
kebajikan yang besar terus bertumbuh.
Seperti awan yang menyebar mencakup ruang angkasa,
Dengan begitu lautan ksetra disempurnakan.
Paramita yang tanpa batas, seperti banyaknya makhluk,
Semuanya sudah diolah oleh para Buddha sampai sempurna.
Paramita yang tanpa batas dari Pranidhana,
Melahirkan lautan ksetra yang murni.
Dengan murni mempraktekkan semua Dharma yang tiada tanding,
Mengembangkan praktek pembebasan yang tanpa batas.
Mengubah para makhluk dengan Upaya-Kausalya,
Dengan begitu menghiasi lautan ksetra.
Dengan mempraktekkan dan menghiasi tingkat Upaya-Kausalya,
Memasuki lautan ajaran dari kualitas kebajikan Buddha,
Menyebabkan semua makhluk mengeringkan sumber penderitaan,
Dengan begitu ksetra yang luas menjadi tersempurnakan.
Lautan kekuatan adalah yang besar dan tiada tandingan,
Menyebabkan semua makhluk menanam akar kebajikan,
Membuat persembahan kepada semua Tathagata,
Dengan begitu menyucikan semua ksetra yang tanpa batas.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa di dalam lautan dunia ada perbedaan perwujudan dari para
Buddha, yang banyaknya seperti butiran debu, yaitu : ada yang
mewujudkan tubuh yang kecil, mewujudkan tubuh yang besar,
mewujudkan usia yang pendek, mewujudkan usia yang panjang, ada
yang hanya menghiasi dan memurnikan satu Buddhaksetra, ada yang
menghiasi dan memurnikan banyak Buddhaksetra yang tidak
terhitung, ada yang hanya mengungkapkan Dharmacakra dari satu
yana, ada yang mengungkapkan Dharmacakra dari banyak yana yang
tidak terbayangkan, ada yang muncul untuk menjinakkan sedikit
makhluk hidup, ada yang muncul untuk menjinakkan makhluk hidup
yang tanpa batas. Perbedaan seperti ini banyaknya seperti
butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Upaya-kausalya dari para Buddha yang beranekaragam,
Muncul di dalam semua lautan ksetra,
Semuanya menyesuaikan dengan kecenderungan para makhluk hidup.
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Tathagata.
Dharmakaya dari Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Tanpa warna, tanpa bentuk, melampaui tampilan apapun.
Namun demi para makhluk, mewujudkan berbagai bentuk,
Menyebabkan yang melihat sesuai dengan keinginan mereka.
Ada yang mewujudkan usia yang singkat untuk para makhluk,
Atau muncul dengan rentang hidup selama kalpa yang tidak
terhitung.
Mewujudkan Dharmakaya diseluruh sepuluh penjuru,
Muncul di dunia pada saat yang tepat.
Ada yang menghiasi dan menyucikan semua,
Lautan ksetra yang tidak terbayangkan di sepuluh penjuru.
Dan ada yang menghiasi dan memurnikan hanya satu ksetra,
Mewujud di ksetra tunggal dan tidak ada yang lain.
Ada yang sesuai dengan apa yang disukai para makhluk,
Memperlihatkan berbagai banyak yana yang tidak terbayangkan.
Ada yang hanya memberitakan Dharma dari satu yana,
Dengan jelas mengungkapkan cara yang tanpa batas di dalam satu
itu.
Ada yang secara alami mendapatkan Pencerahan,
Menyebabkan sedikit makhluk untuk tinggal di dalam sang Jalan
(marga).
Ada yang mungkin dalam sekejap satu pikiran,
Mencerahkan para makhluk yang tersesat dengan jumlah yang tidak
terhitung.
Ada yang menghasilkan awan ajaib dari pori-pori,
Mengungkapkan para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Yang muncul di dalam semua dunia,
Membebaskan para makhluk dengan berbagai upaya-kausalya.
Ada yang suara ucapannya meliputi di mana-mana,
Menjelaskan Dharma sesuai dengan kecenderungan pikiran para
makhluk.
Selama banyak kalpa yang tidak terbayangkan,
Menjinakkan lautan para makhluk yang tidak terhitung.
Ada yang di dalam ksetra yang indah dan tak terhitung,
Duduk dengan mulia di dalam perkumpulan majelis yang murni.
Para Buddha seperti awan menyebar diatas,
Meliputi lautan ksetra di sepuluh penjuru.
Upaya kausalya dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Mewujudkan diri sesuai dengan pikiran para makhluk.
Tinggal berdiam di dalam berbagai ksetra yang indah,
Mencakup semua ksetra di mana-mana.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa lautan dunia memiliki rentang waktu keberadaan seperti
jumlah butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : ada yang
tinggal selama asamkhyeya kalpa, ada yang tinggal selama kalpa
yang tidak terhingga, ada yang tinggal selama kalpa yang tanpa
batas, ada yang tinggal selama kalpa yang tiada bandingan, ada
yang tinggal selama kalpa yang tidak terhitung, ada yang tinggal
selama kalpa yang tidak bisa terkatakan, ada yang tinggal selama
kalpa yang tidak terbayangkan, ada yang tinggal selama kalpa
yang tidak terukur, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak
bisa dipahami. Perbedaan rentang waktu keberadaan seperti ini
banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Lautan dunia dengan berbagai macam kalpanya yang berbeda,
Dihiasi oleh upaya-kausalya yang luas dan besar.
Ksetra di sepuluh penjuru benar-benar terlihat,
Perbedaan usianya menjadi diketahui dengan jelas.
Saya melihat rentang kalpa lautan dunia di sepuluh penjuru,
Yang tidak terhingga sama dengan jumlah makhluk.
Ada yang panjang atau singkat atau tidak terbatas.
Sekarang Saya memberitahukannya dengan suara Buddha.
Saya melihat lautan ksetra di sepuluh penjuru:
Ada yang tinggal selama kalpa yang seperti butiran debu ksetra.
Ada yang tinggal selama satu kalpa, yang lain selama yang tidak
terhitung.
Karena Pranidhana yang berbeda, mereka tidak sama.
Ada yang sepenuhnya murni atau yang sepenuhnya kotor,
Dan lagi, campuran kemurnian dan kekotoran.
Didirikan oleh lautan Pranidhana, masing-masing berbeda,
Mereka tinggal di dalam pikiran para makhluk.
Pengolahan masa lalu selama kalpa seperti butiran debu ksetra,
Menghasilkan lautan dunia yang luas dan murni.
Semua alam Buddha menjadi sepenuhnya terhiasi,
Bertahan terus menerus selama kalpa yang tidak terbatas.
Ada kalpa yang bernama Cahaya Dari Berbagai Permata;
Juga, Pikiran Dari Mata Yang Bersinar, atau, Suara Yang Sama;
Lainnya, Cahaya Tanpa Noda, atau Kalpa Kebajikan.
Kalpa yang murni ini mengandung semua kalpa.
Seorang Buddha mungkin muncul di banyak kalpa yang murni;
Atau, para Buddha yang tidak terhitung mungkin muncul di satu
kalpa.
Dengan upaya-kausalya yang tiada habis dan kekuatan Maha
Pranidhana,
Mereka masuk ke dalam berbagai jenis kalpa.
Kalpa yang tidak terbatas mungkin masuk ke satu kalpa;
Atau, satu kalpa mungkin masuk ke banyak kalpa.
Pintu masuk yang berbeda ke semua lautan kalpa,
Muncul dengan jelas di ksetra di sepuluh penjuru.
Hiasan dari semua kalpa,
Mungkin terlihat semua di dalam satu kalpa.
Atau hiasan dari kalpa tunggal,
Mungkin muncul di dalam semua kalpa yang tanpa batas.
Dari satu pikiran hingga ke seluruh kalpa,
Semuanya dilahirkan dari tanggapan penglihatan dari pikiran
makhluk.
Kalpa yang tanpa batas dari semua lautan ksetra,
Sepenuhnya dimurnikan dengan satu Upaya-kausalya.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa lautan dunia memiliki banyak perbedaan dalam perubahan
kalpa seperti jumlah butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu :
Disebabkan oleh sifat alami dari gejala kejadian, lautan dunia
memiliki perubahan kalpa yang tidak terhitung dari pembentukan
dan peluruhan; Karena dihuni oleh para makhluk yang kotor,
lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi kotor; Karena
dihuni oleh para makhluk yang mengolah kebajikan besar, lautan
dunia memiliki perubahan kalpa dari memiliki beberapa kemurnian
di tengah-tengah kekotorannya; Karena dihuni oleh para
Bodhisattva yang berkeyakinan dan berpemahaman, lautan dunia
memiliki perubahan kalpa dari memiliki lebih banyak kemurnian
dibanding kekotoran; Karena ada para makhluk yang tidak
terhingga jumlahnya disana membangkitkan tekad Bodhi, lautan
dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi sepenuhnya murni;
Karena para Bodhisattva mengembara ke berbagai macam dunia,
lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi diperindah
dengan hiasan yang tanpa batas; Karena semua Bodhisattva
berkumpul seperti awan dari lautan dunia di sepuluh penjuru,
lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi diperindah
dengan susunan hiasan besar yang tanpa batas; Karena Bhagavan
Buddha memasuki Nirvana, lautan dunia memiliki perubahan kalpa
dari padamnya hiasan; Karena Buddha muncul di dunia, lautan
dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi secara luas
diperindah dan dimurnikan; Karena kekuatan penembusan batin dari
perubahan wujud dari Tathagata, lautan dunia memiliki perubahan
kalpa dari menjadi murni seluruhnya; Perubahan kalpa seperti ini
banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Semua ksetra yang terlahir,
Sesuai dengan kekuatan karma.
Kalian semua harus merenungkan,
Ciri-ciri perubahannya.
Para makhluk hidup yang kotor menjadi terbelenggu,
Oleh karma yang menakutkan dan kebingungan.
Pikiran mereka menyebabkan lautan ksetra,
Benar-benar menjadi tercemar.
Jika ada yang berpikiran murni,
Dan mengolah perbuatan kebajikan,
Pikiran mereka akan menyebabkan lautan ksetra,
Menjadi ada kemurnian dengan kekotoran.
Jika para Bodhisattva yang berkeyakinan dan berpemahaman,
Lahir di tengah kalpa itu,
Sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran mereka,
Kemurnian bercampur dengan kekotoran akan muncul.
Saat para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya,
Membuat tekad untuk Bodhi,
Pikiran mereka akan menyebabkan lautan ksetra,
Menjadi murni selama kalpa itu.
Saat para Bodhisatta yang berjumlah koti tanpa batas,
Mengembara ke sepuluh penjuru,
Semua hiasan Mereka, yang sama,
Menjadi terlihat beranekaragam melewati kalpa.
Masing-masing butiran debu,
Berisi Buddhaksetra yang jumlahnya seperti butiran debu.
Para Bodhisattva berkumpul seperti awan,
Dan semua ksetra menjadi murni.
Ketika sang Bhagavan memasuki Nirvana,
Hiasannya hilang dari ksetra.
Jika tiada makhluk yang merupakan bejana Dharma,
Ksetra itu menjadi kotor.
Jika seorang Buddha muncul di dunia ini,
Segala sesuatu menjadi indah menakjubkan,
Sesuai dengan kemurnian pikiran,
Semua hiasan menjadi lengkap.
Kekuatan batin dari para Buddha
Mewujudkan keadaan yang tidak terbayangkan.
Pada waktu itu lautan ksetra,
Menjadi sepenuhnya murni dan bersih.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata
kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui
bahwa lautan dunia adalah yang tidak berbeda seperti jumlah
butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : tiada perbedaan
jumlah dunia di dalam setiap lautan dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam lautan dunia; tiada perbedaan kekuatan
dari para Buddha yang muncul di setiap lautan dunia; tiada
perbedaan di semua Bodhimanda di dalam setiap lautan dunia yang
meliputi dharmadhatu di sepuluh penjuru; tiada perbedaan di
dalam perkumpulan majelis di Bodhimanda dari semua Tathagata di
setiap lautan dunia; tiada perbedaan di dalam cahaya dari semua
Buddha di setiap lautan dunia yang meliputi dharmadhatu; tiada
perbedaan di dalam perubahan wujud dan julukan dari semua Buddha
di setiap lautan dunia; tiada perbedaan di dalam suara dari
semua Buddha di setiap lautan dunia yang meliputi lautan dunia
selama kalpa yang tanpa batas; tiada perbedaan di dalam
upaya-kausalya dari Dharmacakra di setiap lautan dunia; tiada
perbedaan di dalam setiap lautan dunia dimana seluruh lautan
dunia masuk ke dalam satu butiran debu; tiada perbedaan di dalam
perwujudan di dalam setiap butiran debu dari alam yang luas dari
semua Bhagavan Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa
depan; Ini, Putra Buddha, adalah penjelasan ringkas tentang
lautan dunia yang tiada perbedaan, namun jika di jelaskan secara
luas, ketiadaan perbedaan dari lautan dunia banyaknya seperti
butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Setiap butiran debu mengandung banyak lautan ksetra,
Tempatnya berbeda-beda, semuanya indah dan murni.
Dengan begitu yang tanpa batas masuk kedalam satu,
Namun setiap unit terpisah, tidak bercampur.
Di setiap butiran debu ada para Buddha yang tidak terbayangkan,
Muncul dimana-mana sesuai dengan pikiran para makhluk.
Meliputi dimana-mana di seluruh lautan ksetra:
Upaya-kausalya seperti ini adalah yang sama semua.
Di setiap butiran debu ada raja pohon Bodhi,
Semuanya tergantung dengan banyak hiasan.
Ksetra dari sepuluh penjuru secara bersamaan muncul,
Namun tidak ada perbedaan di antaranya.
Di setiap butiran debu ada perkumpulan majelis yang seperti
butiran debu
Semuanya mengelilingi sang Pemimpin Manusia.
Melampaui segalanya dan meliputi seluruh dunia,
Tanpa kesesakan atau kekacauan.
Di setiap butiran debu ada cahaya yang tidak terbatas,
Meliputi ksetra di sepuluh penjuru.
Semuanya memperlihatkan praktek Bodhi dari Buddha,
Tidak ada perbedaan di seluruh lautan ksetra.
Di setiap butiran debu ada tubuh yang tidak terbatas
Dengan perubahan wujud seperti awan meliputi dimana-mana,
Melalui kekuatan batin dari Buddha, membimbing semua makhluk.
Tidak ada perbedaan di ksetra di sepuluh penjuru.
Di setiap butiran debu ada pembabaran banyak Dharma.
Dharma seperti itu murni, seperti roda berputar.
Pintu pembebasan melalui berbagai upaya-kausalya,
Semuanya di beritakan tanpa perbedaan.
Satu butiran debu memancarkan suara semua Buddha,
Mengisi para makhluk, yang merupakan bejana untuk Dharma.
Meliputi lautan ksetra selama kalpa yang tidak terhitung,
Suara itu juga tidak ada perbedaan.
Hiasan yang indah dan tidak terhitung di lautan ksetra,
Semuanya memasuki satu butir debu.
Kekuatan batin seperti ini dari para Buddha,
Semuanya timbul dari sifat alami karma.
Di setiap butiran debu, para Buddha dari tiga masa waktu,
Mewujudkan diri sesuai dengan kecenderungan makhluk.
Namun sifat alami intisarinya tidak datang maupun tidak pergi,
Melalui kekuatan Pranidhana, meliputi semua dunia.
#Post#: 331--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: February 17, 2018, 9:15 am
---------------------------------------------------------
[center]
https://i.imgur.com/Zp7T1Wk.jpg
Vajradhara
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/OygvFGv2SgQ" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Karmapa Khyenno
https://i.imgur.com/oKOBxYw.jpg
Dusum Khyenpa Karmapa Khyenno
Bab 5
Lokapadmaciti parivartah[/center]
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva kembali
berkata kepada Maha Samaya : "Putra Buddha, susunan tumpukan
bunga teratai dari lautan dunia ini dihiasi dan dimurnikan oleh
Vairocana Buddha saat jauh di masa lampau Dia mengolah
Bodhisattvacarya selama kalpa yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam lautan dunia, di dalam setiap kalpa berhubungan
dekat dengan banyak para Buddha yang jumlahnya seperti banyaknya
butiran debu di dalam lautan dunia, di hadapan setiap Buddha,
dengan murni mempraktekkan Maha Pranidhana yang sebanyak butiran
debu di dalam lautan dunia."
"Susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini di dukung
oleh banyak antariksa yang seperti butiran debu di gunung
Sumeru. Antariksa yang terbawah bernama 'Tempat Tinggal Yang
Sama (Samavasa)'. Ia memiliki susunan nyala api dari semua
permata diatasnya; Selanjutnya, ada antarika yang bernama
'Menghasilkan Berbagai Hiasan Permata (Anekaratnavyuhotpada)'.
Ia memiliki bendera Vajra yang bersinar dengan cahaya yang murni
diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama
'Bunga Permata (Ratnapuspa)'. Ia memiliki lonceng dari semua
permata diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi
bernama 'Rasa Yang Sama (Samarasa)'. Ia memiliki bola permata
dari tampilan cahaya matahari diatasnya; Selanjutnya, ada
antariksa yang lebih tinggi bernama 'Berbagai Hiasan Semesta
(Samantananavyuha)'. Ia memiliki lingkaran cahaya bunga
diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama
'Kemurnian Semesta (Samantavisuddhi)'. Ia memiliki Simhasana
dari semua bunga yang bercahaya diatasnya; Selanjutnya, ada
antariksa yang lebih tinggi bernama 'Suara Yang Meliputi Sepuluh
Penjuru (Dasadikvibhusvara)'. Ia memiliki bendera dari semua
Maniraja diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi
bernama 'Cahaya dari Semua Permata (Sarvaratnaprabha)'. Ia
memiliki semua pohon bunga permata diatasnya; Selanjutnya, ada
antariksa yang lebih tinggi bernama 'Landasan Kecepatan Tinggi
Semesta (Samantapravegasthana)'. Ia memiliki gunung awan dari
semua permata yang wangi diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa
yang lebih tinggi bernama 'Berbagai Pergerakan Rasi Bintang
(Nananaksatragati)'. Ia memiliki awan alas-tumpuan yang berwarna
semua permata dan wewangian diatasnya; Yang tertinggi dari semua
antariksa itu yang banyaknya seperti butiran debu di gunung
sumeru bernama 'Gudang Cahaya Tertinggi (Paramaprabhakosa)'. Ia
memiliki lautan air yang wangi, yang terhiasi dengan cahaya
Mani. Pada lautan air yang wangi ini, ada bunga teratai yang
sangat besar, yang bernama 'Bendera Wangi (Gandhadhvaja)',
dengan putiknya dari semua jenis cahaya; Susunan tumpukan bunga
teratai dari lautan dunia ini bertumpu disana. Lautan dunia ini
persegi dan datar, murni dan seimbang, dikelilingi oleh
pengunungan lingkaran Vajra. Daratannya, lautannya, dan pohonnya
masing-masing memiliki perbatasan yang berbeda-beda."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Di masa lampau, sang Buddha dalam semua keadaan makhluk,
Mengolah perbuatan murni dengan para Buddha sebanyak butiran
debu;
Dengan begitu Dia mencapai susunan tumpukan bunga teratai dari
lautan dunia,
Dengan semua jenis dari cahaya permata.
Awan belas-kasih-Nya yang luas menutupi semua;
Dia telah tidak terhitung kali mengorbankan tubuh-Nya.
Disebabkan oleh kekuatan praktek-Nya di kalpa masa lampau,
Sekarang dunia ini tidak memiliki kotoran.
Itu memancarkan cahaya besar yang menghuni seluruh ruang
angkasa;
Dikokohkan dengan kekuatan antariksa, itu tidak bergetar atau
berguncang.
Itu terhiasi dimana-mana dengan gudang permata Buddha;
Kekuatan Pranidhana sang Buddha telah memurnikannya.
Bunga-bunga dari tambang permata yang indah bertebaran
dimana-mana,
Tinggal di ruang angkasa melalui kekuatan Pranidhana masa
lampau;
Diatas lautan dari berbagai hiasan, seimbang dan kuat,
Awan-awan cahaya menyebar memenuhi sepuluh penjuru.
Di dalam semua permata ada awan dari para Bodhisattva,
Mengembara ke semua penjuru, dengan cahaya yang menyala terang;
Dikelilingi dengan pijaran api, hiasan bunga-bunga yang indah,
Berputar di seluruh alam semesta, mencapai semua tempat.
Dari semua permata memancarkan cahaya yang murni,
Sepenuhnya menyinari lautan semua makhluk;
Meliputi semua ksetra di sepuluh penjuru,
Itu membebaskan mereka dari sakit dan mengarahkan ke Bodhi.
Para Buddha di dalam permata sebanding dengan jumlah semua
makhluk,
Dari pori-pori rambut Mereka memancarkan bentuk-rupa :
Para Deva, para Pemimpin Dunia, dan seterusnya,
Termasuk bentuk-rupa dari semua makhluk dan para Buddha.
Sinar cahaya magis Mereka seperti banyaknya semua gejala
kejadian;
Di dalam cahaya itu melantunkan nama dari semua Buddha.
Dengan berbagai upaya-kausalya mengajar dan mendidik,
Menyesuaikan dengan semua ragam pikiran dimana-mana.
Di dalam setiap butiran debu dari tumpukan bunga teratai dunia,
Terlihat alam semesta dari dharmadhatu;
Cahaya permata memperlihatkan para Buddha yang seperti kumpulan
awan.
Inilah kebebasan Buddha di dalam ksetra-Nya.
Awan yang luas dari Pranidhana-Nya membentang ke seluruh
dharmadhatu,
Mengubah semua makhluk di semua masa.
Setelah menyelesaikan praktek dari keadaan pengetahuan
Samantabhadra,
Semua susunan hiasan disana muncul dari sini.
Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva kembali
berkata kepada Maha Samaya : "Putra Buddha, lingkaran
pengunungan dari susunan tumpukan bunga teratai dari lautan
dunia ini bertumpu pada bunga teratai dari mutiara matahari.
Kumpulannya terbuat dari kristal candana, puncaknya terbuat dari
Mani Vajra. Lengkungannya terbuat dari batu permata indah yang
wangi. Itu tersusun dari berlian yang menyala. Sungai dari semua
wewangian mengalir diantaranya. Hutannya terbuat dari semua
jenis permata. Itu ditutupi dengan bunga-bunga yang indah dan
tumbuhan yang wangi, dan ditaburi dengan mutiara yang cemerlang.
Jaring permata menghiasi seluruh sekeliling. Hiasan yang indah
ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Lautan dunia yang besar tanpa batas;
Lingkaran permatanya murni dan banyak warna.
Semua hiasannya yang indah adalah yang langka;
Ini berasal dari kekuatan batin sang Buddha.
Lingkaran permata, lingkaran dupa yang sangat indah,
Dan juga lingkaran mutiara dan nyala lampu,
Berbagai jenis permata yang indah menghiasinya,
Dimana bertumpu lingkaran pegunungan yang murni.
Tanahnya terbuat dari permata yang padat,
Dihiasi dengan emas jambu,
Cahayanya menerangi seluruh sepuluh penjuru;
Dalam dan luar bersinar, seluruhnya murni dan terang.
Terbuat dari kumpulan besar Vajra,
Menurunkan hujan permata yang indah,
Antariksa permatanya unik dan berbeda-beda,
Memancarkan cahaya murni yang memperindah semua.
Sungai wewangian terbagi alirannya berwarna tanpa batas,
Menyebarkan bunga permata dan candana,
Dengan bunga teratai rimbun bermekaran seperti tebaran kain,
Juga, tumbuhan yang langka tumbuh berlimpah, semuanya wangi.
Pohon permata yang tidak terhitung menghiasi semua tempat,
Warna dari bunganya yang mekar bersinar cemerlang;
Beranekaragam pakaian yang indah tergantung diatasnya,
Dengan awan cahaya bersinar dimana-mana di sekeliling.
Para Maha Bodhisattva yang tidak terhitung dan tanpa batas,
Memegang kanopi, dupa yang menyala, memenuhi dharmadhatu,
Masing-masing menghasilkan semua suara yang menakjubkan,
Dimana-mana membabarkan Buddhadharma.
Pohon permata dengan cabang yang terbuat dari permata,
Setiap cabang permatanya memancarkan cahaya;
Tubuh Vairocana yang murni,
Masuk kedalamnya, menyebabkan semua melihatnya.
Didalam semua hiasan itu ada perwujudan tubuh Buddha,
Benuk-rupa-Nya yang tidak terbatas dan tidak terhitung,
Semuanya pergi ke sepuluh penjuru, mencapai semua tempat,
Para makhluk yang Mereka didik juga tidak terbatas jumlahnya.
Semua hiasan itu memancarkan suara yang indah,
Membabarkan roda Pranidhana sang Buddha,
Kekuatan berdaulat sang Buddha membuatnya menyebar,
Meliputi semua lautan ksetra yang murni.
Kemudian juga Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata : "Ksetra
di dalam lingkaran pengunungan dari lautan dunia ini semuanya
terbuat dari Vajra. Hiasannya yang kuat dan seimbang tidak bisa
hancur. Itu bersih dan rata. Tepinya terhiasi dengan batu
permata dan mengandung gudang permata. Itu terhiasi dengan
susunan berjajar dari semua jenis permata dalam berbagai jenis
bentuk dari semua makhluk hidup. Itu memiliki tebaran debu
permata dan hamparan bunga teratai, dengan tambang permata yang
wangi berada diantaranya. Hiasan yang beranekaragam memenuhi
dimana-mana, seperti awan. Itu terhiasi dengan semua perhiasan
dari semua Buddhaksetra dari masa lampau, sekarang, dan masa
depan. Itu diselimuti dengan batu permata yang indah, yang
memantulkan keadaan dari semua Buddha seperti jaring Sakra
Devendra, bergantung disana. Permukaan dari lautan dunia ini
memiliki hiasan seperti ini yang banyaknya seperti butiran debu
di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Permukaannya rata dan sepenuhnya murni,
Menetap dengan kokoh, tidak bisa hancur;
Itu terhiasi dengan permata di semua tempat,
Dengan berbagai jenis batu permata menyelingi.
Tanah Vajra adalah yang paling menyenangkan,
Diperindah dengan lingkaran jaring permata,
Bertaburan bunga teratai yang mekar sempurna,
Dengan pakaian yang indah menutupi semua.
Mahkota dan kalung permata dari para Bodhisattva,
Bertaburan di seluruh permukaan sebagai hiasan;
Permata wangi candana tersebar di mana-mana,
Semuanya memancarkan cahaya murni yang indah.
Api bunga permata, menghasilkan cahaya yang indah;
Cahaya api yang seperti awan menyinari semua.
Bunga-bunga dan jumlah banyak permata ini,
Bertaburan di permukaan sebagai hiasan.
Awan yang tebal muncul dan memenuhi sepuluh penjuru,
Dengan sinar cahaya yang dahsyat tanpa akhir,
Mencapai semua ksetra di sepuluh penjuru,
Membabarkan Buddhadharma yang menggembirakan.
Semua Pranidhana Buddha ada di dalam permata,
Mengungkapkan kalpa yang luas dan tanpa batas;
Apa yang dikerjakan oleh sang Paramavidya di masa lampau,
Semuanya terlihat di dalam permata ini.
Di dalam semua permata dari permukaan ini,
Datang memasuki semua Buddhaksetra,
Dan di dalam setiap butiran debu dari Buddhaksetra itu,
Juga memasuki semua ksetra.
Di dalam dunia tumpukan bunga yang terhiasi dengan permata yang
indah ini,
Para Bodhisattva mengembara di seluruh sepuluh penjuru,
Membabarkan Samanta Pranidhana dari sang Maha Vira.
Inilah kekuatan pembebasan Mereka di Bodhimanda.
Permukaan yang tersusun dengan batu permata yang indah,
Memancarkan cahaya murni yang diepnuhi dengan semua hiasan,
Memenuhi dharmadhatu, sama seperti ruang angkasa;
Kekuatan Buddha secara alami tampil seperti ini.
Mereka yang menguasai Pranidhana dari Samantabhadra,
Mereka yang berpengetahuan besar memasuki alam Buddha,
Bisa mengetahui di dalam lautan ksetra,
Semua perubahan wujud guhya seperti ini.
Kemudian juga Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada
samaya : "Di dalam kumpulan ksetra dari lautan dunia ini ada
lautan air wangi yang banyaknya seperti butiran debu di dalam
banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Semua permata yang
indah menghiasi dasar dari lautan itu; Batu permata wangi yang
sangat indah menghiasi tepi pantainya. Itu dihubungkan dengan
Vajra yang bercahaya. Air wanginya bersinar dengan warna dari
semua permata. Bunga dari semua jenis permata berputar diatas
permukaannya. Bubuk candana menetap di dasar laut. Itu
memancarkan suara ucapan Buddha. Itu memancarkan sinar yang
seperti cahaya permata. Para Bodhisattva yang tidak terbatas
memegang beranekaragam kanopi, menampilkan kekuatan ajaib yang
menyebabkan hiasan dari semua dunia muncul di dalamnya. Tangga
yang terbuat dari sepuluh jenis permata ditampilkan dalam
barisan, birai yang terbuat dari sepuluh jenis permata
melingkunginya. Bunga teratai putih yang terhiasi dengan
permata, yang banyaknya seperti butiran debu di empat benua,
tersebar luas di atas air itu dalam kemekaran yang sempurna. Ada
yang tidak terbayangkan ratusan ribu kotiniyuta dari bendera
yang terbuat dari sepuluh permata mulia, Bendera yang terbuat
dari kain kasa yang memiliki lonceng dari pakaian dari semua
permata, yang banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai
gangga. Istana bunga permata dengan bentuk yang tanpa batas,
yang banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai gangga.
Ratusan ribu kotiniyuta istana bunga teratai yang terbuat dari
sepuluh permata mulia. Hutan pohon permata yang banyaknya
seperti jumlah butiran debu di empat benua. Jaring-jaring
permata yang menyala dengan wewangian kayu candana yang
banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai gangga. Dan
permata yang bersinar terang yang memancarkan ucapan suara
Buddha. Ada yang tidak terbayangkan ratusan ribu kotiniyuta dari
dinding yang terbuat dari semua permata mengelilingi semuanya,
menghiasi dimana-mana."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Di susunan ksetra dari dunia ini,
Ada lautan air wangi terhiasi dengan permata;
Permata murni yang indah berbaris di dasar laut,
Bertumpu di atas Vajra, yang tidak bisa hancur.
Tumpukan permata dari tambang wewangian membentuk pantai,
Bola mutiara cahaya matahari menyebar seperti awan;
Kalung karangan bunga dari permata yang sangat indah,
Menghiasi dimana-mana, murni, tanpa noda.
Air wangi yang bersih dan mengandung semua warna,
Bunga-bunga permata berputar memancarkan cahaya.
Suara yang menyebabkan semua berguncang terdengar jauh dan
dekat,
Menjelaskan Dharma yang halus melalui kekuatan Guhya Buddha.
Susunan tangga yang mengandung semua permata,
Ditatah berselang-seling dengan mutiara.
Birai yang mengelilinginya semuanya terbuat dari permata.
Dengan jaring bunga teratai dan mutiara yang menghiasi seperti
awan.
Pohon batu permata berdiri dalam barisan,
Kuncup bunga bermekaran, terang berkilau.
Berbagai jenis musik selalu diperdengarkan,
Kekuatan guhya sang Buddha yang membuatnya begitu.
Bunga Teratai Putih yang terbuat dari berbagai permata yang
unggul,
Menyebar dalam susunan di permukaan lautan air wangi.
Sinar api yang wangi tidak pernah berhenti:
Pancaran cahayanya yang luas memenuhi dimana-mana.
Bendera dari mutiara yang cemerlang selalu bersinar,
Tirai dari kain yang halus menghiasi,
Jaring-jaring lonceng kristal melantunkan suara Dharma,
Menyebabkan pendengar menuju pengetahuan Buddha.
Bunga teratai permata membentuk istana,
Dihiasi dengan permata yang beraneka warna,
Sedangkan awan mutiara menaungi empat sudut,
Dengan begitu menghiasi lautan air wangi.
Dinding mengelilingi segala sesuatu,
Dengan menara luar tersusun disana.
Cahaya yang tidak terhitung selalu bersinar,
Dengan beragam menghiasi lautan jernih yang murni.
Vairocana di masa lampau,
Memperindah dan memurnikan berbagai lautan ksetra,
Seperti ini yang luas, besar, dan tanpa batas.
Semuanya adalah kekuatan sang Buddha yang berdaulat.
Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya :
"Setiap lautan wangi itu memiliki sungai air wangi yang
banyaknya seperti butiran debu di empat benua, memutarinya
kearah kanan. Semuanya memiliki tumpukan vajra yang terhiasi
dengan kristal yang bercahaya murni, selalu mewujudkan awan-awan
yang bercahaya permata dari para Buddha, dan juga suara ucapan
dari semua makhluk hidup. Praktek sebab-musabab yang diolah oleh
para Buddha, berbagai bentuk dan ciri-ciri Mereka, semuanya
muncul dari putaran air di sungai. Ada jaring-jaring kristal dan
lonceng yang terbuat dari banyak permata, dimana muncul susunan
hiasan dari semua lautan dunia. Awan permata menyelimutinya di
atas. Awan-awan itu memperlihatkan semua perwujudan para Buddha
yang di pancarkan di sepuluh penjuru oleh Vairocana dari susunan
tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini, dan juga perbuatan
dari kekuatan magis dari semua Buddha; Itu juga menghasilkan
suara ajaib yang memuji nama-nama dari para Bhagavan dan
Bodhisattva dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Dari air
wangi itu terus-menerus muncul awan bercahaya dengan cahaya dari
semua permata, yang terus berlangsung tanpa berhenti. Jika itu
diberitahukan secara penuh, setiap sungai itu memiliki hiasan
yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Arus wewangian yang murni memenuhi sungai yang besar,
Vajra yang indah membentuk tepi sungainya.
Lingkaran debu permata tersebar di permukaan;
Berbagai jenis hiasan semuanya langka dan indah.
Tangga permata tersusun dalam barisan, terhiasi dengan indah,
Birai mengelilingi, seluruhnya sangat indah.
Hiasan bunga dengan tumpukan mutiara,
Dan berbagai jenis karangan bunga menutupi semuanya.
Air wangi yang murni dan berkilau seperti permata,
Selalu memuntahkan kristal di dalam arus yang deras;
Bunga-bunga bergulir dengan ombak,
Semuanya menghasilkan musik yang melantunkan Saddharma.
Lumpurnya terbuat dari bubuk candana,
Semua permata yang indah bercampur;
Aroma dari tumpukan wewangian menyebar di dalamnya,
Memancarkan sinar yang memutari wewangian dimana-mana.
Di dalam sungai itu dihasilkan permata yang menakjubkan,
Semuanya memancarkan cahaya yang berwarna cemerlang;
Cahaya itu menghasilkan pantulan yang membentuk kursi teras,
Dilengkapi dengan kanopi dan karangan bunga dari mutiara.
Di dalam Vajra muncul tubuh para Buddha,
Cahaya Mereka menyinari ksetra di sepuluh penjuru;
Mandala Mereka menghiasi dasar sungai.
Selalu dipenuhi dengan air yang wangi dan jernih.
Jaring-jaring kristal, lonceng-lonceng emas,
Menutupi sungai, menyiarkan suara Buddha,
Mengkhotbahkan semua jalan menuju Bodhi,
Dan praktek tertinggi dari Samantabhadra.
Kristal dari tepi sungai permata itu sangat murni,
Juga selalu menghasilkan suara dari Mula Pranidhana Buddha,
Yang menceritakan dan memperlihatkan,
Perbuatan masa lampau dari semua Buddha.
Dari putaran arus dari sungai-sungai itu,
Para Bodhisattva terus-menerus muncul seperti awan.
Semuanya mengembara di ksetra yang besar dan luas,
Hingga seluruh dharmadhatu penuh.
Mutiara yang murni menyebar seperti awan,
Menutupi seluruh sungai wangi itu;
Mutiara yang banyak itu muncul dari alis Buddha,
Dengan jelas memperlihatkan wujud dari semua Tathagata.
Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya :
"Ksetra diantara sungai-sungai air yang wangi itu semuanya
terhiasi dengan berbagai jenis permata yang indah. Di setiap
wilayah ksetra itu ada bunga teratai putih yang terhiasi dengan
permata, yang banyaknya seperti butiran debu di empat benua,
mengelilingi dan memenuhi semua tempat. Masing-masing memiliki
hutan pohon permata yang banyaknya seperti butiran debu di dalam
empat benua, berdiri dalam barisan yang rapi, dengan setiap
pohon itu terus-menerus menghasilkan awan dari semua hiasan,
vajra bersinar di dalamnya. Wewangian dari semua jenis bunga
memenuhi dimana-mana. Pohon-pohon itu juga menghasilkan suara
yang halus, membabarkan Maha Pranidhana yang dipraktekkan oleh
semua Buddha di masa lampau, sekarang, dan masa depan. Juga,
menyebarkan berbagai macam vajra di seluruh permukaan : vajra
dengan cahaya bunga teratai, vajra dengan awan cahaya api yang
wangi, vajra yang terhiasi dengan beranekaragam, vajra yang
memantulkan warna dari banyak hiasan yang tidak terbayangkan,
vajra yang seperti tumpukan pakaian bercahaya matahari, vajra
yang dilapisi awan jaring cahaya di seluruh sepuluh penjuru,
vajra yang mencerminkan perubahan wujud dari semua Buddha, vajra
yang mencerminkan lautan akibat dari karma dari semua makhluk
hidup. Ada banyak yang seperti ini yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam lautan dunia. Ksetra diantara
sungai-sungai air yang wangi itu semuanya memiliki hiasan
seperti ini."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Ksetra itu rata dan sepenuhnya murni,
Dihiasi dengan emas dan permata.
Barisan pohon menaungi wilayah itu,
Dengan batang yang tinggi bergantung cabang bunga seperti awan.
Ranting dan tangkai terhiasi dengan permata,
Cahaya dari bunganya membuat lingkaran cahaya yang menerangi
semua.
Buahnya yang dari kristal tergantung seperti awan,
Membuat semua yang di sepuluh penjuru menjadi terlihat.
Vajra tersebar di atas permukaan,
Menghiasi bersama dengan serbuk sari permata dari bunga.
Juga, ada istana dari kristal,
Yang memperlihatkan pantulan gambar semua makhluk.
Vajra yang memantulkan gambar para Buddha,
Tersebar di atas seluruh permukaan.
Kilauannya meliputi sepuluh penjuru,
Memperlihatkan para Buddha di dalam setiap butiran debu.
Susunan dari permata yang sangat indah tersebar dengan baik,
Diselang-selingi dengan jaring-jaring lampu mutiara.
Dimana-mana ada bola kristal,
Masing-masing memperlihatkan kekuatan Buddha.
Susunan dari permata itu memancarkan cahaya,
Dimana di dalamnya muncul perubahan wujud Buddha,
Masing-masing mengembara ke semua tempat,
Dan mengajar dengan Dasabala.
Dengan bunga teratai permata,
Memenuhi semua perairan,
Kemekarannya seluruhnya beranekaragam,
Masing-masing menyinari cahaya yang tanpa batas.
Seluruh hiasan dari semua kalpa,
Muncul di dalam buah kristal;
Sifat alami intisarinya tidak dilahirkan, tidak bisa digenggam.
Ini adalah kekuatan tanpa batas dari Buddha.
Semua hiasan diatas permukaan ini,
Mewujudkan tubuh yang luas dari Buddha.
Itu tidak datang maupun pergi,
Namun menyebabkan semua melihat kekuatan Pranidhana Buddha masa
lalu.
Di dalam setiap butiran debu dari permukaan ini,
Semua putra Buddha mengolah sang Jalan,
Semuanya melihat ksetra yang diramalkan untuk masa depan mereka,
Semuanya murni sesuai dengan keinginan mereka.
Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya :
"Hiasan dari lautan Buddhaksetra adalah yang tidak terbayangkan.
Mengapa? Setiap objek dari lautan dunia dari susunan tumpukan
bunga teratai ini dihiasi dengan kualitas murni yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam lautan dunia.
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Semua tempat di dalam lautan ksetra ini,
Terhiasi dengan sangat banyak permata,
Sinarnya naik kedalam ruang angkasa, menyebar seperti awan,
Cahayanya menembus, selalu menyelimuti semua.
Permata mengeluarkan awan dengan tanpa henti,
Dimana muncul gambar dari semua Buddha;
Kekuatan guhya dan vikurvana Mereka tidak pernah berhenti,
Dan semua Bodhisattva datang berkumpul.
Semua permata itu memperdengarkan suara Buddha,
Suaranya sangat indah, tidak terbayangkan;
Apa yang dilakukan Vairocana di masa lampau,
Selalu terdengar dan terlihat di dalam permata ini.
Para Samantaprabha dengan cahaya yang murni,
Semuanya memperlihatkan wujud Mereka tercermin di dalam hiasan
itu;
Merubah bentuk, menyebarkan tubuh, dikelilingi oleh perkumpulan
majelis,
Mereka mencapai seluruh lautan ksetra.
Perbuatan kekuatan batin Buddha yang bebas,
Seluruhnya meliputi ksetra di sepuluh penjuru;
Dengan begitu, lautan dunia terhiasi dengan murni:
Semua ini terlihat di dalam permata itu.
Perwujudan guhya di sepuluh penjuru,
Semuanya seperti gambar di dalam cermin;
Mereka hanya berasal dari kehendak kekuatan batin,
Yang dilatih oleh sang Buddha di masa lampau.
Jika ada yang bisa mempraktekkan perbuatan Samantabhadra,
Dan memasuki lautan pengetahuan tertinggi Bodhisattva,
Mereka bisa, di dalam satu butiran debu,
Mewujudkan tubuh Mereka dimana-mana dan memurnikan banyak
ksetra.
Selama miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Telah berhubungan dengan semua Buddha,
Semua yang Mereka praktekkan,
Bisa diperlihatkan dalam sekejap.
Buddhaksetra sama seperti ruang angkasa,
Tiada bandingan, tidak dilahirkan, tiada tanda apapun.
Demi menolong makhluk hidup, Mereka memperindah dan memurnikan
ksetra,
Tinggal berdiam disana melalui kekuatan Mula Pranidhana Mereka.
Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya :
"Dunia-dunia apa yang ada disini ? Saya akan memberitahukan
kepada anda. Di dalam lautan air wangi ini, yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak
terbayangkan, ada bertumpu sistem dunia (Lokadhatu) yang
sebanding jumlahnya. Masing-masing Lokadhatu juga mengandung
dunia-dunia yang sebanding jumlahnya. Lokadhatu di dalam lautan
dunia itu memiliki berbagai jenis tumpuan, berbagai jenis
bentuk-rupa, berbagai jenis zat intisari, berbagai jenis lokasi,
berbagai jenis jalan masuk, berbagai jenis hiasan, berbagai
jenis perbatasan, berbagai jenis barisan, berbagai jenis
kesamaan, dan berbagai jenis kekuatan pemeliharaan. "
"Beberapa dari dunia ini bertumpu pada lautan bunga teratai yang
berukuran sangat besar, beberapa bertumpu pada lautan bunga
permata dengan bentuk yang tanpa batas, beberapa bertumpu pada
hiasan permata dari gudang semua mutiara, beberapa bertumpu pada
lautan wewangian, Beberapa bertumpu pada lautan dari semua
bunga, beberapa bertumpu pada lautan jaring permata mani,
beberapa bertumpu pada lautan dari cahaya yang berputar,
beberapa bertumpu pada lautan dari mahkota permata para
Bodhisattva, beberapa bertumpu pada lautan dari tubuh semua
makhluk hidup yang beranekaragam, beberapa bertumpu pada Vajra
yang memancarkan suara ucapan semua Buddha. Ada banyak yang
seperti ini, jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti
butiran debu di dalam lautan dunia."
"Beberapa Lokadhatu ini berbentuk seperti gunung yang tinggi,
beberapa seperti sungai, beberapa seperti lingkaran, beberapa
seperti pusaran air, beberapa seperti lingkaran roda, beberapa
seperti altar-mandala, beberapa seperti hutan, beberapa seperti
istana, beberapa seperti bendera gunung, beberapa seperti semua
bentuk garis, beberapa seperti rahim, beberapa seperti bunga
teratai mekar, beberapa seperti keranjang, beberapa seperti
tubuh para makhluk hidup, beberapa seperti awan, beberapa
seperti ciri-ciri yang berbeda-beda dari para Buddha, beberapa
seperti bola cahaya, beberapa seperti jaring-jaring dari
berbagai jenis mutiara, beberapa seperti semua jenis pintu,
beberapa seperti berbagai macam hiasan. Bentuk-bentuk itu, jika
di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam
lautan dunia."
"Untuk zat dari Lokadhatu ini, beberapa terbuat dari awan
permata dari semua penjuru, beberapa terbuat dari api yang
berwarna-warni, beberapa terbuat dari sinar cahaya, beberapa
terbuat dari api wewangian permata, beberapa terbuat dari bunga
kapas yang terhiasi dengan semua permata, beberapa terbuat dari
gambar-rupa para Bodhisattva, beberapa terbuat dari lingkaran
cahaya Buddha, beberapa terbuat dari bentuk tubuh para Buddha,
beberapa terbuat dari cahaya satu unsur permata, beberapa
terbuat dari cahaya banyak unsur permata, beberapa terbuat dari
suara dari lautan kualitas kebajikan dari semua makhluk hidup,
beberapa terbuat dari suara dari lautan karma dari semua makhluk
hidup, beberapa terbuat dari suara yang murni dari alam semua
Buddha, beberapa terbuat dari suara dari lautan Maha Pranidhana
dari semua Bodhisattva, beberapa terbuat dari suara dari
pembentukan dan peluruhan hiasan dari semua ksetra, beberapa
terbuat dari suara upaya-kausalya dari semua Buddha, beberapa
terbuat dari suara ucapan dari para Buddha yang tanpa batas,
beberapa terbuat dari suara kebaikan dari semua makhluk hidup,
beberapa terbuat dari suara Vikurvana dari semua Buddha,
beberapa terbuat dari suara yang murni dari lautan kebajikan
dari semua Buddha. Ada banyak yang seperti ini, jika di jelaskan
secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan
dunia."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan
kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang
Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan
syair-gatha ini :
Hiasan yang seimbang menakjubkan dari lokadhatu,
Yang luas, cahaya permata yang murni,
Bertumpu pada lautan permata bunga teratai,
Atau pada lautan wewangian, dan seterusnya.
Berbentuk seperti pegunungan, kota, pohon, mandala,
Lokadhatu membentang di seluruh penjuru.
Beranekaragam hiasan dan bentuknya yang berbeda,
Masing-masing tampil dalam susunan.
Cahaya yang murni sebagai zat pada beberapa;
Beberapa dari tumpukan bunga, dan beberapa dari awan permata;
Beberapa lokadhatu terbuat dari cahaya api,
Bertumpu pada tambang permata yang tidak bisa hancur.
Awan lampu, awan api berwarna-warni, dan banyak,
Beranekaragam, bentuk-rupa yang tanpa batas, semuanya murni;
Beberapa tersusun dari suara dari,
Buddhadharma yang tidak terbayangkan.
Beberapa dari suara yang dihasilkan oleh kekuatan Pranidhana,
Beberapa dari suara dari Vikurvana,
Beberapa dari kebajikan para makhluk,
Atau suara dari kualitas Buddha.
Setiap aspek yang berbeda dari lokadhatu,
Adalah yang tidak terbayangkan, tanpa akhir.
Sepuluh penjuru di penuhi dengannya,
Hiasannya yang luas diwujudkan oleh kekuatan batin.
Semua ksetra yang besar di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam lokadhatu ini;
Meski melihat semua yang di sepuluh penjuru masuk,
Sungguh tiada yang datang maupun pergi.
Satu lokadhatu memasuki semua,
Dan semua sepenuhnya memasuki satu;
Zat dan ciri-cirinya tetap seperti sebelumnya, tidak berbeda:
Tiada bandingan, tidak terukur, semuanya meliputi dimana-mana.
Di dalam butiran debu dari semua ksetra,
Terlihat para Buddha ada disana;
Suara dari lautan Pranidhana Mereka seperti guntur,
Menundukkan semua makhluk hidup.
Tubuh Buddha meliputi semua ksetra,
Yang juga dipenuhi oleh para Bodhisattva yang tidak terhitung;
Kebebasan Buddha tiada bandingannya,
Mengubah semua makhluk yang sadar.
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata : "Lautan air
wangi ini, yang banyaknya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, ada di dalam susunan
tumpukan bunga teratai dari lautan dunia, menyebar seperti
jaring dari Sakra Devendra. Lautan air wangi itu di tengah
pusatnya bernama Cahaya Tanpa Batas dari Bunga Yang Indah.
Dasarnya terbuat dari bendera Vajra mencerminkan bentuk-rupa
dari semua Bodhisattva. Itu menghasilkan Bunga Teratai yang
sangat besar, bernama Hiasan Vajra dari Semua Wewangian. Ada
Lokadhatu yang bertumpu disitu, bernama Cahaya Terang Yang
Menyinari Sepuluh Penjuru. Tersusun dari semua hiasan, itu
mengandung dunia-dunia yang banyaknya seperti butiran debu yang
ada di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan,
tersusun berjajar disana. Di penjuru terbawah, ada dunia yang
bernama Cahaya Tertinggi Yang Menyinari Semua, terhiasi dengan
semua jenis Vajra, dibatasi dengan lingkaran cahaya, bertumpu
pada bunga dari banyak permata, berbentuk seperti permata Mani,
diselimuti dengan awan dari susunan bunga dari semua permata,
dikelilingi oleh dunia-dunia yang banyaknya seperti butiran debu
di dalam Buddhaksetra, dengan berbagai macam bangunan dan
berbagai jenis hiasan. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Visuddhanetramaladipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Yang
Indah Dari Bunga Teratai Yang Wanginya Beranekaragam, dibatasi
dengan semua jenis hiasan, bertumpu pada jaring-jaring dari
bunga teratai permata, berbentuk seperti Simhasana, diselimuti
dengan jaring-jaring mutiara yang berwarna semua permata,
dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam dua Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramasimhaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Menyinari
Semua Dari Hiasan Semua Permata, dibatasi dengan antariksa dari
wewangian, bertumpu pada karangan bunga dari berbagai jenis
permata, berbentuk segi delapan, diselimuti dengan awan
lingkaran matahari dari permata mani dengan cahaya yang indah,
dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam tiga Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalaprabhottamajnanadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Bunga
Dari Berbagai Cahaya, dibatasi dengan semua jenis permata yang
paling indah, bertumpu pada lautan bendera yang murni dari vajra
yang berwarna-warni, berbentuk seperti bunga teratai mani,
diselimuti dengan awan dari cahaya vajra, dikelilingi oleh
banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam empat
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Vajraprabhanantaviryakausalavikurvanakara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pancaran Cahaya Dari
Bunga Yang Indah, dibatasi dengan jaring yang terhiasi dengan
lonceng dari semua permata, bertumpu pada lautan jaring bidang
permata yang terhiasi dengan hutan dari semua pohon, berbentuk
banyak ukuran, dengan banyak segi dan sisi, diselimuti oleh awan
vajra dengan gema yang murni, dikelilingi oleh banyak dunia yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam lima Buddhaksetra. Ada
di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Gandhaprabhanandabalodadhi."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang
Halus, dibatasi dengan bendera-bendera yang terhiasi dengan
Vajra, bertumpu pada lautan istana Vajra, berbentuk persegi,
diselimuti oleh awan tirai dari jambul bola mani, dikelilingi
oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
enam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantaprabhadhipadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Dari
Cahaya Bunga Yang Sangat Banyak, dibatasi dengan hiasan dari
semua jenis bunga, bertumpu pada lautan sinar yang berwarna
semua permata, berbentuk seperti istana, diselimuti oleh awan
jubah yang berwarna semua permata dan pagar mutiara, dikelilingi
oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
tujuh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Gunayasamuktiprabhanandasagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Keadaan
Dari Kekuatan Yang Menakjubkan, dibatasi dengan hiasan vajra
yang menghasilkan semua suara, bertumpu pada lautan bidang
Padmasana (tahta bunga teratai) yang berwarna berbagai jenis
permata, berbentuk seperti jaring Indra, diselimuti oleh awan
jaring bunga yang berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak
dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam delapan
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Jnanasagarayasadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Suara
Yang Menakjubkan, dibatasi dengan susunan bulatan permata
Cintamani, bertumpu pada lautan vajra dalam susunan seperti awan
yang terus-menerus menghasilkan semua suara yang menakjubkan,
berbentuk seperti tubuh Raja Dewa Brahma, diselimuti oleh awan
Simhasana (tahta singa) yang terhiasi dengan permata yang tidak
terhitung, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sembilan Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalanuttaracandraprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Vajra,
dibatasi dengan untaian bunga permata dari gudang mutiara dari
hiasan yang tanpa batas, bertumpu pada lautan mani dari
Simhasana permata dengan semua hiasan, berbentuk bulat,
diselimuti dengan gunung awan dari bunga-bunga permata dari
semua wewangian, yang banyaknya seperti butiran debu di dalam
sepuluh Maha Parvata (pegunungan besar), dikelilingi oleh banyak
dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvadharmasagaraparamesvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terus Menghasilkan
Cahaya Vaidurya, dibatasi dengan susunan hiasan Vajra yang tidak
bisa dihancurkan, bertumpu pada lautan bunga-bunga yang
beranekaragam, berbentuk seperti setengah bulan, diselimuti oleh
awan tirai dari permata surga, dikelilingi oleh banyak dunia
yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sebelas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Amitaguna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bersinar Terang,
dibatasi dengan susunan hiasan cahaya berkilau, bertumpu pada
lautan wewangian dari bunga-bunga yang berputar, berbentuk
seperti untaian lingkaran bunga, diselimuti oleh awan dari
beranekaragam pakaian, dikelilingi oleh banyak dunia yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam dua belas Buddhaksetra.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Devatikranta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Ketahanan, dibatasi
dengan hiasan Vajra, ditopang oleh antariksa yang
berwarna-warni, bertumpu pada jaring-jaring bunga teratai,
berbentuk seperti ruang angkasa, diselimuti oleh ruang angkasa
yang terhiasi dengan istana-istana surga yang bulat, dikelilingi
oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
tiga belas Buddhaksetra. Di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddhanya adalah sang Vairocana yang disini.
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang
Hening-Tenang, dibatasi dengan hiasan dari semua permata,
bertumpu pada lautan dari berbagai jenis pakaian permata,
berbentuk seperti Vajradhara, diselimuti oleh awan Vajra yang
berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak dunia yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam empat belas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Dharmadhatuvibhuparamasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Dari Banyak
Sinar Cahaya Yang Indah, dibatasi dengan tirai dari semua
perhiasan, bertumpu pada lautan jaring-jaring bunga yang murni,
berbentuk seperti Svastika, diselimuti oleh awan dari lautan
pohon-pohon permata mani dan air wangi, dikelilingi oleh banyak
dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam lima belas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Samantadyutikaranuttarabaladhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang
Menyinari Semua Tempat, dibatasi dengan vajra dari awan permata
yang tidak habis-habisnya, bertumpu pada lautan bunga teratai
dengan beranekaragam sinar api yang wangi, berbentuk seperti
tempurung kura-kura, diselimuti oleh awan candana dari bola mani
yang bersinar, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam enam belas Buddhaksetra. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalasuryadharmanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Hiasan
Permata, dibatasi dengan vajra yang berbentuk semua makhluk
hidup, bertumpu pada lautan vajra dari tambang cahaya, berbentuk
segi delapan, diselimuti oleh jaring-jaring pohon bunga yang
terhiasi dengan permata dari seluruh sekeliling pegunungan,
dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam tujuh belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dasadiksavirajanivaritajnanaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tanpa Debu, dibatasi
dengan perhiasan dari semua jenis bentuk yang sangat indah,
bertumpu pada lautan Simhasana dari banyak bunga yang sangat
indah, berbentuk seperti kalung mutiara, diselimuti oleh awan
cahaya vajra dengan semua wewangian permata, dikelilingi oleh
banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
delapan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Anantopayaparamadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang
Menerangi Dimana-mana, dibatasi dengan Vajra yang menghasilkan
awan permata yang tidak habis-habisnya, bertumpu pada lautan
pegunungan dari api wangi yang berwarna tanpa batas, berbentuk
seperti untaian kalung bunga permata, diselimuti oleh awan vajra
cahaya yang berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak dunia
yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sembilan belas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvakasadharmadhatunirbhasa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Api Permata Yang
Indah, dibatasi dengan permata yang seperti matahari dan bulan
yang menyinari dimana-mana, bertumpu pada lautan vajra yang
berbentuk semua Deva, berbentuk seperti susunan permata,
diselimuti oleh awan bendera dari semua jubah permata dan
jaring-jaring dari tumpukan lampu permata mani, dikelilingi oleh
banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam dua
puluh Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Gunalaksanaprabhasa."
Di Lokadhatu Cahaya Terang Yang Menyinari Sepuluh Penjuru ini,
memiliki banyak dunia luas yang jumlahnya seperti butiran debu
di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan,
masing-masing dengan tempat tumpuannya, bentuk-rupanya, zat
intisarinya, lokasinya, pintu masuknya, hiasannya,
perbatasannya, susunannya, kesamaannya, dan kekuatan
pemeliharaannya, semuanya berputar mengelilinginya; Yaitu, ada
banyak dunia berbentuk spiral yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk
sungai yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk pusaran air yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra;
ada banyak dunia berbentuk lingkaran roda yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia
berbentuk mandala yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk hutan yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra;
ada banyak dunia berbentuk menara yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk
bendera yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk rahim yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak
dunia berbentuk pola garis yang jumlahnya seperti butiran debu
di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk bunga
teratai mekar yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk keranjang yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra;
ada banyak dunia berbentuk tubuh para makhluk hidup yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra;
ada banyak dunia berbentuk Buddha yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk
lingkaran cahaya yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam
sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk awan yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra;
ada banyak dunia berbentuk jaring yang jumlahnya seperti butiran
debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk
pintu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra; Ada banyak dunia seperti ini yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak
terbayangkan; Masing-masing dunia ini memiliki banyak dunia luas
yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra yang mengelilinginya, setiap itu juga memiliki
banyak dunia, sama seperti yang telah dijelaskan. Semua dunia
ini ada di dalam Cahaya Tanpa Batas Dari Lautan Air Wangi Bunga
Teratai Yang Indah, atau di dalam Sungai Air Wangi
mengelilinginya."
Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya :
"Di sebelah timur dari Cahaya Tanpa Batas Dari Lautan Air Wangi
Bunga Teratai Yang Indah ini, ada lautan air wangi lainnya yang
bernama Gudang Sinar Yang Tanpa Noda. Itu menghasilkan Bunga
Teratai Yang Sangat Besar yang bernama Hiasan Vajra Yang Indah
Dengan Semua Wewangian. Ada Lokadhatu yang bertumpu padanya,
bernama Pusaran Ksetra Yang Bersinar Dimana-mana. Zatnya adalah
Auman Suara dari Perbuatan Para Bodhisattva. Di bawahnya, ada
dunia yang bernama Bendera Hiasan Istana, berbentuk persegi,
bertumpu diatas lautan hiasan dari semua batu permata,
diselimuti oleh awan jaring cahaya bunga teratai, dikelilingi
oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam satu
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantabhruprabhasana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga
Kebajikan, berbentuk bulat, bertumpu diatas lautan putik bunga
yang terbuat dari semua jenis mutiara, di selimuti oleh awan
Simhasana dengan bendera mutiara, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam dua Buddhaksetra. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvanantadharmasagaraprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Wangi
Ajaib, berbentuk seperti vajra, bertumpu diatas lautan jaring
lonceng yang terhiasi dengan semua jenis permata, di selimuti
oleh awan lingkaran cahaya dari semua jenis perhiasan,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam tiga Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantojjvalagunalaksanaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Berwarna
Indah, berbentuk seperti bola vajra, bertumpu diatas lautan
wangi dari permata yang berwarna tanpa batas, di selimuti oleh
awan istana mutiara yang bersinar, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam empat Buddhaksetra. Ada
di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vibhuprabhasusamghakara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Penutup Yang Baik,
berbentuk seperti bunga teratai mekar, bertumpu diatas lautan
wangi dari vajra, di selimuti oleh awan wangi dari cahaya yang
tanpa noda, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam lima Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmanandaksayaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Cahaya
Bunga Yang Murni, berbentuk segitiga, bertumpu diatas susunan
dari semua permata yang tidak bisa hancur, di selimuti oleh
sinar cahaya dari mahkota permata dari para Bodhisattva,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam enam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantavimalaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Teratai
Permata, berbentuk seperti bulan sabit, bertumpu diatas lautan
dari susunan dari semua jenis bunga teratai, di selimuti oleh
awan bunga dari semua permata, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, yang
semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Gunapuspavimalanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Api Yang Tanpa
Noda, berbentuk seperti barisan lampu permata, bertumpu diatas
lautan dari tumpukan api yang seperti permata, di selimuti oleh
awan dari berbagai macam tubuh yang terus-menerus menurunkan
hujan wewangian, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam delapan Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prajnanuttarabala."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Murni Yang
Agung, berbentuk swastika, bertumpu diatas lautan dari pakaian
permata, di selimuti oleh awan dari tirai yang terhiasi dengan
semua bunga, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sembilan Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Akasavimalacandravisalanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Sebanyak
Butiran Debu, berbentuk seperti jaring Indra, bertumpu diatas
lautan air dari semua permata, di selimuti oleh awan dari kanopi
permata dari semua suara musik, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Suvarnasailadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Dari Warna
Permata, berbentuk seperti Swastika, bertumpu diatas lautan
permata yang menyerupai Dewa Indra, di selimuti oleh awan dari
bunga-bunga yang bersinar seperti matahari, dikelilingi oleh
dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sebelas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Dharmadhaturasmijnanapradipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Emas,
berbentuk seperti Istana Yang Sangat Besar, bertumpu diatas
lautan dari perhiasan yang terbuat dari semua permata, di
selimuti oleh awan bunga permata dari Bodhimanda, dikelilingi
oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua
belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Visvaratnadipaprabhadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bidang Cahaya Yang
Menyinari Dimana-mana, berbentuk seperti kalung untaian bunga,
bertumpu diatas lautan pusaran dari pakaian permata, di selimuti
oleh awan dari istana yang terbuat dari vajra yang memancarkan
bunyi suara Buddha, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam tiga belas Buddhaksetra. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Visvapadmaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Perhiasan
Permata, berbentuk seperti empat benua, bertumpu diatas gunung
kalung permata, di selimuti oleh awan permata yang bersinar,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam empat belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aksayagunapuspa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Muncul Dimana-mana
Seperti Pantulan Cermin, berbentuk seperti tubuh asura, bertumpu
diatas lautan bunga teratai vajra, di selimuti oleh awan dari
sinar cahaya dari mahkota permata, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam lima belas Buddhaksetra.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Bhaisajyasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Candana,
berbentuk segi delapan, bertumpu diatas lautan candana permata
yang tidak bisa hancur, di selimuti oleh awan dari bunga
mutiara, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam enam belas Buddhaksetra, yang semuanya sama murni.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramarthanuttarajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni,
berbentuk seperti pusaran air wangi, bertumpu diatas lautan
cahaya permata yang berwarna tanpa batas, di selimuti oleh awan
cahaya wangi yang sangat indah, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam tujuh belas
Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvakasaprabhasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Yang
Indah, berbentuk spiral, bertumpu diatas lautan dari semua
bunga, di selimuti oleh awan permata mani dari semua suara
musik, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam delapan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Visvaparamaprabhakara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Suara
Tertinggi, berbentuk seperti Simhasana, bertumpu diatas lautan
Simhasana emas, di selimuti oleh awan dari tumpukan bunga
teratai semua warna, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam sembilan belas Buddhaksetra. Ada
di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantanantagunayasasprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Tertinggi,
berbentuk seperti telapak tangan Buddha, bertumpu diatas lautan
bendera wewangian dari pakaian permata, di selimuti oleh awan
istana yang terbuat dari permata yang bersinar seperti matahari,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Akasadipankara."
"Di sebelah selatan dari Lautan Air Wangi Dari Gudang Sinar Yang
Tanpa Noda ini, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya
Yang Tidak Habis-Habisnya, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan
Bendera Buddha, tersusun dari suara lautan kebajikan dari semua
Buddha. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bunga
Yang Indah, berbentuk seperti roda permata, bertumpu diatas
lautan vajra dari tambang pohon vajra, diselimuti oleh awan dari
tambang permata yang memancarkan wujud para Bodhisattva,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Padmaprabhanandamukha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Agung; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sudagraratnadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Dari Susunan
Permata Yang Sangat Banyak; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatusvaradhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Harta Vajra Yang
Wangi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Prabhasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Murni; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramavirya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Teratai
Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Dharmapurameghanirghosa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kedamaian Bahagia;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Prajnayasasdipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Jaring Yang Tanpa
Noda; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anuttaraprabhagunasagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Hutan Bunga
Yang Menyinari Semua Tempat; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahajnanapadmaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Yang Tidak
Terhitung; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Samantanetradharmadhatudhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Permata
Cahaya Berkilau; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Paramajnanamahasarthanaya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Raja Bunga; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Candraprabhadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Harta Yang Murni; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Permata; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnakasadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Kalung
Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Paramitanayagunasagararupaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mandala Agung Yang
Menyelimuti Semua; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvasangacittavasikaranandakara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga
Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Mahavistaragunayasas."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Yang Tidak
Terbatas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Samajnanaprabhadharmasagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Dari Susunan
Cahaya Tanpa Batas, berbentuk seperti bunga teratai mekar,
bertumpu diatas lautan jaring-jaring semua permata, di selimuti
oleh jaring-jaring permata mani bercahaya bunga teratai,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhatuvimalaprabha."
"Menghadap ke kanan dari Dunia Lautan Air Wangi Cahaya Yang
Tidak Habis-Habisnya ini, ada lautan air wangi yang bernama
Cahaya Api Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Susunan
Lingkaran Cahaya Buddha, tersusun dari suara yang memuji
nama-nama dari semua Buddha. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia
yang bernama Api Bunga Teratai Permata, berbentuk seperti rambut
melingkar, berwarna permata mani, bertumpu diatas lautan pusaran
yang berwarna semua permata, diselimuti oleh awan istana dari
semua hiasan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalaratnaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Cahaya Api;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Apratihatavasaprajnaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Roda Permata;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvaratnaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga Pohon
Candana; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Vimalajnanaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Buddhaksetra
Yang Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Mahapramuditasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Cahaya Yang
Halus; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhatavasajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bentuk-rupa Yang
Tanpa Batas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Apratihatajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Awan Api; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Avaivartikadharma."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mandala Murni Dari
Hiasan Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Vimalapuspaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pembebasan Yang
Besar; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Apratihatajnanasuryanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tahta Vajra Yang
Terhiasi Dengan Indah; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahadharmadhatujnanaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Dimana-mana Terhiasi
Dengan Pengetahuan Kebijaksanaan; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Jnanolkaprabharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang
Menakjubkan Dan Mendalam Dari Kolam Bunga Teratai; Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Sinar Cahaya Yang
Beraneka Warna; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Diptapuspamegharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Permata Yang
Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Gunaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Bunga Mani;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantameghasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Yang Sangat
Dalam; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvadasadiksattvanayaka."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Gunung Yang
Tinggi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantadharmadhatujnanasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Teratai Emas; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantagunakosaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Perhiasan
Permata, berbentuk seperti swastika, bertumpu diatas lautan
pohon-pohon dari semua wewangian yang terhiasi dengan permata
mani, di selimuti oleh awan cahaya murni, dikelilingi oleh dunia
yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahavikurvanaprabhajala."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Cahaya Api Vajra ini,
ada lautan air wangi yang bernama Susunan Hiasan Vaidurya,
dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Menyinari Sepuluh
Penjuru, bertumpu diatas awan wewangian bunga teratai dari semua
hiasan yang indah, tersusun dari suara para Buddha yang tidak
terbatas jumlahNya. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang
bernama Roda Yang Mengandung Warna Yang Tidak Terbatas Dari
Semua Penjuru, berbentuk spiral dengan jumlah putaran yang tidak
terbatas, bertumpu diatas lautan gudang permata yang berwarna
tanpa batas, diselimuti oleh jaring Indra, dikelilingi oleh
dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra,
yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantaparirajapadmanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Dari Hiasan
Murni Yang Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahanuttaraprajnasimha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Tahta
Bunga Teratai; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Dharmadhatuprakasaprabharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bendera
Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Mahasamantagunakirti."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Hiasan Vajra;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Padmasuryapradipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Bunga Indra;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmavasajnanaketu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bola Dunia
Yang Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Mahanandavimalasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Suara Yang
Menakjubkan; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Mahabalasusarthavaha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Yang Murni; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahajnanaprabhabala."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tanda-Tanda Hiasan
Yang Tanpa Batas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Pranidhanopayavimalacandraprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bunga Yang
Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahadharmasagarapranidhanasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Semua
Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Paramadivyasusvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Yang Tidak
Bisa Hancur; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Gunaratnaprabharupa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perubahan Wujud Yang
Sekejap Dari Cahaya Semesta; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahaviryasantamati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perbuatan Menghias
Dan Melindungi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Darshaniya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga Permata
Candana; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Samantasugambhiravikaraprajnaprabhasa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Dari
Keanekaragaman Warna Dan Bentuk; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Acintyaparamartharasmiprabharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Cahaya
Besar Diseluruh Penjuru; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunanuttaradyutiprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Awan Gunung;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramavimalaprabhanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Teratai Yang
Bersinar, berbentuk bulat, bertumpu diatas lautan permata mani
yang berwarna tanpa batas dan banyak wewangian yang menakjubkan,
di selimuti oleh awan hiasan dari semua kendaraan, dikelilingi
oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua
puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Vimoksanalasaditya."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Susunan Hiasan
Vaidurya ini, ada lautan air wangi yang bernama Dasar Yang
Terhiasi Dengan Bola Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Jaring
Indra Yang Bertatahkan Permata Yang Menakjubkan, tersusun dari
suara yang dihasilkan oleh pengetahuan dari kebajikan semesta.
Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Jaring Bunga
Teratai, berbentuk seperti gunung Sumeru, bertumpu diatas lautan
bendera pegunungan bunga-bunga yang indah, diselimuti oleh awan
jaring Indra dari vajra dari alam Buddha, dikelilingi oleh dunia
yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang
semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantadharmakayajnanaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari Tanpa
Akhir; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahaparamajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari Tanpa
Akhir; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahaparamajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Halus Yang
Bersinar Di Semua Penjuru; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahagunameghanantabala."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Pohon Bunga;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anantajnanadharmadhatu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Mutiara; Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramitasimhasana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tanpa Batas;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Puncak Berhutan Yang
Terlihat Dimana-mana; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvasattvasammukhavasthita."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Tiada
Tanding Dari Jaring Indra; Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama
Vimalasuryasuvarnaprabhajvalamegha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bertatahkan Permata;
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Cahaya Yang
Tanpa Noda; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Sarvabalavimalacandra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terus-menerus
Memancarkan Suara Yang Memuji Kebajikan Buddha; Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantajnanakasacitta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tumpukan Api Yang
Tinggi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvadiksadyutisamdarsanameghadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Caitya Yang Terhiasi
Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anantajnanaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan
Perhiasan Dari Semua Permata; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Urusattvavimucyateguhyakadipati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Istana Indah Yang
Terhiasi Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvadharmapratisthitamahamati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Keheningan Yang
Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Amoghasandarsana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga Permata
Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Cittanandabhadrasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Awan Semesta,
berbentuk seperti istana, bertumpu diatas lautan air wangi dari
berbagai jenis istana, di selimuti oleh awan lampu dari semua
permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramajnanaguhyakadipati."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Dasar Yang Terhiasi
Dengan Bola Vajra ini, ada lautan air wangi yang bernama Jaring
Indra Dari Bunga Teratai, dengan Lokadhatu yang bernama
Dimana-mana Memperlihatkan Pantulan Dari Sepuluh Penjuru,
bertumpu diatas bunga teratai yang terhiasi dengan permata,
dengan semua jenis wewangian, tersusun dari suara cahaya
pengetahuan semua Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang
bernama Cahaya Permata Dari Lautan Makhluk Hidup, berbentuk
seperti gudang mutiara, bertumpu diatas lautan karangan bunga
dari semua permata, diselimuti oleh awan permata mani dengan
kilauan air, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni.
Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Acintyagunavisvabhanucandra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga
Dengan Wewangian Yang Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Anantabaladhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Dengan
Cahaya Yang Halus; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Dharmadhatuprabhasvarabodhiprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Auman Bendera Permata
Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Nityalambhasubhujapadmaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Yang
Sangat Stabil; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Avaivartikagunasagaraprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Sinar Cahaya;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnasarvajita."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Yang
Menyinari Dimana-mana; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama
Acintyaprabhanantabalinbodhiprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Api Permata;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvadharmavimalajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Yang Tidak
Terukur; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Duhkhalaksana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mendengar Suara
Buddha; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramasubhasvabhavaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perubahan Bentuk Yang
Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Suvarnapadmaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Memasuki Semua
Penjuru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Dharmadhatavalokaticittavikasin."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kobaran Api; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Prabhajvalavrksakinnararaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Wangi Yang
Menyinari Semua; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Kusalopadesagandhadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Rangkaian Bunga Yang
Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Samantabuddhagunabhuta"
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kemurnian Semesta
Dari Semua Kehalusan; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmasamatarddhiraja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Cahaya Emas;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvatrarupasvairabhuta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga Mutiara;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhaturatnaprabhacintyaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Agung Dari
Para Dewa; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Paramabalaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permata Tanpa Batas
Yang Menyinari Dimana-mana, berbentuk persegi, bertumpu diatas
lautan hutan pohon bunga, di selimuti oleh jaring kerajaan yang
menurunkan hujan berlian dimana-mana, dikelilingi oleh dunia
yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvalokaparirajaparamasvara."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Jaring Indra Dari
Bunga Teratai ini, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Dari
Himpunan Dupa Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan
Hiasan Semua Kebajikan, tersusun dari suara Dharma dari semua
Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Buah Yang
Beranekaragam, berbentuk seperti Vajra, bertumpu diatas bendera
gunung vajra yang beranekaragam, diselimuti oleh awan cahaya
vajra, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Padmanetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang
Menyenangkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Sukhanandotpadaka."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Hiasan
Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Sarvavidya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Kapas
Bercahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Vimalasantasuksmasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Perubahan
Wujud Dan Penghasilan; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Vimalakasajnanacandra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Yang
Sangat Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Gunasagarameghatoparupa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Indah Dari
Semua Perhiasan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sukhamegha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kolam Teratai; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Yasasdhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Semua
Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Visalavalokatinetra."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Yang Murni; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Aksayavajrajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kota Yang Terhiasi
Bunga Teratai; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Samantadityakaranetraprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Puncak Gunung Dengan
Pohon Yang Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmameghanirghosa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anantajnanapradarsana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Daun Teratai; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvagunasaila."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Antariksa Yang
Menopang Semesta; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Suryaprabhendriya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Terang; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Parirajadiptakaya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Vajra Yang Menyinari
Semua Dan Mengumandangkan Guntur Yang Wangi; Ada di sana
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramapuspitarupa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Jaring
Kerajaan, berbentuk seperti birai, bertumpu diatas lautan dari
semua hiasan, di selimuti oleh awan istana dari sinar cahaya,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Abhayameghakara."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Gudang Dari Himpunan
Dupa Permata ini, ada lautan air wangi yang bernama Susunan
Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Seluruhnya Murni,
tersusun dari suara perubahan wujud batin dari Buddhaksetra di
dalam semua butiran debu. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang
bernama Kehalusan Yang Murni, berbentuk rata, seperti permata,
bertumpu diatas lautan bola cahaya dari semua permata,
diselimuti oleh awan dari beranekaragam candana - mani dan
mutiara, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di
dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anuttarapratimanadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Indah Yang
Terang; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Padmacittaguhyakadipati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Dari
Lingkaran Bentuk Yang Halus; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samantayasasamitabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Permata Mani
Yang Menakjubkan Dari Tambang Cahaya; Ada di sana Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahaprajnajnanasukhasravadarsin."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Yang
Sangat Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Anantabalaparamajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Butiran
Debu Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Devatikranta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Wewangian Dari Hasil
Perubahan Wujud Dari Cahaya Semesta; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Vajrabalagandhahasti."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pusaran Cahaya; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Tarkasiddhasatkirti."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Kalung
Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Apratimanaprabhaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Lampu Dari
Bunga Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Paramagunanivaritaprajnadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan
Upaya-kausalya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Prajnadityaparamita."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pancaran Cahaya Dari
Bunga Candana; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Anantaprajnadharmadhatusvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Jaring Raja;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Duradipaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga Yang
Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Suryaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Besar Yang
Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Anantagunadharmacakrasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tempat Tinggal Kolam
Bunga Teratai Permata Yang Selalu Hening-Tenang; Ada di sana
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Acintyavisajnanapradarsana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Yang Rata;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Gunaratnaprabharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kumpulan Permata Mani
Yang Wangi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Aksayagunasagarotkrstavyuha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Halus;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Apratimanabalavyapisvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Dari Hiasan
Yang Padat dan Stabil Dimana-mana, berbentuk segi delapan,
bertumpu diatas lautan dari bola dunia permata mani dari
Cintaraja, di selimuti oleh awan dari tirai yang terhiasi dengan
semua batu permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang
semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Samantalocanamahojjvaladipa."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Susunan Permata ini,
ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Banyak Vajra, dengan
Lokadhatu yang bernama Karma Semesta, tersusun dari pengucapan
prinsip dari cara yang berhubungan dengan semua tingkat dari
perkembangan Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang
bernama Pancaran Sinar Yang Murni, berbentuk seperti untaian
mutiara, bertumpu diatas lautan dari kalung mutiara yang
memiliki semua warna, diselimuti oleh awan dari permata mani
dari pancaran cahaya usnisa dari para Bodhisattva, dikelilingi
oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Yang Indah;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvadharmavimuktacitta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Yang
Terhiasi Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Mahanagaprapata."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan
Vajrasana; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Simhasanapadmamagarohana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bunga Teratai
Tertinggi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Jnanavisvabodhiprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tradisi Yang Baik;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Bhumidhararsvaprabharaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Kebahagiaan;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadiparaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Permata Jaring
Indra; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Avrthadrsta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Banyak Tambang Yang
Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Jvalakayaketu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Roda Cahaya Emas; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sattvakarmaparisoddhana."
#Post#: 332--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: May 17, 2018, 12:18 am
---------------------------------------------------------
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Gunung Sumeru;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvagunameghaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bentuk Pohon Yang
Tidak Terhitung Banyaknya; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Ratnapuspavimalacandrajnana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tiada Takut; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramasuvarnaprabholka."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Raja Naga
Yang Maha Terkenal; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvadharmasamadarsana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menampilkan Warna
Permata Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Vikurvanakaraditya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Dari Lampu
Cahaya Api; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Ratnavitanaprabhaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Awan Bercahaya Wangi;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dhyanaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tiada Permusuhan; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramaviryamatisagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Cahaya Dari
Semua Hiasan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Sarvanandapadmakaradhipati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Rambut
Melingkar, berbentuk bulan sabit, bertumpu diatas lautan dari
bunga permata mani dari gunung sumeru, di selimuti oleh awan
dari vajra yang bercahaya dari semua jenis hiasan, dikelilingi
oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua
puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalanetra."
"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Kumpulan Banyak Vajra
ini, ada lautan air wangi yang bernama Dinding Permata Dari Kota
Surga, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Api Lampu, tersusun
dari suara dari Dharma yang yang tidak memihak. Dibawah
Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga Permata
Yang Bercahaya Bulan, berbentuk seperti semua jenis perhiasan,
bertumpu diatas lautan dari bunga yang diperindah dengan semua
jenis permata, diselimuti oleh awan dari simhasana yang berwarna
vaidurya, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran
debu di dalam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Candrasuryamuktaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Permata Gunung
Sumeru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmaksayaratnaketu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Sinar Cahaya
Indah Yang Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahaganapuspa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Cahaya Permata
Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Uttamanayattapurusa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Semesta; Ada di
sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnaparirajati."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pohon Besar Bersuara
Kinnara; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Anantagunanayattanaga."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang
Tanpa Batas; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Gunaratnapuspaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tertinggi; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvajnanavyuha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terhiasi Dengan
Banyak Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Sumeruratnajvala."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tinggi Murni
Yang Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvacaryaprabhasamdarsana."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Yang Wangi;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvaparamitavaritasagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Jaring Bunga Singa;
Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Ratnajvalaketu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Dari Bunga
Vajra Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvamahapranidhanaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tingkat Penyinaran
Dari Segala Sesuatu; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvadharmaparomatrasatyartha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Butiran Debu
Mutiara Yang Rata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Paramaprajnaprabhajala."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Vaidurya; Ada
di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Ratnoccayaketu."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Dari
Cahaya Halus Yang Tidak Terukur; Ada di sana Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Mahodbalajnanasamudrakosa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Dengan Jelas Melihat
Sepuluh Penjuru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Sarvagunavimalabhavanadhvaja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Murni Yang
Menyenangkan, berbentuk seperti tangan Buddha, bertumpu diatas
lautan dari jaring cahaya permata, di selimuti oleh awan dari
semua hiasan dari tubuh Bodhisattva, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra,
yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama
Samantadharmadhatovaritaprabhasana."
Kemudian Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya :
"Di sebelah timur dari Lautan Air Wangi Gudang Sinar Yang Tanpa
Noda ini, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Tubuh Halus
Yang Muncul Secara Guhya. Di lautan ini, ada Lokadhatu yang
bertumpu padanya, bernama Penjuru Berbeda Yang Tersusun Dengan
Baik. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera
Mata Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Jembatan Yang
Menghiasi Alam Semesta. Disampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Susunan Hiasan Indah Dari Bunga Teratai Yang
Beranekaragam, dengan Lokadhatu yang bernama Terus-menerus
Menghasilkan Perwujudan Di Sepuluh Penjuru. Disampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Roda Vajra Yang Tanpa Celah,
dengan Lokadhatu yang bernama Awan Yang Tebal Dari Batang Bunga
Teratai Permata. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Api Dari Wewangian Yang Menakjubkan Yang Menghiasi Semua, dengan
Lokadhatu yang bernama Perbuatan Perubahan Wujud Dan Pancaran
Dari Vairocana. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Bendera Emas Dari Butiran Debu Permata, dengan Lokadhatu yang
bernama Alam Yang Dilindungi Buddha. Disampingnya, ada lautan
air wangi yang bernama Kilauan Cahaya Dengan Semua Warna, dengan
Lokadhatu yang bernama Cahaya Tertinggi Yang Menyinari Semua.
Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Alam Dari Semua
Perhiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Lampu Api Permata. Ada
banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak
terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan
Cakravada (gunung yang melingkari) bernama Permukaan Mani,
dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Selalu Bersinar,
tersusun dari suara dari kalpa yang murni dari lautan dunia.
Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bendera Dari
Cahaya Murni Yang Menyenangkan, dikelilingi oleh dunia yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang
semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Paramasamadhiviryaprajna."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, di ketinggian yang sama dengan dunia
Bendera Vajra, dunia yang berada di tingkat kesepuluh dari
Lokadhatu dari lautan air wangi di tengah pusat, adalah dunia
yang bernama Bendera Dari Susunan Wewangian, dikelilingi oleh
dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatovaritadipa."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah
dunia yang bernama Gudang Sinar Cahaya, Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhatuvyapinprajnavaritaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam tujuh Buddhaksetra, diatas puncak Lokadhatu ini, adalah
dunia yang bernama Tubuh Wewangian Tertinggi, dikelilingi oleh
dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam duapuluh
Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Bodhyangapuspa."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama dunia dari Cahaya Yang
Tidak Habis-habisnya, ada lautan air wangi lainnya yang bernama
Penuh Dengan Cahaya Yang Halus, dengan Lokadhatu yang bernama
Semuanya Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Kanopi Cahaya, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Yang Tanpa
Batas. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan
Dari Permata Yang Sangat Indah, dengan Lokadhatu yang bernama
Bentuk Parametrik Dari Permata Mani Yang Wangi. Lalu, ada lautan
air wangi yang bernama Menghasilkan Suara Ucapan Buddha, dengan
Lokadhatu yang bernama Susunan Hiasan Yang Bagus. Lalu, ada
lautan air wangi yang bernama Gudang Bendera Wewangian Gunung
Sumeru, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Mengisi Semua
Tempat. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Candana
Yang Halus, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Lingkaran
Bunga. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Kekuatan
Antariksa Yang Menopang, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera
Awan Api Yang Wangi. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama
Hiasan Dari Tubuh Devendra, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang
Mutiara. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Datar Dan
Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Butiran Debu
Vaidurya Yang Beranekaragam. Ada banyak lautan air wangi seperti
itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang
paling dekat dengan Cakravada bernama Bunga Pohon Yang Indah,
dengan Lokadhatu yang bernama Menghasilkan Ksetra Yang Luas,
tersusun dari Suara dari semua Buddha Yang Mengalahkan Mara.
Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bendera Obor Api.
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Lokagunasagara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Menghasilkan Permata. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Anuttarabalaratnamegha."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Bendera Kerajaan, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnasagararaja."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Cahaya
Kalung Permata Singa, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Kausalavikurvananirmanapadmaketu."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Cahaya Api Vajra, ada
lautan air wangi lainnya yang bernama Bendera Terang Yang
Terhiasi Dengan Semua Hiasan, dengan Lokadhatu yang bernama
Terhiasi Dengan Karma Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Lautan Sinar Bunga Dari Semua Permata, dengan
Lokadhatu yang bernama Terhiasi Dengan Ciri-Ciri Kebajikan. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Teratai
Mekar, dengan Lokadhatu yang bernama Mahkota Permata
Bodhisattva. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Kain Permata Yang Sangat Indah, dengan Lokadhatu yang bernama
Bola Mutiara Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi
yang bernama Bunga Indah Yang Menyinari Semua, dengan Lokadhatu
yang bernama Sinar Awan Dari Ratusan Cahaya. Di sampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Cahaya Besar Yang Meliputi Ruang
Angkasa, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Permata Yang
Menyinari Semua. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Bendera Yang Terhiasi Dengan Bunga Yang Indah, dengan
Lokadhatu yang bernama Kalung Mata Bulan Emas. Di sampingnya,
ada lautan air wangi yang bernama Gudang Lautan Mutiara Yang
Wangi, dengan Lokadhatu yang bernama Lingkaran Cahaya Buddha. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Roda
Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Dengan Mudah
Menampilkan Alam Buddhatva. Ada banyak lautan air wangi seperti
itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang
paling dekat dengan Cakravada bernama Roda Tanpa Batas Yang
Menghiasi Permukaan, dengan Lokadhatu yang bernama Wilayah Unik
Yang Tidak Terhitung Banyaknya, tersusun dari Suara dari bahasa
dari semua negara. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama
Kanopi Bunga Vajra. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Samantaksayalaksanaprabhasvara."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Bendera Yang Menghasilkan Kain
Permata. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Mahagunameghabala."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Susunan Yang Indah Dari Penerapan Permata Yang Sangat
Banyak, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramaprajnasagara."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Bendera
Kain Cahaya Matahari, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Jnanadityapadmamegha."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Susunan Hiasan Vaidurya,
ada lautan air wangi lainnya yang bernama Istana Asura, dengan
Lokadhatu yang bernama Ditopang Oleh Cahaya Yang Wangi. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Singa
Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Memperlihatkan Semua
Permata Di Semua Wilayah. Di sampingnya, ada lautan air wangi
yang bernama Awan Berwarna Yang Seperti Istana, dengan Lokadhatu
yang bernama Susunan Indah Dari Bola Dunia Permata. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Menghasilkan Bunga
Teratai Yang Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Perhiasan
Indah Yang Menerangi Alam Semesta. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Mata Lampu Api Yang Menakjubkan, dengan
Lokadhatu yang bernama Mengawasi Semua Perubahan Wujud Di
Sepuluh Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Bola Dunia Dari Hiasan Yang Tidak Terbayangkan, dengan
Lokadhatu yang bernama Kemasyhuran Semesta Dari Cahaya Sepuluh
Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan
Tumpukan Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Sinar Cahaya
Lampu. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya
Permata Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Angin Yang Tidak
Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Birai Yang Terhiasi Dengan Kain Permata, dengan Lokadhatu yang
bernama Cahaya Dari Tubuh Buddha. Ada banyak lautan air wangi
seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang
paling dekat dengan Cakravada bernama Bendera Yang Terhiasi
Dengan Pohon, dengan Lokadhatu yang bernama Tinggal Dengan Damai
Di Jaring Kerajaan, tersusun dari Suara dari tingkat pengetahuan
dari semua Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang
bernama Suvarna. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Paramagandhajvalatejas"
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Bunga Pohon Permata Mani. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Samantapratihatasamdarsana."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Hiasan Vaidurya Yang Indah, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmavisaradacalamati."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Susunan
Suara Murni Yang Agung, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Padmaprabharaja."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Dasar Yang Terhiasi
Dengan Bola Vajra, ada lautan air wangi lainnya yang bernama
Alam Yang Menghasilkan Bunga Teratai Secara Ajaib, dengan
Lokadhatu yang bernama Kesamaan Dan Keadilan Di Ksetra. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Permata
Mani, dengan Lokadhatu yang bernama Tiada Kebingungan Diseluruh
Alam Semesta. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Matahari Mani Dengan Banyak Wewangian Yang Menakjubkan, dengan
Lokadhatu yang bernama Muncul Di Semua Penjuru. Di sampingnya,
ada lautan air wangi yang bernama Selalu Memuat Sungai Permata,
dengan Lokadhatu yang bernama Suara Ucapan Buddha Yang Mencapai
Semua Tempat. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Suara Menakjubkan Yang Mendalam Dan Tanpa Batas, dengan
Lokadhatu yang bernama Tempat Yang Perbedaannya Tanpa Batas. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Yang
Padat, dengan Lokadhatu yang bernama Perbedaan Di dalam Lokasi
Yang Tidak Terhitung. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Suara Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Murni
Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Gudang Suara Dengan Birai Candana, dengan Lokadhatu yang bernama
Bendera Yang Mengerikan. Di sampingnya, ada lautan air wangi
yang bernama Hiasan Cahaya Vajra Dari Wewangian Yang
Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang bernama Kekuatan Cahaya Yang
Muncul Dimana-mana."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Jaring Indra Dari Bunga
Teratai, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Hiasan Indah
Dari Bunga Teratai Perak, dengan Lokadhatu yang bernama Karma
Semesta. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Awan
Dari Sinar Yang Kuat Dari Bambu Vaidurya, dengan Lokadhatu yang
bernama Dimana-mana Menghasilkan Suara Dari Semua Penjuru. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Cahaya
Api Dari Sepuluh Penjuru, dengan Lokadhatu yang bernama Selalu
Menghasilkan Tampilan Perubahan Wujud Yang Tersebar Diseluruh
Sepuluh Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Bendera Mani Penghasil Emas, dengan Lokadhatu yang
bernama Bendera Vajra. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Hiasan Yang Sama Dan Besar, dengan Lokadhatu yang
bernama Lingkaran Keberanian. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Cahaya Tanpa Batas Dari Hutan Bunga Permata,
dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Murni Yang Tanpa Batas. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Emas,
dengan Lokadhatu yang bernama Menjelaskan Rahasia. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Sinar Cahaya Yang
Menyinari Semua, dengan Lokadhatu yang bernama Seluruhnya
Terhiasi. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Suara
Yang Hening-Tenang, dengan Lokadhatu yang bernama Tampil
Menggantung. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang
jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang
tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan
Cakravada bernama Bendera Awan Api Yang Sangat Kuat, dengan
Lokadhatu-nya bernama Susunan Dari Semua Cahaya, tersusun dari
Suara dari para makhluk yang berkumpul di Bodhimanda dari semua
Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Hiasan
Mata Yang Murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha
yang bernama Dasadiksanurajavajracandra"
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Kualitas Bunga Teratai. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Mahaviryasubhajnanacitta."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Susunan Vajra Yang Padat, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Shalaketuraja."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, melampaui dunia-dunia yang
sebanyak butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, adalah dunia
yang bernama Hiasan Lautan Yang Murni, Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratimanagunaparajita."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Himpunan Dupa Permata,
ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya Dari Semua
Permata Yang Menyinari Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang
bernama Hiasan Dari Nama Baik Yang Murni. Di sampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Bunga Dari Banyak Permata
Bermekaran, dengan Lokadhatu yang bernama Bentuk Ruang Angkasa.
Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kemah
Kemenangan Yang Bersinar Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang
bernama Dimana-mana Terhiasi Dengan Cahaya Yang Tanpa Rintangan.
Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Pohon
Candana, dengan Lokadhatu yang bernama Pusaran Berputar Yang
Muncul Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Menghasilkan Permata Yang Berwarna Sangat Indah, dengan
Lokadhatu yang bernama Bendera Tertinggi Yang Menjelajah
Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Dimana-mana Menghasilkan Bunga Vajra, dengan Lokadhatu yang
bernama Menampilkan Hiasan Yang Tidak Terbayangkan. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Roda Mani
Cintaraja, dengan Lokadhatu yang bernama Mewujudakan Cahaya
Buddha Yang Tidak Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air wangi
yang bernama Kalung Permata Yang Sangat Banyak, dengan Lokadhatu
yang bernama Melenyapkan Keraguan. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Terhiasi Dengan Lingkaran Mutiara, dengan
Lokadhatu yang bernama Mengalir Dari Pranidhana Buddha. Ada
banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak
terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan
Cakravada bernama Lingkaran Tambang Permata, dengan Lokadhatu
yang bernama Bendera Suara Semesta, tersusun dari Suara yang
mengumumkan Jalan Masuk ke Sarvajnajnana. Dibawah Lokadhatu ini,
ada dunia yang bernama Api Putik Bunga. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Viryodarata."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Bendera Cahaya Bunga Teratai. Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Sarvagunaparamacintaraja."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah
dunia yang bernama Sepuluh Penjuru Yang Terhiasi, Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Aparimitagunakausaladarsana."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Bendera
Gunung Wewangian Mani, Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Samsayaksepamahopakarinetra."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Susunan Permata, ada
lautan air wangi lainnya yang bernama Gudang Cahaya Yang
Menopang Gunung Sumeru, dengan Lokadhatu yang bernama
Menghasilkan Awan Yang Sangat Besar. Di sampingnya, ada lautan
air wangi yang bernama Alam Yang Terhiasi Dengan Berbagai Cara
Dari Kekuatan Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Dari
Kemurnian Yang Tidak Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Menyebarkan Bunga Teratai Permata Dalam
Jumlah Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Lampu
Tertinggi. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Bertumpu Pada Hiasan Dari Semua Permata, dengan Lokadhatu yang
bernama Gudang Jaring Cahaya Matahari. Di sampingnya, ada lautan
air wangi yang bernama Bermacam Kebahagiaan, dengan Lokadhatu
yang bernama Tempat Istirahat Dari Bunga Permata. Di sampingnya,
ada lautan air wangi yang bernama Penggunaan Kecerdasan Yang
Sangat Cemerlang, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Dari
Bentuk Terunggul. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Puncak Gunung Yang Memiliki Batu Permata Yang Indah,
dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Ruang Angkasa Yang
Seluruhnya Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Cahaya Besar Yang Menyinari Dimana-mana, dengan
Lokadhatu yang bernama Cahaya Obor Nilamani. Di sampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Dipenuhi Dengan Permata Yang
Menyenangkan Dan Yang Bersinar Dimana-mana, dengan Lokadhatu
yang bernama Auman Kesemua Tempat. Ada banyak lautan air wangi
seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang
paling dekat dengan Cakravada bernama Menghasilkan Permata
Nilamani, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Tanpa
Perbedaan, tersusun dari Gemuruh Suara Dari Semua Bodhisattva.
Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Gudang Yang Sangat
Indah. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Paramagunacitta."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Penghiasan. Ada disana, Tathagata
Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahatikrantaprabha."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Terhiasi Dengan Bola Dunia Vaidurya, Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sumerudipa."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Lautan
Bendera Bunga, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang
bernama Anantavikriyotpadaprajnamegha."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Kumpulan Besar Vajra,
ada lautan air wangi lainnya yang bernama Dinding Permata Yang
Terhiasi Dengan Teliti, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera
Permata Yang Luar Biasa. Di sampingnya, ada lautan air wangi
yang bernama Susunan Bendera Permata, dengan Lokadhatu yang
bernama Mewujudkan Semua Cahaya. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Awan Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu
yang bernama Cahaya Yang Menyinari Semua. Di sampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Terhiasi Dengan Bunga Pohon
Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Terhiasi Dengan Bunga
Yang Indah. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Susunan Kain Permata Yang Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang
bernama Lautan Cahaya. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Puncak Pohon Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Awan
Api Permata. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Tampilan Cahaya, dengan Lokadhatu yang bernama Memasuki Vajra
Tanpa Rintangan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang
bernama Hiasan Bunga Teratai Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang
bernama Lautan Dalam Dengan Pantai Yang Tanpa Batas. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Permata
Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Yang
Menampilkan Semua Ksetra. Ada banyak lautan air wangi seperti
itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak
Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang
paling dekat dengan Cakravada bernama Lautan Yang Tidak Bisa
Dihancurkan, dengan Lokadhatu yang bernama Bunga Teratai Yang
Berhiaskan Roda Indah Yang Tersusun Dari Suara Yang Dihasilkan
Oleh Kekuatan Semua Buddha, tersusun dari Gemuruh Suara Dari
Semua Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama
Wewangian Yang Paling Agung. Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Aparimitarasmiprabhotpada."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Pintu Gerbang Dengan Hiasan Dari
Banyak Keistimewaan Yang Tidak Terbayangkan. Ada disana,
Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apramanajnana."
"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang
bernama Gudang Bunga Yang Indah Dengan Cahaya Sepuluh Penjuru,
Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Simhanetrajvalamegha."
"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Suara
Lautan, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Jaladivajvaladvara."
"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Dinding Permata Dari
Kota Surga, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya
Cemerlang Dari Roda Api, dengan Lokadhatu yang bernama Semua
Jenis Hiasan Yang Banyak Dan Tidak Terbayangkan. Di sampingnya,
ada lautan air wangi yang bernama Jalan Debu Permata, dengan
Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Memasuki Bentuk Spiral Yang
Tidak Terbatas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Mengandung Semua Perhiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya
Permata Yang Menyinari Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan
air wangi yang bernama Jaring Permata Yang Menjalar, dengan
Lokadhatu yang bernama Susunan Hiasan Yang Dalam Dan Tebal. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Hiasan
Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Suara Dari
Pemahaman Yang Jelas Tentang Lautan Dunia. Di sampingnya, ada
lautan air wangi yang bernama Pantulan Yang Murni Dari Istana
Matahari, dengan Lokadhatu yang bernama Masuk Kedalam Seluruh
Jaring Indra. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama
Suara Musik Dari Semua Genderang, dengan Lokadhatu yang bernama
Bulat Dan Penuh - Rata Dan Lurus. Di sampingnya, ada lautan air
wangi yang bernama Hiasan Indah Yang Beranekaragam, dengan
Lokadhatu yang bernama Awan Api Dari Cahaya Kuat Yang Murni. Di
sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Lampu Dengan Api
Permata Yang Meliputi Semua, dengan Lokadhatu yang bernama
Berbagai Bentuk Yang Sesuai Dengan Mula-Pranidhana Dari Semua
Buddha. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak
terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan
Cakravada bernama Kain Dari Kumpulan Perhiasan, dengan Lokadhatu
yang bernama Kain Indah Yang Dihasilkan Secara Ajaib, tersusun
dari Suara Ucapan Dari Semua Buddha Masa Lampau - Sekarang -
Masa Depan. Dibawah Lokadhatu ini, ada lautan air wangi yang
bernama Gudang Bunga Indra, dengan dunia yang bernama
Menghasilkan Kebahagiaan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama
murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Avikarabodhijnana.
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra,
adalah dunia yang bernama Terhiasi Dengan Jaring Permata,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Amitasukhaprabha."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah
dunia yang bernama Tahta Singa Bunga Teratai Permata,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam tiga belas Buddhaksetra. Ada disana, Tathagata Arhan
SamyaksamBuddha yang bernama Suvisuddhavyayazilavidya."
"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di
dalam tujuh Buddhaksetra, diatas puncak Lokadhatu ini, adalah
dunia yang bernama Cahaya Naga Bunga Teratai Permata,
dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada
disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama
Dharmadhatuvibhuvisvaprabha."
"Lautan air wangi ini yang banyaknya seperti butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra yang berjumlah besar dan tidak
terbayangkan, adalah yang sebanding dengan jumlah lokadhatu,
semuanya bertumpu pada bunga teratai yang terhiasi dengan
bendera vajra yang dalam bentuk dari semua Bodhisattva,
masing-masing dengan perbatasan yang tidak putus-putusnya dari
perhiasan, masing-masing memancarkan cahaya yang berwarna
permata, masing-masing diselimuti oleh awan cahaya,
masing-masing dengan hiasannya yang istimewa, perbedaan masa
waktunya yang istimewa, kemunculan Buddha-nya yang istimewa,
pemberitaan lautan Dharma-nya yang istimewa, para makhluk
tertentu yang memenuhi tempat masuknya yang istimewa di sepuluh
penjuru, dukungan kekuatan batin dari semua Buddha yang
istimewa. Semua dunia dari masing-masing lokadhatu ini dibangun
diatas hiasan yang beranekaragam, saling tersambung, membentuk
jaring dunia, susunan dengan perbedaan yang beranekaragam, di
seluruh lautan dunia dari susunan tumpukan bunga teratai."
Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, dalam rangka
menyimpulkannya, menerima kekuatan sang Buddha, mengucapkan
syair-gatha ini :
Lautan dunia dari susunan tumpukan bunga,
Adalah yang sama dengan alam semesta.
Hiasannya sangatlah murni,
Berdiam dengan tenang di ruang angkasa.
Di dalam lautan dunia ini,
Ada banyak lokadhatu yang tidak terbayangkan;
Masing-masing berdiri sendiri,
Itu tidak seluruhnya bercampur-aduk.
Di dalam Lautan dunia dari susunan tumpukan bunga,
Lokadhatu tersusun dengan baik,
Dengan bentuk dan hiasan yang berbeda-beda,
Tampilannya beranekaragam.
Suara dari pertunjukkan Buddha,
Adalah zat dari berbagai macam lokadhatu;
Terlihat sesuai dengan kekuatan karma,
Lokadhatu itu terhiasi dengan indah.
Jaring kota gunung Sumeru,
Berbentuk lingkaran pusaran air,
Bunga Teratai besar yang mekar,
Melingkarinya satu sama lain.
Bentuk istana dan bendera gunung,
Bentuk Vajra yang berputar:
Seperti inilah yang tidak terbayangkan,
Lokadhatu yang sangat luas.
Sinar mutiara dari lautan,
Jaring cahaya yang tidak terbayangkan:
Lokadhatu yang seperti ini,
Semuanya bertumpu pada bunga teratai.
Jaring cahaya dari setiap lokadhatu,
Tidak bisa sepenuhnya di jelaskan:
Di dalam cahaya itu muncul semua ksetra
Yang ada di seluruh lautan di sepuluh penjuru.
Kedalam hiasan yang memperindah
Semua lokadhatu
Memasuki semua ksetra,
Membuat semua terlihat dimana-mana.
Lokadhatu tidak terbayangkan,
Dunia tidak terbatas;
Hiasan indahnya yang beranekaragam,
Berasal dari kekuatan Maha Muni.
Di dalam setiap lokadhatu,
Ada dunia yang banyaknya tidak terbayangkan;
Ada yang sedang terbentuk, ada yang sedang rusak,
Ada yang telah hancur lebur.
Seperti daun di hutan,
Ada yang sedang tumbuh, ada yang jatuh,
Begitu juga di dalam lokadhatu ini
Dunia terbentuk dan meluruh.
Sama seperti di dalam hutan
Buah-buah yang beranekaragam berbeda,
Begitu juga di dalam lokadhatu ini
Para makhluk yang beranekaragam hidup.
Sama seperti jika benih berbeda
Begitu juga buah yang dihasilkannya,
Karena perbedaan dalam kekuatan karma
Ksetra para makhluk hidup tidaklah sama.
Sama seperti permata cintaraja
Muncul dalam warna yang berbeda pada pikiran yang berbeda,
Ketika pikiran para makhluk menjadi murni,
Mereka bisa melihat ksetra yang murni.
Seperti Maha Nagaraja,
Menciptakan awan yang memenuhi langit,
Begitu juga kekuatan Pranidhana Buddha
Menghasilkan ksetra yang beranekaragam.
Sama seperti perbuatan ahli magis
Bisa membuat berbagai macam benda muncul,
Disebabkan oleh kekuatan karma makhluk,
Jumlah alam adalah yang tidak terbayangkan.
Sama seperti lukisan
Yang digambar oleh pelukis,
Begitu juga semua dunia
Tercipta oleh pikiran penggambar.
Perbedaan tubuh para makhluk
Timbul dari pembedaan pemikiran;
Begitu juga ksetra berbeda
Semuanya tergantung pada karma.
Sama seperti sang Nayaka terlihat
Dalam beranekaragam bentuk yang berbeda,
Begitu juga para makhluk melihat ksetra
Sesuai dengan pola pikiran mereka.
Perbatasan dari semua dunia
Terhiasi dengan jaring bunga teratai;
Ciri-cirinya yang beranekaragam dan berbeda,
Hiasannya seluruhnya murni.
Di dalam jaring bunga teratai itu
Bertumpu jaring-jaring ksetra
Dengan hiasan yang beranekaragam,
Dihuni oleh berbagai macam makhluk.
Beberapa ksetra
Ada yang berbahaya dan tidak rata;
Disebabkan oleh 'kekotoran batin (kelsa)' para makhluk
Mereka melihatnya dalam cara ini.
Beranekaragam Dunia yang tidak terhitung,
Yang kotor dan juga yang murni,
Terjadi sesuai dengan pikiran para makhluk,
Dipertahankan oleh kekuatan para Bodhisattva.
Dalam beberapa ksetra
Ada yang murni dan juga kotor;
Ini timbul dari kekuatan karma
Di dalam pengaruh dari para Bodhisattva.
Beberapa ksetra terbuat dari permata yang murni
Yang memancarkan cahaya,
Dengan beranekaragam hiasan yang indah
Yang dimurnikan oleh para Buddha.
Di masing-masing lokadhatu,
Ada api kalpa yang tidak terbayangkan;
Walaupun itu muncul membawa bencana,
Tempat itu senantiasa aman.
Melalui kekuatan dari karma para makhluk
Ada banyak ksetra yang dihasilkan,
Yang didukung oleh angin antariksa,
Atau bertumpu diatas bola air.
Gejala kejadian dari dunia
Menjadi terlihat berbagai macam;
Namun itu tidak memiliki asal-mula
Dan juga tanpa peluruhan.
Dalam setiap saat dari pikiran
Kestra yang tidak terhitung dihasilkan;
Melalui kekuatan batin Buddha
Semuanya terlihat murni.
Beberapa ksetra terbuat dari tanah kotor
Zatnya sangat keras;
Gelap, tanpa cahaya yang bersinar,
Itu dihuni oleh para penjahat.
Beberapa ksetra terbuat dari vajra,
Kacau dan mengerikan,
Dengan banyak penderitaan dan sedikit kebahagiaan,
Kediaman ini untuk mereka yang sedikit kebajikan.
Beberapa terbuat dari besi,
Beberapa dari tembaga merah
Dengan pengunungan batu, curam dan menakutkan,
Dipenuhi oleh binatang.
Diantara ksetra ada neraka
Dimana para makhluk tidak bisa diselamatkan dari sakit:
Selalu di dalam kegelapan,
Dibakar oleh lautan api.
Beberapa lagi ada binatang
Dengan berbagai macam bentuk buruk;
Disebabkan oleh karma buruk mereka sendiri
Mereka selalu memikul penderitaan.
Beberapa melihat dunia yang rendah,
Tertekan oleh kelaparan dan kehausan;
Memanjat gunung api yang besar,
Mereka menderita kesakitan yang sangat.
Ada juga beberapa ksetra
Yang tersusun dari unsur permata,
Dengan berbagai macam gedung;
Itu di wujudkan melalui karma yang murni.
Anda harus mengamati dunia-dunia ini,
Para manusia dan dewa yang ada disana:
Terjadi melalui hasil dari karma yang murni,
Mereka merasakan kebahagiaan setiap waktu.
Di dalam setiap pori-pori
Ada banyak ksetra yang tidak terbayangkan,
Yang terhiasi dengan berbagai cara,
Dengan tanpa rintangan apapun.
Melalui karma dari setiap makhluk
Dunia-dunia ini jenisnya tidak terbatas:
Disana melahirkan kemelekatan
Serta penderitaan dan kebahagiaan yang berbeda-beda.
Beberapa ksetra terbuat dari permata
Selalu memancarkan cahaya yang tanpa batas;
Bunga-bunga Teratai Vajra
Menghiasinya, sepenuhnya murni.
Beberapa ksetra terbuat dari cahaya
Juga bertumpu di atas bola cahaya:
Berwarna emas, dengan wewangian candana,
Awan api yang menyinari semua.
Beberapa ksetra terbuat dari lingkaran bulan,
Dibungkus dengan jubah yang wangi,
Di dalam bunga teratai,
Dipenuhi para Bodhisattva.
Beberapa ksetra terbuat dari banyak permata,
Warnanya tanpa kotoran,
Seperti jaring kerajaan dari Indra,
Selalu memancarkan sinar.
Beberapa ksetra terbuat dari wewangian,
Beberapa dari bunga-bunga vajra;
Bentuknya yang dari cahaya permata mani
Adalah yang paling murni dilihat.
Ada juga banyak ksetra yang tidak terbayangkan
Terbuat dari rangkaian lingkaran bunga,
Dipenuhi dengan wujud para Buddha
Dan cahaya dari para Bodhisattva.
Ada beberapa ksetra yang murni
Semuanya dari pohon-pohon bunga,
Cabangnya yang indah menyebar di Caitya,
Dinaungi oleh awan-awan permata mani.
Beberapa ksetra terbuat dari
Bunga-bunga vajra dengan cahaya yang murni;
Beberapa adalah suara dari Buddhadharma,
Membentuk susunan jaring yang tanpa batas.
Beberapa ksetra sama seperti mahkota permata
Yang dari para Bodhisattva;
Beberapa berbentuk seperti takhta
Yang muncul dari cahaya ajaib.
Beberapa adalah bubuk candana
Beberapa seperti pancaran cahaya,
Beberapa suara dalam lingkaran cahaya Buddha
Terbentuk menjadi ksetra yang menakjubkan.
Beberapa melihat ksetra yang murni
Terhiasi dengan cahaya tunggal;
Beberapa melihat banyak perhiasan,
Semuanya Agung dengan berbagai jenis.
Beberapa memiliki hiasan
Benda-benda menakjubkan dari sepuluh penjuru;
Beberapa terhiasi dengan segala sesuatu
Di dalam ribuan ksetra.
Kadang-kadang satu ksetra dihiasi
Dengan benda-benda dari miliaran ksetra,
Ciri-cirinya yang beranekaragam tidak sama,
Semuanya muncul seperti gambar yang dipantulkan.
Benda-benda dari banyak ksetra yang tidak terbayangkan
Menghiasi satu ksetra,
Masing-masing memancarkan cahaya,
Yang dihasilkan oleh Pranidhana Buddha.
Ada beberapa ksetra
Dimurnikan oleh kekuatan pranidhana;
Dalam setiap hiasannya
Terlihat semua lautan dunia.
Ksetra murni yang dicapai oleh Mereka
Yang mempraktekkan Pranidhana dari Samantabhadra
Mewujudkan di dalam diri Mereka sendiri hiasan
Dari ksetra masa lampau, sekarang, dan masa depan.
Anda harus mengamati, Putra Buddha,
Kekuatan batin di dalam lokadhatu:
Dunia dari masa depan, semuanya
Itu akan tampak kepadamu, seperti dalam mimpi.
Dunia dari sepuluh penjuru,
Lautan ksetra dari masa lampau,
Semuanya di dalam satu ksetra
Memperlihatkan wujudnya seperti khayalan.
Semua Buddha dari masa lampau, sekarang, masa depan,
Dan juga ksetra Mereka,
Bisa semuanya diamati
Di dalam satu lokadhatu.
Kekuatan batin dari semua Buddha
Memperlihatkan banyak ksetra dalam satu butiran debu:
Yang berbagai jenis, semuanya terlihat jelas,
Seperti pantulan, itu tanpa kenyataan sejati.
Ada banyak ksetra
Yang bentuknya seperti lautan;
Dan ksetra yang seperti gunung Sumeru
Jumlahnya tidak terbayangkan.
Beberapa ksetra tersusun dengan baik,
Berbentuk seperti jaring Indra;
Beberapa berbentuk seperti hutan,
Dengan para Buddha memenuhinya.
Beberapa berbentuk seperti lingkaran permata,
Beberapa seperti bunga teratai,
Atau bersegi delapan, dengan semua hiasan;
Itu beranekaragam, dan semuanya murni.
Beberapa berbentuk seperti tempat duduk,
Beberapa lagi bersegi tiga;
Beberapa seperti permata yang murni,
Dinding istana, atau tubuh dewa.
Beberapa seperti jambul dewa,
Beberapa seperti bulan sabit;
Beberapa seperti gunung permata mani,
Beberapa seperti bola matahari.
Bentuk dari beberapa dunia
Seperti pusaran di lautan air wangi;
Beberapa bola dunia cahaya,
Yang dimurnikan oleh para Buddha di masa lampau.
Beberapa berbentuk seperti lingkaran roda,
Beberapa berbentuk mandala;
Beberapa seperti rambut melingkar sang Buddha,
Jambul-Nya, atau mata besar-Nya yang luas.
Beberapa seperti Buddhaksetra,
Beberapa seperti vajra,
Beberapa seperti gunung api;
Para Bodhisattva memenuhi itu semua.
Beberapa berbentuk seperti singa,
Beberapa seperti kerang laut;
Dengan warna dan bentuk yang tanpa batas,
Zatnya masing-masing berbeda.
Di dalam satu lokadhatu
Ada bentuk ksetra yang tanpa batas;
Semuanya bergantung pada kekuatan Pranidhana Buddha
Untuk perlindungan dan ketetapan.
Beberapa ksetra berakhir satu kalpa,
Beberapa ada selama sepuluh kalpa,
Atau selama kalpa yang lebih banyak dari butiran debu
Di dalam ratusan ribu ksetra.
Dalam satu kalpa
Ksetra terlihat hancur;
Tidak terukur, tidak terhitung,
Juga tidak terbayangkan banyaknya.
Beberapa ksetra memiliki Buddha,
Dan beberapa ksetra tidak ada;
Beberapa hanya ada satu Buddha,
Dan beberapa ada para Buddha yang tidak terhitung.
Jika ksetra tidak ada Buddha,
Maka Buddha dari dunia yang lain
Akan secara ajaib muncul disana
Untuk mewujudkan pekerjaan para Buddha.
Mangkat dan turun dari surga,
Tinggal di dalam rahim dan dilahirkan,
Mengalahkan Mara dan menjadi Buddha,
Memutar Anuttara-Dharma-Cakra.
Sesuai dengan kecenderungan pikiran mahluk
Sang Buddha mewujudkan beranekaragam bentuk,
Mengajarkan kepada mereka Saddharma
Sesuai dengan indera mereka masing-masing.
Di dalam setiap Buddhaksetra
Sang Buddha muncul di dunia,
Melewati miliaran kalpa
Menjelaskan Dharma yang tiada tanding.
Jika para makhluk bukan bejana Dharma,
Mereka tidak bisa melihat para Buddha;
Jika ada yang memiliki niat,
Mereka melihat Buddha dimana-mana.
Dalam setiap Buddhaksetra
Ada Buddha muncul di dunia;
Para Buddha di semua ksetra
Jumlah-Nya tidak terbayangkan.
Disini, masing-masing Buddha
Memperlihatkan perubahan wujud ajaib,
Meliputi seluruh alam semesta,
Menjinakkan lautan makhluk.
Beberapa ksetra tidak memiliki cahaya;
Gelap dan penuh ketakutan,
Dengan kesakitan dari pisau dan pedang:
Yang melihatnya menderita oleh mereka sendiri.
Beberapa memiliki cahaya surga;
Beberapa cahaya istana;
Beberapa punya cahaya matahari dan bulan:
Tidak terbayangkan jaring-jaring ksetra.
Beberapa ksetra bersinar sendiri,
Dalam beberapa, pohonnya memancarkan sinar murni;
Tidak pernah ada penderitaan disana,
Di sebabkan oleh kekuatan kebajikan para makhluk.
Beberapa memiliki cahaya gunung,
Beberapa memiliki cahaya permata mani,
Beberapa menyala dengan lampu:
Semuanya karena kekuatan karma para makhluk.
Beberapa memiliki lingkaran cahaya Buddha,
Dipenuhi dengan para Bodhisattva;
Beberapa dengan cahaya bunga teratai
Dengan warna menyala yang menakjubkan.
Beberapa ksetra menyala dengan cahaya bunga,
Beberapa dengan kilauan dari air wangi,
Atau dengan wewangian dan dupa yang dibakar;
Semuanya datang dari kekuatan Pranidhana yang murni.
Beberapa menyala dengan cahaya awan,
Beberapa dengan cahaya kerang permata;
Cahaya dari kekuatan guhya Buddha
Bisa melagukan suara yang menyenangkan.
Beberapa menyala dengan cahaya permata,
Beberapa dengan api vajra.
Suaranya yang murni bisa menggoncang alam-alam yang jauh;
Dimanapun itu mencapai, tidak ada kesakitan.
Beberapa memiliki cahaya permata Mani
Atau cahaya dari perhiasan
Atau dari Bodhimanda
Bersinar dalam keramaian.
Sang Buddha memancarkan cahaya besar
Dipenuhi dengan perwujudan para Buddha;
Cahaya itu menyentuh semua dengan sinarnya,
Meliputi seluruh dharmadhatu.
Beberapa ksetra mengerikan,
Dengan raungan rasa sakit yang besar,
Suara itu paling getir dan keras,
Menakuti semua yang mendengarnya.
Alam dari neraka dan binatang buas
Dan juga alam akhirat:
Ini tercemar, dunia penjahat,
Yang selalu mendatangkan tangis kesakitan dan kesedihan.
Ada beberapa ksetra
Yang selalu menghasilkan suara yang menyenangkan,
Yang menggembirakan, sesuai dengan Dharma;
Ini dicapai melalui karma yang murni.
Di dalam beberapa ksetra selalu terdengar
Suara surga dari berbagai macam dewa,
Suara yang murni dari alam angkasa,
Atau suara dari para pemimpin dunia.
Ada beberapa ksetra
Yang menghasilkan suara yang menakjubkan dari awan;
Itu dipenuhi dengan lautan permata,
Pohon permata mani, dan musik.
Di dalam lingkaran cahaya para Buddha
Ada suara ajaib yang tanpa akhir
Dan yang dari para Bodhisattva
Terdengar di semua ksetra.
Suara yang menjelaskan Dharma
Di dalam banyak ksetra yang tidak terbayangkan,
Suara yang dihasilkan dari lautan Pranidhana,
Cerita menakjubkan tentang tindakan yang berguna.
Para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Terlahir di dalam berbagai macam dunia,
Menunaikan semua julukan Mereka,
Suara Mereka tanpa akhir.
Di dalam beberapa ksetra terdengar
Suara dari kekuatan semua Buddha;
Bhumi, Paramita, dan sedemikian,
Dharma seluruhnya dijelaskan.
Kekuatan Pranidhana dari Samantabhadra
Melagukan perkataan menakjubkan di dalam miliaran dunia,
Suara itu seperti petir yang menggoncang,
Menetap selama kalpa yang tanpa akhir.
Para Buddha di dalam ksetra yang murni
Mewujudkan ucapan yang bebas
Terdengar oleh satu dan semua
Diseluruh dharmadhatu, dimana-mana.
#Post#: 333--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: June 2, 2018, 10:25 am
---------------------------------------------------------
[center]
https://2img.net/h/i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Sambhoga%20Buddh…
http://illiweb.com/fa/pbucket.gif
Vairocana Vajra Tathagata
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/B-pnh1Ba6sY" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
25 Kereta
https://i.imgur.com/DeXv6EU.jpg
Vajrapani Guhyakadipati
Bab 6
Vairocana parivartah[/center]
Kemudian Samantabhadra Bodhisattva lebih lanjut berkata kepada
Maha Samaya : "Putra Buddha, di masa lampau, melewati kalpa yang
banyaknya seperti butiran debu halus di dalam lokadhatu, dan
bahkan dua kali lipat dari jumlah itu, ada lautan lokadhatu yang
bernama Pintu Semesta Dari Cahaya Yang Murni. Di dalam lautan
lokadhatu itu, ada dunia yang bernama Suara Tertinggi, yang
ditopang oleh lautan jaring dari bunga permata mani, dan
memiliki dunia yang banyaknya seperti butiran debu halus di
gunung Sumeru sebagai pengiringnya. Bentuknya sepenuhnya bulat,
dan permukaannya dipenuhi dengan hiasan yang tidak terhitung
banyaknya. Itu memiliki disekelilingnya tiga ratus lingkaran
dari pegunungan yang melingkarinya dengan hutan pohon permata
yang sangat banyak. Itu diselimuti oleh awan dari semua jenis
permata. Itu disinari dengan cahaya terang yang murni. Kota dan
istananya seperti gunung Sumeru tingginya. Makanan dan pakaian
muncul kapanpun dipikirkan. Kalpa itu bernama Terhiasi Dengan
Berbagai Cara."
"Di dalam dunia Suara Tertinggi itu, Putra Buddha, ada lautan
air wangi yang bernama Cahaya Yang Murni. Dari tengah-tengah
lautan itu, berdiri Gunung Sumeru yang besar dari bunga teratai,
yang bernama Bendera Yang Seluruhnya Terhiasi Dengan Bunga Yang
Menyala. Itu dikelilingi oleh birai yang terbuat dari sepuluh
jenis permata. Diatas gunung itu ada hutan besar yang bernama
Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani. Ada tersusun di seluruh
sekelilingnya menara bunga dan teras permata. Dimana-mana secara
mewah terhiasi dengan jumlah yang tidak terhitung dari bendera
dengan wewangian yang sangat indah, bendera gunung permata, dan
bunga teratai permata. Jumlah yang tidak terhitung dari jaring
bunga teratai permata mani yang wangi menggantung di seluruh
sekeliling. Ada musik yang harmonis dan menyenangkan, juga awan
wangi yang berkilau terang. Semua ini adalah yang tidak
terhitung, tidak mungkin sepenuhnya di jelaskan."
"Ada jutaan koti nayuta kota di seluruh sekeliling hutan itu,
dengan berbagai macam makhluk yang hidup disana. Di sebelah
timur dari hutan ini, Putra Buddha, ada kota besar yang bernama
Cahaya Api, ibu kota dari raja manusia, dikelilingi oleh jutaan
koti nayuta kota, semuanya terbuat dari permata indah yang
murni, masing-masing tujuh ribu yojana tingginya dan tujuh ribu
yojana lebarnya, dengan dinding yang terbuat dari tujuh jenis
permata. Menara untuk mengusir penyerang semuanya tinggi dan
terhiasi secara indah, dengan parit yang terbuat dari permata
dan logam mulia terisi penuh dengan air wangi, dengan bunga
utpala (teratai biru), bunga padma (teratai merah jambu), bunga
kumuda (teratai merah), dan bunga pundarika (teratai putih),
semuanya terbuat dari permata, menyebar luas sebagai hiasan.
Tujuh lapis pohon tala permata juga mengelilingi kota. Istana
dan gedung semuanya terhiasi dengan permata, ditutupi dengan
berbagai macam jaring yang indah, dan dihiasi didalamnya dengan
wewangian dan taburan bunga-bunga. Ada jutaan koti nayuta pintu
gerbang, semuanya dihiasi dengan permata, dengan empat puluh
sembilan bendera permata di depan setiap pintu gerbang, tersusun
dalam barisan. Lagi, ada jutaan koti taman dan hutan yang
sepenuhnya melingkarinya, dengan berbagai macam campuran parfum
dan wewangian dari pohon permata mani yang menghembus
melewatinya dan mewangikan segala sesuatu. Jumlah besar burung
bernyanyi dalam harmoni, menyenangi para pendengar."
"Para penduduk dari kota besar ini telah semuanya menyempurnakan
landasan kekuatan magis (rddhipada) sebagai hasil dari karma
mereka. Mereka bisa bepergian melalui langit seperti para dewa.
Apapun yang mereka inginkan datang kepada mereka ketika
dipikirkan."
"Di sebelah selatan dari kota itu, ada kota Dewa yang bernama
Terhiasi Dengan Bunga-Bunga Pohon. Ke sebelah kanan dari kota
itu, ada kota Maha Naga yang bernama Tertinggi. Di sampingnya
ada kota Yaksha yang bernama Bendera Tertinggi Dari Vajra. Di
sampingnya ada kota Gandharva yang bernama Istana Yang Indah. Di
sampingnya ada kota Asura yang bernama Roda Permata. Di
sampingnya ada kota Garuda yang bernama Susunan Dari Permata
Yang Indah. Di sampingnya ada kota Kinnara yang bernama
Mengembara Dengan Permainan Yang Menyenangkan. Di sampingnya ada
kota Mahoraga yang bernama Tirai Vajra. Di sampingnya ada kota
Surga Raja Brahma yang bernama Anekaragam Hiasan Yang
Menakjubkan. Ada jutaan koti nayuta kota yang seperti itu, yang
masing-masing dikelilingi oleh jutaan koti nayuta istana,
masing-masing memiliki hiasan yang tidak terhitung banyaknya."
"Di dalam Hutan Besar Dari Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani,
Putra Buddha, ada Caitya yang bernama Bunga Permata Yang
Bersinar Dimana-mana, yang tersusun dengan banyak permata yang
sangat besar, dengan kalung bunga permata mani yang bermekaran
dimana-mana, menyala dengan lampu yang wangi, diselimuti dengan
awan api yang mengandung warna dari semua permata, dengan jaring
cahaya yang bersinar dimana-mana. Semua perhiasan itu
terus-menerus menghasilkan permata yang sangat indah, dan semua
jenis musik dimainkan dengan suara yang indah. Dari permata
maniraja memperlihatkan tubuh para Bodhisattva. Ada berbagai
macam bunga yang sangat indah tersebar di seluruh sepuluh
penjuru."
"Di depan Caitya itu, ada lautan yang bernama Vajra Permata Mani
Yang Wangi, yang menghasilkan Bunga Teratai yang sangat besar
yang bernama Lingkaran Api Dari Putik Bunga. Bunga yang besar
dan menakjubkan itu berukuran ratusan koti yojana. Batangnya,
daunnya, putiknya, dan kuncupnya semuanya dari permata yang
menakjubkan. Itu dikelilingi oleh sepuluh gugusan yang tidak
terbayangkan dari ratusan ribu koti nayuta bunga teratai, yang
terus-menerus memancarkan sinar dan suara yang indah yang
memenuhi sepuluh penjuru."
"Dalam kalpa pertama dari dunia yang bernama Suara Tertinggi
itu, Putra Buddha, ada banyak para Tathagata yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh gunung Sumeru muncul di
dunia. Buddha yang pertama bernama Sarvagunasumeruparamamegha.
Ketahuilah, Putra Buddha, seratus tahun sebelum sang Buddha itu
akan muncul di dunia, semua hiasan di dalam hutan besar
Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani seluruhnya menjadi murni.
Yaitu, itu menghasilkan yang tidak terbayangkan banyaknya dari
awan api permata yang memancarkan suara yang memuji kebajikan
para Buddha; Jaring sinar cahaya yang melantunkan suara dari
para Buddha yang tidak terhitung banyaknya meliputi sepuluh
penjuru; Istana dan gedung saling mencerminkan dalam kilauannya;
Cahaya yang terang dari bunga permata berkumpul menjadi awan dan
menghasilkan suara agung yang memberitakan akar kebajikan yang
luas yang dipraktekkan oleh semua makhluk hidup di masa lampau,
memberitakan nama-nama dari para Buddha dari masa lampau -
sekarang - masa depan, memberitakan jalan tertinggi dari ikrar
dan perbuatan yang dilaksanakan oleh semua Bodhisattva,
memberitakan pemutaran roda Saddharma dari para Tathagata. Dalam
cara ini, perwujudan dari tanda-tanda yang indah ini
mengungkapkan bahwa sang Buddha akan muncul di dunia."
"Karena para raja di dunia itu melihat pertanda ini, akar
kebajikan mereka menjadi matang dan mereka semua pergi ke Caitya
dengan keinginan untuk melihat sang Buddha. Kemudian sang Buddha
Sarvagunasumeruparamamegha tiba-tiba muncul diatas bunga teratai
permata yang besar di dalam Caitya itu. Tubuh-Nya ada
dimana-mana, sama dengan dharmadhatu, muncul dilahirkan di dalam
semua Buddhaksetra, pergi kesemua Bodhimanda. Bentuk-Nya yang
tanpa batas seluruhnya murni dan kecemerlangan-Nya tidak bisa
dilampaui oleh makhluk apapun di dunia, dipenuhi dengan semua
ciri-ciri mulia, yang setiapnya berbeda dan jelas. Wujud-Nya
muncul di dalam semua istana, dan semua makhluk hidup bisa
melihat-Nya dengan mata mereka sendiri. Perwujudan para Buddha
yang tanpa batas terpancar keluar dari tubuh-Nya, dengan cahaya
yang beranekaragam warna memenuhi alam semesta."
"Sama seperti diatas puncak bendera gunung sumeru yang terhiasi
dengan bunga yang menyala, di lautan air wangi Cahaya Yang
Murni, di tengah-tengah hutan besar Lingkaran Cabang Bunga
Permata Mani, sang Buddha itu mewujudkan tubuh-Nya dan duduk
disana, begitu juga Dia mewujudkan tubuh-Nya dan duduk diatas
masing-masing dari enam puluh delapan ribu koti puncak gunung
sumeru dari dunia Suara Tertinggi."
"Kemudian pada saat itu, sang Buddha itu memancarkan sinar
cahaya besar dari antara alis mata-Nya. Sinar cahaya itu bernama
Menghasilkan Suara Dari Semua Akar Kebajikan, dan diiringi
dengan sinar cahaya yang banyaknya seperti butiran debu di dalam
sepuluh Buddhaksetra. Cahaya itu memenuhi semua ksetra di
sepuluh penjuru, dan jika ada makhluk hidup yang siap untuk
diselaraskan, cahaya itu menyentuh mereka dengan sinarnya dan
mereka segera terbangkitkan sendiri, mengakhiri semua
ketidaktahuan yang membakar, membelah jaring penghalang,
menghancurkan gunung rintangan, membersihkan semua
ketidakmurnian yang keruh, mengembangkan keyakinan besar dan
keteguhan hati, menghasilkan akar kebajikan yang unggul,
selamanya terpisah dari ketakutan pada berbagai kesulitan,
melenyapkan semua penderitaan dari pikiran dan tubuh, memikirkan
ingin melihat sang Buddha dan menuju ke 'Sarvajnajnana
(Pengetahuan Yang Mengetahui Semua)'. Pada waktu itu, semua
pemimpin dunia dan rombongan pengiring mereka, sebanyak ratusan
ribu yang tidak terhitung, terbangkitkan oleh cahaya sang
Buddha, semuanya pergi kepada sang Buddha dan bersujud di
kaki-Nya."
"Di dalam kota besar Cahaya Api itu, Putra Buddha, ada seorang
raja yang bernama Sukhadarsaparahitabuddhi, yang memerintah
jutaan koti nayuta kota, yang memiliki tiga puluh tujuh ribu
istri dan selir dengan pemimpinnya bernama Punyasubhalaksana,
yang memiliki lima ratus putera dengan yang tertua bernama
Mahabalaprabha yang dirinya memiliki sepuluh ribu istri dengan
pemimpinnya bernama Atiramadarsa. Pada saat itu, sang pangeran
Mahabalaprabha, setelah melihat cahaya sang Buddha, disebabkan
oleh kekuatan akar kebajikan yang telah diolahnya, seketika itu
juga mencapai sepuluh jenis pintu Dharma, yaitu : Dia mencapai
samadhi dari roda kebajikan dari semua Buddha, mencapai pintu
dharani semesta dari semua Buddhadharma (pintu mengingat ajaran
Buddha), mencapai prajna-paramita yang mengandung gudang
upaya-kausalya yang besar, mencapai penghiasan yang besar dari
menggunakan kebaikan untuk menenangkan semua makhluk hidup,
mencapai kasih sayang besar yang gema suaranya seperti awan
membentang dimana-mana, mencapai kegembiraan besar dari pikiran
tertinggi yang melahirkan kebajikan yang tanpa batas, mencapai
kesabaran besar yang menyadari semua gejala kejadian sebagaimana
apa adanya, mencapai kekuatan batin besar dari gudang yang sama
dari maha-upaya-kausalya dari pembebasan, mencapai
maha-pranidhana yang meningkatkan kekuatan keyakinan, mencapai
pintu pratibhana (kefasihan) untuk masuk kedalam Sarvajnajnana
(pengetahuan yang mengetahui semua)."
Kemudian pangeran Mahabalaprabha, setelah mencapai cahaya Dharma
ini, dengan menerima kekuatan sang Buddha, mengamati Maha
Samaya, dan mengucapkan syair-gatha ini, berkata :
Sang Bhagavan duduk di Bodhimanda;
Murni dan terang Maha-Rasmi-Prabha-Nya,
Seperti seribu matahari muncul,
Menyinari seluruh ruang angkasa.
Setelah koti kalpa yang tidak terbatas
Sang Nayaka muncul;
Sekarang sang Buddha datang ke dunia,
Di tatap dan diikuti semua.
Amatilah cahaya sang Buddha,
Perwujudan para Buddha yang tidak terbayangkan,
Di dalam setiap istana
Diam di dalam samadhi yang sejati.
Lihatlah kekuatan guhya sang Buddha,
Menghasilkan awan api dari pori-pori-Nya,
Yang menyinari dunia,
Dengan cahaya yang tanpa akhir.
Lihatlah tubuh sang Buddha,
Dengan jaring cahaya-Nya yang paling murni,
Mewujudkan bentuk yang sebanding dengan jumlah semua makhluk,
Memenuhi sepuluh penjuru.
Suara-Nya yang menakjubkan meliputi dunia,
Dan semua yang mendengarnya menjadi gembira;
Dalam bahasa dari semua makhluk hidup,
Itu memuji kebajikan sang Buddha.
Disinari dengan cahaya sang Bhagavan,
Semua makhluk penuh damai dan bahagia;
Semua penderitaan dari keberadaan menjadi lenyap,
Pikiran mereka dipenuhi dengan kegembiraan.
Lihatlah rombongan para Bodhisattva
Berkumpul dari sepuluh pejuru,
Semuanya memancarkan awan permata mani,
Melantunkan pujian kepada sang Buddha.
Bodhimanda menghasilkan suara yang menakjubkan,
Yang paling mendalam dan menjangkau jauh,
Mampu melenyapkan penderitaan para makhluk hidup;
Inilah kekuatan batin sang Buddha.
Setiap orang memuja-Nya dengan penuh hormat,
Semuanya memiliki kegembiraan besar di dalam hati,
Bersama-sama dihadapan sang Bhagavan,
Menatap sang Dharma-raja.
"Pada saat itu, Putra Buddha, ketika pangeran Mahabalaprabha
mengucapkan syair-gatha ini, suara-nya meliputi dunia Suara
Tertinggi melalui kekuatan batin sang Buddha. Sang Raja
Sukhadarsaparahitabuddhi setelah mendengar syair-gatha ini,
dipenuhi dengan kegembiraan besar; Dia menatap seluruh rombongan
pengiringnya dan mengucapkan syair-gatha ini, berkata :
Cepatlah anda kumpulkan,
Semua para raja,
Pangerannya dan menteri besarnya,
Para pejabatnya dan sisanya.
Umumkanlah disemua kota,
Mereka harus memukul genderang besar,
Mengumpulkan semua orang,
Untuk menemui dan melihat sang Buddha.
Di setiap persimpangan jalan
Lonceng permata harus dibunyikan:
Biarkan istri, anak, perumah-tangga,
Bersama-sama pergi melihat sang Tathagata.
Semua istana kota,
Harus dibuat bersih:
Berdirikan bendera yang indah dimana-mana
Hiasi dengan permata mani.
Banyak jaring tirai permata,
Alat musik melayang seperti awan,
Dengan indah tersusun di langit:
Biarkan dimana-mana dipenuhi dengan itu.
Berihkan setiap jalan,
Hujani dengan kain yang indah;
Hiasi kereta permata anda
Dan lihatlah sang Buddha dengan saya.
Masing-masing sesuai dengan kekuasaannya
Hujani dengan perhiasan dimana-mana,
Semuanya sama seperti awan yang menyebar,
Memenuhi seluruh langit.
Kanopi Teratai dengan api wangi,
Kalung permata bulan sabit,
Dan banyak kain indah yang tidak terhitung:
Semuanya itu anda harus bagikan.
Lautan wewangian terbesar,
Roda permata mani terbaik,
Dan juga candana yang paling murni:
Semuanya harus memenuhi langit.
Karangan bunga dari banyak permata,
Hiasan yang murni dan tanpa cacat,
Dan juga lampu permata mani:
Aturlah semua itu berada di langit.
Bawalah itu semua kepada sang Buddha
Dengan hati yang dipenuhi kegembiraan;
Istri, anak, pengiring, semuanya,
Pergilah melihat sang Bhagavan.
"Kemudian pada saat itu, sang Raja bersama dengan tiga puluh
tujuh ribu istri dan selir dengan Punyasubhalaksana pemimpinnya,
lima ratus putra dengan Mahabalaprabha pemimpinnya, enam puluh
ribu menteri besar dengan Prajnabala pemimpinnya, dan juga yang
lainnya, rombongan yang berjumlah tujuh puluh tujuh ratus ribu
koti nayuta keluar dari 'kota besar Cahaya Api
(Jvalaprabamahanagara)', mereka semua melintas di langit melalui
kekuatan sang Raja, semua persembahan mereka yang beranekaragam
memenuhi langit. Pergi ke tempat dimana sang Buddha berada,
mereka bersujud di kaki-Nya, lalu duduk di satu sisi."
"Lagi, ada Raja Dewa yang bernama Hitavikaradhvaja datang dari
kota yang bernama Bunga Yang Indah, bersama dengan rombongan
yang berjumlah sepuluh koti nayuta."
"Lagi, ada Raja Naga yang bernama Vimalaprabha datang dari kota
yang bernama Tertinggi, bersama dengan rombongan yang berjumlah
dua puluh lima koti."
"Lagi, ada Raja Yaksha yang bernama Ugrabala datang dari kota
yang bernama Bendera Vajra Tertinggi, bersama dengan rombongan
yang berjumlah tujuh puluh tujuh koti."
"Lagi, ada Raja Gandharva yang bernama Anandadarsin datang dari
kota yang bernama Tanpa Noda, bersama dengan rombongan yang
berjumlah sembilan puluh tujuh koti."
"Lagi, ada Raja Asura yang bernama Vimalarupabhavana datang dari
kota yang bernama Roda Yang Indah, bersama dengan rombongan yang
berjumlah Lima puluh delapan koti."
"Lagi, ada Raja Garuda yang bernama Dasabalacara datang dari
kota yang bernama Susunan Hiasan Yang Menakjubkan, bersama
dengan rombongan yang berjumlah sembilan puluh sembilan koti."
"Lagi, ada Raja Kinnara yang bernama Vajraguna datang dari kota
yang bernama Kenikmatan Yang Menyenangkan, bersama dengan
rombongan yang berjumlah delapan belas koti."
"Lagi, ada Raja Mahoraga yang bernama Ratnakirtidhvaja datang
dari kota yang bernama Bendera Vajra, bersama dengan rombongan
yang berjumlah tiga koti ratus ribu nayuta."
"Lagi, ada Raja Brahma yang bernama Paramavijaya datang dari
kota yang bernama Hiasan Yang Murni, bersama dengan rombongan
yang berjumlah delapan belas koti. Para Raja dari ratusan yang
tidak terhitung dari koti nayuta kota, bersama dengan rombongan
pengiring mereka, semuanya datang bersama-sama menemui sang
Sarvagunasumeruparamamegha Tathagata, bersujud di kaki-Nya, lalu
duduk di satu sisi."
"Kemudian sang Tathagata itu, ingin menenangkan jumlah besar
makhluk hidup di dalam lautan perkumpulan majelis di
Bodhimanda-Nya, mengucapkan Sutra yang bernama Semua Kumpulan
Dari Cara Pembebasan Dari Semua Buddha Dari Masa
Lampau-Sekarang-Masa Depan, bersama dengan Sutra tambahan yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam lokadhatu, menyebabkan
semua makhluk menerima manfaat sesuai dengan kecenderungan
pikiran mereka."
"Pada saat itu, sang Mahabalaprabha Bodhisattva, setelah
mendengar Dharma ini, mencapai Cahaya Dari lautan Dharma Yang
Dikumpulkan Di Masa Lampau Oleh Sarvagunasumeruparamamegha
Buddha. Yaitu : Dia mencapai Cahaya Pengetahuan Samadhi Pada
Kesamaan Dari Semua Gejala Kejadian; Cahaya Pengetahuan Semua
Dharma Yang Memasuki Dan Tinggal Berdiam Di dalam Pikiran Dari
Tekad Awal Untuk Bodhi; Cahaya Pengetahuan Mata Murni Dari
Gudang Cahaya Yang Ada Dimana-mana Yang Meliputi Seluruh
Dharmadhatu Di Sepuluh Penjuru; Cahaya Pengetahuan Yang
Merenungkan Lautan Dari Maha Pranidhana Dari Semua Buddha;
Cahaya Pengetahuan Karma Yang Murni Dari Memasuki Lautan
Kebajikan Yang Tanpa Batas; Cahaya Pengetahuan Gudang Kekuatan
Besar Dan Kecepatan Menuju Ke Avaivartika-bhumi; Cahaya
Pengetahuan Roda Pembebasan Dengan Kekuatan Untuk Muncul Dalam
Semua Bentuk-rupa Dimana-mana Dalam Dharmadhatu; Cahaya
Pengetahuan Yang Pasti Masuk Kedalam Lautan Dari Pemenuhan Semua
Kualitas Kebajikan; Cahaya Pengetahuan Lautan Penyempurnaan Dari
Hiasan Pemahaman Yang Pasti Dari Semua Buddha; Cahaya
Pengetahuan Lautan Kekuatan Batin Dimana Para Buddha Yang
Banyak-Nya Tidak Terbatas Dari Dharmadhatu Muncul Dihapadan
Semua Makhluk Hidup; Cahaya Pengetahuan Keadaan Dari Kekuatan
Dan Keberanian Dari Semua Buddha."
Kemudian Mahabalaprabha Bodhisattva, setelah mencapai Cahaya
Pengetahuan Yang Tidak Terbatas seperti itu, melalui kekuatan
sang Buddha, mengucapkan syair-gatha ini :
Setelah mendengar Saddharma sang Buddha,
Dan mencapai Cahaya Pengetahuan;
Oleh karena itu Saya melihat sang Bhagavan,
Perbuatan-Nya di masa lampau.
Semua tempat kelahiran-Nya,
Nama-Nya yang berbeda dan bentuk-rupa-Nya,
Dan persembahan-Nya kepada semua Buddha:
Semua ini Saya lihat.
Di masa lampau Dia melayani,
Semua Bhagavan Buddha,
Mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Memurnikan lautan dunia.
Menyerahkan tubuh-Nya
Tanpa batas dan tidak habis-habisnya,
Mengolah perbuatan tertinggi,
Dia memurnikan lautan ksetra.
Telinga, hidung, kepala, dan badan,
Dan juga tempat tinggal-Nya:
Semuanya Dia serahkan tidak terhitung jumlahnya,
Demi memurnikan semua dunia.
Mampu di semua ksetra
Melalui kalpa yang tidak terbayangkan
Untuk mempraktekkan perbuatan Bodhi,
Dia memurnikan lautan ksetra.
Melalui kekuatan pranidhana dari Samantabhadra
Di dalam semua lautan para Buddha,
Dia mengolah praktek yang tanpa batas
Memurnikan lautan dunia.
Sama seperti melalui cahaya matahari
Orang bisa melihat lingkaran surya,
Melalui Cahaya Pengetahuan Buddha Saya melihat
Jalan yang di tempuh oleh sang Buddha.
Saya melihat Cahaya Murni Besar
Dari lautan Buddhaksetra
Dengan tenang menyadari Bodhi
Meliputi seluruh Dharmadhatu.
Saya akan seperti sang Bhagavan,
Memurnikan lautan ksetra,
Dan melalui kekuatan batin sang Buddha
Mempraktekkan perbuatan Bodhi.
"Pada waktu itu Kulaputra, karena Mahabalaprabha Bodhisattva
telah melihat Sarvagunasumeruparamamegha Buddha, telah
melayani-Nya dan memberikan persembahan kepada-Nya, maka
mencapai pencerahan disana, dan, demi kepentingan semua makhluk
hidup, memperlihatkan lautan praktek dari sang Tathagata di masa
lampau, memperlihatkan upaya-kausalya yang Dia lakukan di masa
lampau saat sebagai Bodhisattva, memperlihatkan lautan kebajikan
dari semua Buddha, memperlihatkan kekuatan pembebasan dari
mencapai Buddhatva di semua Bodhimanda, memperlihatkan
pengetahuan murni yang memasuki semua gejala kejadian,
memperlihatkan pengetahuan yang tidak membeda-bedakan dari
kekuatan dan keberanian dari para Buddha, memperlihatkan
perwujudan yang ada dimana-mana dari sang Tathagata,
memperlihatkan perubahan wujud ajaib yang tidak terbayangkan
dari sang Buddha, memperlihatkan hiasan dari Buddhaksetra yang
tidak terhitung banyaknya, memperlihatkan semua praktek
pranidhana dari Samantabhadra Bodhisattva, menyebabkan para
makhluk hidup yang banyaknya seperti butiran debu di gunung
sumeru membangkitkan Bodhicitta, menyebabkan para makhluk hidup
yang banyaknya seperti butiran debu di Buddhaksetra
menyempurnakan ksetra yang murni dari para Tathagata."
"Kemudian Sarvagunasumeruparamamegha Buddha mengucapkan
syair-gatha ini kepada Mahabalaprabha Bodhisattva :
Sangat unggul, Mahabalaprabha!
Tambang kebajikan, Maha Terkenal!
Demi menolong semua makhluk
Anda berangkat ke jalan Bodhi.
Anda telah mencapai cahaya pengetahuan
Memenuhi dharmadhatu;
Kebajikan dan kebijaksanaan Anda besar,
Anda akan mencapai lautan pengetahuan yang dalam.
Mengolah praktek di satu ksetra
Selama kalpa yang banyaknya seperti butiran debu:
Karena Anda telah melihat Saya begitu,
Jadi Anda akan mencapai pengetahuan seperti itu.
Bukan mereka yang dengan tindakan dasar,
Yang bisa mengetahui Upaya-kausalya ini:
Hanya melalui usaha yang tekun
Orang bisa memurnikan lautan ksetra.
Di dalam setiap butiran debu,
Mengolah selama kalpa yang tidak terhitung,
Hanya Orang seperti ini yang mampu
Menghiasi Buddhaksetra.
Menghabiskan kalpa dalam roda perpindahan
Demi kepentingan semua makhluk
Tanpa pikiran lelah,
Maka Orang akan menjadi Pembimbing dunia.
Memberikan persembahan kepada semua Buddha
Hingga batas dari waktu,
Tidak pernah lelah oleh itu,
Orang akan mencapai Jalan Tertinggi.
Semua Buddha dari tiga masa waktu
Akan bersama mengabulkan harapan Anda;
Diri Anda akan menghadiri
Perkumpulan dari semua Buddha.
Yang tanpa batas adalah pranidhana
Dari semua Tathagata;
Mereka yang memiliki pengetahuan besar
Mampu mengetahui maknanya.
Anda, Mahabalaprabha telah memberikan persembahan kepada Saya
Oleh karena itu, mencapai kekuatan besar,
Menyebabkan para makhluk yang sebanyak butiran debu
Menjadi matang dan mengarah ke Bodhi.
Para Bodhisattva Mahasattva
Yang mengolah praktek Samantabhadra
Menghiasi lautan Buddhaksetra
Di seluruh dharmadhatu.
"Di dalam kalpa hiasan yang besar, Kulaputra, ada banyak kalpa
kecil yang jumlahnya seperti butiran debu di sungai gangga;
rentang usia manusianya selama dua kalpa kecil. Kulaputra,
Sarvagunasumeruparamamegha Buddha hidup selama lima puluh koti
tahun; Setelah Parinirvana-Nya, ada muncul di dunia Buddha
lainnya, yang bernama Suprajnanetravyuharaja, yang juga mencapai
Samyaksambodhi di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga
Permata Mani."
"Pada saat itu, sang kumara Mahabalaprabha melihat sang
Tathagata itu mencapai Anuttara Samyaksambodhi Abhisambuddha dan
mewujudkan kekuatan kesadaran batin, oleh karena itu, mencapai
Dhyana dari mengingat Buddha (Buddhanusmrti) yang bernama Pintu
Gerbang Dari Lautan Harta Yang Tanpa Batas, mencapai Samadhi
dari Dharani yang bernama Kedalaman Kebenaran Dari Kekuatan
Pengetahuan Yang Besar, mencapai Cinta Kasih Besar (Maha Maitri)
yang bernama Dengan Kebijaksanaan Menenangkan Dan Membebaskan
Semua Makhluk Hidup, mencapai Belas Kasihan Yang Besar (Maha
Karuna) yang bernama Awan Yang Menyelimuti Semua Alam, mencapai
Kegembiraan Yang Besar (Maha Sukha) yang bernama Gudang Kekuatan
Dari Lautan Kebajikan Semua Buddha, mencapai Keseimbangan Yang
Besar (Maha Samata) yang bernama Kesamaan Dan Kemurnian Seperti
Angkasa Dari Intisari Yang Sesungguhnya Dari Segala Sesuatu,
mencapai Kebijaksanaan Yang Melampaui (Prajna-paramita) yang
bernama Tubuh Yang Murni Dari Dharmadhatu Yang Sifat Alaminya
Terbebas Dari Kotoran, mencapai Kekuatan Pengetahuan Langsung
(Abhijna) yang bernama Cahaya Tidak Terhalang Yang Muncul
Dimana-mana, mencapai Kefasihan (Pratibhana) yang bernama
Memasuki Kedalaman Yang Murni, dan mencapai Cahaya Pengetahuan
(Jnanaprabha) yang bernama Gudang Yang Murni Dari Semua
Buddhadharma. Dia memahami ribuan Pintu Gerbang Dharma yang
seperti ini.
Kemudian sang kumara Mahabalaprabha, melalui kekuatan sang
Buddha, demi keuntungan rombongannya mengucapkan syair-gatha ini
:
Bahkan dalam banyak koti kalpa yang tidak terbayangkan
Seorang Buddha Pembimbing Dunia sulit ditemukan;
Para makhluk hidup di ksetra ini sangat beruntung
Karena sekarang mereka melihat Buddha yang kedua.
Tubuh sang Buddha memancarkan cahaya yang besar
Dengan bentuk rupa yang tanpa batas dan sepenuhnya murni,
Memenuhi semua ksetra sama seperti awan,
Dimana-mana memuji kebajikan Buddha.
Semua yang disinari oleh cahaya itu bergembira,
Para makhluk yang menderita semuanya terbebaskan,
Semua dibuat memberi hormat dan menjadi baik hati:
Inilah pekerjaan dari kekuatan sang Buddha.
Menghasilkan awan perubahan wujud yang tidak terbayangkan,
Memancarkan jaring cahaya yang berwarna tanpa batas
Memenuhi semua ksetra di sepuluh penjuru:
Inilah perwujudan dari kekuatan batin sang Buddha.
Dari setiap pori-pori-Nya memancarkan awan cahaya
Memenuhi seluruh ruang angkasa, memancarkan suara yang besar :
Semua tempat gelap diterangi,
Menyebabkan penderitaan di neraka menjadi lenyap.
Suara Buddha yang menakjubkan meliputi dimana-mana,
Sepenuhnya menghasilkan semua suara bahasa,
Sesuai dengan kekuatan kebajikan para makhluk:
Inilah pekerjaan dari kekuatan ajaib sang Guru.
Tidak terukur, tanpa batas lautan dari perkumpulan majelis:
Sang Buddha muncul diantara mereka semua,
Menjelaskan Dharma yang tidak habis-habisnya kepada mereka
semua,
Dengan sesuai menenangkan semua makhluk hidup.
Kekuatan ajaib sang Buddha tanpa akhir,
Muncul di dalam setiap ksetra;
Inilah pengetahuan Tathagata yang tidak terhalang,
Dia mencapai Samyaksambodhi untuk menguntungkan semua makhluk.
Kalian semua harus bergembira;
Menari, bersukaria, dan memberi hormat.
Saya akan pergi bersama kalian ke sana:
Jika orang melihat sang Buddha, semua penderitaan akan berhenti.
Bangkitkan pikiran mencari 'Penerangan (Bodhi)',
Berbaikhatilah mempedulikan semua makhluk hidup,
Dengan tinggal berdiam di Maha Pranidhana dari Samantabhadra,
Anda akan mencapai pembebasan seperti sang Dharmaraja.
"Kulaputra, ketika sang kumara Mahabalaprabha mengucapkan
syair-gatha ini, melalui kekuatan sang Buddha, suaranya tidak
terhalang dan bisa terdengar di semua dunia; Para makhluk hidup
yang tidak terhitung banyaknya membangkitkan tekad untuk Bodhi.
Kemudian sang kumara Mahabalaprabha bersama dengan orang tuanya
dan rombongannya, dikelilingi oleh yang tidak terhitung ratusan
ribu koti nayuta makhluk hidup, dengan kanopi permata yang
seperti awan memenuhi langit, berangkat bersama-sama menuju ke
tempat Suprajnanetravyuharaja Buddha berada. Kemudian, sang
Buddha itu membabarkan kepada mereka Sutra Hiasan Yang Murni
Dari Sifat Alami Zat Dari Dharmadhatu, bersama dengan Sutra
tambahan yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan
dunia."
"Setelah mendengar Sutra ini, perkumpulan majelis yang besar itu
mencapai pengetahuan yang murni yang bernama Jalan Masuk Kedalam
Semua Teknik Dari Bodhi, mencapai bhumi yang bernama Cahaya Yang
Tanpa Noda, mencapai roda dari paramita yang bernama
Memperlihatkan Hiasan Yang Menyenangkan Dalam Semua Dunia,
mencapai roda dari perbuatan yang meluas yang bernama
Penglihatan Murni Dengan Cahaya Tanpa Batas Yang Memasuki Semua
Buddhaksetra, mencapai roda dari kegiatan yang bertujuan yang
bernama Bendera Cahaya Dari Awan Kebajikan Yang Murni, mencapai
roda dari pencapaian tetap yang bernama Cahaya Luas Dari Lautan
Dari Semua Kebenaran, mencapai praktek kemajuan yang sungguh
mendalam yang bernama Hiasan Dari Pengetahuan Yang Besar,
mencapai Lautan Pengetahuan Dari Pentahbisan Yang Tinggi yang
bernama Penglihatan Tanpa Usaha Yang Sangat Murni, mencapai
Cahaya Besar Yang Jelas yang bernama Cahaya Yang Bersinar
Dimana-mana Yang Dicirikan Oleh Lautan Kebajikan Buddha, dan
mencapai pengetahuan murni yang menghasilkan kekuatan pranidhana
yang bernama Gudang Keyakinan Dan Tekad dari kekuatan pranidhana
yang tidak terukur."
Kemudian sang Buddha itu, demi kepentingan Mahabalaprabha
Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :
Sangat unggul, lautan kebajikan dan kebijaksanaan,
Tekad Anda untuk Maha Bodhi;
Anda akan mencapai Buddhatva yang tidak terbayangkan
Dan menjadi kepercayaan dari semua makhluk hidup.
Anda telah menghasilkan lautan pengetahuan yang luas
Mampu sepenuhnya memahami segala sesuatu;
Dengan Upaya-kausalya yang tidak terbayangkan
Memasuki alam Buddhatva yang tanpa batas.
Setelah melihat awan kebajikan para Buddha
Dan memasuki bhumi dari kebijaksanaan yang tanpa batas,
Lautan dari semua Upaya Paramita
Anda yang Maha Terkenal, akan menyempurnakannya.
Setelah mencapai pintu gerbang Dharani
Dan pintu gerbang Pratibhana yang tidak habis-habisnya,
Mengolah berbagai macam praktek Pranidhana
Anda akan menyadari pengetahuan yang tiada tanding.
Setelah menghasilkan lautan Pranidhana
Dan memasuki lautan Samadhi,
Anda akan menyempurnakan kekuatan batin yang besar
Dan semua kualitas Buddha yang tidak terbayangkan.
Meliputi dharmadhatu yang tidak terbayangkan;
Pikiran Anda yang luas dan mendalam telah murni;
Anda melihat lautan ksetra, menghiasinya dengan murni,
Yang dari semua Buddha di sepuluh penjuru.
Anda telah memasuki praktek Bodhi Saya,
Lautan upaya-kausalya yang saya lakukan di masa lampau,
Mengolah semua sila yang murni,
Perbuatan yang unggul ini Anda telah capai.
Saya memberikan berbagai persembahan kepada lautan para Buddha
Di dalam semua ksetra yang tidak terhitung;
Seperti buah yang dicapai oleh praktek itu
Hiasan seperti itu semuanya Anda lihat.
Melampaui lautan kalpa besar yang tidak habis-habisnya
Mengolah praktek yang murni dalam semua ksetra
Dengan Pranidhana yang kuat, yang tidak terbayangkan,
Anda akan mencapai kekuatan batin dari para Buddha ini.
Memberikan persembahan kepada semua Buddha,
Menghiasi ksetra, memurnikan semua,
Mengolah praktek rddhi dalam semua kalpa,
Anda akan menyempurnakan kebajikan besar para Buddha.
"Kulaputra, setelah Suprajnanetravyuharaja Tathagata memasuki
Nirvana, sang raja Sukhadarsaparahitabuddhi juga sesudah itu
meninggal, dan putranya Mahabalaprabha mewarisi posisi
Cakravartin. Dan kemudian, di dalam hutan besar Lingkaran Cabang
Bunga Permata Mani itu, Tathagata yang ketiga muncul di dunia,
dengan nama Paramagunasagara. Pada waktu itu, ketika
Mahabalaprabha Cakravartin melihat tanda-tanda dari sang
Tathagata itu mencapai Samyaksambodhi, Dia berangkat bersama
dengan keluarganya dan rombongannya, tentaranya, dan para
penduduk dari kota besar, kota kecil, dan desa, semuanya membawa
tujuh jenis permata dan logam mulia untuk sang Buddha itu dan
mempersembahkan paviliun besar yang terhiasi dengan semua jenis
permata mani yang wangi. Kemudian sang Tathagata, di dalam
tengah hutan itu, menjelaskan Sutra Cahaya Kegiatan Dari
Bodhisattva Samantanetra, bersama dengan Sutra tambahan yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam dunia. Kemudian sang
Bodhisattva Mahabalaprabha, setelah mendengar Dharma ini,
mencapai Samadhi yang bernama Cahaya Semesta Dari Kebajikan
Besar. Dan karena telah mencapai Samadhi itu, Dia mampu
mengetahui masa lampau - sekarang - masa depan dari nasib baik
dan buruk dari semua Bodhisattva dan semua makhluk hidup."
Kemudian sang Buddha itu, demi kepentingan Mahabalaprabha
Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :
Unggul! Mahabalaprabha yang berkebajikan,
Anda semua telah datang kepada Saya;
Dengan belas kasihan kepada semua makhluk hidup
Anda telah membangkitkan tekad tertinggi untuk Bodhi.
Demi kepentingan semua makhluk yang menderita,
Anda melakukan belas kasih besar untuk membebaskan mereka.
Anda akan menjadi andalan bagi semua yang tersesat;
Inilah yang dinamakan upaya-kausalya dari perbuatan Bodhisattva.
Jika Bodhisattva bisa dengan kekuatan yang kukuh,
Melaksanakan praktek tertinggi tanpa mengendur,
Kebebasan tertinggi, paling menang, dan tanpa terhalang
Dan pengetahuan yang halus, akan mereka capai.
Cahaya kebajikan, bendera kebajikan,
Tempat tinggal dari kebajikan, lautan kebajikan.
Semua Pranidhana dari Samantabhadra Bodhisattva
Anda, Mahabalaprabha, dapat memasukinya.
Dengan Pranidhana yang besar ini, Anda bisa memasuki
Lautan para Buddha yang tidak terbayangkan.
Lautan kebajikan para Buddha tidak memiliki batas:
Anda bisa melihatnya semua melalui pembebasan yang menakjubkan.
Di dalam ksetra di sepuluh penjuru,
Anda melihat para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung;
Lautan praktek masa lampau yang luas dari para Buddha itu
Anda bisa lihat seluruhnya sebagaimana apa adanya.
Orang yang tinggal di dalam lautan Upaya ini
Memasuki bhumi dari pengetahuan;
Dengan mengikuti semua Buddha dalam belajar,
Pasti akan mengarah ke Sarvajnajnana.
Anda telah di tengah-tengah lautan semua dunia,
Dan melewati lautan kalpa yang sebanyak butiran debu,
Mempelajari lautan praktek dari semua Tathagata.
Anda pasti akan mencapai Buddhatva.
Seperti yang Anda lihat di sepuluh penjuru
Semua lautan ksetra sangatlah murni;
Ksetra Anda juga akan murni seperti itu:
Yang dicapai oleh Orang yang dengan Pranidhana tanpa batas.
Lautan majelis besar di Bodhimanda ini,
Setelah mendengar Pranidhana Anda, semuanya bergembira.
Semua memasuki Mahayana dari Samantabhadra,
Dan membangkitkan tekad menuju Bodhi.
Dalam setiap ksetra yang tanpa batas,
melalui lautan kalpa, memasuki semua praktek.
Sekarang, dengan kekuatan Pranidhana Anda,
Menyempurnakan praktek Samantabhadra Bodhisattva.
�Kulaputra, di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata
Mani itu, masih ada Buddha lainnya yang muncul di dunia. Namanya
adalah Samantayasaspadmanetradhvaja. Pada waktu itu adalah masa
ketika Mahabalaprabha meninggal dunia dan dilahirkan kembali di
dalam kota surga yang bernama Istana Permata Yang Hening-Tenang,
yang ada di atas puncak gunung Sumeru, dimana Dia menjadi Raja
Dewa yang bernama Vimalagunadhvaja. Dan bersama dengan rombongan
para dewa, Dia tiba di tempat sang Buddha itu, di mana mereka
menurunkan hujan awan bunga permata sebagai persembahan.�
�Kemudian sang Tathagata itu membabarkan kepada mereka Sutra
Upaya-Kausalya Yang Luas Dari Pembebasan Pintu Semesta Yang
Menyinari Semua, bersama dengan Sutra tambahan yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam lautan dunia. Ketika Devendra itu
dan para dewa mendengar Sutra itu, mereka mencapai samadhi yang
bernama Gudang Pintu Semesta Dari Kebahagiaan, dan melalui
kekuatan dari samadhi itu, mereka dapat memasuki lautan dari
ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian. Setelah
mendapatkan manfaat seperti itu, mereka berangkat dari tempat
itu dan kembali ke tempat asal mereka.�
#Post#: 334--------------------------------------------------
Re: Mah&#257; Vaipulya Buddh&#257;vatamsaka N&#257;ma Mah&#257;y
&#257;na S&#363;tra
By: ajita Date: July 13, 2018, 10:28 pm
---------------------------------------------------------
[center]
http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/ADI%20VAJRADHARA.jpg
http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/ADI%20VAJRADHARA.jpg.html
Vajradhara Tathagata
[html]<iframe width="420" height="315"
src="//www.youtube.com/embed/BJIaMYtju4I" frameborder="0"
allowfullscreen></iframe>[/html]
Gyuto Vidyadhara
https://i.imgur.com/QtUMNwS.jpg
Manohara Vasudhara Vajrankusa
Bab 7
Tathagatanama parivartah[/center]
Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan yang baru saja mencapai
Abhisambuddhah di dalam hutan Bodhimanda di negara Magadha,
Sedang duduk diatas Simhasana tumpukan bunga teratai di dalam
Paviliun Samantaprabha, Dia menyempurnakan Samyaksambodhi yang
tidak terbayangkan, telah selamanya memotong putus gagasan
duniawi tentang perpindahan dan kepunahan, mencapai gejala
kejadian yang tiada tanda; Dia tinggal berdiam di dalam tempat
Buddhatva, mencapai Samaya dari para Buddha, mencapai gejala
kejadian yang abadi di dalam alam yang tanpa rintangan;
Perbuatan-Nya tanpa halangan; Dia mendirikan yang tidak
terbayangkan, melihat semua di masa lampau - sekarang - masa
depan. Dia bersama dengan para Bodhisattva yang banyaknya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, yang
semuanya adalah 'ekajati (satu kelahiran lagi)' untuk mencapai
Buddhatva. Mereka semua yang telah berkumpul disini datang dari
wilayah yang berbeda-beda. Mereka ahli dalam mengamati alam para
makhluk hidup, alam dharmadhatu, alam nirvana, ganjaran dari
semua karma, proses bekerjanya pikiran, arti dari semua kata,
yang duniawi dan yang melampaui duniawi, yang berkondisi dan
yang tidak berkondisi, masa lampau - sekarang - masa depan.
Kemudian pada waktu itu, para Bodhisattva itu memiliki pikiran
demikian : "Jika sang Bhagavan menatap kami dengan
belas-kasihan, semoga, sesuai dengan kecenderungan kami,
memperlihatkan kepada kami Buddhaksetra, tempat tinggal para
Buddha, hiasan dari Buddhaksetra, sifat alami dari Buddhatva,
kemurnian dari Buddhaksetra, Dharma yang dijelaskan para Buddha,
zat dan sifat alami dari Buddhaksetra, kualitas kebajikan para
Buddha, pembentukan Buddhaksetra, dan Maha Bodhi dari para
Buddha. Sama seperti para Bhagavan Buddha dari semua dunia di
sepuluh penjuru, demi mengembangkan semua Bodhisattva, demi
menyebabkan keluarga Tathagata terus berlanjut tanpa henti, demi
menyelamatkan semua makhluk hidup, demi menyebabkan semua
makhluk hidup selamanya terbebas dari semua penderitaan, demi
memahami semua praktek, demi menjelaskan semua Dharma, demi
membersihkan semua 'kotoran batin (klesa)', demi selamanya
memotong putus semua jaring keraguan, demi membuang semua nafsu
keinginan, demi melenyapkan semua kemelekatan, maka menjelaskan
sepuluh tempat tinggal Bodhisattva, sepuluh praktek, sepuluh
pembaktian, sepuluh gudang harta, sepuluh tingkat, sepuluh
ikrar, sepuluh samadhi, sepuluh kekuatan, dan sepuluh puncak,
dan menjelaskan tingkat Tathagata, keadaan Tathagata, kekuatan
magis Tathagata, perbuatan Tathagata, kekuatan Tathagata,
keberanian Tathagata, samadhi Tathagata, kemampuan batin
Tathagata, kebebasan Tathagata, Ketiadaan rintangan Tathagata,
mata Tathagata, telinga Tathagata, hidung Tathagata, lidah
Tathagata, tubuh Tathagata, tujuan Tathagata, kefasihan
Tathagata, kebijaksanaan Tathagata, dan keunggulan Tathagata,
begitu juga, semoga Bhagavan Buddha menjelaskan ini kepada
kami."
Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan, mengetahui yang
dipikirkan oleh para Bodhisattva itu, mewujudkan kekuatan magis
yang sesuai dengan setiap jenis Mereka. Ketika Dia telah selesai
mewujudkan kekuatan magis, ada datang dari dunia yang bernama
Warna Emas, yang Buddha-nya bernama Acalajnana, di sebelah timur
melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di
dalam sepuluh Buddhaksetra, seorang Bodisattva yang tinggal di
dunia itu yang bernama Manjushri, bersama-sama dengan para
Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra. Ketika tiba di tempat sang Buddha berada, Mereka
membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga
teratai di arah timur dan duduk bersila diatasnya.
Di sebelah selatan, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang
bernama Warna Yang Menakjubkan, dengan Buddha-nya bernama
Apratihatajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama
Buddhanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra
datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu
menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah
selatan dan duduk bersila diatasnya.
Di sebelah barat, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang
bernama Warna Bunga Teratai, dengan Buddha-nya bernama
Tamapramardanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama
Dharmavibhavanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva
yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh
Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka
membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga
teratai di arah barat dan duduk bersila diatasnya.
Di sebelah utara, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang
bernama Warna Bunga Campaka, dengan Buddha-nya bernama
Tejovrttajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama
Ratnanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra
datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu
menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah utara
dan duduk bersila diatasnya.
Di sebelah timur laut, melewati banyak dunia yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia
yang bernama Warna Bunga Utpala, dengan Buddha-nya bernama
Laksanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Gunanayaka,
yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang
Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana
dari tumpukan bunga teratai di arah timur laut dan duduk bersila
diatasnya.
Di sebelah tenggara, melewati banyak dunia yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia
yang bernama Suvarna, dengan Buddha-nya bernama Paramajnana.
Disana, ada Bodhisattva yang bernama Drstinayaka, yang
bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang
Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana
dari tumpukan bunga teratai di arah tenggara dan duduk bersila
diatasnya.
Di sebelah barat daya, melewati banyak dunia yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia
yang bernama Warna Permata, dengan Buddha-nya bernama Agrajnana.
Disana, ada Bodhisattva yang bernama Viryanayaka, yang
bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang
Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana
dari tumpukan bunga teratai di arah barat daya dan duduk bersila
diatasnya.
Di sebelah barat laut, melewati banyak dunia yang jumlahnya
seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia
yang bernama Warna Vajra, dengan Buddha-nya bernama Ksemajnana.
Disana, ada Bodhisattva yang bernama Dharmanayaka, yang
bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang
Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana
dari tumpukan bunga teratai di arah barat laut dan duduk bersila
diatasnya.
Di sebelah bawah, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang
bernama Warna Mani, dengan Buddha-nya bernama Vimalajnana.
Disana, ada Bodhisattva yang bernama Jnananayaka, yang
bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang
Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana
dari tumpukan bunga teratai di arah bawah dan duduk bersila
diatasnya.
Di sebelah atas, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti
butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang
bernama Warna Yang Sama, dengan Buddha-nya bernama
Avalokanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama
Sattvatanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang
banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra
datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu
menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah atas
dan duduk bersila diatasnya.
Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva, di
adhisthana oleh sang Buddha, mengamati seluruh perkumpulan para
Bodhisattva, dan mengucapkan kata ini : "Para Bodhisattva ini
adalah yang paling langka, Kulaputra ! Buddhaksetra adalah yang
tidak terbayangkan. Tempat tinggal Buddha, hiasan Buddhaksetra,
sifat alami Buddhadharma, kemurnian Buddhaksetra, Dharma yang
diucapkan oleh Buddha, perwujudan Buddha, pembentukan
Buddhaksetra, dan Anuttara-Samyaksambodhi dari Buddha, semua itu
adalah yang tidak terbayangkan. Mengapa? Karena, Kulaputra,
semua Buddha yang ada di dunia di sepuluh penjuru mengetahui
bahwa kecenderungan dari para makhluk hidup adalah yang tidak
sama, dan jadi, Mereka mengajar dan melatih mereka sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan mereka. Jangkauan dari kegiatan ini
sebanding dengan ruang angkasa dari dharmadhatu."
"Kulaputra, di dalam empat penjuru dari 'dunia ketahanan
(sahaloka)' ini, sang Tathagata, dengan berbagai macam tubuh,
nama, bentuk-rupa, ukuran, usia hidup, lokasi, indera, tempat
kelahiran, bahasa, dan pemandangan, menyebabkan semua makhluk
hidup masing-masing melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di dalam empat penjuru ini, sang Tathagata mungkin
bernama 'Sarv&#257;rthasiddha (tercapai semua tujuan)', atau
bernama 'Purnima (bulan purnama)', atau bernama 'Simhanada
(Auman Singa)', atau bernama 'Sakyamuni (Pertapa Bijak dari
Sakya)', atau bernama 'Saptamuni (Pertapa Bijak Yang Ke Tujuh)',
atau bernama Vairocana, atau bernama Gautama, atau bernama
'Mahasramana (Sramana Yang Besar)', atau bernama 'Parama
(Tertinggi)', atau bernama 'Nayaka (Pembimbing)'; Ada sepuluh
ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat
dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah timur dari empat benua, ada dunia yang
bernama 'Perlindungan Yang Baik (Suraksa)'. Di sana, sang
Tathagata mungkin bernama Vajra, atau bernama 'Asamga (Yang
Bebas)', atau bernama 'Prajnajnanadhara (Pemilik Pengetahuan Dan
Kebijaksanaan)', atau bernama 'Ajita (Yang Tidak Terkalahkan)',
atau bernama 'Muniraja (Raja Pertapa Bijak)', atau bernama
'Avivada (Tanpa Perselisihan)', atau bernama 'Kusalanayaka
(Pemimpin Yang Mampu)', atau bernama 'Prasancitta (Batin Yang
Bahagia)', atau bernama 'Apratimana (Tiada Bandingan)', atau
bernama 'Vacatikranta (Melampaui Kata)'; Ada sepuluh ribu nama
seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah selatan dari empat benua, ada dunia yang
bernama Sulit Di Tanggung. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Devendra (Raja Dewa)', atau bernama 'Ratnakirti
(Kemasyhuran Permata)', atau bernama 'Vimala (Tanpa Noda)', atau
bernama 'Satyavaca (Perkataan Benar)', atau bernama 'Damaka
(Penjinak)', atau bernama 'Ananda (Bahagia)', atau bernama
'Mahayasas (Ketenaran Yang Besar)', atau bernama 'Upakarin
(Dermawan)', atau bernama 'Ananta (Tanpa Batas)', atau bernama
'Parama (Tertinggi)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang
mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya
berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat dari empat benua, ada dunia yang
bernama Kebijaksanaan Pribadi. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Varunadeva (Dewa Air)', atau bernama 'Anandadarsa
(Terlihat Menyenangkan)', atau bernama 'Paramaraja (Raja
Tertinggi)', atau bernama 'Devadamana (Penjinak Dewa)', atau
bernama 'Satyaprajna (Kebijaksanaan Yang Sebenarnya)', atau
bernama 'Paramagata (Tiba Di Yang Tertinggi)', atau bernama
'Ananda (Bahagia)', atau bernama 'Dharmajnana (Pengetahuan
Dharma)', atau bernama 'Sarvakartvanispadana (Menyelesaikan
Semua Tugas)', atau bernama 'Hitavasa (Tinggal Dalam Kebaikan)';
Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap
makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah utara dari empat benua, ada dunia yang
bernama Keberadaan Singa. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Mahamuni (Sang Bijaksana Besar)', atau bernama
'Duskaracarya (Pertapaan Yang Sulit)', atau bernama 'Bhagavan
(Yang Dihormati Dunia)', atau bernama 'Paramaksetra (Lapangan
Tertinggi)', atau bernama 'Sarvajna (Yang Mengetahui Semua)',
atau bernama 'Satcitta (Pikiran Yang Baik)', atau bernama
'Vimala (Murni)', atau bernama 'Isvaravana (Suara Penguasa
Tertinggi)', atau bernama 'Paramadatra (Sang Pemberi
Tertinggi)', atau bernama 'Duskaracaryasiddhi (Pencapaian Dari
Pertapaan Yang Sulit)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang
mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya
berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah timur laut dari empat benua, ada dunia
yang bernama Perenungan Yang Halus. Di sana, sang Tathagata
mungkin bernama 'Marapramardaka (Penumpas Mara)', atau bernama
'Siddhi (Penyelesaian)', atau bernama 'Vimukta (Terbebaskan)',
atau bernama 'Devapunya (Kebajikan Dewa)', atau bernama 'Alobha
(Tiada Keserakahan)', atau bernama 'Paramaprajna (Kebijaksanaan
Tertinggi)', atau bernama 'Samacitta (Pikiran Yang Seimbang)',
atau bernama 'Aparajita (Yang Tidak Bisa Dikalahkan)', atau
bernama 'Prajnasvara (Suara Kebijaksanaan)', atau bernama
'Viralasamdarsana (Kemunculan Yang Langka)'; Ada sepuluh ribu
nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah tenggara dari empat benua, ada dunia yang
bernama Kegembiraan dan Bahagia (Sukhananda). Di sana, sang
Tathagata mungkin bernama 'Paramasri (Kemuliaan Tertinggi)',
atau bernama 'Kumpulan Cahaya Api (Prabhajvalavyuha)', atau
bernama 'Pengetahuan Yang Meliputi Semua (Samantajnana)', atau
bernama 'Sang Rahasia (Guhyaka)', atau bernama 'Pembebasan
(Vimoksha)', atau bernama 'Sifat Alami Yang Aman
(Nihsamkasvabhava)', atau bernama 'Bertindak Sesuai Dharma
(Dharmatisthati)', atau bernama 'Raja Mata Murni
(Vimalanetraraja)', atau bernama 'Keberanian Besar (Mahavira)',
atau bernama 'Kekuatan Semangat (Viryabala)'; Ada sepuluh ribu
nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat daya dari empat benua, ada dunia
yang bernama Sangat Kukuh. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Tinggal Berdiam Penuh Damai (Santavasa)', atau bernama
'Raja Pengetahuan (Jnanaraja)', atau bernama 'Sepenuhnya
Sempurna (Paripurna)', atau bernama 'Tidak Berpindah (Acala)',
atau bernama 'Mata Yang Indah (Suksmanetra)', atau bernama 'Raja
Tertinggi (Paramaraja)', atau bernama 'Suara Pembebasan
(Vimuktisvara)', atau bernama 'Pemberi Semua (Sarvadatra)', atau
bernama 'Resinya Orang Banyak (Samgharesi)', atau bernama
'Puncak Sumeru (Merukuta)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini,
yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya
berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat laut dari empat benua, ada dunia
yang bernama Permukaan Yang Menakjubkan. Di sana, sang Tathagata
mungkin bernama 'Samanta (Meliputi Semua)', atau bernama
'Jvalaprabha (Cahaya Api)', atau bernama 'Manisikha (Jambul
Permata)', atau bernama 'Smararha (Layak Diingat)', atau bernama
'Anuttarartha (Makna Tiada Tanding)', atau bernama 'Nityananda
(Selalu Gembira)', atau bernama 'Svabhavasuddha (Kemurnian Dari
Sifat Alami)', atau bernama 'Prabhamandala (Lingkaran Cahaya)',
atau bernama 'Dirghabhuja (Lengan Panjang)', atau bernama
'Saravasa (Tinggal Berdiam di Intisari)'; Ada sepuluh ribu nama
seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah bawah dari empat benua, ada dunia yang
bernama Kebijaksanaan Yang Bercahaya. Di sana, sang Tathagata
mungkin bernama 'Kusalamulacaya (Mengumpulkan Akar Kebajikan)',
atau bernama 'Simhika (Seperti Singa)', atau bernama
'Kusagrabuddhi (Kecerdasan Yang Tajam)', atau bernama
'Suvarnajvala (Api Keemasan)', atau bernama 'Sarvavidya (Semua
Pengetahuan)', atau bernama 'Paramasvara (Suara Tertinggi)',
atau bernama 'Upakarin (Dermawan)', atau bernama 'Paramagata
(Tiba Di Yang Tertinggi)', atau bernama 'Satyadeva (Tuhan
Kebenaran)', atau bernama 'Samantavijayin (Pemenang Atas
Semua)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat
setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah atas dari empat benua, ada dunia yang
bernama Menyokong Permukaan. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Prajnajnanadhara (Pemilik Pengetahuan Dan
Kebijaksanaan)', atau bernama 'Vimalamukha (Wajah Yang Murni)',
atau bernama 'Bodhiprajna (Kebijaksanaan Dari Kebangkitan)',
atau bernama 'Nayaka (Pemimpin)', atau bernama 'Acaravyuha
(Hiasan Perbuatan)', atau bernama 'Harsana (Pembawa
Kegembiraan)', atau bernama 'Siddhartha (Tujuan Terselesaikan)',
atau bernama 'Jvalitika (Seperti Cahaya Api)', atau bernama
'Sila (Moralitas)', atau bernama 'Ekayani (Satu Jalan)'; Ada
sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk
melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Di dunia Saha, Kulaputra, ada ratusan milyar kelompok empat
benua, dimana sang Tathagata disana memiliki jutaan milyar nama
yang berbeda-beda, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah timur dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Ajaran Rahasia. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama
'Samata (Kesamaan)', atau bernama 'Uttama (Terunggul)', atau
bernama 'Santvana (Menghibur)', atau bernama 'Bodhicitta
(Pikiran Yang Terbangkitkan)', atau bernama 'Satyavaca
(Perkataan Benar)', atau bernama 'Vimokshaprapta (Mencapai
Pembebasan)', atau bernama 'Paramakaya (Tubuh Tertinggi)', atau
bernama 'Mahavira (Keberanian Besar)', atau bernama
'Anuttarajnana (Pengetahuan Yang Tiada Tanding)'; Ada sejuta
milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk
melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah selatan dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Melimpah. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama
'Muladharma (Sifat Alami Asli)', atau bernama 'Kamistamati
(Kecerdasan Yang Tekun)', atau bernama 'Anuttara Bhagavan
(Bhagavan Yang Tanpa Tandingan)', atau bernama 'Mahajnanolka
(Obor Pengetahuan Besar)', atau bernama 'Anirvedita (Tanpa
Ketergantungan)', atau bernama 'Prabhakosa (Gudang Cahaya)',
atau bernama 'Prajnakosa (Gudang Kebijaksanaan)', atau bernama
'Gunakosa (Gudang Kebajikan)', atau bernama 'Devatideva
(Tuhannya tuhan)', atau bernama 'Mahasvarajya (Penguasa Besar
Yang Bebas)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana
membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Tanpa Noda. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama
Siddhartha (Tujuan Tercapai)', atau bernama 'Margavid
(Mengetahui Jalan)', atau bernama 'Saravasa (Tinggal Berdiam di
Intisari)', atau bernama 'Vipasa (Membuka Belenggu)', atau
bernama 'Satyacetatin (Merenungkan Kebenaran)', atau bernama
'Suvivecaka (Memahami Dengan Mudah)', atau bernama 'Paramabuddhi
(Wawasan Tertinggi)', atau bernama 'Damakarin (Perbuatan
Penaklukkan)', atau bernama 'Tapascarya (Praktek Pertapaan)',
atau bernama 'Sampurnabala (Dipenuhi Kekuatan)'; Ada sejuta
milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk
melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah utara dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Kegembiraan Besar. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Champakavarna (Warna Bunga Campaka)', atau bernama
'Suryakosa (Gudang Matahari)', atau bernama 'Gunavasa (Tempat
Kebajikan)', atau bernama 'Abhijnakara (Mewujudkan Kekuatan
Penembusan Batin)', atau bernama 'Vikrantabhava (Sifat Alami
Dari Langkah Yang Melampaui)', atau bernama 'Prajnaditya
(Matahari Kebijaksanaan)', atau bernama 'Aniruddha (Tidak
Terhalang)', atau bernama 'Candranirbhasa (Tampil Seperti
Bulan)', atau bernama 'Veganila (Angin Cepat)', atau bernama
'Visuddhakaya (Tubuh Yang Murni)'; Ada sejuta milyar nama
seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan
mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah timur laut dari dunia Saha, ada dunia
yang bernama Perkumpulan (Samgraha). Di sana, sang Tathagata
mungkin bernama 'Nityavigataduhkha (Selamanya Terbebas Dari
Penderitaan)', atau bernama 'Samantavimocana (Pembebasan
Menyeluruh)', atau bernama 'Mahaguptakosa (Gudang Harta
Tersembunyi Yang Besar)', atau bernama 'Vimuktijnana
(Pengetahuan Pembebasan)', atau bernama 'Atitakosa (Gudang
Penyimpan Masa Lampau)', atau bernama 'Ratnaprabha (Cahaya
Permata)', atau bernama 'Nihsamga (Tidak Melekati Duniawi)',
atau bernama 'Apratihatabhumi (Tingkat Tanpa Halangan)', atau
bernama 'Vimalasraddhakosa (Gudang Keyakinan Murni)', atau
bernama 'Aksobhyacitta (Pikiran Yang Tidak Dapat Terganggu)';
Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap
makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah tenggara dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Menguntungkan. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama
'Prabhakara (Mewujudkan Cahaya)', atau bernama 'Gambhiraprajna
(Kebijaksanaan Mendalam)', atau bernama 'Subhasvara (Suara Yang
Menakjubkan)', atau bernama 'Varendriya (Indera Terunggul)',
atau bernama 'Vitanavyuha (Hiasan Susunan Kanopi)', atau bernama
'Viryamula (Ajar Semangat)', atau bernama 'Prajnaparamita
(Mencapai Pantai Seberang Kebijksanaan)', atau bernama
'Paramasamadhi (Konsentrasi Tertinggi)', atau bernama
'Vimalavaca (Perkataan Yang Jelas)', atau bernama 'Prajnasagara
(Lautan Kebijaksanaan)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini,
yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya
berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat daya dari dunia Saha, ada dunia
yang bernama Keunikan Yang Jarang. Di sana, sang Tathagata
mungkin bernama 'Munisvara (Tuannya Para Bijaksana)', atau
bernama 'Sarvavasudhara (Pemilik Semua Kekayaan)', atau bernama
'Lokavimuktika (Terbebaskan Dari Dunia)', atau bernama
'Samantajnanendriya (Indera Dari Pengetahuan Yang Mencakup
Semua)', atau bernama 'Paramavaca (Ucapan Tertinggi)', atau
bernama 'Vimaladarsin (Pemahaman Yang Jelas)', atau bernama
'Vasendriya (Indera Yang Terkendali)', atau bernama
'Mahamrtasasta (Guru Abadi Yang Besar)', atau bernama
'Vinayakarma (Perbuatan Membimbing)', atau bernama 'Vajrasimha
(Singa Yang Tidak Bisa Hancur)'; Ada sejuta milyar nama seperti
ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya
berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah barat laut dari dunia Saha, ada dunia
yang bernama Kebahagiaan. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Sundarapuspaguccha (Karangan Bunga Yang Indah)', atau
bernama 'Candanavitana (Kanopi Dari Candana)', atau bernama
'Padmakosa (Gudang Bunga Teratai)', atau bernama
'Sarvadharmatikranta (Melampaui Segala Sesuatu)', atau bernama
'Dharmaratna (Permata Kebenaran)', atau bernama 'Punarjati
(Kelahiran Kembali)', atau bernama 'Vimalasuvitana (Kanopi Yang
Sangat Indah Dan Murni)', atau bernama 'Mahavipulanetra (Mata
Yang Luas Dan Besar)', atau bernama 'Kusaladharmadharin (Pemilik
Kualitas Yang Baik)', atau bernama 'Dharmasamadhi (Konsentrasi
Dharma)', atau bernama 'Jalakosa (Gudang Jaring)'; Ada sejuta
milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk
melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah bawah dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Kunci. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama
'Jvalakara (Menghasilkan Api)', atau bernama 'Prasantavisa
(Melenyapkan Racun)', atau bernama 'Devendradhanu (Panah Dari
Sakra)', atau bernama 'Apratishthita (Tiada Tempat Menetap)',
atau bernama ' (Tercerahkan Pada Sumber)', atau bernama
'Asrayabodhi (Menyadari Sumber Yang Mendasar)', atau bernama
'Samucchranirodha (Menghentikan Kenaikan)', atau bernama
'Mahavega (Kecepatan Besar)', atau bernama 'Nityadanananda
(Selalu Senang Memberi)', atau bernama 'Vivekitamarga (Memahami
Sang Jalan)', atau bernama 'Bendera Kemenangan (Vijayadhvaja)';
Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap
makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, di sebelah atas dari dunia Saha, ada dunia yang
bernama Suara Bergemuruh. Di sana, sang Tathagata mungkin
bernama 'Viradhvaja (Bendera Pemberani)', atau bernama
'Anantanidhi (Harta Tanpa Batas)', atau bernama 'Mahadananandi
(Senang Menyumbang Besar)', atau bernama 'Divyaprabha (Cahaya
Surga)', atau bernama 'Mangalabhava (Munculnya Pertanda Baik)',
atau bernama 'Paramita (Yang Melampaui)', atau bernama
'Sarvadhipati (Tuan Atas Semua)', atau bernama 'Avaivarticakra
(Roda Yang Tanpa Kemunduran)', atau bernama 'Sarvapapatikranta
(Diluar Dari Semua Kejahatan)', atau bernama 'Sarvajna (Semua
Pengetahuan)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana
membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."
"Kulaputra, sama seperti di dunia Saha ini, demikian juga di
penjuru timur, ada ratusan dari ribuan dari miliaran yang tidak
terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa
bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan,
yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat
diungkapkan di banyak dunia, di seluruh ruang angkasa dari
dharmadhatu, nama-nama dan julukan dari Tathagata yang
beranekaragam perbedaannya. Sama halnya juga dengan di sebelah
selatan, barat, dan utara, empat penjuru tengah, penjuru atas
dan bawah. Sama seperti ketika sang Bhagavan masih seorang
Bodhisattva yang melalui berbagai macam percakapan, berbagai
macam ucapan bahasa, berbagai macam suara, berbagai macam
perbuatan, berbagai macam akibat, berbagai macam tempat,
berbagai macam upaya-kausalya, berbagai macam indera, berbagai
macam keyakinan pemahaman, dan berbagai macam posisi mencapai
kematangan, jadi, demikian juga Dia membabarkan Dharma yang
menyebabkan para makhluk hidup mencapai pengetahuan dan
penglihatan seperti ini."
*****************************************************
Next Page
You are viewing proxied material from gopher.createaforum.com. The copyright of proxied material belongs to its original authors. Any comments or complaints in relation to proxied material should be directed to the original authors of the content concerned. Please see the disclaimer for more details.