| Return Create A Forum - Home | |
| --------------------------------------------------------- | |
| Mahayana Bodhicitta Vajra | |
| https://bodhicitta.createaforum.com | |
| --------------------------------------------------------- | |
| ***************************************************** | |
| Return to: Arya Mahayana | |
| ***************************************************** | |
| #Post#: 2-------------------------------------------------- | |
| Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:04 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/hum_large.png | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/hum_large.png.html | |
| HUM | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/260px-Gozanze_Myo_o.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/260px-Gozanze_Myo_o.jpg.html | |
| Namah Trailokya Vijaya Dharma Raja | |
| (Terpujilah Sang Pemenang Tiga Dunia Sang Raja Dharma) | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Arya%20Avalokitesvara.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Arya%20Avalokitesvara.jpg.html | |
| Arya Avalokitesvara Maha Bodhisattva | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/xHYh76SoLSc" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Padma%20Pundarika.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Padma%20Pundarika.jpg.html | |
| Padma Kula | |
| Ārya Gambhīra Samdhinirmocana Nama Mahayana Sūtra | |
| Tīkā | |
| (Yang Suci Sutra Kendaraan Besar Yang Bernama Membuka Rahasia | |
| Kemutlakan Yang Mendalam) | |
| Namah Sarva Buddha Bodhisattvebhyah | |
| (Terpujilah Semua Buddha dan Bodhisattva) | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/vajrapani.png | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/vajrapani.png.html | |
| Bab I | |
| Gambhirarthasamdhinirmocana Parivartah[/center] | |
| Demikianlah telah kudengar, pada suatu ketika, sang Bhagavan | |
| sedang tinggal berdiam di tempat tinggal yang dihiasi dengan | |
| tujuh permata mulia yang bersinar cemerlang dan memancarkan | |
| cahaya yang besar menerangi semua alam dunia yang tidak | |
| terhitung. Wilayahnya yang tak terbatas terhiasi dengan | |
| cemerlang dan teratur dengan baik. Mandala yang tidak | |
| terintangi, itu tidak memiliki batas. Jumlahnya melampaui | |
| perhitungan, dan itu melampaui apa pun yang ditemukan di Tiga | |
| Dunia. Setelah muncul dari akar yang baik, tempat tinggal itu | |
| melampaui dunia ini. Itu ditandai dengan pembangunan kesadaran | |
| yang murni dari penguasaan yang sempurna. Itu adalah wilayah | |
| dari para Tathagata. Seperti awan, para Bodhisattva Mahasattva | |
| berkumpul bersama-sama di sana. Jumlah yang tidak terhitung dari | |
| para deva, naga, yaksa, gandharva, asura, garuda, kinnara, | |
| mahoraga, manusia, mahluk bukan manusia, dan para makhluk yang | |
| serupa hadir. Rasa yang besar dari Dharma menyokong kesenangan | |
| dan kebahagiaan mereka dan menimbulkan semua manfaat untuk semua | |
| makhluk hidup. Itu telah menghancurkan yang merusak, kehendak | |
| yang kotor dari nafsu, dan itu jauh dari semua kekuatan jahat | |
| yang bertentangan. Melebihi semua penghiasan adalah tempat | |
| tinggal yang terhiasi dari sang Tathagata. Jalannya adalah | |
| pengolahan budidaya dari ingatan besar dan kebijaksanaan. | |
| Kendaraannya adalah ketenangan yang besar dan penglihatan. Pintu | |
| masuknya adalah pembebasan yang besar dari kekosongan, tiada | |
| tanda, dan tiada nafsu. Itu dihiasi dengan yang tak terbatas | |
| banyaknya kualitas-kualitas yang baik. Itu didirikan dengan | |
| jumlah banyak dari Maha-padma-raja (Raja bunga teratai besar). | |
| Dalam istana besar itu, sang Bhagavan sepenuhnya memurnikan | |
| pemahaman, tidak muncul sebagai yang ganda. Dia masuk ke dalam | |
| 'Dharma (Ajaran Hukum)' yang tiada tanda. Dia tinggal berdiam di | |
| dalam tempat tinggal Buddha, mencapai kesetaraan semua Buddha, | |
| dan mencapai keadaan tanpa rintangan. Ajaran Dharma Yang Tidak | |
| Bisa Diubah yang Dia kemukakan adalah yang tanpa hambatan. Itu | |
| yang Dia dirikan adalah yang tidak terbayangkan. Melewati tiga | |
| kali lipat dalam kenyataan dari kesetaraan, tubuh-Nya muncul ke | |
| semua alam dunia. Kebijaksanaan-Nya tiada ketidakpastian dalam | |
| hal apa pun. Dia telah menyempurnakan Penerangan Sempurna-Nya | |
| yang besar di semua praktek. Kebijaksanaan-Nya tiada keraguan | |
| dalam hal apapun. Semua Tubuh yang Dia wujudkan tidak bisa | |
| dibedakan. Kebijaksanaan-Nya, yang juga dicari oleh semua | |
| Bodhisattva, telah mencapai tepi pantai kemenangan dari tempat | |
| tinggal Buddha yang tiada duanya. Kebijaksanaan yang menyatu | |
| dari pembebasan Tathagata adalah tentu yang terakhir. Dia telah | |
| mencapai kesetaraan Buddha-ksetra. Dia mencapai 'Dharmadhatu | |
| (alam kenyataan)'. Dia menyelesaikan ruang angkasa dan tidak | |
| akan pernah berakhir. | |
| Dia didampingi oleh yang tidak terhitung banyaknya dari para | |
| Maha Sravaka, semuanya adalah anak-anak Buddha yang patuh. | |
| Pemikiran Mereka juga dibebaskan dengan baik. Pemahaman Mereka | |
| dibebaskan dengan baik. Disiplin Mereka dimurnikan dengan baik, | |
| dan Mereka telah menetapkan tujuan Mereka pada sukacita di dalam | |
| Dharma. Mereka telah mendengar banyak, dan mempertahankan dan | |
| mengumpulkan apa yang telah Mereka dengar. Mereka memikirkan | |
| pikiran yang baik, mengucapkan kata-kata yang baik, dan | |
| melakukan perbuatan yang baik. Kebijaksanaan Mereka adalah | |
| tangkas, cepat, tajam, penolakan duniawi, menembus, besar, luas, | |
| tiada bandingnya. Setelah menyempurnakan kebijaksanaan permata | |
| itu, Mereka diberkahi dengan tiga pengetahuan dari mengingat | |
| kehidupan lampau, mata dewa, dan pelenyapan kotoran. Mereka | |
| telah mencapai kebahagiaan dari keadaan tertinggi di dunia saat | |
| ini. Mereka tinggal berdiam di dalam lapangan kebajikan yang | |
| murni. Tingkah laku Mereka adalah tenang dan tiada yang tidak | |
| sempurna. Kesempurnaan dari kesabaran dan kelembutan Mereka | |
| adalah tanpa penurunan. Sudah baik, Mereka menghormati dan | |
| mempraktekkan Ajaran suci dari sang Tathagata. | |
| Hadir juga yang tidak terhitung jumlahnya dari para Bodhisattva | |
| Mahasattva, berkumpul dari berbagai Buddha-ksetra. Mereka semua | |
| sepenuhnya terlibat dan tinggal berdiam di dalam Mahayana dan | |
| meninggalkan 'perputaran keberadaan (Samsāra)' melalui | |
| ajaran Mahayana. Pikiran Mereka mempertahankan kesetaraan | |
| terhadap semua makhluk. Mereka terbebas dari perbedaan waktu | |
| dari akhir waktu. Mereka telah mengalahkan semua kekuatan jahat | |
| yang bertentangan. Mereka jauh dari pemikiran semua Sravaka dan | |
| Pratyekabuddha. Mereka ditopang oleh sukacita dan kebahagiaan | |
| dari yang besar, rasa Dharma yang luas. Mereka telah bangkit | |
| melampaui lima jenis ketakutan dan telah pasti masuk kedalam | |
| keadaan yang tanpa kemunduran. Tampil di depan mereka, Mereka | |
| meredakan wilayah-wilayah yang tertindas yang menyiksa para | |
| makhluk hidup. Yang utama bernama 'Gambhirarthasamdhinirmocana | |
| (Membuka Rahasia Kemutlakan Yang Mendalam)' Bodhisattva | |
| Mahasattva, | |
| 'Vidhivatpariprcchaka (Bertanya Yang Mendalam)' Bodhisattva | |
| Mahasattva, | |
| 'Dharmodgata (Keturunan Ajaran Hukum)' Bodhisattva Mahasattva, | |
| 'Suvisuddhimati (Kecerdasan Yang Termurnikan)' Bodhisattva | |
| Mahasattva, | |
| 'Visalamati (Kecerdasan Yang Luas)' Bodhisattva Mahasattva, | |
| 'Gunakara (Akar Kebajikan)' Bodhisattva Mahasattva, | |
| 'Paramarthasamudgata (Lahir Dari Kebenaran Tertinggi)' | |
| Bodhisattva Mahasattva, | |
| Aryavalokitesvara Bodhisattva Mahasattva, | |
| Maitreya Bodhisattva Mahasattva, dan Manjusri Bodhisattva | |
| Mahasattva. | |
| Pada saat itu, Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva | |
| bertanya kepada Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva | |
| Mahasattva, di hadapan sang Buddha, dengan berkata : "Putra | |
| Jina, dikatakan bahwa semua 'hal (dharma)' adalah tiada duanya. | |
| Apakah arti dari semua hal? Dan mengapa mereka tiada duanya?" | |
| Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva Mahasattva menjawab | |
| Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva dengan berkata: | |
| "Putra yang baik, sehubungan dengan 'semua hal (sarvadharma)', | |
| semua hal adalah dari dua macam, yang berkondisi dan yang tidak | |
| berkondisi. Disini, 'hal yang berkondisi' adalah yang tidak | |
| berkondisi maupun yang tidak tanpa kondisi, dan 'hal yang tidak | |
| berkondisi' adalah yang tidak tanpa kondisi maupun yang tidak | |
| berkondisi." | |
| Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva kembali bertanya | |
| kepada Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva Mahasattva dengan | |
| berkata: "Putra Jina, apa artinya dengan mengatakan bahwa 'hal | |
| yang berkondisi' adalah yang tidak berkondisi maupun yang tidak | |
| tanpa kondisi, atau 'hal yang tidak berkondisi' adalah yang | |
| tidak tanpa kondisi maupun yang tidak berkondisi? " | |
| Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva Mahasattva menyapa | |
| Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva dengan berkata: | |
| "Putra yang baik, istilah 'yang berkondisi' adalah kata | |
| sementara yang diciptakan oleh Guru pertama. Sekarang, jika itu | |
| adalah kata sementara yang diciptakan oleh Guru pertama, maka | |
| itu adalah ungkapan lisan yang ditangkap oleh imajinasi. Dan | |
| jika itu adalah ungkapan lisan yang ditangkap oleh imajinasi, | |
| maka, dalam analisis akhir, gambaran yang dibayangkan seperti | |
| demikian itu tidak mengesahkan hal yang nyata. Oleh karena itu, | |
| 'yang berkondisi' tidak ada. Putra yang baik, istilah 'yang | |
| tidak berkondisi' adalah juga diciptakan dari bahasa [dan juga | |
| tidak mengesahkan hal yang nyata]. | |
| "Selanjutnya, selain 'yang berkondisi' dan 'yang tidak | |
| berkondisi', ungkapan apapun lainnya yang ada dalam bahasa | |
| adalah sama. Tapi, itu mungkin ditolak, "apakah itu tidak benar | |
| bahwa tidak ada ungkapan tanpa beberapa kenyataan [yang | |
| sesuai]?" "Apa, kemudian, kenyataan yang ada di sini?" Saya akan | |
| menjawab bahwa itu adalah kenyataan yang terpisah dari bahasa | |
| dan yang diwujudkan di dalam 'kebangkitan yang sempurna | |
| (samyak-sambodhi)' dari Arya melalui kebijaksanaan suci Mereka | |
| dan wawasan Mereka yang terpisah dari semua nama dan kata-kata. | |
| Itu adalah karena Mereka ingin membimbing orang lain untuk | |
| mewujudkan kebangkitan yang sempurna bahwa Mereka sementara | |
| membangun [ungkapan yang seperti demikian] seperti 'yang | |
| berkondisi' sebagai gambaran lisan. | |
| "Putra yang baik, istilah 'yang tidak berkondisi' juga merupakan | |
| kata sementara yang diciptakan oleh Guru pertama. Sekarang, jika | |
| Guru pertama itu sementara menciptakan kata ini, maka itu adalah | |
| ungkapan lisan yang ditangkap oleh imajinasi. Dan jika itu | |
| adalah ungkapan lisan yang ditangkap oleh imajinasi, maka, dalam | |
| analisis akhir, gambaran yang dibayangkan seperti demikian itu | |
| tidak mengesahkan hal yang nyata. Oleh karena itu, 'yang tidak | |
| berkondisi' tidak ada. Putra yang baik, istilah 'yang | |
| berkondisi' juga diciptakan dari bahasa [dan juga tidak | |
| mengesahkan hal yang nyata]. | |
| "Selain 'yang tidak berkondisi' dan 'yang berkondisi', ungkapan | |
| apapun lainnya yang ada dalam bahasa adalah sama. Tapi [beberapa | |
| mungkin menolak], "apakah itu tidak benar bahwa tidak ada | |
| ungkapan tanpa beberapa kenyataan [yang sesuai]?" "Lalu apa | |
| kenyataan itu yang ada di sini?" Saya akan menjawab bahwa itu | |
| adalah kenyataan yang terpisah dari bahasa dan yang diwujudkan | |
| di dalam kebangkitan yang sempurna dari Arya melalui | |
| kebijaksanaan suci Mereka dan wawasan Mereka yang terpisah dari | |
| semua nama dan kata-kata. Itu adalah karena Mereka ingin | |
| membimbing orang lain untuk mewujudkan kebangkitan yang sempurna | |
| bahwa Mereka sementara membangun [ungkapan yang seperti | |
| demikian] seperti 'yang tidak berkondisi' sebagai gambaran | |
| lisan. | |
| Kemudian Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva kembali | |
| bertanya kepada Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva | |
| Mahasattva dengan berkata: "Putra Jina, mengapa bahwa para Arya, | |
| yang dibebaskan dari bahasa melalui kebijaksanaan suci dan | |
| wawasan, mewujudkan kebangkitan yang sempurna dalam sifat alami | |
| dari kenyataan yang tidak terbayangkan itu, dan menginginkan | |
| untuk membimbing orang lain untuk mewujudkan kebangkitan yang | |
| sempurna, secara sementara membangun gambaran lisan, seperti | |
| 'yang berkondisi' dan 'yang tidak berkondisi'?" | |
| Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva Mahasattva menyapa | |
| Vidhivatpariprcchaka Bodhisattva Mahasattva dengan berkata: | |
| "Putra yang baik, orang bisa menyamakan pada para pesulap yang | |
| terampil atau murid-muridnya, yang mempersiapkan diri di | |
| persimpangan jalan, membuat benda-benda seperti 'ubin yang | |
| rusak', 'rumput', 'daun', 'potongan kayu', 'ranting', 'kerikil', | |
| dan 'batu' tampil menjadi hal-hal magis, [seperti] kawanan | |
| gajah, kuda, kereta, tentara, permata, mutiara, lapis-lazuli, | |
| kulit keong, kristal, karang, harta, biji-bijian, gudang, | |
| lumbung padi. Beberapa orang, yang bodoh dan yang berakal | |
| lambat, yang berpemahaman salah dan tanpa kecerdasan, melihat | |
| dan mendengar hal-hal magis itu dan berpikir bahwa itu | |
| benar-benar adalah kawanan gajah, kuda, kereta, tentara, | |
| permata, mutiara, lapis-lazuli, kulit keong, kristal, karang, | |
| harta, biji-bijian, gudang, lumbung padi. Mereka dengan gigih | |
| melekat pada ungkapan lisan yang ditimbulkan dari apa yang | |
| mereka sendiri telah lihat dan dengar, [berpikir] hanya itu yang | |
| benar dan nyata dan segala sesuatu yang lain adalah palsu. Itu | |
| hanya kemudian bahwa mereka terpaksa untuk mengubah pendapat | |
| mereka. Orang lain, yang tidak bodoh maupun yang tidak berakal | |
| lambat, yang berpemahaman yang baik dan memiliki kecerdasan, | |
| melihat dan mendengar hal-hal magis itu dan memahami bahwa apa | |
| yang mereka lihat adalah tidak benar-benar kawanan gajah, kuda, | |
| kereta, tentara, permata, mutiara, lapis-lazuli, kulit keong, | |
| kristal, karang, harta, biji-bijian, gudang, lumbung padi, tapi | |
| adalah tipuan magis yang membingungkan mata dan menyebabkan | |
| untuk menimbulkan gagasan dari kawanan gajah, gagasan imajinasi | |
| dari kawanan kuda, banyak gagasan imajinasi dari biji-bijian, | |
| gudang, atau ilusi magis lainnya. Mereka tidak gigih melekat | |
| pada ungkapan lisan yang ditimbulkan dari apa yang telah mereka | |
| lihat dan dengar. Dengan mereka, itu bukanlah perkara "hanya itu | |
| yang benar dan nyata dan segala sesuatu yang lain adalah palsu". | |
| Namun, dalam rangka untuk mengungkapkan objek [yang dilihat dan | |
| didengar], mereka juga mengikuti bahasa yang diterima. Setelah | |
| itu mereka tidak perlu mempertimbangkan kembali. | |
| "Dalam cara seperti ini, beberapa makhluk hidup, yang bodoh dan | |
| duniawi, masih belum mencapai pemahaman yang melampaui dari para | |
| Arya dan tidak mampu mengenali bahwa di dalam segala hal | |
| kenyataan terpisah dari bahasa. Setelah mereka melihat dan | |
| mendengar tentang semua 'yang berkondisi' dan 'yang tidak | |
| berkondisi', mereka berpikir bahwa apa yang mereka telah | |
| pelajari adalah yang paling pasti benar-benar ada hal-hal 'yang | |
| berkondisi' dan 'yang tidak berkondisi'. Mereka melekat pada | |
| ungkapan lisan yang disebabkan oleh apa yang mereka telah lihat | |
| dan dengar. Hanya itu yang benar dan segala sesuatu yang lain | |
| adalah palsu. Tapi kemudian mereka harus mempertimbangkan | |
| kembali. | |
| "Makhluk hidup lainnya, yang tidak bodoh, yang telah mendapatkan | |
| wawasan menuju kedalam kebenaran suci, yang telah mencapai | |
| wawasan yang melampaui dari Arya, benar-benar memahami bahwa | |
| dalam segala hal kenyataan terlepas dari bahasa. Setelah mereka | |
| melihat dan mendengar tentang hal yang berkondisi dan yang tidak | |
| berkondisi, mereka berpikir bahwa apa yang telah mereka pelajari | |
| adalah yang paling pasti tidak benar-benar ada hal-hal yang | |
| berkondisi dan yang tidak berkondisi. Sebaliknya itu adalah | |
| gambaran yang ditimbulkan dari imajinasi dan magis, | |
| membingungkan pemahaman pada yang mana yang menghasilkan gagasan | |
| tentang 'yang berkondisi' dan 'yang tidak berkondisi', gagasan | |
| tentang apakah itu 'ada' atau 'tidak'. Mereka tidak gigih | |
| melekat pada ungkapan lisan yang ditimbulkan dari apa yang telah | |
| mereka lihat dan dengar atau berpikir bahwa hanya [ungkapan itu] | |
| yang benar dan segala sesuatu yang lain adalah palsu. [Tapi,] | |
| untuk mengungkapkan makna yang mereka tahu, mereka mengikuti | |
| bahasa yang diterima. Setelah itu mereka tidak terpaksa untuk | |
| mempertimbangkan kembali. Dengan demikian, putra yang baik, para | |
| Arya, terbebaskan dari bahasa melalui kebijaksanaan suci dan | |
| wawasan Mereka dalam hal ini, mencapai kebangkitan yang sempurna | |
| bahwa kenyataan benar-benar terpisah dari bahasa. Itu adalah | |
| karena Mereka ingin membimbing orang lain untuk mewujudkan | |
| kebangkitan yang sempurna bahwa Mereka secara sementara | |
| membangun nama dan gagasan dan menyebut hal 'berkondisi' atau | |
| 'tidak berkondisi'." | |
| Pada saat itu Gambhirarthasamdhinirmocana Bodhisattva Mahasattva | |
| mengucapkan syair-gatha ini untuk menegaskan maksud-Nya: | |
| Pidato sang Buddha adalah terpisah dari bahasa dan yang tiada | |
| duanya. | |
| Kedalamannya melampaui lingkup ketidak-tahuan. | |
| Dalam kebingungan kebodohan mereka, | |
| Para orang bodoh senang di dalam kegandaan dan mengandalkan | |
| rekayasa lisan. | |
| Apakah tanpa pemahaman atau dengan pemahaman salah, | |
| Mereka akan berputar di dalam penderitaan dari perpindahan | |
| selama waktu yang sangat lama. | |
| Mereka tentu akan jauh dari wacana kebijaksanaan sejati | |
| Dan pasti akan terlahir kembali sebagai sapi, domba, dan | |
| seterusnya. | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/sakya_8b.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/sakya_8b.jpg.html | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Achala.png | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Achala.png.html | |
| Bab II | |
| Dharmodgata Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, Dharmodgata Bodhisattva Mahasattva menyapa sang | |
| Buddha dengan berkata: "Bhagavan, pada jarak dari kawasan timur | |
| ini yang sebanding dengan jumlah butiran pasir dari tujuh puluh | |
| dua sungai Gangga, ada sistem dunia yang bernama Kirtimat, yang | |
| Buddhanya bernama 'Visalakirti (Kemasyhuran Besar)' Tathagata. | |
| Saya tinggal berdiam di sana sebelum Saya datang ke sini. Di | |
| dalam Buddha-ksetra itu Saya pernah melihat 77.000 bida tirthika | |
| bersama dengan guru mereka berkumpul di satu tempat untuk | |
| mempertimbangkan gambaran tanda-tanda dari makna tertinggi dari | |
| segala sesuatu. Tapi meskipun mereka berpikir, merenungkan, | |
| menyelidiki, dan benar-benar meneliti tanda-tanda dari makna | |
| tertinggi dari segala sesuatu ini, pada akhirnya mereka tidak | |
| dapat mencapai kesimpulan apapun. Mereka pergi tidak lebih dari | |
| untuk meniadakan tafsiran tertentu, menggambarkan dan mengubah | |
| tafsiran mereka sendiri. Mereka saling menentang satu sama lain | |
| dan berdebat keras. Mulut mereka memancarkan komentar berduri | |
| (yang menusuk hati), menuding, suka menyalahkan, marah, kejam, | |
| dan kemudian masing-masing pergi secara terpisah, Saya kemudian | |
| berpikir pada diri sendiri, 'Kemunculan dari Tathagata di dunia | |
| memang jarang terjadi. Tapi, dikarenakan oleh kemunculan-Nya, | |
| itu menjadi mungkin untuk memahami tanda-tanda dari makna | |
| tertinggi, yang melampaui bidang penalaran apapun.'" | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa Dharmodgata Bodhisattva | |
| Mahasattva dengan berkata: "Anak yang baik, begitulah, itu | |
| adalah sama seperti yang Anda telah ungkapkan. Saya sempurna | |
| terbangkitkan pada tanda-tanda dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi, yang melampaui penalaran apapun. Dengan menjadi | |
| SamyaksamBuddha, Saya menyatakan, memberitakan, menjelaskan, | |
| mengajar, dan menerangi [tanda-tanda itu] kepada orang lain. | |
| Mengapa Saya melakukan ini? Karena Saya telah memberitakan bahwa | |
| makna tertinggi dicapai di bagian dalam oleh setiap Arya, | |
| sementara penalaran dicapai dalam memberi dan menerima [diskusi | |
| bersama] antara orang awam duniawi. Dharmodgata, dari prinsip | |
| ini Anda harus memahami bahwa 'makna tertinggi' melampaui | |
| 'gambaran dari makna bernalar'. Selanjutnya, Dharmodgata, Saya | |
| telah memberitakan bahwa makna tertinggi tidak bekerja melalui | |
| 'bentuk (rupa)', tapi fungsi dari penalaran adalah bergerak di | |
| dalam bidang rupa. Dari prinsip ini, Dharmodgata, Anda harus | |
| memahami bahwa makna tertinggi melampaui gambaran dari makna | |
| bernalar. Selanjutnya, Dharmodgata, Saya memberitakan bahwa | |
| makna tertinggi adalah yang tak terbayangkan, tapi fungsi dari | |
| penalaran bergerak di dalam bidang bahasa. Dari prinsip ini, | |
| Dharmodgata, Anda harus memahami bahwa makna tertinggi melampaui | |
| gambaran dari makna bernalar. Selanjutnya, Dharmodgata, Saya | |
| mengajarkan bahwa makna tertinggi memotong putus semua ungkapan, | |
| tapi fungsi dari penalaran bergerak di dalam bidang ungkapan. | |
| Dari prinsip ini, Dharmodgata, Anda harus memahami bahwa makna | |
| tertinggi melampaui gambaran dari makna bernalar. Selanjutnya, | |
| Dharmodgata, Saya mengabarkan bahwa makna tertinggi memotong | |
| putus semua perdebatan, tetapi fungsi dari penalaran adalah | |
| bergerak di dalam bidang dari perdebatan tentang makna. Dari | |
| prinsip ini, Dharmodgata, Anda harus memahami bahwa makna | |
| tertinggi melampaui gambaran dari makna bernalar. | |
| "Selain itu, Dharmodgata, Anda harus memahami bahwa itu adalah | |
| seperti orang yang seumur hidupnya sudah lama terbiasa pada rasa | |
| pedas dan rasa pahit. Ia tidak akan mampu memahami, menilai, | |
| atau menghargai rasa yang bagus dari madu atau gula batu. Itu | |
| adalah seperti orang yang sudah sangat lama sekali menempatkan | |
| perhatiannya dan membawa kegembiraannya di dalam mengidam [ingin | |
| ini atau ingin itu]. Dengan nafsu keinginannya yang membakar | |
| seperti api, ia tidak akan mampu memahami, menilai, atau | |
| menghargai Pelepasan Bagian Dalam Yang Bagus Yang Memotong Putus | |
| Gambar Dari Semua Objek Indera, Suara, Bau, Rasa, dan Sentuhan. | |
| Itu adalah seperti orang yang sudah sangat lama sekali | |
| menempatkan perhatiannya dan membawa kegembiraannya di dalam | |
| kehalusan percakapan-percakapan duniawi. Ia tidak akan mampu | |
| memahami, menilai, atau menghargai Sukacita Di Bagian Dalam, | |
| Keheningan Yang Suci Dari Ketenangan. Itu adalah seperti orang | |
| yang sudah sangat lama sekali menempatkan perhatiannya dan | |
| membawa kegembiraannya di dalam semua gagasan pikiran duniawi | |
| yang telah dia dengar, ungkap, dan pahami. Ia tidak akan mampu | |
| memahami, menilai, atau menghargai Penghentian Akhir Yang | |
| Selamanya Memusnahkan 'Semua Gagasan Pikiran' Dan Menghancurkan | |
| 'Kepribadian'. Pahami, Dharmodgata, itu adalah seperti orang | |
| yang sudah sangat lama sekali menempatkan perhatiannya dan | |
| membawa kegembiraannya di dalam pertengkaran duniawi. Ia tidak | |
| akan mampu memahami, menilai, atau menghargai kenyataan bahwa di | |
| utara Kuru [di mana saya telah berkhotbah] tidak ada | |
| perselisihan pada unsur atau pada tiada diri. Dalam cara yang | |
| sama, Dharmodgata, penalaran adalah sepenuhnya tidak mampu | |
| memahami, menilai, atau menghargai tanda-tanda gambaran dari | |
| makna tertinggi, yang melampaui fungsi penalaran apapun. " | |
| Pada saat itu, sang Bhagavan membacakan syair gatha ini untuk | |
| menegaskan maksud-Nya: | |
| Lingkup bidang yang secara di bagian dalam terwujud tanpa | |
| gambaran | |
| Tidak dapat dibicarakan dan memotong putus ungkapan. | |
| Makna tertinggi, menghentikan untuk mengistirahatkan semua | |
| sengketa, | |
| Melampaui semua tanda-tanda gambaran dari penalaran. | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/star_mandala1.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/star_mandala1.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/1DtRAt8hHIA" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| Bab III | |
| Suvisuddhimati Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu Suvisuddhimati Bodhisattva Mahasattva menyapa sang | |
| Buddha dengan berkata: | |
| "Itu adalah sangat hebat, Bhagavan, bahwa Saya telah mampu | |
| mendengar kata-kata ini dari Anda. Itu adalah tepat seperti yang | |
| telah Anda katakan, untuk tanda-tanda dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi, menjadi yang halus dan yang mendalam, dapat dicirikan | |
| sebagai yang tidak sama dengan ataupun yang tidak berbeda dari | |
| segala sesuatu. Mereka memang sulit untuk dipahami. Bhagavan, | |
| Saya pernah melihat sebuah perkumpulan para Bodhisattva | |
| berkumpul bersama-sama dan duduk. Mereka berada di tahap dari | |
| yang sepenuhnya mengolah budidaya janji Mereka, dan semuanya | |
| sedang mempertimbangkan tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari | |
| makna tertinggi, apakah itu yang sama dengan ataupun yang | |
| berbeda dari tanda-tanda gambaran dari keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari para mahkluk. Beberapa dari para Bodhisattva ini | |
| mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara 'tanda-tanda dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi' dan 'tanda-tanda dari | |
| keadaan-keadaan yang berkondisi dari para mahkluk'. Yang lainnya | |
| mengatakan bahwa itu adalah tidak benar bahwa tidak ada | |
| perbedaan antara 'tanda-tanda dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi' dan 'tanda-tanda dari keadaan-keadaan yang berkondisi | |
| dari para mahkluk', tapi tanda-tanda dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi adalah berbeda dari tanda-tanda dari keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari para mahkluk. Namun para Bodhisattva yang | |
| lainnya, dalam keraguan dan kebingungan, mengatakan: | |
| "Bodhisattva mana yang berkata benar dan mana yang salah? Yang | |
| mana yang penalaran cerdas dan yang tidak cerdas?' Namun, apakah | |
| Mereka menyatakan bahwa tanda-tanda dari makna tertinggi adalah | |
| tidak berbeda dari tanda-tanda dari keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari para mahkluk, atau bahwa tanda-tanda dari makna | |
| tertinggi adalah berbeda dari tanda-tanda dari keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari para mahkluk, Saya, Bhagavan, berpikir pada | |
| diri Saya sendiri bahwa semua putra yang baik ini adalah bodoh | |
| dan lamban. Mereka tidak memiliki wawasan, dan, berperilaku | |
| buruk, tidak menalar dengan cerdas dalam hal kehalusan dan | |
| kedalaman dari kebenaran dari makna tertinggi, karena itu adalah | |
| melampaui yang dicirikan sebagai yang sama dengan ataupun yang | |
| berbeda dari keadaan-keadaan dari para mahkluk dan tidak bisa | |
| begitu dipahami. " | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa Bodhisattva Suvisuddhimati | |
| Bodhisattva Mahasattva dengan berkata: "Anak yang baik, itu | |
| adalah tepat seperti yang Anda telah ungkapkan itu. Semua Anak | |
| yang baik itu memang bodoh dan lamban. Mereka tidak memiliki | |
| wawasan, dan, berperilaku buruk, tidak menalar dengan cerdas | |
| dalam hal kehalusan dan kedalaman dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi, karena itu adalah melampaui yang dicirikan sebagai | |
| yang sama dengan ataupun yang berbeda dari keadaan-keadaan dari | |
| para mahkluk. Mengapa demikian, Suvisuddhimati? Itu adalah | |
| karena orang tidak dapat memahami tanda-tanda gambaran dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi di dalam nama dengan melakukan | |
| latihan-latihan tersebut. | |
| "Mengapa demikian, Suvisuddhimati? Itu adalah karena, jika | |
| 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi' sama | |
| sekali tidak berbeda dari 'keadaan-keadaan yang berkondisi dari | |
| mahkluk', maka pada saat ini semua mahluk awam duniawi akan | |
| telah memperoleh wawasan kedalam kebenaran. Mereka semua tentu | |
| akan sudah mencapai penghentian yang diam dari keterampilan | |
| tertinggi atau akan telah mencapai Samyaksambodhi. Tapi, [di | |
| sisi lain,] jika 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna | |
| tertinggi' sepenuhnya berbeda dari 'keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari mahkluk', maka mereka yang telah memperoleh | |
| wawasan kedalam kebenaran tidak akan telah menghapus | |
| gambar-gambar dari 'keadaan-keadaan yang berkondisi dari | |
| mahkluk'. Dan jika mereka belum menghapus gambar-gambar dari | |
| 'keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahkluk', maka mereka | |
| tidak akan telah mencapai pembebasan dari ketergantungan pada | |
| gambar-gambar itu. Dengan tidak terbebas dari gambar-gambar rupa | |
| itu, mereka tidak akan terbebas dari ketergantungan pada | |
| kelemahan-kelemahan kotor mereka. Dengan tidak terbebas dari | |
| ketergantungan pada kelemahan-kelemahan kotor, mereka yang telah | |
| mendapatkan wawasan kedalam kebenaran tidak akan telah dapat | |
| mencapai penghentian yang diam dari keterampilan tertinggi atau | |
| Samyaksambodhi. Tapi, Suvisuddhimati, itu bukanlah kasus bahwa | |
| pada saat ini semua mahkluk awam duniawi telah memperoleh | |
| wawasan kedalam kebenaran, adalah sudah mampu mencapai | |
| penghentian yang diam dari keterampilan tertinggi, atau telah | |
| mencapai Samyaksambodhi. Oleh karena itu, pendapat bahwa | |
| 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi' tidak | |
| berbeda dari 'tanda-tanda gambaran dari keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari para mahkluk' adalah tidak beralasan. Jika ada | |
| orang yang mengatakan bahwa 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran | |
| dari makna tertinggi' tidak berbeda dari 'tanda-tanda gambaran | |
| dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari para mahkluk', dari | |
| penjelasan tadi ini, Anda harus memahami bahwa pendapat ini | |
| adalah tidak cerdas ataupun tidak benar-benar beralasan. | |
| Suvisuddhimati, juga bukan kasus bahwa mereka yang telah | |
| mendapatkan wawasan kedalam kebenaran belum mampu menghapus | |
| semua gambar-gambar rupa dari keadaan-keadaan yang berkondisi | |
| dari mahkluk, karena mereka tentu saja bisa menghapusnya. Itu | |
| bukanlah kasus bahwa mereka yang telah mendapatkan wawasan | |
| kedalam kebenaran tidak mampu terbebas dari ketergantungan pada | |
| gambar-gambar rupa dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari | |
| mahluk, karena mereka tentu saja telah mampu untuk pembebasan | |
| tersebut. Itu bukanlah kasus bahwa mereka yang telah mendapatkan | |
| wawasan kedalam kebenaran tidak mampu terbebas dari | |
| ketergantungan pada kelemahan-kelemahan kotor, karena mereka | |
| tentu saja telah mampu untuk pembebasan tersebut. Justru karena | |
| mereka telah mampu untuk pembebasan dari dua hambatan ini bahwa | |
| mereka telah mampu untuk mencapai penghentian yang diam dari | |
| keterampilan tertinggi, dan untuk mencapai Samyaksambodhi. Oleh | |
| karena itu, pendapat bahwa 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran | |
| dari makna tertinggi' sepenuhnya berbeda dari 'tanda-tanda | |
| gambaran dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari para mahkluk' | |
| adalah tidak beralasan. Jika ada yang mengatakan bahwa | |
| 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi' | |
| sepenuhnya berbeda dari 'tanda-tanda gambaran dari | |
| keadaan-keadaan yang berkondisi dari para mahkluk', dari | |
| penjelasan tadi, Anda harus memahami bahwa pendapat ini adalah | |
| tidak cerdas ataupun tidak benar-benar beralasan. | |
| "Lagi, Suvisuddhimati, jika 'tanda-tanda dari kebenaran dari | |
| makna tertinggi' sama dengan 'tanda-tanda dari keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari mahkluk', maka, sama seperti tanda-tanda | |
| dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahluk adalah kotor, | |
| demikian juga tanda-tanda dari kebenaran dari makna tertinggi | |
| akan menjadi kotor. Suvisuddhimati, jika 'tanda-tanda dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi' sepenuhnya berbeda dari | |
| 'tanda-tanda dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahkluk', | |
| maka tanda umum yang menggambarkan keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari makhluk tidak bisa disebut tanda dari kebenaran | |
| dari makna tertinggi. Tapi , Suvisuddhimati, 'tanda-tanda | |
| gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi' adalah tidak | |
| kotor, dan tanda umum dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari | |
| makhluk disebut tanda dari kebenaran dari makna tertinggi. Oleh | |
| karena itu, adalah tidak beralasan untuk mengatakan bahwa | |
| 'tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi' sama | |
| dengan 'tanda-tanda gambaran dari keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari para mahkluk', atau bahwa mereka sepenuhnya | |
| berbeda satu sama lain. Dari penjelasan ini, Anda harus memahami | |
| bahwa orang yang berbicara untuk ciri khas tanda-tanda itu dan | |
| orang yang berbicara untuk perbedaannya yang sepenuhnya adalah | |
| yang tidak cerdas ataupun yang tidak beralasan. | |
| "Lagi, Suvisuddhimati, jika tanda-tanda gambaran dari kebenaran | |
| tertinggi sama dengan tanda-tanda gambaran dari keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari mahkluk, maka, sama seperti tanda dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi yang tidak dibedakan di dalam | |
| semua keadaan-keadaan yang berkondisi, demikian juga semua | |
| tanda-tanda dari keadaan-keadaan yang berkondisi itu akan tidak | |
| dibedakan. Kemudian orang-orang yang berlatih meditasi akan | |
| tidak perlu mencari makna tertinggi di dalam semua | |
| keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahluk yang mereka telah | |
| lihat, dengar, pahami, dan kenal. Di sisi lain, jika tanda | |
| gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi sepenuhnya berbeda | |
| dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari makhluk, maka itu | |
| tidak akan benar bahwa semua keadaan-keadaan yang berkondisi | |
| dari mahkluk adalah hanya perwujudan dari ketiadaan diri, dari | |
| ketiadaan intisari. Tanda-tanda dari kebenaran tertinggi akan | |
| kemudian secara bersamaan diadakan menjadi ditandai dengan dua | |
| cara yang berbeda, satu dari kekotoran dan satu dari kemurnian. | |
| Tapi, Suvisuddhimati, tanda-tanda dari hal-hal yang berkondisi | |
| adalah tentu saja berbeda. Mereka yang berlatih meditasi | |
| melakukan pencarian untuk makna tertinggi di dalam | |
| keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahkluk yang mereka telah | |
| lihat, dengar, pahami, dan kenal. Juga, semua keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari mahluk adalah tentu saja hanya perwujudan | |
| dari ketiadaan diri, ketiadaan intisari, dan mereka benar | |
| disebut 'tanda-tanda dari kebenaran tertinggi'. Adalah tidak | |
| benar bahwa itu secara bersamaan ditandai dengan dua cara, satu | |
| dari kekotoran dan satu dari kemurnian. Oleh karena itu, | |
| pendapat bahwa tanda-tanda dari kebenaran dari makna tertinggi | |
| sama dengan atau sepenuhnya berbeda dari tanda-tanda dari | |
| keadaan-keadaan yang berkondisi dari makhluk adalah tidak | |
| beralasan. Jika ada yang mengatakan bahwa tanda-tanda dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi sama dengan atau sepenuhnya | |
| berbeda dari tanda-tanda dari keadaan-keadaan yang berkondisi | |
| dari makhluk, dari penjelasan ini Anda harus memahami bahwa | |
| mereka adalah yang tidak cerdas dan yang tidak benar-benar | |
| beralasan. | |
| "Itu adalah sama seperti pada warna putih segar dari kulit | |
| kerang, karena itu adalah tidak mudah memastikan apakah [warna | |
| itu] sama dengan atau berbeda dari kulit kerang. Warna kuning | |
| dari emas menunjukkan kasus yang serupa. Atau mempertimbangkan | |
| melodi dari suara gitar, karena itu adalah sulit untuk | |
| memastikan apakah suara itu sama dengan atau berbeda dari gitar. | |
| Atau mengambil aroma yang naik dari gaharu, karena itu adalah | |
| sulit untuk mengatakan apakah itu sama dengan atau berbeda dari | |
| gaharu. Atau mengambil rasa pahit dari merica, karena itu adalah | |
| sulit untuk mengetahui apakah itu sama dengan atau berbeda dari | |
| merica. Kasus yang sama adalah rasa hambar dari kacang arjuna. | |
| Itu adalah sama seperti kulit yang halus dari ngengat dan | |
| kelembutannya, karena itu adalah sulit untuk memastikan apakah | |
| tekstur yang halus sama dengan atau berbeda dari kelembutan. | |
| Atau mengambil cairan yang banyak di atas mentega rebus. Apakah | |
| itu sama dengan atau berbeda dari mentega rebus? | |
| "Demikian juga, itu adalah sulit untuk mengatakan apakah | |
| ketidakkekalan sama dengan atau berbeda dari keadaan-keadaan | |
| yang berkondisi dari makhluk, apakah penderitaan sama dengan | |
| atau berbeda dari keadaan-keadaan yang tidak murni dari pikiran, | |
| apakah ketiadaan diri dari kepribadian sama dengan atau berbeda | |
| dari segala sesuatu, apakah kegelisahan sama dengan atau berbeda | |
| dari ketamakan. Hal yang sama berlaku untuk kemarahan dan | |
| kebodohan pada ketamakan. Dengan demikian, Suvisuddhimati, | |
| tanda-tanda gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi tidak | |
| dapat dikatakan sama dengan atau berbeda dari tanda-tanda | |
| gambaran dari keadaan-keadaan yang berkondisi dari mahkluk. | |
| Suvisuddhimati, Saya telah sempurna memahami tanda-tanda | |
| gambaran dari kebenaran dari makna tertinggi, yang tentu saja | |
| halus, yang tentu saja mendalam, yang tentu saja sulit untuk | |
| dipahami, yang melampaui semua gambaran sebagai yang sama dengan | |
| atau berbeda dari segala sesuatu. Setelah sempurna memahami, | |
| Saya menyatakan, memberitakan, menjelaskan, dan menerangkan demi | |
| orang lain. " | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair gatha ini untuk | |
| menegaskan maksud-Nya: | |
| Tanda-tanda gambaran dari alam dari keadaan-keadaan yang | |
| berkondisi dari mahkluk dan dari makna tertinggi adalah terpisah | |
| dari yang digambarkan baik sebagai yang sama ataupun yang | |
| berbeda. | |
| Jika orang membayangkannya menjadi baik 'yang sama' ataupun | |
| 'yang berbeda', dia bertindak tidak beralasan. | |
| Dikarenakan oleh ketergantungan pada 'gambar rupa' dan | |
| 'kelemahan-kelemahan yang kotor', makhluk hidup harus tekun | |
| mengolah budidaya 'ketenangan yang sunyi' dan 'penglihatan', | |
| Dan kemudian mereka akan dapat mencapai pembebasan. | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/B-VD-001-2.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/B-VD-001-2.jpg.html | |
| Arya Vajrasattva | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/SKBrLHXdmEA" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/subhuti.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/subhuti.jpg.html | |
| Arya Subhuti | |
| Bab IV | |
| Subhuti Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, sang Bhagavan menyapa Ayusman Subhuti dengan | |
| berkata: "Subhuti, di dalam dunia makhluk hidup, berapa banyak | |
| yang Anda tahu - yang menghargai kebanggaan mereka dan di dalam | |
| cara yang sombong menyatakan pemahaman mereka? Dan berapa banyak | |
| yang Anda tahu - yang menyatakan pemahaman mereka tanpa | |
| kebanggaan? " | |
| Ayusman Subhuti menyapa sang Buddha dengan berkata: "Bhagavan, | |
| di dalam dunia makhluk hidup, Saya tahu beberapa orang yang | |
| menyatakan pemahaman mereka tanpa kebanggaan, tapi Saya tahu | |
| yang tak terhitung, para makhluk hidup yang tak terhingga yang | |
| menghargai kebanggaan mereka dan menyatakan pemahaman mereka | |
| dengan cara yang sombong. Bhagavan, saat Saya tinggal berdiam di | |
| sebuah kebun di hutan. Sejumlah besar Bhiksu tinggal dekat. Saya | |
| melihat mereka berkumpul setelah matahari terbit untuk membahas | |
| berbagai persoalan dan untuk mengusulkan pemahaman mereka, | |
| masing-masing sesuai dengan wawasannya. | |
| "Beberapa mengusulkan pemahaman mereka tentang [kumpulan] | |
| Skandha, tanda-tanda gambaran dari Skandha, kemunculan Skandha, | |
| pengurasan Skandha, penghancuran Skandha, dan pencapaian dari | |
| penghancuran Skandha. Yang lainnya, di dalam cara yang sama, | |
| mengusulkan pemahaman mereka tentang [dua belas] landasan [dari | |
| kesadaran] dan Pratītyasamutpāda (kemunculan yang | |
| saling bergantungan), sementara yang lain mengusulkan pemahaman | |
| mereka tentang makanan, tanda-tanda gambaran dari makanan, | |
| kemunculan makanan, pengurasan makanan, penghancuran makanan, | |
| dan pencapaian dari penghancuran makanan. Masih yang lainnya | |
| mengusulkan pemahaman mereka tentang kebenaran, tanda-tanda | |
| gambaran dari kebenaran, kesadaran penuh dari kebenaran, | |
| pemutusan [yang dibawa oleh] kebenaran, pencapaian kebenaran, | |
| dan pengolahan budidaya kebenaran. Yang lainnya mengusulkan | |
| pemahaman mereka tentang unsur alam, tanda-tanda gambaran dari | |
| unsur alam, berbagai sifat alami dari unsur alam, jumlah banyak | |
| yang beragam dari unsur alam, penghancuran dari unsur alam, dan | |
| pencapaian dari penghancuran unsur alam. Yang lainnya | |
| mengusulkan pemahaman mereka tentang pemusatan ingatan, | |
| tanda-tanda gambaran dari pemusatan ingatan, keadaan-keadaan | |
| dari pemusatan ingatan yang mereka mampu kendalikan, pengolahan | |
| budidaya pemusatan ingatan, kemunculan pemusatan ingatan dari | |
| keadaan yang belum muncul, kepastian tidak lupa setelah timbul, | |
| dan peningkatan dari pemusatan ingatan dari praktek yang | |
| berulang. Pada saat yang sama, yang lainnya mengusulkan | |
| pemahaman mereka tentang pemutusan yang benar, dari kemampuan | |
| gaib, alat indera, kekuatan, faktor kebangkitan, sementara yang | |
| lainnya berbicara tentang delapan jalan Arya (Ārya | |
| 'stānga mārgah), tanda-tanda gambaran dari delapan | |
| jalan Arya, keadaan-keadaan yang mampu dikendalikan oleh delapan | |
| jalan Arya, kemunculannya dari keadaan yang belum muncul, | |
| kepastiannya untuk tidak bisa dilupakan setelah kemunculannya, | |
| dan peningkatannya dari praktek yang berulang. | |
| "Bhagavan, ketika Saya melihat mereka, Saya berpikir bahwa semua | |
| orang-orang yang terhormat itu terlibat dalam menangani berbagai | |
| persoalan ini dan mengusulkan penafsiran mereka, masing-masing | |
| sesuai dengan wawasan yang telah dicapainya. Tapi, memperhatikan | |
| dengan baik, semua dari mereka menghargai kebanggaan mereka dan, | |
| karena mereka melekat pada kebanggaan itu, mereka tidak dapat | |
| memahami satu rasa semesta dari kebenaran dari makna tertinggi. | |
| Tapi Anda, Bhagavan, telah menjelaskan bahwa tanda gambaran dari | |
| kebenaran dari makna tertinggi adalah yang langka, tentu saja | |
| yang paling halus, yang paling mendalam, yang sulit untuk | |
| dipahami. Anda telah menjelaskan bahwa satu rasa semesta sulit | |
| untuk dipahami. Bhagavan, jika Bhiksu yang sedang berlatih | |
| merasa sulit untuk memahami satu rasa semesta dari kebenaran | |
| dari makna tertinggi ini di dalam ajaran suci ini, lalu akan | |
| bagaimana jauh lebih sulit lagi bagi para bida untuk | |
| memahaminya? " | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa Subhuti dengan berkata: "Ini | |
| adalah begitulah, Subhuti, karena Saya telah terbangkitkan pada | |
| kebenaran dari makna tertinggi yang adalah dari satu rasa | |
| semesta, yang paling halus, yang paling mendalam, yang paling | |
| sulit untuk dimengerti. Setelah terbangkitkan, Saya menyatakan, | |
| memberitakan, menjelaskan, dan meneranginya demi kepentingan | |
| orang lain. Apa itu yang saya telah khotbahkan, Subhuti? Saya | |
| telah memberitakan bahwa muatan yang termurnikan dari pemahaman | |
| di dalam semua skandha adalah kebenaran dari makna tertinggi. | |
| Saya telah memberitakan bahwa muatan yang termurnikan dari | |
| pemahaman di dalam semua kemunculan yang saling ketergantungan, | |
| di dalam makanan, di dalam unsur alam, di dalam pemusatan | |
| ingatan, di dalam pemutusan yang benar, di dalam kemampuan gaib, | |
| di dalam faktor kebangkitan, dan di dalam faktor-faktor dari | |
| sang jalan adalah kebenaran dari makna tertinggi. Muatan yang | |
| termurnikan dari pemahaman ini ditandai sebagai yang dari Satu | |
| Rasa, Yang Tidak Dibedakan di dalam semua skandha, di dalam | |
| semua landasan, di dalam semua yang mereka bahas [tadi], karena | |
| itu adalah 'satu rasa' dan 'tidak dibedakan'. Ini adalah dari | |
| prinsip ini bahwa kebenaran dari makna tertinggi adalah dari | |
| Satu Rasa Semesta. | |
| "Selanjutnya, Subhuti, setelah para Bhiksu yang sedang berlatih | |
| yang mengolah pemusatan itu telah memahami 'Tathatā | |
| (Kenyataan apa adanya yang sesungguhnya)' dari satu kelompok | |
| [pertanyaan], 'ketiadaan diri' dari ajaran tentang makna | |
| tertinggi, maka mereka tidak akan terlibat dalam menganalisis | |
| satu dari yang lain : kumpulan skandha, landasan, kemunculan | |
| yang saling ketergantungan, makanan, kebenaran, unsur alam, | |
| pemusatan ingatan, pemutusan yang benar, kemampuan gaib, alat | |
| indera, kekuatan, faktor-faktor kebangkitan, atau faktor-faktor | |
| sang Jalan. 'Ketiadaan diri' dari ajaran dari Tathatā dan | |
| makna tertinggi adalah berdasarkan pada kebijaksanaan yang tiada | |
| duanya dari Tathatā dan makna tertinggi. Mereka kemudian | |
| akan sampai ke kesadaran dan mencapai kebenaran dari makna | |
| tertinggi, yang adalah dari 'Satu Rasa Semesta'. Oleh karena | |
| itu, Subhuti, dari prinsip ini pahami bahwa kebenaran dari makna | |
| tertinggi adalah dari 'Satu Rasa Semesta'. | |
| "Selanjutnya, Subhuti, jika, sama seperti semua skandha, sama | |
| seperti semua landasan, kemunculan yang saling ketergantungan, | |
| makanan, kebenaran, unsur alam, pemusatan ingatan, pemutusan | |
| yang benar, kemampuan gaib, alat indera, kekuatan, faktor-faktor | |
| kebangkitan, dan faktor-faktor sang Jalan, yang semuanya | |
| dijelaskan dengan membedakan satu dari yang lain; jika, sama | |
| seperti ini, 'Tathatā', 'Makna Tertinggi', dan 'Yang Tanpa | |
| Intisari' memiliki tanda-tanda gambaran yang membedakan satu | |
| dari yang lain, maka mereka ini akan muncul dari penyebab, | |
| mereka akan menjadi penyebab. Dan, jika mereka muncul dari | |
| penyebab, mereka akan diri mereka sendiri dikondisikan. Dan, | |
| jika berkondisi, mereka tidak akan menjadi makna tertinggi. Dan, | |
| jika mereka bukan makna tertinggi, maka orang akan sekali lagi | |
| harus mencari kebenaran dari makna tertinggi yang lain. Itu | |
| adalah karena 'Tathatā', 'Makna Tertinggi', dan 'Yang Tanpa | |
| Intisari Dari Semua Hal' tidak dikatakan menjadi penyebab, tidak | |
| muncul dari penyebab, dan tidak dikondisikan bahwa mereka adalah | |
| kebenaran dari makna tertinggi. Setelah orang mencapai makna | |
| tertinggi ini, tidak ada keperluan lagi untuk mencari makna | |
| tertinggi yang lain. Hanya itu yang kekal dan permanen, apakah | |
| sang Tathagata muncul di dunia atau tidak, karena di dalam | |
| segala hal Kenyataan didirikan, dharmadhatu tetap ada. Oleh | |
| karena itu, Subhuti, dari prinsip ini Anda harus memahami bahwa | |
| kebenaran dari makna tertinggi adalah dari 'satu rasa semesta'. | |
| "Subhuti, di ruang angkasa kosong, ada perbedaan dalam beberapa | |
| bagian yang beragam dari warna, sementara [ruang angkasa itu | |
| sendiri] tetap tiada tanda, tidak dibedakan, dan tidak berubah | |
| oleh 'mereka (warna-warna itu)'. Melainkan ia mencakup semua | |
| tanda-tanda itu di dalam Satu Rasa-nya. Dalam cara yang sama, | |
| kebenaran dari makna tertinggi adalah di dalam 'semua hal | |
| (sarvadharma)', yang dari sifat alami yang berbeda dan memiliki | |
| tanda-tanda yang berbeda; dan ia mencakup semua tanda-tanda itu | |
| dengan Satu Rasa-nya ". | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Mencakup semua tanda-tanda dengan satu rasa, | |
| Makna Tertinggi yang diajarkan oleh semua Buddha menjadi yang | |
| tidak dibedakan. | |
| Jika orang akan membedakannya di dalam perbedaan-perbedaan itu, | |
| Orang akan pasti tentu saja bodoh dan sombong. | |
| #Post#: 3-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:38 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/buddha%20bhadravagi.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/buddha%20bhadravagi.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/7IaYXVNH2LY" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/buddha%20ami.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/buddha%20ami.jpg.html | |
| Bab V | |
| Visalamati Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, Visalamati Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada | |
| sang Bhagavan : "Bhagavan, Anda telah berkata bahwa para | |
| Bodhisattva terampil di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, | |
| dan kesadaran. Bhagavan, bagaimanakah para Bodhisattva terampil | |
| di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan kesadaran? Dengan | |
| alasan apakah sang Tathagata menunjuk para Bodhisattva sebagai | |
| yang terampil di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan | |
| kesadaran?" | |
| Sang Bhagavan menyapa sang Bodhisattva Visalamati dengan | |
| berkata: "Anda, Visalamati, terlibat dalam hal ini demi | |
| keuntungan orang banyak, demi kebahagiaan orang banyak, untuk | |
| belas kasihan kepada dunia, untuk kesejahteraan dan kebahagiaan | |
| orang banyak, para dewa dan manusia, sehingga mereka bisa | |
| dibimbing untuk mencapai arti, keuntungan dan kebahagiaan. Niat | |
| Anda dalam bertanya kepada sang Tathagata tentang hal ini adalah | |
| sangat baik, sangat baik. Oleh karena itu, Visalamati, dengarlah | |
| dengan penuh perhatian, Saya akan menjelaskan kepada Anda arti | |
| dari rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan kesadaran." | |
| "Anda, Visalamati, harus memahami bahwa berbagai jenis makhluk | |
| hidup jatuh kedalam keberadaan dalam perpindahan mereka melalui | |
| enam jenis keberadaan. Para makhluk hidup itu mewujudkan tubuh | |
| dan muncul di dalam keadaan dari kelahiran seperti yang lahir | |
| dari telur, yang lahir dari rahim, yang lahir dari kelembaban, | |
| yang lahir secara spontan. Dalam waktu seketika pertama kali, | |
| pematangan, perkembangan, penyatuan, peningkatan dan pertumbuhan | |
| pikiran mereka, bersama dengan semua benih mereka tergantung | |
| pada dua kemelekatan. Yang pertama adalah kemelekatan dari | |
| indera kebendaan dalam tubuh. Yang kedua adalah kemelekatan dari | |
| kecenderungan terhadap penyebutan yang salah dalam tanggapan | |
| penglihatan yang membeda-bedakan ciri-ciri dan nama. Dua | |
| kemelekatan ini ada di alam wujud (rupadhatu), namun dua | |
| kemelekatan ini tidak ada di alam tanpa wujud (arupadhatu)." | |
| "Kesadaran ini, Visalamati, adalah juga disebut 'kesadaran yang | |
| melekat', karena ia menggenggam dan melekati tubuh dalam cara | |
| itu. Ia juga disebut 'kesadaran yang menampung', karena ia | |
| menerima dan menghuni dalam tubuh tidak peduli baik atau buruk. | |
| Ia juga disebut 'pikiran', karena ia mengumpulkan dan menghimpun | |
| bentuk-rupa, suara, bau, rasa, dan sentuhan." | |
| "Itu, Visalamati, karena kesadaran yang melekat adalah pendukung | |
| dan wadah, ada berkembang kumpulan dari enam kesadaran yaitu | |
| kesadaran mata, kesadaran telinga, kesadaran hidung, kesadaran | |
| lidah, kesadaran tubuh, kesadaran berpikir. Kondisi yang | |
| menghasilkan kesadaran mata adalah bergantung pada mata dan | |
| wujud kebendaan bekerja sama dengan kesadaran. Berfungsi | |
| bersama-sama dengan kesadaran mata, ada berkembang kesadaran | |
| berpikir yang secara bersamaan membeda-bedakan objek penglihatan | |
| itu." | |
| "Selanjutnya, Visalamati, kondisi yang menimbulkan kesadaran | |
| telinga, kesadaran hidung, kesadaran lidah, dan kesadaran tubuh | |
| adalah telinga, hidung, lidah, dan tubuh bersama-sama dengan | |
| suara, bau, rasa, dan sentuhan. Berfungsi bersama-sama dengan | |
| kesadaran telinga, kesadaran hidung, kesadaran lidah, dan | |
| kesadaran tubuh ini, ada berkembang kesadaran berpikir yang | |
| secara bersamaan membeda-bedakan objek-objek itu." | |
| "Jika ada timbul satu kesadaran mata, pada seketika itu, ada | |
| timbul kesadaran berpikir yang membeda-bedakan yang berinteraksi | |
| dengan kesadaran mata itu. Demikian juga, jika ada timbul dua, | |
| tiga, empat, atau lima kesadaran, pada seketika itu, ada timbul | |
| kesadaran berpikir yang membeda-bedakan yang berinteraksi dengan | |
| lima kumpulan kesadaran itu." | |
| "Itu adalah, Visalamati, sama seperti arus air yang mengalir | |
| deras. Jika kondisi untuk menimbulkan satu gelombang air muncul, | |
| hanya satu gelombang air yang akan timbul. Jika kondisi untuk | |
| dua atau banyak gelombang air muncul, maka banyak gelombang air | |
| yang akan timbul. Namun arus air yang deras itu tetap terus | |
| mengalir tanpa berhenti. Itu juga sama seperti permukaan dari | |
| kaca yang sangat murni. Jika kondisi untuk satu wujud muncul, | |
| maka hanya satu wujud yang akan timbul. Jika kondisi untuk dua | |
| atau banyak wujud muncul, maka banyak wujud akan timbul. Namun | |
| permukaan kaca itu tidak merubah dirinya sendiri menjadi wujud | |
| itu, dan tidak menderita perubahan apapun." | |
| "Demikian juga, Visalamati, kesadaran yang melekat adalah sama | |
| seperti arus air yang mengalir deras itu, karena itu adalah | |
| pendukung dan wadah. Ketika kondisi untuk menimbulkan satu | |
| kesadaran mata muncul, maka satu kesadaran mata terbentuk. | |
| Ketika kondisi untuk menimbulkan lima kumpulan kesadaran indera | |
| muncul, maka kelima kesadaran itu terbentuk." | |
| "Meskipun, Visalamati, dalam cara ini, para Bodhisattva yang | |
| didukung oleh kebijaksanaan tinggal berdiam di dalam Dharma, | |
| terampil di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan | |
| kesadaran indera, namun tidak oleh sebab ini bahwa sang | |
| Tathagata menggambarkan Mereka sebagai yang terampil di dalam | |
| rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan kesadaran indera. | |
| Visalamati, semua Bodhisattva itu yang dikatakan terampil di | |
| dalam makna kebenaran tertinggi (paramartha satya) dan | |
| digambarkan oleh sang Tathagata sebagai yang terampil di dalam | |
| makna kebenaran tertinggi karena masing-masing dalam diri Mereka | |
| sendiri tidak melihat kemelekatan sebagai yang nyata, tidak | |
| melihat kesadaran yang melekat, tidak melihat penampungan, tidak | |
| melihat kesadaran yang menampung, tidak melihat himpunan, tidak | |
| melihat pikiran, tidak melihat mata, tidak melihat bentuk-rupa, | |
| tidak melihat kesadaran mata, tidak melihat telinga, tidak | |
| melihat suara, tidak melihat kesadaran telinga, tidak melihat | |
| hidung, tidak melihat bau, tidak melihat kesadaran hidung, tidak | |
| melihat lidah, tidak melihat rasa, tidak melihat kesadaran | |
| lidah, tidak melihat tubuh, tidak melihat sentuhan, tidak | |
| melihat kesadaran tubuh." | |
| "Mereka, Visalamati, tidak melihat kecerdasan, tidak melihat | |
| gejala kejadian, tidak melihat kesadaran berpikir. Visalamati, | |
| itu adalah oleh sebab ini bahwa Mereka disebut Bodhisattva yang | |
| terampil di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, dan | |
| kesadaran. Ketika sang Tathagata menunjuk para Bodhisattva | |
| sebagai yang terampil di dalam rahasia dari pikiran, kecerdasan, | |
| dan kesadaran, Dia menunjuk Mereka seperti itu oleh alasan ini." | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Kesadaran yang melekat adalah mendalam dan halus; | |
| Semua benihnya seperti arus air yang mengalir deras, | |
| Jika dipahami sebagai 'diri', itu tidaklah benar, | |
| Sehingga Saya tidak mengajarkannya kepada yang kekanak-kanakan. | |
| #Post#: 4-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:42 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/amt0.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/amt0.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/LI_GH_DMlAQ" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/nepal-buddha-stupa-lord-budd… | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/nepal-buddha-stupa-lord-buddha… | |
| Bab VI | |
| Gunakara Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, Gunakara Bodhisattva Mahasattva menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, Anda telah mengatakan tentang | |
| para Bodhisattva yang terampil di dalam ciri-ciri dari gejala | |
| kejadian. Bhagavan, bagaimanakah para Bodhisattva terampil di | |
| dalam ciri-ciri dari gejala kejadian? Dengan alasan apakah sang | |
| Tathagata menunjuk para Bodhisattva sebagai yang terampil di | |
| dalam ciri-ciri dari gejala kejadian?" | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa sang Bodhisattva Gunakara dengan | |
| berkata: "Anda, Gunakara, terlibat dalam hal ini demi keuntungan | |
| orang banyak, demi kebahagiaan orang banyak, untuk belas kasihan | |
| kepada dunia, untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang banyak, | |
| para dewa dan manusia, sehingga mereka bisa dibimbing untuk | |
| mencapai arti, keuntungan dan kebahagiaan. Niat Anda dalam | |
| bertanya kepada sang Tathagata tentang hal ini adalah sangat | |
| baik, sangat baik. Oleh karena itu, Gunakara, dengarlah dengan | |
| penuh perhatian, Saya akan menjelaskan kepada Anda ciri-ciri | |
| dari gejala kejadian." | |
| "Totalnya, Gunakara, ciri-ciri dari gejala kejadian ada tiga. | |
| Yang pertama adalah ciri-ciri dari kemelekatan gagasan. Yang | |
| kedua adalah ciri-ciri dari asal-mula yang bergantungan. Yang | |
| ketiga adalah ciri-ciri sempurna dari kenyataan." | |
| "Ciri-ciri dari kemelekatan gagasan mengacu pada penetapan nama | |
| dan simbol untuk gejala kejadian dan pembedaan intisarinya, | |
| sehingga ia menjadi diungkapkan di dalam bahasa. Ciri-ciri dari | |
| asal-mula yang bergantungan mengacu pada sifat alami dari gejala | |
| kejadian yang adalah asal-mula yang bergantungan : karena ini | |
| ada, itu ada, karena ini timbul, itu timbul. Hal ini mengacu | |
| pada yang dikondisikan oleh ketidaktahuan adalah pembentukan, | |
| yang dikondisikan oleh asal-mula adalah kumpulan besar dari | |
| penderitaan ini. Ciri-ciri sempurna dari kenyataan mengacu pada | |
| 'kenyataan yang apa adanya (tathātā)', yang sama | |
| dengan semua dharma. Para Bodhisattva menembus tathātā | |
| ini dikarenakan oleh keteguhan semangat Mereka, pemusatan | |
| perhatian yang benar, dan perenungan yang benar. Dengan secara | |
| bertahap mengolah penembusan ini, Mereka mencapai Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi Abhisambuddha." | |
| "Kulaputra, ciri-ciri dari kemelekatan gagasan adalah sama | |
| seperti penglihatan yang rusak dari orang yang memiliki katarak | |
| di matanya. Ciri-ciri dari asal-mula yang bergantungan adalah | |
| sama seperti gambar-gambar yang menipu di dalam penglihatan yang | |
| terbingungkan dari orang yang berkatarak itu, karena itu tampak | |
| menjadi gambar yang berbeda, seperti rambut, serangga, biji | |
| sesawi, wujud warna biru, wujud warna kuning, wujud warna merah, | |
| atau wujud warna putih. Ciri-ciri sempurna dari kenyataan adalah | |
| sama seperti objek-benda yang tidak membingungkan yang dilihat | |
| oleh penglihatan murni dari orang yang matanya sehat dan tidak | |
| ada katarak." | |
| "Itu adalah, Kulaputra, sama seperti ketika kristal yang murni | |
| terhubung dan terpancar dengan warna biru, ia tampak menjadi | |
| permata biru atau maha nila. Karena ia memuat penampilan dari | |
| permata biru atau maha nila, ia membingungkan makhluk hidup. | |
| Ketika terhubung dengan warna merah, ia tampak menjadi permata | |
| merah dan membingungkan makhluk hidup. Ketika terhubung dengan | |
| warna hijau, ia tampak menjadi permata hijau dan membingungkan | |
| makhluk hidup. ketika terhubung dengan warna kuning, ia tampak | |
| menjadi emas dan membingungkan makhluk hidup. Sama juga, | |
| Gunakara, seperti warna-warna itu muncul pada kristal yang | |
| murni, demikian juga kecenderungan terhadap penetapan bahasa | |
| dari ciri-ciri kemelekatan gagasan menjadi ditempatkan pada | |
| ciri-ciri yang bergantungan lainnya. Sama seperti pada yang | |
| kristal yang murni itu orang dengan salah melekat pada permata | |
| biru, permata merah, permata hijau, atau emas; jadi pada | |
| ciri-ciri yang bergantungan lainnya dari kesadaran, orang | |
| melekat pada gagasan itu, untuk ciri-ciri yang bergantungan | |
| lainnya itu adalah yang sama seperti kristal. Sama seperti, | |
| ketika secara tetap dan terus-menerus kristal yang murni itu | |
| tidak lagi memiliki gambar permata biru, permata merah, permata | |
| hijau, atau emas yang tanpa kenyataan atau intisari, juga, | |
| ketika ciri-ciri yang bergantungan lainnya tidak lagi memiliki | |
| gagasan tentang gambar di dalamnya yang juga sesungguhnya adalah | |
| yang tanpa kenyataan atau intisari, maka Anda harus tahu bahwa | |
| ciri-ciri sempurna dari kenyataan adalah sama seperti ini." | |
| "Lebih lanjut, Gunakara, ciri-ciri dari kemelekatan gagasan | |
| dapat dipahami sebagai yang disebabkan oleh hubungan antara | |
| gambar dan kata-kata. Ciri-ciri dari asal-mula yang bergantungan | |
| dapat dipahami sebagai yang disebabkan oleh kemelekatan pada | |
| gambar-gambar gagasan terhadap ciri-ciri yang bergantungan | |
| lainnya itu. Ciri-ciri sempurna dari kenyataan dapat dipahami | |
| sebagai yang disebabkan oleh tidak adanya kemelekatan pada | |
| gambar-gambar gagasan terhadap ciri-ciri yang bergantungan | |
| lainnya itu." | |
| "Jika, Gunakara, para Bodhisattva sungguh mampu memahami | |
| ciri-ciri dari kemelekatan gagasan saat ia timbul pada ciri-ciri | |
| yang bergantungan lainnya dalam semua gejala kejadian, maka | |
| Mereka akan sungguh mampu memahami bahwa semua gejala kejadian | |
| adalah yang tiada tanda, sebagaimana apa adanya. Jika para | |
| Bodhisattva sungguh mampu memahami ciri-ciri yang bergantungan | |
| lainnya, maka Mereka akan sungguh mampu memahami kekotoran dari | |
| semua gejala kejadian, sebagaimana apa adanya. Jika para | |
| Bodhisattva sungguh mampu memahami ciri-ciri sempurna dari | |
| kenyataan, maka Mereka akan sungguh mampu memahami kemurnian | |
| dari semua gejala kejadian, sebagaimana apa adanya. Jika para | |
| Bodhisattva sungguh memahami bahwa semua gejala kejadian adalah | |
| yang tiada tanda dalam ciri-ciri yang bergantungan lainnya, maka | |
| Mereka akan mampu meninggalkan gejala kejadian yang kotor. Jika | |
| Mereka mampu meninggalkan gejala kejadian yang kotor, Mereka | |
| akan mampu mencapai gejala kejadian yang murni." | |
| "Dalam hal ini, Gunakara, karena para Bodhisattva sungguh | |
| memahami ciri-ciri dari kemelekatan gagasan, ciri-ciri yang | |
| bergantungan lainnya, dan ciri-ciri sempurna dari kenyataan, | |
| Mereka akan sungguh memahami yang tiada tanda, yang kotor, dan | |
| yang murni dari semua gejala kejadian, sebagai mana apa adanya. | |
| Karena Mereka sungguh memahami yang tiada tanda sebagai mana apa | |
| adanya, Mereka meninggalkan semua yang kotor, oleh karena itu, | |
| mencapai kemurnian." | |
| "Ini adalah bagaimana para Bodhisattva terampil di dalam | |
| ciri-ciri dari gejala kejadian. Ketika sang Tathagata menunjuk | |
| para Bodhisattva sebagai yang terampil di dalam ciri-ciri dari | |
| gejala kejadian, Dia menunjuk Mereka seperti itu oleh alasan | |
| ini." | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Jika tidak memahami gejala kejadian sebagai yang tiada tanda, | |
| Orang tidak akan mampu meninggalkan kekotoran dari gejala | |
| kejadian. | |
| Ketika orang tidak meninggalkan kekotoran dari gejala kejadian, | |
| Ia menghancurkan pencapaian dari kemurnian gejala kejadian yang | |
| halus. | |
| Tidak melihat kesalahan dari gejala kejadian yang berkondisi, | |
| Bersenang-senang di dalam yang berkondisi, akan menyakiti para | |
| makhluk hidup. | |
| Sembrono dalam menganggap sebagai yang stabil pada gejala | |
| kejadian yang sementara, | |
| Tidakkah orang itu kehilangan dan menjadi yang patut dikasihani? | |
| #Post#: 5-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:48 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/om%20vajrapani%20hum.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/om%20vajrapani%20hum.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/EVOqWWyul6Q" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/mahakala%20ah%20hum%20phat.j… | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/mahakala%20ah%20hum%20phat.jpg… | |
| Bab VII | |
| Paramarthasamudgata Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, Paramarthasamudgata Bodhisattva Mahasattva | |
| menyapa sang Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, ketika saya | |
| tinggal berdiam sendiri di tempat yang tenang, saya merenungkan: | |
| sang Bhagavan dalam cara yang tidak terhitung telah menjelaskan | |
| Kumpulan (skandha), ciri-cirinya yang khusus, kemunculannya, | |
| kehancurannya, peninggalannya, pemahaman lengkapnya. Dengan cara | |
| yang sama, Dia telah menjelaskan landasan kesadaran indera, | |
| asal-mula yang bergantungan, dan makanan. Dalam cara yang tidak | |
| terhitung, sang Bhagavan telah menjelaskan Kebenaran | |
| (satyāni), ciri-cirinya yang khusus, pemahaman lengkap, | |
| peninggalan, dan praktek-praktek yang menyebabkan pencapaiannya. | |
| Dalam cara yang tidak terhitung, sang Bhagavan telah menjelaskan | |
| semua unsur (dhatu), ciri-cirinya yang khusus, keanekaragaman | |
| jenisnya, perbedaannya, kesamaannya, peninggalan, dan pemahaman | |
| lengkap. Dalam cara yang tidak terhitung, sang Bhagavan telah | |
| menjelaskan Kesadaran penuh (smrtih), ciri-cirinya yang khusus, | |
| tindakan pengendaliannya dan mana yang dikendalikan, bagaimana | |
| dengan meditasi apa yang belum muncul dapat dihasilkan, | |
| bagaimana apa yang telah muncul dapat dipertahankan, tiada | |
| kelupaan, praktek yang berulang, pertumbuhan, dan peningkatan. | |
| Sama seperti Dia telah menjelaskan Kesadaran penuh, Dia juga | |
| telah menjelaskan peninggalan yang benar, kemampuan ajaib, organ | |
| indera dan kekuatan, faktor-faktor kebangkitan. Dalam cara yang | |
| tidak terhitung, sang Bhagavan telah menjelaskan delapan bagian | |
| jalan Arya (aryastāngikamārga), ciri-cirinya yang | |
| khusus, tindakan pengendaliannya dan mana yang dikendalikan, | |
| bagaimana dengan meditasi apa yang belum muncul dapat dihasilkan | |
| dan apa yang telah muncul dapat dipertahankan, tiada kelupaan, | |
| praktek yang berulang, pertumbuhan, dan peningkatan." | |
| "Bhagavan, Anda juga telah menjelaskan bahwa semua gejala | |
| kejadian tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak punah, | |
| yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana. | |
| Kemudian saya berpikir, 'dengan maksud apakah sang Bhagavan | |
| mengatakan bahwa semua gejala kejadian tidak memiliki intisari, | |
| tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan | |
| sifat alaminya adalah Nirvana?' Mengapa sang Bhagavan mengatakan | |
| bahwa semua gejala kejadian tidak memiliki intisari, tidak | |
| dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat | |
| alaminya adalah Nirvana? Saya ingin bertanya kepada sang | |
| Tathagata tentang hal ini. Saya mohon agar sang Tathagata | |
| berkenan untuk menjelaskan apa maksud yang mendasari dalam | |
| mengatakan hal ini. " | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa Paramarthasamudgata dengan | |
| berkata:. "Sangat baik, Paramarthasamudgata, pikiran Anda | |
| sungguh cerdas. Sangat baik, Kulaputra, bahwa Anda telah mampu | |
| bertanya kepada sang Tathagata tentang hal yang mendalam ini. | |
| Anda terlibat dalam hal ini demi keuntungan orang banyak, demi | |
| kebahagiaan orang banyak, untuk belas kasihan kepada dunia, | |
| untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang banyak, para dewa dan | |
| manusia, sehingga mereka bisa dibimbing untuk mencapai arti, | |
| keuntungan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, | |
| Paramarthasamudgata, dengarlah dengan penuh perhatian, Saya akan | |
| menjelaskan kepada Anda maksud dari mengatakan bahwa semua | |
| gejala kejadian tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak | |
| punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah | |
| Nirvana." | |
| "Anda, Paramarthasamudgata, harus memahami bahwa di dalam | |
| ketergantungan pada tiga jenis dari yang tiada intisari, Saya | |
| telah menjelaskan bahwa semua gejala kejadian adalah yang tidak | |
| memiliki intisari : 'Ciri-ciri' tidak memiliki intisari, 'yang | |
| muncul' tidak memiliki intisari, dan 'makna tertinggi' tidak | |
| memiliki intisari." | |
| "Kulaputra, ciri-ciri adalah yang tidak memiliki intisari, | |
| karena semua gejala kejadian diciri-cirikan melalui kemelekatan | |
| gagasan. Ini demikian karena itu adalah nama dan simbol yang | |
| membentuk ciri-cirinya, dan tidak ada ciri-ciri di dalam gejala | |
| kejadian. Oleh karena itu, ini disebut ketiadaan intisari pada | |
| ciri-ciri." | |
| "Kulaputra, Kemunculan dari gejala kejadian tidak memiliki | |
| intisari, karena semua gejala kejadian yang muncul bergantungan | |
| pada yang lain. Ini demikian karena ia bergantung pada kekuatan | |
| sebab-musabab dari yang lain dan tidak muncul dari dirinya | |
| sendiri. Oleh karena itu, ini disebut ketiadaan intisari pada | |
| yang muncul." | |
| "Kulaputra, kebenaran tertinggi dari semua gejala kejadian tidak | |
| memiliki intisari, karena dari kemunculannya, semua gejala | |
| kejadian tidak memiliki intisari. ini adalah apa yang Saya sebut | |
| sebagai tiada intisari yang sama dengan kemunculan yang | |
| berkondisi dari semua 'gejala kejadian (dharma)'. Saya juga | |
| menyebutnya sebagai ketiadaan intisari dari makna tertinggi | |
| karena Saya mengajarkan bahwa di antara semua gejala kejadian, | |
| bahwa, alam yang muatannya termurnikan dari pemahaman adalah | |
| yang dianggap sebagai ketiadaan intisari dari makna tertinggi. | |
| Ciri-ciri dari pola yang saling bergantungan lainnya dari | |
| kesadaran, bagaimanapun, bukanlah diri mereka sendiri sebagai | |
| alam dari objek yang termurnikan dari pemahaman ini. Oleh karena | |
| itu, Saya menyebutnya sebagai ketiadaan intisari dari makna | |
| tertinggi." | |
| "Lebih lanjut, Paramarthasamudgata, ciri-ciri yang sepenuhnya | |
| tersempurnakan dari semua gejala kejadian juga adalah ketiadaan | |
| intisari dari makna tertinggi; karena tiada diri di dalam semua | |
| gejala kejadian, itu disebut sebagai makna tertinggi, atau tiada | |
| intisari, karena ini adalah kebenaran dari makna tertinggi | |
| (paramarthasatya), juga, karena itu terwujud melalui ketiadaan | |
| intisari. Oleh karena itu, Saya menyebutnya sebagai ketiadaan | |
| intisari dari makna tertinggi." | |
| "Kulaputra, bunga di langit adalah sama seperti ketiadaan | |
| intisari dari ciri-ciri, munculnya gambar-gambar ilusi adalah | |
| sama seperti ketiadaan intisari dari yang muncul, yang demikian | |
| itu juga merupakan ketiadaan intisari dari makna tertinggi. Sama | |
| seperti ruang angkasa yang meliputi di mana-mana dengan tiada | |
| bentuk kebendaan, demikian juga dengan ketiadaan intisari dari | |
| makna tertinggi, yang meliputi di mana-mana dengan tiada diri di | |
| dalam semua gejala kejadian." | |
| "Kulaputra, ini adalah maksud yang mendasari tentang tiga jenis | |
| dari ketiadaan intisari, di mana Saya telah mengajarkan bahwa | |
| semua gejala kejadian tidak memiliki intisari. | |
| Paramarthasamudgata, Anda harus memahami bahwa itu adalah dengan | |
| maksud yang mendasari ini tentang ketiadaan intisari dari | |
| ciri-ciri, di mana Saya mengajarkan bahwa semua gejala kejadian | |
| tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan | |
| sifat alaminya adalah Nirvana. Mengapa begini? Karena, | |
| Paramarthasamudgata, jika ciri-ciri dari gejala kejadian tidak | |
| ada, maka itu tidak muncul. Jika itu tidak muncul, maka itu | |
| tidak punah. Jika itu tidak punah, maka asal-mulanya adalah yang | |
| diam tenang. Jika awalnya adalah yang diam tenang, maka itu | |
| sifat alaminya adalah di dalam keadaan dari Nirvana. Yang sifat | |
| alaminya di dalam keadaan dari Nirvana, maka tidak ada bahkan | |
| bagian terkecil sekalipun yang bisa menyebabkan kembali lagi ke | |
| penghentian terakhir. Oleh karena itu, dengan maksud yang | |
| mendasari ini tentang ketiadaan intisari dari ciri-ciri, Saya | |
| telah mengajarkan bahwa semua gejala kejadian tidak dihasilkan, | |
| tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah | |
| Nirvana." | |
| "Kulaputra, itu adalah dengan maksud yang mendasari ini tentang | |
| ketiadaan intisari dari kebenaran tertinggi yang terwujud | |
| melalui ketiadaan diri dari gejala kejadian bahwa Saya | |
| mengajarkan semua gejala kejadian tidak dihasilkan, tidak punah, | |
| yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana. | |
| Ketiadaan intisari dari makna tertinggi ini yang terwujud | |
| melalui ketiadaan diri dari gejala kejadian adalah yang selalu | |
| dan selamanya abadi, karena sifat alami yang sesungguhnya dari | |
| semua gejala kejadian tinggal berdiam di dalam keadaan yang | |
| tidak berkondisi dan tidak terhubung dengan kekotoran apapun. | |
| Dan karena sifat alami yang sesungguhnya dari semua gejala | |
| kejadian tinggal berdiam didalam keabadian, itu adalah yang | |
| tidak berkondisi. Karena itu tidak berkondisi, itu tidak | |
| dihasilkan dan tidak punah. Karena itu tidak tercampuraduk | |
| dengan kekotoran apapun, itu asal-mulanya adalah yang diam | |
| tenang dan pada dasarnya di dalam Nirvana. Oleh karena itu, | |
| dengan maksud yang mendasari ini tentang ketiadaan intisari dari | |
| makna tertinggi yang terwujud melalui ketiadaan diri dalam | |
| gejala kejadian, Saya telah mengajarkan bahwa semua gejala | |
| kejadian tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam | |
| tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana." | |
| "Lebih lanjut, Paramarthasamudgata, Saya tidak mengemukakan tiga | |
| jenis dari ketiadaan intisari ini karena di antara beranekaragam | |
| makhluk hidup di dunia, beberapa menganggap pola kemelekatan | |
| gagasan sebagai intisari yang berbeda, atau karena mereka | |
| menganggap pola ketergantungan lainnya atau pola kesempurnaan | |
| penuh sebagai intisari yang berbeda. Melainkan karena para | |
| makhluk hidup menempatkan pola kemelekatan gagasan di atas yang | |
| bergantungan lainnya dan kesempurnaan penuh bahwa Saya | |
| mengemukakan tiga jenis dari ketiadaan intisari ini. Para | |
| makhluk hidup, karena mereka membayangkan ada intisari dan | |
| ciri-ciri yang dilekati di dalam pola ketergantungan lainnya dan | |
| pola yang sepenuhnya tersempurnakan, menghasilkan perkataan | |
| tentang ini dan itu. Sampai ke tingkat menghasilkan perkataan, | |
| mereka melekat pada gambaran intisari di dalam pola | |
| ketergantungan lainnya dan yang sepenuhnya tersempurnakan karena | |
| pikiran mereka terresapi dengan perkataan, pemahaman mereka | |
| mengikuti perkataan, kecenderungan mereka mengarah ke perkataan. | |
| Jadi, mereka melekat pada berbagai macam intisari yang | |
| dibayangkan dan ciri-ciri dalam pola ketergantungan lainnya dan | |
| yang sepenuhnya tersempurnakan dari kesadaran. Dengan melekati | |
| pola-pola seperti itu, mereka melekat pada pola yang | |
| dibayangkan. Oleh karena itu, mereka akan mendatangkan pola | |
| ketergantungan lainnya di masa depan. Dikotori oleh nafsu, | |
| tindakan, dan kelahiran, mereka akan berpacu di siklus | |
| perpindahan dalam waktu yang lama. Untuk waktu yang lama, mereka | |
| akan beredar di sana tanpa henti dan mengalami penderitaan, baik | |
| di dalam neraka, di antara para hewan, di antara para preta, | |
| atau di surga, di antara para dewa, atau di antara para | |
| manusia." | |
| "Lebih lanjut, Paramarthasamudgata, Saya mengkhotbahkan Dharma | |
| tentang ketiadaan intisari dari yang muncul untuk semua makhluk | |
| hidup yang belum menanam akar kebajikan, yang belum menyucikan | |
| diri sendiri dari rintangan, yang belum mematangkan kelangsungan | |
| dari kesadaran mereka, yang belum menumbuhkan pembebasan, yang | |
| belum mampu mengumpulkan dua syarat: kebajikan dan | |
| kebijaksanaan. Ketika mereka hadir untuk mendengar Dharma ini, | |
| mereka akan dapat, sesuai dengan kemampuan mereka, memahami | |
| bahwa semua keadaan yang berkondisi, yang muncul secara | |
| ber-ketergantungan, adalah yang tidak abadi, tidak tetap, tidak | |
| menghibur, kesementaraan yang menyedihkan, dan merusak. Kemudian | |
| pikiran mereka akan menghasilkan ketakutan yang mendalam dan | |
| kebencian pada semua keadaan yang berkondisi. Ketika ini | |
| terjadi, maka mereka akan menolak segala kejahatan. Ketika | |
| mereka tidak lagi melakukan kejahatan, mereka akan dapat | |
| menumbuhkan dan mempraktekkan kebaikan. Dengan mempraktekkan | |
| kebaikan, mereka akan dapat menanam akar kebajikan yang | |
| sebelumnya tidak ditanam, mereka akan dapat memurnikan rintangan | |
| yang sebelumnya tidak dimurnikan, mereka akan dapat mematangkan | |
| kelangsungan mereka yang sebelumnya tidak dimatangkan. Karena | |
| itu, mereka akan menumbuhkan pembebasan dan mengumpulkan dua | |
| syarat: kebajikan dan kebijaksanaan." | |
| "Walaupun mereka menanam akar kebajikan hingga mengumpulkan dua | |
| syarat dari kebajikan dan kebijaksanaan ini, namun di dalam | |
| ketiadaan intisari dari yang muncul, mereka tidak akan | |
| benar-benar dapat memahami ketiadaan intisari dari ciri-ciri dan | |
| dua jenis dari ketiadaan intisari dari makna tertinggi. mereka | |
| masih belum mampu secara sempurna membenci semua keadaan yang | |
| berkondisi. mereka masih belum mampu memotong putus nafsu | |
| keinginan mereka atau menjadi sempurna terbebaskan. mereka tidak | |
| akan sepenuhnya terbebaskan dari kotoran dari nafsu. mereka | |
| tidak akan sepenuhnya terbebaskan dari kotoran dari tindakan, | |
| mereka tidak akan sepenuhnya terbebaskan dari kotoran dari | |
| kelahiran." | |
| "Ini adalah demi mereka bahwa sang Tathagata lebih lanjut | |
| mengajarkan Dharma ini tentang ketiadaan intisari dari ciri-ciri | |
| dan ketiadaan intisari dari makna tertinggi. Dia tentu | |
| berkehendak untuk memimpin mereka agar dapat secara sempurna | |
| membenci semua keadaan yang berkondisi, secara sempurna memotong | |
| putus nafsu keinginan mereka, secara sempurna terbebaskan, dan | |
| untuk melampaui kotoran dari semua nafsu, tindakan, dan | |
| kelahiran." | |
| "Ketika mereka hadir untuk mendengar Dharma ini, maka di dalam | |
| ketiadaan intisari dari yang muncul, mereka akan mampu secara | |
| sempurna percaya dan memahami ketiadaan intisari dari ciri-ciri | |
| dan ketiadaan intisari dari makna tertinggi. Mereka akan | |
| merenungkan, berpikir, dan benar-benar mengerti, untuk di dalam | |
| pola yang saling bergantungan lainnya dari kesadaran, mereka | |
| tidak akan melekat pada intisari yang dibayangkan atau | |
| ciri-ciri. Dikarenakan oleh kebijaksanaan tidak diresapi oleh | |
| perkataan, karena kebijaksanaan yang mendalam tidak dibentuk | |
| oleh perkataan, karena kebijaksanaan terbebas dari kecenderungan | |
| terhadap perkataan, mereka akan dapat menghancurkan pola yang | |
| muncul ber-ketergantungan pada yang lain, dan, ditopang oleh | |
| kekuatan kebijaksanaan dari Dharma ini, mereka akan mampu | |
| memotong putus semua penyebab untuk [kelahiran kembali] masa | |
| depan selamanya. Dikarenakan oleh itu, mereka akan dapat | |
| membenci semua keadaan yang berkondisi, mereka akan dapat | |
| memotong putus semua nafsu keinginan mereka dan menjadi sempurna | |
| terbebaskan. Mereka akan dapat sepenuhnya terbebas dari tiga | |
| kotoran dari nafsu, tindakan, dan kelahiran." | |
| "Lebih lanjut, Paramarthasamudgata, karena mereka mengikuti | |
| Jalan ini, semua makhluk hidup itu yang dari Srāvakayana | |
| akan mencapai Nirvana yang tenang dan tidak tertandingi, | |
| demikian juga semua orang yang dari PratyekaBuddhayana atau yang | |
| dari kendaraan Tathagata akan mencapai Nirvana yang tenang dan | |
| tidak tertandingi. Ini adalah satu-satunya jalan pemurnian yang | |
| menakjubkan untuk semua Srāvaka, PratyekaBuddha, dan | |
| Bodhisattva. Ini adalah satu-satunya pemurnian tertinggi. Tidak | |
| ada yang lain. Ini adalah dengan maksud yang mendasari ini | |
| dimana Saya telah mengajarkan bahwa hanya ada satu kendaraan. | |
| Ini tidak berarti bahwa di dalam dunia makhluk hidup tidak ada | |
| makhluk hidup yang dari berbagai garis keturunan yang berbeda, | |
| ada beberapa yang indriyanya lemah, ada juga yang indriyanya | |
| sedang, dan ada beberapa yang indriyanya tangkas." | |
| "Kulaputra, orang yang dari silsilah Srāvaka, yang mengarah | |
| ke ketenangan, bahkan jika dia akan secara terampil dibimbing | |
| melalui semangat ketekunan dari semua Buddha, namun tidak akan | |
| dapat dibimbing untuk duduk di atas kursi kebijaksanaan dan | |
| mencapai Anuttarā Samyaksambodhi. Ini begitu karena dari | |
| asalnya, mereka memiliki hanya silsilah yang lebih rendah, | |
| karena belas-kasih mereka telah lemah, karena mereka telah hidup | |
| di dalam ketakutan pada penderitaan. Karena belas-kasih mereka | |
| telah lemah, mereka telah berpaling dari perbuatan yang | |
| menguntungkan dan menggembirakan semua makhluk hidup. Karena | |
| mereka telah hidup di dalam ketakutan pada penderitaan, mereka | |
| telah berpaling dari menimbulkan kegiatan yang berkondisi. Saya | |
| tidak pernah mengajarkan bahwa orang yang berpaling dari | |
| perbuatan yang menguntungkan dan menggembirakan semua makhluk, | |
| yang berpaling dari menimbulkan kegiatan yang berkondisi, akan | |
| duduk di atas kursi kebijaksanaan dan mencapai Anuttarā | |
| Samyaksambodhi. Oleh karena itu, Saya mengajarkan bahwa orang | |
| seperti itu disebut Srāvaka yang sepenuhnya bertujuan pada | |
| ketenangan." | |
| "Namun jika orang yang dari silsilah Srāvaka akan berbalik | |
| menuju ke kebijaksanaan, Saya akan mengenalnya sebagai seorang | |
| Bodhisattva. Ini begitu karena, setelah terbebaskan dari | |
| rintangan nafsu gairah, ketika dia menerima kebangkitan semesta | |
| dari semua Tathagata, pikirannya juga akan terbebaskan dari | |
| hambatan untuk mengetahui. Karena pada awalnya, hanya bertujuan | |
| untuk kepentingannya sendiri, ketekunan prakteknya membebaskan | |
| dia dari rintangan nafsu gairah, dan oleh karena itu, sang | |
| Tathagata menunjuk dia sebagai yang dari silsilah Srāvaka." | |
| "Lebih lanjut, Paramarthasamudgata, para makhluk hidup memiliki | |
| berbagai macam tingkat keyakinan pada ajaran disiplin yang Saya | |
| telah jelaskan dengan baik dan Dharma yang baik yang diucapkan | |
| dengan niat yang sepenuhnya murni. Namun sang Tathagata | |
| mengandalkan pada tiga jenis dari ketiadaan intisari; Dan dengan | |
| maksud yang mendalam seperti itu, Dia telah menjelaskan | |
| rangkuman dari Dharma itu ketika Dia mengajarkan Sutra dari | |
| makna yang mutlak, mengatakan bahwa semua gejala kejadian tidak | |
| memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya | |
| diam tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana; yang seperti itu | |
| adalah ciri-cirinya yang tersembunyi dan yang mendalam." | |
| "Jika para makhluk hidup itu, yang telah menanam akar kebajikan | |
| yang unggul, yang telah termurnikan dari semua rintangan, yang | |
| telah mematangkan kelanjutan dari kesadaran mereka, yang telah | |
| berulang kali mengolah pembebasan, yang telah mampu mengumpulkan | |
| syarat dari kebajikan dan kebijaksanaan yang unggul; jika orang | |
| seperti itu mengikuti ajaran Sutra tentang arti yang mutlak ini, | |
| mereka akan sungguh memahami maksud yang mendasari kata-kata | |
| Saya dan akan menimbulkan keyakinan yang mendalam dan pemahaman | |
| tentang Dharma ini, karena mereka akan sungguh menembus makna | |
| ini di dalam pemahaman yang sempurna. Mengandalkan praktek | |
| penembusan itu, mereka akan bisa cepat mencapai tahap akhir. | |
| Dikarenakan oleh menimbulkan keyakinan murni yang mendalam | |
| kepada Saya, mereka akan tahu bahwa sang Tathagata adalah yang | |
| mencapai kebangkitan tertinggi dan mewujudkan kebijaksanaan | |
| sejati di dalam semua gejala kejadian." | |
| "Ada para makhluk hidup yang bersifat jujur, yang telah menanam | |
| akar kebajikan yang unggul, yang telah termurnikan dari semua | |
| rintangan, yang telah mematangkan kelanjutan dari kesadaran | |
| mereka, yang telah berulang kali mengolah pembebasan, tapi yang | |
| belum mampu mengumpulkan syarat dari kebajikan dan kebijaksanaan | |
| yang unggul. Meskipun bersifat jujur, mereka tidak memiliki | |
| kemampuan berpikir untuk membuat penilaian pada persoalan. | |
| namun, karena mereka tidak mendirikan pandangan mereka sendiri, | |
| ketika mereka mengikuti ajaran ini, meskipun mereka tidak | |
| memiliki kemampuan yang sungguh memahami maksud yang mendasari | |
| kata-kata Saya, namun mereka akan dapat menimbulkan keyakinan | |
| yang mendalam di dalam ajaran ini. mereka akan percaya di dalam | |
| Sutra ini : 'Ajaran dari sang Tathagata adalah pemberitahuan | |
| yang paling mendalam, yang berhubungan dengan kekosongan yang | |
| paling mendalam, sulit dilihat, sulit dipahami, melampaui | |
| pemikiran, bukan di dalam lingkup perenungan awam, yang | |
| diartikan secara halus, yang dipahami oleh para bijaksana.' Tapi | |
| mereka tinggal berdiam di dalamnya dengan kerendahan hati dan | |
| berkata: 'Kebijaksanaan dari semua Buddha adalah yang mendalam. | |
| Kenyataan dari semua gejala kejadian adalah yang mendalam. Hanya | |
| para Buddha Tathagata yang dapat memahaminya dengan baik, karena | |
| itu bukanlah sesuatu yang kami mampu pahami! Demi para makhluk | |
| hidup yang dari berbagai macam minat, semua Buddha Tathagata | |
| telah memutar Roda Saddharma, karena kebijaksanaan dan wawasan | |
| dari semua Buddha Tathagata adalah yang tidak terbatas, | |
| sementara kebijaksanaan dan wawasan kami seperti jejak kaki sapi | |
| yang mengikuti di belakang Mereka.' Meskipun mereka mampu | |
| menghormati Sutra ini dan mengumumkannya kepada orang lain, | |
| menyalinnya dan melindunginya, membukanya dan menyebarkannya, | |
| memuliakannya dan menyembahnya, membacanya dan mengingatnya, | |
| namun mereka masih tidak akan mampu di dalam usaha untuk | |
| bermeditasi padanya, dan dengan demikian, mereka tidak akan | |
| mampu menembus maksud yang mendasari kata-kata Saya itu. Tapi | |
| para makhluk hidup itu akan dapat meningkatkan syarat dari | |
| kebajikan dan kebijaksanaan, dan mereka akan dapat mematangkan | |
| kelanjutan dari kesadaran mereka yang belum matang." | |
| "Ada para makhluk hidup yang sama seperti mereka, belum mampu | |
| mengumpulkan syarat dari kebajikan dan kebijaksanaan, tetapi | |
| yang bukan dari sifat alami yang jujur. Meskipun mereka memiliki | |
| kemampuan untuk membuat penilaian pada persoalan, namun, tinggal | |
| berdiam di dalam pandangan mereka sendiri, bahkan jika mereka | |
| mendengar Dharma ini, mereka tidak akan dapat sungguh memahami | |
| maksud yang mendasari kata-kata Saya itu. Bahkan jika mereka | |
| menimbulkan keyakinan dan pemahaman di dalam Dharma ini, mereka | |
| hanya akan melekati huruf-huruf yang mengungkapkan arti, yaitu: | |
| bahwa semua gejala kejadian tidak memiliki intisari, tidak | |
| dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat | |
| alaminya adalah Nirvana. Akibatnya, mereka mengambil pandangan | |
| dari tiada keberadaan dan ketiadaan semua ciri-ciri. Dengan | |
| pandangan dari tiada keberadaan dan ketiadaan semua ciri-ciri, | |
| mereka meniadakan semua ciri-ciri karena segala sesuatu tiada | |
| berciri-ciri. mereka membuang dan meniadakan tidak hanya | |
| ciri-ciri dari kemelekatan gagasan, tetapi juga ciri-ciri dari | |
| yang saling bergantungan lainnya dan ciri-ciri yang sepenuhnya | |
| sempurna. Sekarang, kemampuan untuk menunjuk pola yang | |
| dibayangkan mengandaikan bahwa pola ketergantungan lainnya dan | |
| pola yang sepenuhnya tersempurnakan dijelaskan melalui | |
| ciri-ciri. Jika, lalu, di dalam membuang dan meniadakan | |
| ciri-ciri yang dibayangkan, mereka menganggap ciri-ciri dalam | |
| pola ketergantungan lainnya dan yang sepenuhnya tersempurnakan | |
| sebagai yang tiada ciri-ciri, mereka pada kenyataannya membuang | |
| dan meniadakan semua tiga ciri-ciri. Mereka membentuk gagasan | |
| tentang ajaran Saya, namun, dalam peniadaan makna, mereka tidak | |
| membentuk gagasan tentang maknanya. Karena, sementara membentuk | |
| gagasan pada ajaran Saya, dalam peniadaan makna, mereka tidak | |
| membentuk gagasan pada maknanya. Mereka mempertahankan ajaran | |
| ini, tetapi mereka tidak mempertahankan maknanya. Namun | |
| demikian, karena mereka telah menimbulkan keyakinan dan | |
| pemahaman pada ajaran ini, pahala kebajikan mereka akan | |
| meningkat, tetapi mereka akan berpaling dari dan kehilangan | |
| kebijaksanaan karena mereka menimbulkan kemelekatan pada yang | |
| tiada makna. Karena mereka berpaling dari kebijaksanaan, mereka | |
| akan kehilangan Dharma yang luas dan tidak terbatas itu." | |
| "Namun, para makhluk hidup lainnya, mendengarkan mereka dan | |
| mengambil ajaran mereka sebagai Dharma dan peniadaan makna | |
| mereka sebagai makna. Jika mereka mengikuti pandangan itu, | |
| mereka akan membentuk gagasan tentang Dharma dari ajaran itu dan | |
| gagasan tentang makna dari peniadaan makna itu, mereka akan | |
| mengabdikan diri untuk ajaran itu sebagai Dharma dan peniadaan | |
| makna itu sebagai makna. Oleh karena itu, mereka juga akan | |
| berpaling dari dan kehilangan Saddharma." | |
| "Para makhluk hidup lainnya tidak mengikuti pandangan ini, | |
| tetapi segera setelah mereka mendengar bahwa semua gejala | |
| kejadian tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak punah, | |
| yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana, | |
| mereka ketakutan. Merasa ketakutan seperti itu, mereka berkata: | |
| 'Ini bukan ajaran Buddha, melainkan ajaran Mara.' Dengan | |
| pemahaman seperti itu, mereka menyerang dan menghina Sutra ini. | |
| Oleh karena itu, mereka menghadapi kemalangan besar dan | |
| dirintangi oleh hambatan dari karma mereka. Ini adalah mengapa | |
| Saya telah mengajarkan bahwa jika orang membentuk pandangan | |
| bahwa semua ciri-ciri adalah tiada ciri-ciri dan mengumumkan | |
| ketiadaan makna ini sebagai makna, ini akan mendatangkan | |
| rintangan karma. Karena mereka menipu para makhluk hidup yang | |
| tidak terbatas banyaknya, mereka menyebabkan mereka juga menjadi | |
| dirintangi oleh hambatan dari karma ini." | |
| "Kulaputra, ada para makhluk hidup lainnya yang belum menanam | |
| akar kebajikan, yang belum termurnikan dari semua rintangan, | |
| yang belum mematangkan kelanjutan dari kesadaran mereka, yang | |
| belum mengulang tekat mereka, yang belum mengumpulkan syarat | |
| dari kebajikan dan kebijaksanaan, dan bukan dari sifat alami | |
| yang jujur. Meskipun mereka mampu merenung untuk menilai | |
| persoalan, namun, mereka selalu mempertahankan pandangan mereka | |
| sendiri, | |
| "Bahkan jika mereka mendengar ajaran ini, mereka tidak akan | |
| dapat sungguh memahami maksud yang mendasari kata-kata Saya itu | |
| ataupun tidak memiliki keyakinan yang mendalam di dalam ajaran | |
| ini. Mereka akan membentuk gagasan bahwa ajaran ini bukan Dharma | |
| dan bahwa makna ini bukan makna. Melekat pada gagasan bahwa | |
| ajaran ini bukan Dharma dan bahwa makna ini bukan makna, mereka | |
| mengumumkan penilaian mereka, dengan mengatakan: 'Ini bukanlah | |
| ajaran Buddha, tetapi dari Mara'. Dengan pemahaman seperti itu, | |
| mereka memfitnah, menolak, kutukan, dan mencaci Sutra ini | |
| sebagai yang tidak berguna dan keliru; dan dengan cara-cara yang | |
| tidak terhitung, mereka menyerang, mengkritik, dan membuang | |
| Sutra ini. Mereka menganggap semua orang yang memiliki keyakinan | |
| di dalam Sutra ini sebagai kelompok saingan. Dari awal, mereka | |
| dirintangi oleh hambatan dari karma mereka, dan dengan demikian | |
| mereka menghalangi orang lain melalui rintangan karma ini. | |
| Sangat mudah untuk menggambarkan awal dari rintangan karma ini, | |
| atau untuk memperkirakan berapa banyak ratusan ribu kalpa yang | |
| dibutuhkan untuk mengatasinya." | |
| "Ini, Kulaputra, adalah perbedaan di dalam berbagai jenis | |
| tingkat keyakinan dari para makhluk hidup terhadap ajaran | |
| disiplin yang Saya telah jelaskan dengan baik dan Dharma yang | |
| baik yang diucapkan dengan niat yang sepenuhnya murni." | |
| Pada saat itu, sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Semua dharma tidak memiliki intisari, | |
| tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang; | |
| Semua dharma sifat alaminya adalah Nirvana. | |
| Orang bijak manakah yang akan berbicara itu tiada maksud | |
| tersembunyi yang mendasarinya? | |
| Ciri-ciri, kemunculan, dan kebenaran tertinggi dari dharma | |
| adalah yang tiada intisari, | |
| Hal itu, Saya telah mengajarkannya; | |
| Orang yang tidak mengetahui maksud tersembunyi yang mendasari | |
| ini dari sang Buddha, | |
| Kehilangan jalan yang benar, tidak bisa pergi diatasnya. | |
| Jalan kemurnian dan penyucian mengandalkan satu ini, | |
| karena tidak ada yang lainnya; | |
| Oleh karena itu, Saya mendirikan satu kendaraan, | |
| tidak berarti bahwa tiada perbedaan jenis dari makhluk hidup. | |
| Tidak terhitung banyaknya orang dalam dunia makhluk hidup, | |
| mencari Nirvana hanya untuk diri mereka sendiri; | |
| Sangat langka orang yang berbelas kasih dan berani, yang | |
| mencapai Nirvana, | |
| namun tidak meninggalkan makhluk hidup lainnya. | |
| Di dalam alam yang tiada kotoran (anasravadhatu), yang halus dan | |
| tidak terbayangkan, | |
| Pembebasan adalah yang sama, yang tanpa perbedaan; | |
| Semua makna tercapai, angan-angan khayalan dan penderitaan | |
| terlenyapkan. | |
| Tiada mendua atau perbandingan, inilah yang disebut kebahagiaan | |
| abadi. | |
| Pada saat itu, Paramarthasamudgata Bodhisattva Mahasattva | |
| menyapa sang Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, maksud yang | |
| mendasari kata-kata dari semua Bhagavan Buddha adalah yang | |
| langka, sungguh langka, yang halus, sungguh halus, yang | |
| mendalam, sungguh mendalam, yang sulit ditembus, sungguh sulit | |
| ditembus! Saya sekarang memahami arti yang diucapkan oleh sang | |
| Bhagavan dalam cara ini. Sang Bhagavan telah menjelaskan bahwa | |
| ciri-ciri dari semua dharma pada dasarnya adalah yang tanpa | |
| intisari dalam mengacu pada pola kemelekatan pada apa yang | |
| dibayangkan, dimana hubungan dari nama dan simbol pada gambar | |
| yang berkondisi, yang mendukung ciri-ciri gambaran yang | |
| dibayangkan itu melekat dalam wilayah pembedaan, yang dianggap | |
| menjadi 'kumpulan dari bentuk kebendaan (rupa skandha)', | |
| ciri-ciri gambaran dari intisarinya, ciri-ciri gambaran dari | |
| perbedaan khususnya, dimana hubungan dari nama dan simbol | |
| dianggap menjadi ciri-ciri dari intisari atau perbedaan yang | |
| timbul dari bentuk kebendaan, kepunahan dari bentuk kebendaan, | |
| atau pemutusan abadi dari bentuk kebendaan." | |
| "Sang Bhagavan telah menjelaskan bahwa kemunculan dari semua | |
| dharma pada dasarnya tanpa intisari, dan satu aspek darinya | |
| adalah bahwa makna tertinggi pada dasarnya tanpa intisari dalam | |
| mengacu pada pola ketergantungan lainnya, yang adalah gambaran | |
| berkondisi yang mendukung ciri-ciri gambaran yang dibayangkan | |
| itu melekat dalam wilayah pembedaan. Sekarang Saya memahami | |
| makna ini yang diucapkan oleh sang Bhagavan sebagai berikut, | |
| untuk ciri-ciri itu yang melekati melalui pembayangan gagasan | |
| pada gambaran yang berkondisi yang mendukung kemelekatan gagasan | |
| seperti itu dalam wilayah pembedaan, tidak mengesahkan apapun | |
| yang nyata, dan ini adalah sifat alaminya sebagai yang tiada | |
| intisari. | |
| "Sang Bhagavan telah menjelaskan aspek lain darinya bahwa makna | |
| tertinggi adalah yang tanpa intisari dalam mengacu pada pola | |
| kesempurnaan penuh, muatan yang termurnikan dari pemahaman yaitu | |
| ketiadaan diri dari dharma, yaitu Tathatā, yaitu yang | |
| disebut pola kesempurnaan penuh. Ini adalah bagaimana rupa | |
| skandha atau skandha lainnya harus dijelaskan. Ini adalah | |
| bagaimana masing-masing dari dua belas landasan | |
| (dvādaśa-āyatana) harus dijelaskan. Ini adalah | |
| bagaimana masing-masing dari dua belas cabang dari keberadaan | |
| (pratītyasamutpāda) harus dijelaskan. Ini adalah | |
| bagaimana masing-masing dari empat makanan | |
| (catur-āhāra) harus dijelaskan. Ini adalah bagaimana | |
| masing-masing dari enam alam (sad-dhātu) dan delapan belas | |
| unsur (astādaśa-dhātu) harus dijelaskan." | |
| "Saya mengerti makna ini yang diucapkan oleh sang Bhagavan | |
| sebagai berikut. Sang Bhagavan telah menjelaskan bahwa ciri-ciri | |
| dari semua dharma pada dasarnya tanpa intisari dalam mengacu | |
| pada pola kemelekatan yang dibayangkan, yaitu, kenyataan bahwa | |
| hubungan dari nama dan simbol pada gambar yang berkondisi yang | |
| mendukung kemelekatan pada ciri-ciri gambaran yang dibayangkan | |
| dalam wilayah pembedaan dianggap sebagai kebenaran dari | |
| penderitaan. Sang Bhagavan telah menjelaskan bahwa kemunculan | |
| dari semua dharma pada dasarnya tanpa intisari dalam mengacu | |
| pada pola ketergantungan lainnya, yaitu, gambaran berkondisi | |
| yang mendukung kemelekatan pada ciri-ciri gambaran yang | |
| dibayangkan dalam wilayah pembedaan. Sekarang Saya memahami | |
| makna ini yang diucapkan oleh sang Bhagavan sebagai berikut, | |
| karena gambaran berkondisi itu yang mendukung kemelekatan pada | |
| yang dibayangkan dalam wilayah pembedaan tidak mengesahkan | |
| apapun yang nyata, intisarinya justru tanpa intisari, karena ini | |
| adalah ketiadaan diri dari dharma, kenyataan yang apa adanya | |
| (Tathatā), muatan yang termurnikan dari pemahaman. Inilah | |
| yang disebut pola kesempurnaan penuh. Mengacu pada ini, sang | |
| Bhagavan telah menjelaskan aspek lainnya bahwa makna tertinggi | |
| pada dasarnya tanpa intisari. Tiga kebenaran lainnya (dari Empat | |
| Kesunyataan Mulia) harus dijelaskan sama seperti kebenaran | |
| pertama dari penderitaan ini, demikian juga pemusatan perhatian, | |
| peninggalan yang benar, kemampuan ajaib, organ indera, kekuatan, | |
| faktor kebangkitan, dan ruas jalan dari Arya. Semua ini harus | |
| dijelaskan dengan cara ini." | |
| "Saya mengerti makna ini yang diucapkan oleh sang Bhagavan | |
| sebagai berikut. Sang Bhagavan telah menjelaskan bahwa ciri-ciri | |
| dari semua dharma pada dasarnya tanpa intisari dalam mengacu | |
| pada pola kemelekatan yang dibayangkan, yaitu, kenyataan bahwa | |
| hubungan dari nama dan simbol pada gambar yang berkondisi yang | |
| mendukung kemelekatan pada yang dibayangkan dalam wilayah | |
| pembedaan dianggap sebagai ciri-ciri intisari atau yang khusus | |
| dari Samadhi yang benar, kemampuannya untuk mengendalikan, mana | |
| yang harus dikendalikan, pengolahannya yang benar untuk | |
| menghasilkan apa yang belum dihasilkan, penguatannya pada apa | |
| yang telah dihasilkan, tiada kelupaan, pengolahannya yang | |
| berulang, peningkatannya dan pengembangannya. Sang Bhagavan | |
| telah menjelaskan bahwa kemunculan dari dharma pada dasarnya | |
| tanpa intisari, dan satu aspeknya adalah kebenaran tertinggi | |
| pada dasarnya tanpa intisari dalam mengacu pada pola | |
| ketergantungan lainnya, yaitu, gambaran berkondisi yang | |
| mendukung kemelekatan pada yang dibayangkan dalam dalam wilayah | |
| pembedaan. Saya akan menjelaskan arti yang diucapkan oleh sang | |
| Bhagavan sebagai berikut: jika, di dalam gambaran berkondisi itu | |
| yang mendukung kemelekatan pada ciri-ciri yang dibayangkan dalam | |
| wilayah pembedaan, ciri-ciri yang melekat melalui imajinasi itu | |
| tidak mengesahkan apapun yang nyata, maka ini adalah intisari | |
| yang pada dasarnya tanpa intisari, ketiadaan diri dari dharma, | |
| kenyataan yang apa adanya (Tathatā), muatan yang | |
| termurnikan dari pemahaman. Inilah yang disebut pola | |
| kesempurnaan penuh." | |
| "Bhagavan, sama seperti jahe kering harus dimasukkan ke dalam | |
| resep dari semua bubuk obat dan ramuan, demikian juga, Bhagavan, | |
| 'ajaran (Dharma)' yang jelas itu bahwa semua 'gejala kejadian | |
| (dharma)' tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak | |
| punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah | |
| Nirvana harus dimasukkan ke dalam semua Sutra dari makna yang | |
| mutlak. Bhagavan, sama seperti zat pewarna menyerap meliputi | |
| semua warnanya dengan sama, corak tunggal dari warnanya, apakah | |
| biru, kuning, merah, atau putih, dan dengan demikian menunjukkan | |
| tindakan mewarnai itu, demikian juga, Bhagavan, Dharma yang | |
| jelas itu bahwa semua dharma tidak memiliki intisari, tidak | |
| dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat | |
| alaminya adalah Nirvana menyerap meliputi semua Sutra dari makna | |
| yang mutlak dengan sama, corak tunggal, dan dengan demikian | |
| menunjukkan makna kemutlakan dari Sutra-Sutra itu. Bhagavan, | |
| sama seperti penambahan mentega yang murni untuk hidangan yang | |
| dimasak seperti kue atau nasi menghasilkan rasa yang lezat, | |
| demikian juga, Bhagavan, penambahan Dharma yang jelas itu bahwa | |
| semua dharma tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, tidak | |
| punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah | |
| Nirvana pada Sutra-Sutra dari makna yang mutlak menghasilkan | |
| kesenangan yang sangat indah. Bhagavan, sama seperti ruang | |
| angkasa meliputi dimana-mana dengan sama, satu rasa dan tidak | |
| menghalangi kegiatan, demikian juga, Bhagavan, Dharma yang jelas | |
| itu bahwa semua dharma tidak memiliki intisari, tidak | |
| dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat | |
| alaminya adalah Nirvana meliputi semua Sutra dari makna | |
| kemutlakan dengan sama, satu rasa dan tidak menghalangi kegiatan | |
| yang dilakukan oleh para Śrāvaka, Pratyekabuddha, | |
| Bodhisattva." | |
| Pada saat itu, sang Bhagavan memuji sang Bodhisattva | |
| Paramarthasamudgata dengan berkata: "Sangat baik, sangat baik, | |
| Kulaputra, bahwa Anda telah mampu memahami dengan baik maksud | |
| yang mendasari ucapkan sang Tathagata, Juga perumpamaan dari | |
| jahe kering, zat pewarna, mentega, dan ruang angkasa adalah | |
| tepat pada artinya. Itu, Paramarthasamudgata, adalah sama | |
| persis, tidak berbeda sama sekali. Hal ini sama persis seperti | |
| yang Anda telah pertahankan." | |
| Pada saat itu, Paramarthasamudgata Bodhisattva Mahasattva | |
| menyapa sang Bhagavan dan berkata: "Di Varanasi, di Resipatana, | |
| di dalam Taman Rusa, sang Bhagavan memutar Roda Dharma untuk | |
| pertama kali, Empat Kebenaran Mulia | |
| (catvāryāryasatyāni) untuk Mereka yang menetap di | |
| Śrāvakayana. Pemutaran Roda ini luar biasa | |
| menakjubkan, yang tidak ada seorangpun, apakah dewa atau | |
| manusia, mampu memutarnya di dunia sebelumnya. Walaupun begitu, | |
| Roda Dharma ini yang diputar oleh sang Bhagavan masih ada yang | |
| lebih unggul melampauinya, karena ada celah untuk disangkal, | |
| harus diartikan, dan menyebabkan perdebatan. Kemudian sang | |
| Bhagavan dengan maksud yang mendasari memutar Roda Dharma untuk | |
| kedua kalinya demi Mereka yang menetap di Mahāyāna, | |
| bahwa semua dharma tidak memiliki intisari, tidak dihasilkan, | |
| tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan sifat alaminya adalah | |
| Nirvana. Pemutaran Roda ini bahkan lebih luar biasa menakjubkan. | |
| Walaupun begitu, Roda Dharma ini yang diputar oleh sang Bhagavan | |
| masih ada yang lebih unggul melampauinya, karena ada celah untuk | |
| disangkal, harus diartikan, dan menyebabkan perdebatan. Kemudian | |
| sang Bhagavan dengan kejelasan yang lengkap untuk ketiga kalinya | |
| memutar Roda Dharma untuk Mereka yang menetap di semua Kendaraan | |
| (sarvayāna), bahwa semua dharma tidak memiliki intisari, | |
| tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam tenang, dan | |
| sifat alaminya adalah Nirvana. Pemutaran Roda Dharma ini adalah | |
| yang paling luar biasa menakjubkan, yang tidak pernah terjadi di | |
| dunia, tiada yang mengunggulinya, tidak mengandung makna yang | |
| tersembunyi, tidak menyebabkan perdebatan." | |
| "Bhagavan, jika kulaputra atau kuladuhitrā, setelah | |
| mendengar Dharma ini, bahwa semua dharma tidak memiliki | |
| intisari, tidak dihasilkan, tidak punah, yang awalnya diam | |
| tenang, dan sifat alaminya adalah Nirvana, dengan makna yang | |
| jelas seperti yang telah diucapkan oleh sang Tathagata, akan | |
| mempercayainya, menyalinnya, melindunginya, menghormatinya, | |
| menyebarkannya, membacanya, atau bermeditasi dan merenungkannya, | |
| berapa banyak pahala kebajikan yang mereka akan timbulkan | |
| melalui usaha bermeditasi merenungkannya itu?" | |
| Pada saat itu sang Bhagavan menyapa Paramarthasamudgata | |
| Bodhisattva Mahasattva dan berkata: "Pahala kebajikannya, | |
| Paramarthasamudgata, yang dihasilkan oleh kulaputra atau | |
| kuladuhitrā itu akan tidak terbatas, tidak terhitung, tiada | |
| bandingan. Saya akan memberitahukan bagian kecilnya untuk Anda, | |
| sama seperti sedikit butiran debu di kuku orang dibandingkan | |
| dengan tanah bumi. Ini tidak sama dengan seperseratus bagiannya, | |
| atau seperseribu bagiannya, atau seperseratusribu bagiannya. Ini | |
| tidak bisa diperhitungkan sebagai bahkan bagian terkecilnya. | |
| Atau itu sama seperti genangan air di jejak kaki sapi | |
| dibandingkan dengan perairan dari empat Maha Samudra. Ini tidak | |
| sama dengan seperseratus bagiannya, atau seperseribu bagiannya, | |
| atau seperseratusribu bagiannya. Ini tidak bisa diperhitungkan | |
| sebagai bahkan bagian terkecilnya. Yang seperti itu adalah yang | |
| akan menjadi pahala kebajikan yang dicapai dengan mendengar dan | |
| percaya dan dengan usaha yang dikerahkan untuk bermeditasi | |
| merenungkan Dharma dari Sutra makna kemutlakan ini. Namun, | |
| bahkan ini tidak sampai ke seperseratus bagiannya, tidak sampai | |
| ke bagian terkecil dari pahala kebajikan yang dicapai dengan | |
| mendengar dan percaya dan dengan usaha yang dikerahkan untuk | |
| bermeditasi merenungkan Dharma dari Sutra makna kemutlakan ini. | |
| " | |
| Kemudian sang Bodhisattva Paramarthasamudgata menyapa sang | |
| Buddha dan berkata: "Bhagavan, bagaimana kami menamai Dharma | |
| dari penjelasan maksud yang mendasari ini? Bagaimana kami | |
| menghormatinya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Paramarthasamudgata | |
| dengan berkata: "Itu, Kulaputra, dinamakan Dharma yang lengkap | |
| pada makna tertinggi (paramarthaparipurnadharma), dan Anda harus | |
| menghormatinya seperti itu." | |
| Ketika Dharma yang lengkap pada makna tertinggi ini telah | |
| diumumkan di dalam perkumpulan majelis yang besar, enam ratus | |
| ribu makhluk hidup menghasilkan pikiran yang bertekad untuk | |
| Anuttarāh Samyaksambodhi Abhisambuddha. Tiga ratus ribu | |
| Śrāvaka menghapus diri mereka sendiri jauh dari | |
| kekotoran dan pencemaran, melalui Dharma ini, mencapai mata | |
| kebijaksanaan Dharma. Seratus lima puluh ribu Śrāvaka | |
| dengan pasti memisahkan diri mereka sendiri dari semua keadaan | |
| pikiran yang tercemar dan mencapai pembebasan. Tujuh puluh lima | |
| ribu Bodhisattva mencapai kesabaran menerima gejala kejadian | |
| sebagai yang tidak dihasilkan (anutpattikadharmaksānti). | |
| ____________________________________________ | |
| Kebenaran dari Makna Tertinggi (paramārtha-satya) adalah | |
| kekosongan dari semua gejala kejadian (sarvadharma shunyata), | |
| juga adalah sifat alami yang sesungguhnya dari gejala kejadian, | |
| yang tidak memiliki kekukuhan yang berdiri sendiri. | |
| Dua belas landasan (dvādaśa-āyatana) : Makhluk | |
| hidup terdiri dari dua belas landasan indera, yaitu: enam | |
| indriya (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran) dan | |
| enam objek tujuan indera (pemandangan, suara, aroma, rasa, | |
| sentuhan, dan objek tujuan pikiran mereka). Enam Indriya juga | |
| dinamakan Enam bidang bagian dalam, dan objek tujuannya | |
| dinamakan Enam bidang bagian luar. | |
| Empat makanan (catur-āhāra) : (1) makanan yang | |
| dimakan; (2) makanan yang berhubungan dengan objek tujuan indera | |
| yang menyenangkan, seperti pemandangan, suara, aroma, rasa, dan | |
| sentuhan; (3) pembentukan dari makanan pikiran, seperti | |
| gagasan-ide, harapan, dan ingatan; dan (4) makanan dari | |
| kesadaran yaitu gudang kesadaran (ālayavijnana) yang | |
| mempertahankan proses tubuh dan pikiran orang serta membawa | |
| benih-benih karma, yang akan menyebabkan kelahiran kembali di | |
| masa depan. Makhluk awam di kamadhatu memerlukan empat jenis | |
| makanan itu untuk bertahan hidup. | |
| Kemunculan Yang Saling Bergantungan | |
| (pratītyasamutpāda) : Adalah Hukum Kesunyataan dari | |
| dua belas nidana yang juga dinamakan Saddharma Pundarika, dimana | |
| dijelaskan secara baik didalam Sutra Pintu Gerbang Dharma Sri | |
| Lalitavistara | |
| https://drive.google.com/file/d/0BxccXyKASl7paG1tYllacXp5aVk/view?usp=sharing<br | |
| />ini. | |
| Enam unsur (sad-dhātu) : Makhluk hidup tercipta dari enam | |
| unsur - tanah, air, api, angin, dan kesadaran dan tampil | |
| memiliki ciri-ciri ini: zat padat, cairan, panas, gerak, ruang | |
| di dalam tubuh, dan kesadaran. Makhluk yang tidak memiliki | |
| kesadaran (tanaman atau pepohonan) tercipta dari lima unsur | |
| pertama (tidak termasuk kesadaran). | |
| Delapan belas bidang (astādaśa-dhātu) : Makhluk | |
| hidup tersusun dari delapan belas bidang, yaitu: enam indriya | |
| (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran), enam obyek | |
| tujuan indera (pemandangan, suara, aroma, rasa, sentuhan, dan | |
| objek tujuan pikiran), dan enam kesadaran (kesadaran mata, | |
| kesadaran telinga, kesadaran hidung, kesadaran lidah, kesadaran | |
| tubuh, dan kesadaran pikiran). Kesadaran pikiran yang adalah | |
| kesadaran keenam, berfungsi melalui dirinya sendirinya serta | |
| bersama-sama dengan lima kesadaran pertama. Sama seperti mata | |
| adalah landasan fisik dimana kesadaran mata muncul, demikian | |
| juga manas (indera pikiran) adalah landasan pikiran dimana | |
| kesadaran pikiran muncul. Dalam Dharma Mahayana, manas juga | |
| ditunjuk sebagai kesadaran ketujuh, yang memiliki empat | |
| kekotoran batin bawaan: (1) khayalan diri, (2) cinta diri, (3) | |
| pandangan diri, dan (4) kesombongan diri. Ālaya yang adalah | |
| kesadaran kedelapan, meskipun tidak secara tegas dimasukkan | |
| kedalam Delapan belas bidang, ia adalah akar dari ini semua. | |
| #Post#: 6-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:51 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Maitreya-34x49.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Maitreya-34x49.jpg.html | |
| [b]Maitreya Maha Bodhisattva | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/4rK26QLlM3k" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Milefo.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Milefo.jpg.html | |
| Bab VIII | |
| Maitreya Parivartah[/b][/center] | |
| Pada saat itu, sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan | |
| dan berkata: "Bhagavan, di dalam Mahayana, ketika Bodhisattva | |
| mempraktekkan meditasi ketenangan yang sunyi (śamatha) dan | |
| wawasan kedalam sifat alami dari kenyataan | |
| (vipaśyanā), apa dukungnnya? Apa pangkalannya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab: "Maitreya, Kulaputra, Anda harus | |
| memahami bahwa di dalam Mahayana, ketika Bodhisattva | |
| mempraktekkan śamatha dan vipaśyanā, dukungan dan | |
| pangkalannya adalah penjelasan terperinci dari Dharma dan tekad | |
| yang teguh untuk tidak menjauh dari Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Sang Bhagavan telah mengajarkan empat jenis objek pengamatan | |
| dari śamatha dan vipaśyanā, yang pertama adalah | |
| objek yang disertai dengan gambaran untuk perenungan, yang kedua | |
| adalah objek yang tidak disertai dengan gambaran untuk | |
| perenungan, yang ketiga adalah objek yang meluas hingga ke batas | |
| dari gejala kejadian, dan yang keempat adalah objek yang | |
| menyelesaikan tugas. di antara keempat ini, mana yang merupakan | |
| objek dari śamatha? mana yang merupakan objek dari | |
| vipaśyanā? dan mana yang merupakan objek dari keduanya | |
| bersama-sama?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Kulaputra, objek tunggal dari śamatha adalah yang tidak | |
| disertai dengan gambaran untuk perenungan. Objek tunggal dari | |
| vipaśyanā adalah yang disertai dengan gambaran untuk | |
| perenungan. Objek bersama dari keduanya adalah batas dari | |
| kenyataan gejala kejadian dan penyelesaian tugas." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, bagaimanakah sang Bodhisattva mampu mencari | |
| śamatha dan menjadi terlatih dengan baik di dalam | |
| vipaśyanā dengan menyokong dirinya sendiri pada empat | |
| jenis objek dari śamatha dan vipaśyanā ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Kulaputra,penjelasan terperinci dari Dharma seperti yang Saya | |
| telah umumkan untuk para Bodhisattva tersusun dalam 'Sūtra | |
| (percakapan ajaran dalam prosa)', 'Geya (Nyanyian yang | |
| mengulangi ajaran)', 'Vyākarana (ramalan)', | |
| 'Gāthā (syair)', 'Udāna (Ungkapan yang dimulai | |
| diri sendiri)', 'Nidāna (Sebab dari percakapan ajaran)', | |
| 'Avadāna (cerita perumpamaan)', 'Itivrttaka (Sutra yang | |
| dimulai dengan 'Jadi telah dikatakan')', 'Jātaka (Kehidupan | |
| masa lampau dari sang Buddha)', 'Vaipulya (Ajaran yang luas | |
| panjang)', 'Adbhuta-dharma (Peristiwa keajaiban yang | |
| menakjubkan)', 'Upadeśa (Pertunjukkan dari pengajaran)'. | |
| Para Bodhisattva mendengar dengan penuh perhatian dan | |
| menerimanya dengan patuh. Dengan kata-kata Mereka yang dipahami | |
| dengan baik, ide-ide Mereka yang dipertimbangkan dengan baik, | |
| pandangan Mereka yang terjernihkan dengan baik, sendirian di | |
| hutan terpencil, Mereka memusatkan pikiran pada Dharma yang | |
| Mereka telah dengar dan renungkan, karena Mereka sekarang telah | |
| mampu merenungkan Dharma itu. Dalam kelangsungan pikiran batin | |
| mereka fokus dan merenungkan, dan berulang kali tinggal berdiam | |
| di dalam praktek yang benar ini. Mereka menempatkan tubuh dan | |
| pikiran pada ketenangan. Inilah yang disebut śamatha, dan | |
| ini adalah bagaimana Bodhisattva mencari śamatha." | |
| "Dengan tubuh dan pikiran yang tenang, dan setelah meninggalkan | |
| pikiran yang menduga-duga, Mereka sepenuhnya memeriksa dan | |
| memahami Dharma itu yang mana mereka telah renungkan dengan | |
| sangat baik dalam gambaran yang dihasilkan melalui pemusatan | |
| pikiran (samadhi). Dalam makna-makna itu yang diketahui melalui | |
| gambaran yang dihasilkan melalui samadhi, Mereka dapat secara | |
| benar menyelidiki dan memeriksa, untuk merenungkan dan mencari | |
| segala sesuatu, apakah kesabaran, kebahagiaan, kebijaksanaan, | |
| pandangan, atau kebangkitan. Inilah yang disebut | |
| vipaśyanā, dan ini adalah bagaimana Bodhisattva dapat | |
| menjadi terlatih di dalam vipaśyanā." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, jika para Bodhisattva merenungkan dan memeriksa | |
| 'pikiran (citta)' tanpa telah mencapai ketenangan tubuh dan | |
| pikiran, apa yang Anda sebut untuk jenis dari perenungan itu?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Kulaputra, itu bukanlah perenungan śamatha. Namun itu | |
| adalah perenungan yang seiring dengan penerapan untuk | |
| śamatha." | |
| "Bhagavan, jika para Bodhisattva yang masih belum mencapai | |
| ketenangan tubuh dan pikiran, dengan penuh perhatian merenungkan | |
| gambaran sebagai objek konsentrasi batin dalam kesesuaian dengan | |
| Dharma yang Mereka telah renungkan, disebut apakah jenis dari | |
| perenungan itu?" | |
| [Sang Bhagavan menjawab :] "Kulaputra, itu bukanlah perenungan | |
| dari vipaśyanā! Namun itu adalah perenungan yang | |
| seiring dengan penerapan yang mengarah ke vipaśyanā." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, apakah jalan dari śamatha dan jalan dari | |
| vipaśyanā dikatakan sebagai yang berbeda atau yang | |
| sama?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Mereka, Kulaputra, harus dikatakan sebagai yang tidak berbeda | |
| maupun yang tidak sama. Mereka tidak berbeda karena tujuan | |
| mereka adalah objek yang diketahui di dalam vipaśyanā. | |
| Mereka tidak sama karena gambaran untuk perenungan bukanlah | |
| objek tujuan dari śamatha." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, apakah gambaran yang dihasilkan melalui semua | |
| konsentrasi dan penglihatan dikatakan sebagai yang berbeda atau | |
| yang tidak berbeda dengan pikiran?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Mereka, Kulaputra, harus dikatakan sebagai yang tidak berbeda | |
| dengan pikiran. Ini demikian karena gambaran itu hanyalah ide | |
| gagasan. Kulaputra, Saya telah mengajarkan bahwa objek kesadaran | |
| hanyalah perwujudan dari bentukan kesadaran saja." | |
| "Bhagavan," [Maitreya bertanya,] "jika gambaran-gambaran itu | |
| yang dihasilkan dengan cara ini adalah yang sama dengan pikiran, | |
| maka bagaimanakah pikiran dapat merenungkan kembali dan melihat | |
| dirinya sendiri?" | |
| "Kulaputra," [Sang Bhagavan menjawab,] "tidak ada apapun yang | |
| pernah melihat apapun. Sebaliknya, ketika pikiran terjadi | |
| seperti begini atau begitu, maka gambaran yang begini dan begitu | |
| membuat kemunculan. Kulaputra, ketika permukaan cermin yang | |
| dipoles dengan baik dan yang bersih bertemu bentuk kebendaan, ia | |
| mencerminkan bentuk kebendaan itu yang mendasari dan orang | |
| berpikir 'saya melihat gambaran itu', dan berpikir ada gambaran | |
| lain yang terpisah dari objek itu. Dalam cara yang sama ini, | |
| ketika pikiran muncul, ia tampak seolah-olah berbeda dari | |
| gambaran yang muncul di dalam konsentrasi." | |
| "Bhagavan, semua gambaran yang para makhluk hidup miliki, yang | |
| terjadi karena pikiran mereka menjumpai bentuk kebendaan, dan | |
| seterusnya, menampilkan diri sebagai intisari yang berbeda. | |
| Apakah ini tidak berbeda dengan pikiran?" | |
| "Kulaputra, mereka tidak berbeda, walaupun begitu, dengan | |
| kesadaran yang keliru, para makhluk yang kekanak-kanakan tidak | |
| mampu sungguh memahami bahwa gambar-gambar ini tidak lain | |
| hanyalah bentukan kesadaran dan akibatnya salah memahaminya." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, bagaimanakah Kita bisa menjelaskan praktek pemusatan | |
| pikiran dari vipaśyanā dari para Bodhisattva?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Kulaputra, dengan terus-menerus fokus, Mereka merenungkan hanya | |
| pada gambaran dari pikiran." | |
| "Lalu bagaimanakah," [Maitreya bertanya,] "Bhagavan, Kita bisa | |
| menjelaskan praktek pemusatan pikiran dari śamatha dari | |
| para Bodhisattva?" | |
| "Kulaputra," [Sang Buddha menjawab,] "dengan terus-menerus | |
| fokus, Mereka merenungkan hanya pada pikiran yang tidak | |
| terganggu." | |
| "Bhagavan, lalu bagaimanakah Kita bisa menjelaskan praktek | |
| gabungan dari 'śamatha (praktek keheningan-tenang)' dan | |
| 'vipaśyanā (praktek penglihatan)' dari para | |
| Bodhisattva?" | |
| "Kulaputra, mereka secara benar merenungkan pada pemusatan | |
| pikiran di satu titik." | |
| "Bhagavan, lalu apa itu gambaran dari pikiran?" | |
| "Kulaputra, mereka adalah gambar-gambar untuk perenungan yang | |
| dihasilkan oleh 'samādhi (konsentrasi)', objek pengamatan | |
| dari 'vipaśyanā (penglihatan)'." | |
| "Bhagavan, apa itu pikiran yang tidak terganggu?" | |
| "Kulaputra, itu adalah tujuan dari śamatha, pikiran yang | |
| bertemu gambar-gambar itu." | |
| "Bhagavan, apa itu pikiran yang fokus berpikir pada satu titik?" | |
| "Kulaputra, itu adalah pemahaman bahwa semua gambar di dalam | |
| samādhi hanyalah bentukan kesadaran, atau, karena telah | |
| memahami ini, merenungkan 'Tathatā (Kenyataan apa adanya | |
| yang sesungguhnya)'." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, berapa banyak jenis dari vipaśyanā?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Totalnya, Kulaputra, ada tiga jenis. Yang pertama adalah | |
| vipaśyanā dari gambar. Yang kedua adalah | |
| vipaśyanā dari penyelidikan. Yang ketiga adalah | |
| vipaśyanā dari penembusan. Vipaśyanā dari | |
| gambar adalah vipaśyanā yang merenungkan hanya pada | |
| gambar-gambar untuk perenungan yang dihasilkan oleh | |
| samādhi. Vipaśyanā dari penyelidikan adalah | |
| vipaśyanā yang melalui kebijaksanaan dengan penuh | |
| perhatian merenung pada gejala kejadian yang belum dipahami | |
| dengan baik agar untuk memahaminya dengan baik. | |
| Vipaśyanā dari penembusan adalah vipaśyanā | |
| yang dengan penuh perhatian merenung pada gejala kejadian yang | |
| sudah dipahami dengan baik dengan meliputinya di dalam | |
| kebijaksanaan agar untuk menyadarinya dan mencapai pembebasan." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, berapa banyak jenis dari śamatha?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, karena mengikuti pikiran itu dengan tidak | |
| terganggu [oleh gambar], Anda harus memahami bahwa ini juga ada | |
| tiga jenis. Juga, Maitreya, ada delapan jenis śamatha, | |
| karena setiap 'Dhyāna (meditasi)' adalah jenis dari | |
| śamatha, dari Dhyāna pertama, Dhyāna kedua, | |
| Dhyāna ketiga, Dhyāna keempat, Wilayah dari ruang | |
| angkasa yang tidak terbatas | |
| (Ākāsāna�tāyasthana), Wilayah dari kesadaran | |
| yang tidak terbatas (Vij�ānanantayasthana), Wilayah dari | |
| yang tiada apapun (Akimcanantayasthana), dan Wilayah dari tiada | |
| tanggapan penglihatan maupun tiada yang tanpa tanggapan | |
| penglihatan (Naivasamj�ānāsamj�āyanantayasthana). | |
| Lagi, ada empat jenis, karena setiap empat kegiatan dari Cinta | |
| kebaikan yang tidak terbatas (Apramāna maitrī), Belas | |
| kasih yang tidak terbatas (Apramāna karunā), turut | |
| bersukacita yang tidak terbatas (Apramāna muditā), dan | |
| keseimbangan batin yang tidak terbatas (Apramāna | |
| upeksā) adalah jenis dari śamatha." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, Anda telah mengajarkan tentang śamatha dan | |
| vipaśyanā yang didukung oleh Dharma dan yang tidak | |
| didukung oleh Dharma. Apa arti dari yang didukung oleh Dharma | |
| dan yang tidak didukung oleh Dharma?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, śamatha dan vipaśyanā yang | |
| didukung oleh Dharma [dari Mahayana] adalah śamatha dan | |
| vipaśyanā yang dicapai melalui Dharma dan maknanya | |
| pertama kali diterima dan direnungkan oleh para Bodhisattva. | |
| Samatha dan vipaśyanā yang tidak didukung oleh Dharma | |
| [dari Bodhisattva] adalah śamatha dan vipaśyanā | |
| yang dicapai tidak melalui gambar-gambar dari Dharma yang para | |
| Bodhisattva telah terima dan renungkan, tetapi melalui petunjuk | |
| dan makna dari ajaran lainnya, seperti bermeditasi pada mayat | |
| yang berubah warna dan membusuk atau pada ketidakkekalan dari | |
| gejala kejadian yang berkondisi, pada penderitaan dari semua | |
| keadaan yang berkondisi dari makhluk, pada ketiadaan diri dari | |
| semua gejala kejadian, atau pada ketenangan tertinggi dari | |
| Nirvana. Samatha dan vipaśyanā yang seperti itu Saya | |
| tetapkan sebagai yang tidak didukung oleh Dharma. Namun, jika | |
| Mereka telah mencapai śamatha dan vipaśyanā yang | |
| didukung oleh Dharma [dari Bodhisattva], para Bodhisattva itu | |
| Saya telah tetapkan sebagai pengikut Dharma, dan Mereka memiliki | |
| indera yang tajam, sementara, jika Mereka mencapai śamatha | |
| dan vipaśyanā yang tidak didukung oleh Dharma, para | |
| Bodhisattva itu Saya telah tetapkan sebagai pengikut Sraddha | |
| (keyakinan), dan Mereka memiliki indera yang tumpul." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, Anda telah mengajarkan tentang śamatha dan | |
| vipaśyanā yang mengambil objeknya dari ajaran yang | |
| lainnya, dan tentang śamatha dan vipaśyanā yang | |
| mengambil objeknya dari Dharma yang terpadu. Apa arti dari yang | |
| mengambil objeknya dari ajaran yang lainnya dan yang mengambil | |
| objeknya dari Dharma yang terpadu?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, ketika Bodhisattva mengambil sebagai objek | |
| pemahamannya setiap Dharma dari Sutra tertentu, dan seterusnya | |
| mempraktekkan śamatha dan vipaśyanā sehubungan | |
| dengan Dharma itu yang dia telah terima dan renungkan, itu | |
| disebut śamatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| objeknya dari ajaran yang lainnya. Ketika Bodhisattva mengambil | |
| sebagai objek pemahamannya Dharma dari semua Sutra, dan | |
| seterusnya dengan penuh perhatian merenung pada semua Dharma ini | |
| sebagai satu kesatuan, satu himpunan, satu kelengkapan, satu | |
| kumpulan, semuanya mendekati Tathatā, mengarah ke | |
| Tathatā, memasuki Tathatā, mendekati Bodhi, mengarah | |
| ke Bodhi, memasuki Bodhi, mendekati Nirvāna, mengarah ke | |
| Nirvāna, memasuki Nirvāna, mendekati perubahan | |
| landasan indera (Āyatana), mengarah ke perubahan landasan | |
| indera, memasuki perubahan landasan indera, menuju kesini, jika, | |
| dalam mendekati Dharma-Dharma ini, dia mengumumkan Dharma yang | |
| tidak terbatas, tidak terhitung dan dengan ini mempraktekkan | |
| perenungan śamatha dan vipaśyanā, itu disebut | |
| śamatha dan vipaśyanā yang mengambil objeknya | |
| dari Dharma yang terpadu." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, Anda telah mengajarkan tentang śamatha dan | |
| vipaśyanā yang mengambil objeknya dari Dharma terpadu | |
| yang sedikit, tentang śamatha dan vipaśyanā yang | |
| mengambil objeknya dari Dharma terpadu yang besar, dan | |
| śamatha dan vipaśyanā yang mengambil objeknya | |
| dari Dharma terpadu yang tidak terbatas. Apa arti dari yang | |
| mengambil objeknya dari Dharma terpadu yang sedikit? Apa arti | |
| dari yang mengambil objeknya dari Dharma terpadu yang besar? Apa | |
| arti dari yang mengambil objeknya dari Dharma terpadu yang tidak | |
| terbatas?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, jika orang mengambil sebagai obyek pemahamannya | |
| arti dari masing-masing Sutra, Geya, Vyākarana, | |
| Gāthā, Udāna, Nidāna, Avadāna, | |
| Itivrttaka, Jātaka, Vaipulya, Adbhuta-dharma, Upadeśa, | |
| dan dengan penuh perhatian merenungkannya sebagai satu kesatuan, | |
| satu himpunan, satu kelengkapan, satu kumpulan, dan seterusnya, | |
| ini dikenal sebagai śamatha dan vipaśyanā yang | |
| mengambil objeknya dari Dharma terpadu yang sedikit." | |
| "Tetapi jika orang mengambil sebagai objek pemahamannya Dharma | |
| dari Sutra, Geya, Vyākarana, Gāthā, Udāna, | |
| Nidāna, Avadāna, Itivrttaka, Jātaka, Vaipulya, | |
| Adbhuta-dharma, Upadeśa, menerimanya dan merenungkannya, | |
| dan dengan penuh perhatian merenungkannya sebagai satu kesatuan, | |
| satu himpunan, satu kelengkapan, satu kumpulan, dan seterusnya, | |
| tanpa mempertimbangkannya secara terpisah, maka ini dikenal | |
| sebagai śamatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| objeknya dari Dharma terpadu yang besar." | |
| "Jika orang mengambil sebagai objek pemahamannya Dharma yang | |
| tidak terbatas dari sang Tathagata, kata-kata dan ungkapan yang | |
| tidak terbatas dari Dharma itu, dan penjelasan yang tidak | |
| terbatas dari kebijaksanaan yang unggul, dan dengan penuh | |
| perhatian merenungkannya sebagai satu kesatuan, satu himpunan, | |
| satu kelengkapan, satu kumpulan, dan seterusnya, tanpa | |
| mempertimbangkannya secara terpisah, maka ini dikenal sebagai | |
| śamatha dan vipaśyanā yang mengambil objeknya | |
| dari Dharma terpadu yang tidak terbatas." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, mengapa Anda mengatakan bahwa para Bodhisattva | |
| mencapai śamatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| sebagai objek pemahamannya dari Dharma terpadu?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, ada lima alasan yang harus dipahami. Yang | |
| pertama adalah bahwa ketika Mereka merenungkan, dari waktu ke | |
| waktu Mereka melenyapkan landasan untuk semua Kelemahan. Kedua, | |
| adalah bahwa Mereka memotong putus semua berbagai jenis gagasan | |
| dan mengambil sukacita di dalam Dharma. Yang ketiga adalah bahwa | |
| Mereka memahami cahaya tanpa batas dari Dharma yang tidak | |
| memiliki ciri-ciri yang membedakan dimanapun. Yang keempat | |
| adalah bahwa Mereka menghasilkan 'gambar termurnikan yang tidak | |
| dibayangkan' demi penyelesaian tugas. Kelima adalah bahwa, dalam | |
| rangka untuk mencapai kesempurnaan Tubuh Dharma | |
| (Dharmakāya), Mereka meliputi penyebab-penyebab yang unggul | |
| dan menakjubkan demi perkembangan yang terus meningkat." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, kapan śamatha dan vipaśyanā yang | |
| mengambil objeknya dari Dharma terpadu dikatakan dipahami? Pada | |
| titik manakah mereka tercapai?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, mereka dikatakan dipahami dari tahap pertama | |
| dari Sukacita Tertinggi, dan dikatakan tercapai dari tahap | |
| ketiga dari Cahaya Yang Meluas. Kulaputra, para Bodhisattva yang | |
| baru mulai mempraktekkannya juga harus belajar dan fokus pada | |
| ini tanpa lalai, meskipun Mereka belum dapat dipuji [untuk | |
| mencapainya]." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, kapankah śamatha dan vipaśyanā | |
| dikatakan menjadi 'konsentrasi (samādhi)' yang memiliki | |
| pertimbangan dan penyelidikan? Kapankah menjadi konsentrasi yang | |
| tidak memiliki pertimbangan tetapi hanya penyelidikan? Kapankah | |
| menjadi konsentrasi yang tidak memiliki pertimbangan maupun | |
| penyelidikan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, śamatha dan vipaśyanā dikatakan | |
| menjadi konsentrasi yang memiliki pertimbangan dan penyelidikan | |
| ketika mereka mengalami dan menyadari ciri-ciri Dharma seperti | |
| yang diterima, diselidiki, dan diperiksa, walaupun itu sangat | |
| jelas. Samatha dan vipaśyanā dikatakan menjadi | |
| konsentrasi yang tidak memiliki pertimbangan tetapi hanya | |
| penyelidikan ketika mereka mengalami dan menyadari ciri-ciri | |
| Dharma seperti yang diingat di dalam cahayanya yang halus, | |
| walaupun tidak mengalami atau menyadari apa yang sangat jelas. | |
| Samatha dan vipaśyanā dikatakan menjadi konsentrasi | |
| yang tidak memiliki pertimbangan maupun penyelidikan ketika | |
| mereka mengalami dan menyadari ciri-ciri Dharma itu tanpa usaha | |
| untuk merenungkan sama sekali." | |
| "Selanjutnya, Kulaputra, śamatha dan vipaśyanā | |
| yang disertai dengan pemeriksaan disebut konsentrasi yang | |
| memiliki pertimbangan dan penyelidikan. Samatha dan | |
| vipaśyanā yang disertai dengan penyelidikan disebut | |
| konsentrasi yang tidak memiliki pertimbangan tetapi hanya | |
| penyelidikan. Samatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| sebagai objek pemahamannya dari Dharma terpadu disebut | |
| konsentrasi yang tidak memiliki pertimbangan maupun | |
| penyelidikan." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, apa tanda-tanda dari ketenangan (śamatha)? Apa | |
| tanda-tanda dari pembangkitan? Apa tanda-tanda dari | |
| peninggalan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, saat pikiran menjadi tidak terkendali atau akan | |
| mulai menjadi tidak terkendali, Ketenangan ditandai sebagai | |
| memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat menimbulkan | |
| kemuakkan, atau dengan memusatkan perhatian pada pikiran yang | |
| tidak terganggu [oleh gambaran]. Saat pikiran menjadi lesu atau | |
| akan mulai menjadi lesu, Pembangkitan [untuk penglihatan] | |
| ditandai sebagai memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat | |
| membawa sukacita, atau dengan memusatkan perhatian pada | |
| gambar-gambar dari pikiran itu. Saat orang menjadi tercemar oleh | |
| dua kecenderungan yang bergairah ini, apakah dalam praktek | |
| śamatha, praktek vipaśyanā, atau praktek | |
| dua-duanya yang saling berpengaruh, Peninggalan ditandai sebagai | |
| pemusatan perhatian yang tanpa usaha dan pikiran yang spontan." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, seluruh perkumpulan besar dari para Bodhisattva itu | |
| yang berlatih śamatha dan vipaśyanā memahami | |
| Dharma dan maknanya. Apa itu memahami Dharma? Apa itu memahami | |
| maknanya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Kulaputra, semua Bodhisattva itu memahami dan mengetahui Dharma | |
| dalam lima aspek, yaitu, Mereka mengetahui namanya, katanya, | |
| hurufnya, pemisahannya, dan kesatuannya. Pemahaman nama-namanya | |
| terdiri dalam penamaan secara gagasan, yang menggambarkan | |
| intisari di dalam semua gejala kejadian yang kotor dan yang | |
| murni. Pemahaman katanya terdiri dalam kemampuan untuk | |
| mempertahankan dan mendirikan di dalam wacana, semua gejala | |
| kejadian yang kotor dan yang murni di antara kumpulan nama-nama | |
| itu. Pemahaman hurufnya terdiri dalam ucapan yang didasarkan | |
| pada dua dukungan ini [nama dan kata]. Pemahaman pemisahannya | |
| terdiri dalam pemusatan perhatian, yang mengungkapkan setiap | |
| perbedaannya. Pemahaman kesatuannya terdiri dalam pemusatan | |
| perhatian, yang mengungkapkan kesatuannya. Ketika semua ini | |
| datang bersama-sama menjadi satu, itu adalah memahami Dharma. | |
| Inilah sebabnya mengapa dikatakan bahwa para Bodhisattva itu | |
| memahami Dharma." | |
| "Kulaputra, para Bodhisattva itu memahami makna di dalam sepuluh | |
| aspek, karena Mereka memahami batas dari keberadaan, | |
| Tathatā dari keberadaan, makna dari penerima, makna dari | |
| objek yang diterima, makna dari lingkungan, makna dari makanan, | |
| makna dari kesalahan, makna dari ketiadaan kesalahan, makna dari | |
| kekotoran, dan makna dari kemurnian. | |
| "Kulaputra, batas dari keberadaan mengacu pada batas untuk | |
| pemeriksaan dari semua yang ada di antara semua gejala kejadian | |
| yang kotor dan yang murni. Ini termasuk semua yang ada, seperti | |
| Lima Kumpulan (pa�ca-skandha), Enam bidang bagian dalam (enam | |
| indriya), dan Enam bidang bagian luar (enam objek tujuan | |
| indera). | |
| "Tathatā dari semua dharma mengacu pada Tathatā yang | |
| ada di dalam semua gejala kejadian yang kotor dan yang murni. | |
| Istilah ini mencakup Tathatā dari segala sesuatu. Ada tujuh | |
| macam. Yang pertama adalah Tathatā dari arus perpindahan, | |
| karena semua keadaan yang berkondisi dari gejala kejadian tidak | |
| memiliki awal maupun akhir. Yang kedua adalah Tathatā dari | |
| ciri-ciri, karena di dalam semua gejala kejadian, pudgala dan | |
| gejala kejadian adalah yang tanpa diri. Yang ketiga adalah | |
| Tathatā dari pembentukan kesadaran, karena semua keadaan | |
| yang berkondisi dari gejala kejadian tidak lain hanyalah | |
| pembentukan kesadaran. Yang keempat adalah Tathatā dari apa | |
| yang telah diberikan, yaitu, kebenaran dari penderitaan yang | |
| Saya telah ajarkan. Yang kelima adalah Tathatā dari | |
| perilaku yang salah, yaitu, kebenaran dari asal-mula penderitaan | |
| yang Saya telah ajarkan. Yang keenam adalah Tathatā dari | |
| pemurnian, yaitu, kebenaran dari berhentinya penderitaan yang | |
| Saya telah ajarkan. Dan ketujuh adalah Tathatā dari praktek | |
| yang benar, yaitu, kebenaran dari Jalan yang saya telah | |
| ajarkan." | |
| "Pahamilah, Kulaputra, bahwa dikarenakan oleh Tathatā dari | |
| arus perpindahan, oleh Tathatā dari apa yang telah | |
| diberikan, dan oleh Tathatā dari perilaku yang salah, semua | |
| makhluk hidup adalah sepenuhnya sama." | |
| "Dikarenakan oleh Tathatā dari ciri-ciri dan oleh | |
| Tathatā dari pembentukan kesadaran, semua gejala kejadian | |
| adalah sepenuhnya sama." | |
| "Dikarenakan oleh Tathatā dari pemurnian, Bodhi dari semua | |
| Śrāvaka, dari semua Pratyekabuddha, dan dari semua | |
| Bodhisattva adalah sepenuhnya sama." | |
| "Dikarenakan oleh Tathatā dari praktek yang benar, | |
| kebijaksanaan yang dicakup di dalam mendengar Dharma dan di | |
| dalam śamatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| sebagai objek mereka dari Dharma terpadu adalah sepenuhnya | |
| sama." | |
| "Makna dari penerima terdiri dalam lima organ indera, pikiran, | |
| kecerdasan, kesadaran, dan keadaan batin yang megikuti." | |
| "Makna dari objek yang diterima terdiri dalam Enam bidang bagian | |
| luar, juga, makna dari penerima adalah makna dari objek yang | |
| diterima [karena objek tidak lain hanyalah pembentukan | |
| kesadaran]. | |
| "Makna dari lingkungan terdiri dalam lingkungan yang mencakup di | |
| mana semua makhluk hidup tinggal berdiam, apakah sebuah kota | |
| tunggal, seratus kota, seribu kota, atau seratus ribu kota; | |
| apakah sebuah daratan besar tunggal yang berbatasan dengan | |
| lautan, seratus ini, seribu ini, atau seratus ribu ini; apakah | |
| satu benua Jambudvipa, seratus ini, seribu ini, atau seratus | |
| ribu ini; apakah satu kelompok dari empat benua, seratus ini, | |
| seribu ini, atau seratus ribu ini; apakah sahasra-culanika | |
| tunggal, seratus ini, seribu ini, atau seratus ribu ini; apakah | |
| dvisahasra-madhyama tunggal, seratus ini, seribu ini, atau | |
| seratus ribu ini; apakah trisahasra-maha-sahasra tunggal, | |
| seratus ini, seribu ini, seratus ribu ini, atau sepuluh juta | |
| ini, satu miliar ini, seratus miliar ini, seribu miliar ini, | |
| atau seratus ribu miliar ini; apakah satu triliun ini, seratus | |
| triliun ini, seribu triliun ini, atau seratus ribu triliun ini, | |
| dalam jumlah yang sama dengan butiran terkecil dari debu yang | |
| terkandung di dalam seratus ribu triliun | |
| trisahasra-maha-sahasra, di dalam cakupan alam semesta yang | |
| tidak terbatas dan tidak terhitung di dalam sepuluh penjuru | |
| arah." | |
| "Makna dari makanan terdiri dalam kebutuhan hidup yang Saya | |
| telah ajarkan sebagai yang dinikmati oleh para makhluk hidup." | |
| "Makna dari kesalahan terdiri dalam kesalahan dari gagasan, | |
| kesalahan dari berpikir, kesalahan dari melihat sehubungan | |
| dengan penerima dan objek yang diterima, seperti membayangkan | |
| apa yang tidak abadi menjadi yang abadi; kesalahan dari gagasan, | |
| kesalahan dari berpikir; kesalahan dari melihat, seperti | |
| membayangkan penderitaan menjadi kebahagiaan, atau kotoran | |
| menjadi kemurnian, atau membayangkan yang tanpa-diri menjadi | |
| diri." | |
| "Makna dari ketiadaan kesalahan terdiri dari kebalikannya, | |
| dimana orang dapat menangkalnya. Orang harus, bagaimanapun, | |
| mengetahui ciri-cirinya." | |
| "Makna dari kekotoran adalah tiga bagian, karena ada tiga jenis | |
| kekotoran di triloka ini: kekotoran dari nafsu keinginan, | |
| kekotoran dari tindakan, dan kekotoran dari kelahiran." | |
| "Makna dari kemurnian terdiri dalam faktor-faktor kebangkitan, | |
| dimana orang dipisahkan dari perbudakan pada tiga jenis | |
| kekotoran itu." | |
| "Anda harus tahu bahwa sepuluh aspek ini mencakup semua makna. | |
| Lagi, Kulaputra, para Bodhisattva itu dikatakan mengetahui makna | |
| karena Mereka dapat mengetahui dan memahami lima jenis makna. | |
| Apa lima jenis makna itu? yaitu, mengetahui semua hal, semua | |
| makna, dan semua penyebab, mencapai hasil dari pengetahuan yang | |
| sempurna, dan pemahaman yang terbangkitkan." | |
| "Kulaputra, 'mengetahui semua hal' terdiri dalam mengetahui | |
| semua yang diketahui, yaitu, semua kumpulan (skandha), semua | |
| landasan bagian dalam dan semua landasan bagian luar." | |
| "Dalam cara yang sama, pengetahuan semesta tentang semua makna | |
| terdiri dalam mengetahui makna yang harus dibedakan sesuai | |
| dengan keanekaragamannya; apakah makna duniawi atau makna | |
| tertinggi; apakah kebajikan atau keburukan; apakah tentang | |
| kondisi atau jangka waktu; apakah tentang kemunculan, tinggal | |
| menghuni, atau kehancuran; apakah tentang penyakit dan | |
| seterusnya; apakah tentang penderitaan, asal-usulnya, dan | |
| seterusnya; apakah tentang Tathatā, batas kenyataan | |
| (bhutakoti), alam gejala kejadian (dharmadhatu), dan seterusnya; | |
| apakah yang luas atau yang khusus; apakah jawaban yang merangkul | |
| semua, jawaban yang meneliti, menjawab setelah mengembalikan | |
| pertanyaan, atau menjawab dengan tidak menjawab; apakah yang | |
| tersembunyi atau yang jelas. Pengetahuan tentang semua | |
| keanekaragaman itu adalah apa yang disebut sebagai mengetahui | |
| semua makna." | |
| "Pengetahuan tentang semua penyebab terdiri dalam faktor-faktor | |
| kebangkitan (bodhipaksya-dharma), yang mampu memahami keduanya | |
| [makna tertinggi dan makna duniawi], yang termasuk, kesadaran | |
| penuh perhatian, usaha yang benar, dan seterusnya." | |
| "Pencapaian hasil dari pengetahuan yang sempurna terdiri dalam | |
| disiplin yang melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan; | |
| praktek pertapaan yang sepenuhnya memotong putus ketamakan, | |
| kebencian, dan kebodohan; dan yang biasa atau yang khusus, | |
| kualitas yang baik dari yang duniawi atau yang melampaui duniawi | |
| dari para Sravaka dan Tathagata, semua yang Saya telah | |
| jelaskan." | |
| "Pemahaman yang terbangkitkan, yaitu, pemberitahuan tentang | |
| hal-hal itu, yang terdiri dalam secara luas memberitakan dan | |
| mengumumkan kepada orang lain semua kebijaksanaan Dharma yang | |
| membebaskan, yang orang telah capai. Kelima makna ini mencakup | |
| semua makna." | |
| "Selanjutnya, Kulaputra, para Bodhisattva dikatakan mengetahui | |
| makna karena Mereka tahu empat aspek dari makna: makna dari | |
| pencengkraman pikiran, makna dari pengalaman, makna dari | |
| pembentukan kesadaran, dan makna dari kekotoran dan kemurnian. | |
| Kulaputra, keempat aspek dari makna ini mencakup semua makna." | |
| "Selanjutnya, Kulaputra, para Bodhisattva dikatakan mengetahui | |
| makna karena Mereka tahu tiga aspek dari makna: makna dari | |
| ucapan, makna dari makna, dan makna dari alam. Kulaputra, makna | |
| dari ucapan mengacu pada kumpulan kata-kata, dan seterusnya. | |
| Makna dari makna ada sepuluh jenis: ciri-ciri dari kenyataan, | |
| ciri-ciri dari pengetahuan yang menyeluruh, ciri-ciri dari | |
| penghapusan akhir, ciri-ciri dari pencapaian, ciri-ciri dari | |
| pengolahan, ciri-ciri dari perbedaan di antara kenyataan dan | |
| yang sebelumnya, ciri-ciri dari interaksi di antara dukungan dan | |
| yang didukung, ciri-ciri dari hambatan untuk yang pengetahuan | |
| yang menyeluruh, ciri-ciri dari keadaan yang selaras dengan itu | |
| [pengetahuan yang menyeluruh], dan ciri-ciri dari | |
| ketidakberuntungan dari ketiadaan pengetahuan yang menyeluruh. | |
| dan keuntungan dari kehadirannya. Makna dari alam ada lima | |
| bagian: alam dari dunia, alam dari makhluk hidup, alam dari | |
| kualitas, alam dari disiplin, dan alam dari cara dari disiplin. | |
| Kulaputra, tiga aspek ini mencakup semua makna." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, apa perbedaan di antara makna yang diketahui melalui | |
| kebijaksanaan yang didapat dari mendengar, makna yang diketahui | |
| melalui kebijaksanaan yang didapat dari pemikiran, dan makna | |
| yang diketahui melalui kebijaksanaan yang didapat dari mengolah | |
| śamatha dan vipaśyanā?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, kebijaksanaan yang didapat dari mendengar, para | |
| Bodhisattva mengandalkan arti dari kata-kata tanpa sungguh | |
| memahami maksudnya atau membuatnya jelas. Mereka bergerak menuju | |
| pembebasan tanpa bisa menyadari makna yang menghasilkan | |
| pembebasan itu. Kebijaksanaan yang didapat dari pemikiran, juga | |
| mengandalkan kata-kata, tetapi tidak hanya pada kata-kata itu, | |
| karena Mereka mampu sungguh memahami maksudnya, namun belum | |
| mampu membuatnya jelas, dan, meskipun menuju ke arah pembebasan, | |
| Mereka belum mampu menyadari makna yang menghasilkan pembebasan | |
| itu. Untuk kebijaksanaan yang didapat dari pengolahan, para | |
| Bodhisattva mengandalkan kata-kata dan juga tidak mengandalkan | |
| kata-kata, Mereka mengikuti kata-kata itu dan juga tidak | |
| mengikuti kata-kata itu, karena Mereka mampu sungguh memahami | |
| maksudnya. Mereka membuatnya menjadi jelas dengan cara gambar | |
| yang dibuat di dalam konsentrasi yang sesuai dengan hal yang | |
| diketahui. Mereka menuju ke arah pembebasan dengan baik dan | |
| mampu menyadari makna yang menghasilkan pembebasan. Kulaputra, | |
| ini adalah apa yang disebut sebagai tiga jenis perbedaan di | |
| dalam mengetahui makna. " | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, apa itu kebijaksanaan dan apa itu wawasan dari semua | |
| Bodhisattva yang mengetahui Dharma dan maknanya melalui | |
| pengolahan śamatha dan vipaśyanā?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, Saya telah beberapa kali mengumumkan dua | |
| perbedaan di antara kebijaksanaan dan wawasan, walaupun begitu, | |
| sekarang Saya akan menyimpulkan pokok utamanya untuk Anda. | |
| Kebijaksanaan adalah kecerdasan menakjubkan yang terjadi melalui | |
| pengolahan śamatha dan vipaśyanā yang mengambil | |
| objeknya dari Dharma yang terpadu [dari Mahayana]. Wawasan | |
| adalah kecerdasan menakjubkan yang terjadi melalui pengolahan | |
| śamatha dan vipaśyanā yang mengambil objeknya | |
| dari Dharma yang lain [dari Mahayana]." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, ketika para Bodhisattva mengolah śamatha dan | |
| vipaśyanā, gambar apakah yang Mereka hapus? Melalui | |
| perenungan apa?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, karena Mereka merenungkan 'Tathatā yang | |
| sebenarnya (bhūta-tathatā)', Mereka menghapus gambar | |
| dari ajaran dan gambar dari makna. Ketika Mereka tidak memiliki | |
| apapun yang untuk dicapai di dalam nama dan intisari nama, maka | |
| Mereka tidak lagi melihat pada gambaran itu yang mendukungnya | |
| [nama dan intisari nama]. Dalam cara ini, Mereka menghapusnya. | |
| Sama seperti dengan nama, demikian juga dengan kata-kata dan | |
| semua jenis makna. Bahkan dalam hal alam dan intisari dari alam, | |
| Mereka tidak memiliki apapun yang untuk dicapai, sehingga Mereka | |
| tidak lagi melihat pada gambar-gambar itu. Dalam cara seperti | |
| itu, Mereka menghapusnya." | |
| "Bhagavan, makna dari Tathatā yang dilihat itu [dalam | |
| perenungan itu] adalah makna dari gambar. Apakah gambar dari | |
| Bhūta-tathatā ini juga harus dihapus atau tidak?" | |
| "Kulaputra, di dalam makna dari Bhūta-tathatā yang | |
| Mereka sadari, tidak ada gambar apapun dan tidak ada yang untuk | |
| dicapai. Lalu bagaimana bisa itu dihapus? Kulaputra, sama | |
| seperti yang Saya telah jelaskan, makna dari | |
| Bhūta-tathatā yang Mereka sadari itu menyingkirkan | |
| setiap jenis dari gambar yang bermakna apapun. Jadi, itu | |
| bukanlah kasus bahwa pemahaman ini sendiri dapat diganti dengan | |
| apapun yang lain. " | |
| "Bhagavan, Anda telah memberikan contoh baskom berisi air yang | |
| keruh, cermin yang kotor, dan kolam yang airnya bergoncangan | |
| sebagai permukaan yang tidak mempertahankan setiap gambar untuk | |
| dipertimbangkan. Kebalikan dari ini yang akan mempertahankannya | |
| [gambaran itu]. Dengan cara seperti itu, jika orang memiliki | |
| pikiran yang tidak diolah, maka orang tidak akan mempertahankan | |
| pemahaman yang benar dari Tathatā, namun ketika pikiran | |
| diolah dengan baik, maka orang akan mempertahankan pemahaman | |
| seperti itu. Dalam penjelasan ini, apa itu pikiran yang mampu | |
| menembus pemahaman? Apa jenis Tathatā yang Anda bicarakan?" | |
| "Kulaputra," [Sang Bhagavan menjawab,] " di dalam penjelasan | |
| itu, ada tiga jenis dari pikiran yang mampu menembus pemahaman: | |
| pikiran yang mampu memahami dari apa yang telah didengar, | |
| pikiran yang mampu memahami dari apa yang telah dipikirkan, dan | |
| pikiran yang mampu memahami dari apa yang telah diolah. Saya | |
| memberikan penjelasan itu di dalam cahaya dari Tathatā dari | |
| pembentukan kesadaran." | |
| "Bhagavan, para Bodhisattva yang telah melihat dan mengetahui | |
| Dharma dan maknanya, dan yang telah sungguh-sungguh di dalam | |
| pengolahan untuk melenyapkan semua gambar, Berapa banyakkah | |
| jenis dari gambar yang sulit dilenyapkan yang Mereka lenyapkan? | |
| Dan bagaimanakah cara melenyapkannya? " | |
| "Kulaputra, ada sepuluh jenis dari gambar itu, dan para | |
| Bodhisattva dapat melenyapkannya melalui kekosongan. Yang | |
| pertama, karena Mereka melihat dan mengetahui Dharma dan | |
| maknanya, ada berbagai macam gambar dari huruf dan kata-kata, | |
| yang Mereka dapat lenyapkan melalui kekosongan dari semua gejala | |
| kejadian. Yang kedua, karena Mereka melihat dan mengetahui makna | |
| dari Tathatā dari yang telah diberikan, Mereka memiliki | |
| gambar-gambar dari kemunculan, kehancuran, tinggal menghuni, | |
| perbedaan, kelanjutan, dan perkembangan, yang Mereka mampu | |
| lenyapkan melalui yang pertama, kekosongan dari gambar, dan | |
| kemudian, kekosongan dari awal dan akhir. Yang ketiga, karena | |
| Mereka melihat dan mengetahui makna dari penerima, mereka | |
| memiliki gambar yang penuh nafsu dari tubuh dan kebanggaan diri, | |
| yang Mereka mampu lenyapkan melalui kekosongan dari bagian dalam | |
| dan kekosongan dari tiada pencapaian. Keempat, karena Mereka | |
| melihat dan mengetahui makna dari objek yang diterima, Mereka | |
| memiliki gambar dari harta yang diinginkan, yang mereka mampu | |
| lenyapkan melalui kekosongan dari bagian luar. Yang kelima, | |
| karena Mereka melihat dan mengetahui makna dari kenikmatan, | |
| Mereka telah secara bagian dalam membentuk gambar dari rayuan | |
| dan anugerah dari pria dan wanita, yang Mereka mampu lenyapkan | |
| melalui kekosongan dari bagian dalam dan bagian luar, dan | |
| kekosongan dari asal-mulanya. Yang keenam, karena Mereka melihat | |
| dan mengetahui makna dari lingkungan, Mereka memiliki gambar | |
| yang tidak terbatas, yang Mereka mampu lenyapkan melalui | |
| kebesaran dari kekosongan. Yang ketujuh, karena Mereka melihat | |
| dan mengetahui yang tiada bentuk-rupa, Mereka memiliki gambar | |
| dari ketenangan bagian dalam dan pembebasan, yang Mereka dapat | |
| lenyapkan melalui kekosongan dari yang berkondisi. Yang | |
| kedelapan, karena Mereka melihat dan mengetahui makna dari | |
| Bhūta-tathatā dari gambar, Mereka memiliki gambar dari | |
| ketiadaan diri dari pudgala dan ketiadaan diri dari gejala | |
| kejadian, yang, apakah gambar dari yang hanya pembentukan | |
| kesadaran atau gambar dari makna tertinggi, yang Mereka mampu | |
| lenyapkan melalui kekosongan tertinggi, kekosongan dari yang | |
| tiada intisari, kekosongan dari keberadaan yang tiada intisari, | |
| dan kekosongan dari makna tertinggi. Yang kesembilan, karena | |
| Mereka melihat dan mengetahui makna dari Tathatā dari | |
| pemurnian, Mereka memiliki gambar dari yang tidak berkondisi dan | |
| gambar dari yang tidak berubah, yang Mereka dapat lenyapkan | |
| melalui kekosongan dari yang tidak berkondisi dan kekosongan | |
| dari yang tidak berubah. Kesepuluh, karena Mereka secara penuh | |
| perhatian merenungkan sifat alami kekosongan dimana Mereka | |
| mendisiplinkan apa yang harus di disiplinkan, Mereka memiliki | |
| gambar dari sifat alami kekosongan, yang Mereka dapat lenyapkan | |
| melalui 'kekosongan dari kekosongan (sunyasūnyatā)'." | |
| "Bhagavan, setelah melenyapkan sepuluh jenis gambaran itu, apa | |
| gambar lainnya yang Mereka lenyapkan dan dari gambar apakah | |
| Mereka terbebaskan?" | |
| "Mereka, Kulaputra, melenyapkan gambar-gambar yang dibuat di | |
| dalam konsentrasi. Mereka meninggalkan dan terbebaskan dari | |
| gambar kekotoran yang membelenggu. Kulaputra, Anda harus | |
| memahami bahwa, dengan mengatakan masing-masing dari kekosongan | |
| ini meniadakan masing-masing gambarnya, tetapi itu tidaklah | |
| benar bahwa masing-masing itu tidak meniadakan semua gambar. Ini | |
| sama seperti dengan kasus ketidaktahuan, karena itu tidaklah | |
| benar bahwa ia tidak dapat menimbulkan hal-hal yang kotor bahkan | |
| hingga usia tua dan kematian, namun, dengan mengatakan bahwa | |
| ketidaktahuan menimbulkan hanya bentuk-bentuk karma, karena | |
| semua pembentukan karma langsung disebabkan oleh ketidaktahuan. | |
| Prinsip yang sama ini juga berlaku." | |
| Pada saat itu, sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan | |
| dan berkata: "Bhagavan, apa gambar keseluruhan dari kekosongan | |
| itu yang para Bodhisattva lihat tanpa menyingkirkannya dan namun | |
| tanpa kebanggaan sehubungan dengan gambar dari kekosongan itu?" | |
| Kemudian sang Bhagavan memuji sang Bodhisattva Maitreya dengan | |
| berkata: "Sangat baik, Kulaputra, sangat baik, Anda telah mampu | |
| bertanya kepada sang Tathagata pada makna yang mendalam ini | |
| untuk menuntun semua Bodhisattva supaya tidak menyingkirkan | |
| gambar dari sifat alami kekosongan!. Mengapa begitu, kulaputra? | |
| Itu adalah karena jika para Bodhisattva akan menyingkirkan | |
| gambar dari sifat alami kekosongan, maka Mereka akan | |
| menyingkirkan Mahāyāna. Oleh karena itu, Kulaputra, | |
| dengarlah dengan baik, karena Saya akan menjelaskan gambar | |
| keseluruhan dari kekosongan untuk Anda. Di dalam | |
| Mahāyāna, Kulaputra, gambar keseluruhan dari | |
| kekosongan itu mengacu pada pemisahan akhir dari gambar-gambar | |
| itu yang melekat melalui imajinasi, dengan semua keanekaragaman | |
| dari kekotorannya dan kemurniannya, dari pola yang saling | |
| bergantungan lainnya dan pola kesempurnaan penuh: yang adalah | |
| sepenuhnya tiada pencapaian di dalamnya." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, berapa banyak 'konsentrasi (samādhi)' yang | |
| termasuk di dalam śamatha dan vipaśyanā ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, seperti yang Saya telah jelaskan, para | |
| Śrāvaka, Bodhisattva, dan Tathāgata yang tidak | |
| terbatas jumlah-Nya memiliki keanekaragaman samādhi yang | |
| tidak terbatas, yang semua itu termasuk di dalamnya." | |
| "Bhagavan, apa penyebab dari śamatha dan | |
| vipaśyanā ini?" | |
| "Itu, Kulaputra, adalah disiplin sila yang dimurnikan dan | |
| wawasan yang benar yang dicapai melalui pendengaran yang | |
| dimurnikan dan perenungan." | |
| "Bhagavan, apa hasil dari śamatha dan vipaśyanā | |
| ini?" | |
| "Hasil darinya, Kulaputra, adalah disiplin sila yang dimurnikan | |
| dengan baik, pikiran yang dimurnikan dengan baik, dan pemahaman | |
| yang dimurnikan dengan baik. Lagi, Kulaputra, semua kualitas | |
| yang baik, baik yang duniawi maupun yang melampaui, dari semua | |
| Śrāvaka, Bodhisattva, dan Tathāgata, adalah | |
| termasuk sebagai hasil dari śamatha dan vipaśyanā | |
| ini. " | |
| "Bhagavan, apa kegiatan yang dikerjakan melalui śamatha dan | |
| vipaśyanā?" | |
| "Kegiatannya, Kulaputra, adalah pembebasan dari dua belenggu, | |
| belenggu dari gambar dan belenggu dari kelemahan yang kotor." | |
| "Bhagavan, di antara lima jenis dari jeratan yang Anda telah | |
| jelaskan, manakah yang merupakan hambatan untuk śamatha? | |
| Manakah yang merupakan hambatan untuk vipaśyanā? | |
| Manakah yang merupakan hambatan untuk kedua-duanya?" | |
| "Kulaputra, nafsu keinginan untuk tubuh dan harta benda adalah | |
| hambatan untuk śamatha. Tidak berminat pada Dharma yang | |
| suci adalah hambatan untuk vipaśyanā. Berbagai cara | |
| dari tinggal berdiam di dalam hiruk-pikuk dari gambar-gambar | |
| kesenangan dan sepenuhnya terpuaskan dengan kedangkalan adalah | |
| hambatan untuk kedua-duanya. Dikarena oleh yang pertama, orang | |
| tidak dapat melakukan meditasi. Dikarena oleh yang kedua, usaha | |
| yang telah diolah itu tidak pernah mencapai penyelesaian." | |
| "Bhagavan, di antara lima pengaburan, manakah yang menghambat | |
| śamatha? Manakah yang menghambat vipaśyanā? | |
| Manakah yang menghambat kedua-duanya?" | |
| "Kulaputra, gejolak kegelisahan dan tindakan kejahatan adalah | |
| hambatan untuk śamatha. Kemurungan, kemalasan, dan keraguan | |
| adalah hambatan untuk vipaśyanā. Pendambaan dan | |
| kebencian adalah hambatan untuk kedua-duanya." | |
| "Bhagavan, bagaimanakah cara menentukan tingkat dimana jalan | |
| dari śamatha telah disempurnakan dan dimurnikan?" | |
| "Kulaputra, pada tingkat dimana kemurungan dan kemalasan telah | |
| dilenyapkan, di tingkat itu dikatakan bahwa jalan dari | |
| śamatha telah disempurnakan dan dimurnikan." | |
| "Bhagavan, bagaimana cara menentukan tingkat dimana jalan dari | |
| vipaśyanā telah disempurnakan dan dimurnikan?" | |
| "Kulaputra, pada tingkat dimana kegelisahan dan tindakan | |
| kejahatan telah dilenyapkan, di tingkat itu dikatakan bahwa | |
| jalan dari vipaśyanā telah disempurnakan dan | |
| dimurnikan." | |
| "Bhagavan, dalam mencapai śamatha dan vipaśyanā, | |
| berapa banyak gangguan yang harus Bodhisattva ketahui?" | |
| "Mereka, Kulaputra, harus mengetahui lima ini: gangguan pada | |
| perhatian, gangguan pada yang bagian luar, gangguan pada yang | |
| bagian dalam, gangguan pada gambar, dan gangguan pada kelemahan | |
| yang kotor. Jika, Kulaputra, para Bodhisattva menolak perhatian | |
| Mahāyāna dan jatuh ke dalam perhatian dari | |
| Śravaka dan Pratyekabuddha, itu adalah gangguan pada | |
| perhatian. Jika Mereka membiarkan pikiran menjadi menyebar di | |
| antara kecenderungan gairah nafsu yang dirasakan pada semua | |
| gambar yang membingungkan dari lima daya pemikat indera bagian | |
| luar, itu adalah gangguan pada yang bagian luar. Jika Mereka | |
| menjadi tenggelam dalam kemurungan, melekat pada rasa dari | |
| Dhyāna melalui kemalasan, atau dikotori oleh nafsu gairah | |
| yang menyertai untuk keadaan Dhyāna lainnya, itu adalah | |
| gangguan pada yang bagian dalam. Jika, dalam memperhatikan dan | |
| berpikir pada gambar yang di buat dengan cara konsentrasi bagian | |
| dalam, Mereka mengandalkan gambar dari bagian luar, itu adalah | |
| gangguan pada gambar. Jika secara bagian dalam, Mereka | |
| memperhatikan perasaan yang timbul secara berkondisi dan namun, | |
| dikarenakan oleh kelemahan yang kotor, membayangkan 'diri' dan | |
| menimbulkan kebanggaan, itu adalah gangguan pada kelemahan yang | |
| kotor." | |
| "Bhagavan, rintangan apa yang śamatha dan | |
| vipaśyanā mampu atasi dari tingkat pertama dari | |
| Bodhisattva (bodhisattvapratamabhūmi) hingga ke tingkat | |
| Tathagata (tathāgatabhūmi)?" | |
| "Kulaputra, pada tingkat pertama, śamatha dan | |
| vipaśyanā mengatasi rintangan nafsu yang menyebabkan | |
| takdir jahat, dan kekotoran dari karma dan kelahiran. Pada | |
| tingkat kedua, mereka mengatasi rintangan dari kemunculan | |
| kesalahan yang halus. Pada tingkat ketiga, mereka mengatasi | |
| rintangan dari nafsu keinginan. Pada tingkat keempat, mereka | |
| mengatasi rintangan dari kemelekatan pada konsentrasi dan | |
| Dharma. Pada tingkat kelima, mereka mengatasi rintangan dari | |
| menolak samsāra dan rintangan dari menuju nirvāna. | |
| Pada tingkat keenam, mereka mengatasi rintangan dari seringnya | |
| muncul gambar-gambar. Pada tingkat ketujuh, mereka mengatasi | |
| rintangan dari kemunculan gambar-gambar yang halus. Pada tingkat | |
| kedelapan, mereka mengatasi rintangan dari mengerahkan usaha | |
| dalam hal yang tiada bentuk-rupa dan rintangan dari belum | |
| mencapai penguasaan dalam hal yang berbentuk-rupa. Pada tingkat | |
| kesembilan, mereka mengatasi rintangan dari belum mencapai | |
| penguasaan semua jenis pidato yang terampil. Pada tingkat | |
| kesepuluh, mereka mengatasi rintangan dari belum mencapai tubuh | |
| Dharma (Dharmakāya) yang sepenuhnya tersempurnakan. | |
| Kulaputra, dalam tingkat Tathagata, śamatha dan | |
| vipaśyanā mengatasi rintangan dari nafsu yang paling | |
| halus dan rintangan dari menuju sarvaj�aj�ānā. Karena | |
| mampu sepenuhnya melenyapkan rintangan itu, pada akhirnya, | |
| mencapai kebijaksanaan semesta dan wawasan yang tidak melekat | |
| dan tanpa rintangan; dan, didukung pada pencapaian tujuan, | |
| Mereka terdirikan di dalam Dharmakāya yang sangat murni." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, bagaimanakah para Bodhisattva, yang didukung oleh | |
| pengolahan Mereka yang kuat pada śamatha dan | |
| vipaśyanā, mencapai Anuttarāh Samyaksambodhi | |
| Abhisambuddha?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, karena telah mencapai śamatha dan | |
| vipaśyanā, para Bodhisattva mendukung diri Mereka | |
| sendiri pada tujuh macam Tathatā itu. Dengan pikiran yang | |
| terkonsentrasi dengan baik pada Dharma itu yang telah di dengar | |
| dan di renungkan, dalam diri Mereka sendiri bersungguh-sungguh | |
| merenungkan pada sifat alami dari Tathatā seperti yang | |
| telah dipertimbangkan dengan baik, diperiksa dengan baik, dan | |
| didirikan dengan baik. Dikarenakan oleh perenungan mereka pada | |
| Tathatā, mereka mampu menyingkirkan kemunculan dari semua | |
| gambar yang halus, apalagi gambar yang kotor. Kulaputra, | |
| gambar-gambar yang halus ini mengacu pada gambar dari | |
| pencengkraman dari pikiran; gambar dari pengalaman; gambar dari | |
| pembentukan kesadaran; gambar dari kekotoran dan kemurnian; | |
| gambar dari bagian dalam; gambar dari bagian luar; gambar dari | |
| bagian dalam dan bagian luar; gambar yang 'orang harus bertindak | |
| untuk kepentingan makhluk hidup'; gambar dari kebijaksanaan | |
| sejati; gambar dari Tathatā, gambar dari [empat kebenaran | |
| dari] penderitaan, asal-mulanya, penghentiannya, dan sang jalan; | |
| gambar dari yang berkondisi; gambar dari yang tidak berkondisi; | |
| gambar dari yang abadi; gambar dari yang tidak abadi; gambar | |
| dari sifat alami dari penderitaan dan perubahan; gambar dari | |
| yang tidak berubah; gambar dari ciri-ciri yang berbeda dari yang | |
| berkondisi; gambar dari ciri-ciri yang sama dari yang | |
| berkondisi; gambar dari segala sesuatu yang berhubungan dengan | |
| mengetahui segala sesuatu; gambar dari ketiadaan diri dari | |
| pudgala; dan gambar dari ketiadaan diri dari dharma." | |
| "Mereka mampu menyingkirkan semua gagasan yang muncul dalam | |
| pikiran dan, karena terus-menerus tinggal berdiam di dalam | |
| kegiatan seperti ini, selama periode waktu, Mereka mengolah | |
| pikiran untuk mengatasi semua jeratan, pengaburan, dan gangguan. | |
| Setelah itu, Mereka secara bagian dalam menghasilkan tujuh aspek | |
| kecerdasan yang menembus masing-masing tujuh aspek dari | |
| Tathatā, ini adalah jalan dari wawasan. Dikarenakan oleh | |
| pencapaian ini, Mereka dikatakan yang telah memasuki status | |
| terjamin dari Bodhisattva yang terbebaskan dari kelahiran | |
| kembali, karena Mereka dilahirkan ke dalam keluarga dari | |
| Tathāgata dan, masuk kedalam tingkat pertama, Mereka dapat | |
| menikmati kualitas bagus yang unggul dari tingkat ini. Selama | |
| periode awal ini, karena telah mencapai śamatha dan | |
| vipaśyanā, Mereka telah mencapai dua objek : objek | |
| yang disertai dengan gambaran untuk perenungan dan objek yang | |
| tidak disertai dengan gambaran untuk perenungan - itu adalah | |
| pada saat ini bahwa Mereka mencapai jalan dari wawasan. Mereka | |
| juga mencapai sebagai objek pemahaman Mereka batas-batas dari | |
| gejala kejadian. Kemudian setelah itu, di dalam semua tingkat, | |
| Mereka mengolah jalan dari meditasi sambil dengan penuh | |
| perhatian merenungkan tiga jenis objek ini. Sama seperti orang | |
| yang mencabut ganjalan yang besar dengan cara menggunakan | |
| ganjalan yang kecil, demikian juga para Bodhisattva ini | |
| menyingkirkan gambar bagian dalam melalui cara dari mengandalkan | |
| ini yang sama seperti ganjalan kecil untuk mencabut ganjalan | |
| besar. Semua gambar yang berhubungan dengan kekotoran menjadi | |
| terlenyapkan, dan, begitu dilenyapkan, kelemahan juga | |
| dilenyapkan. Karena Mereka secara permanen menghancurkan | |
| kelemahan-kelemahan itu dalam semua gambar-gambarnya, setelah | |
| itu, di dalam semua tingkat, Mereka secara bertahap memurnikan | |
| pikiran sama seperti memurnikan emas hingga Mereka mencapai | |
| Anuttarāh Samyaksambodhi, mencapai tujuan yang mereka | |
| perjuangkan untuk diselesaikan. Kulaputra, itu adalah karena | |
| para Bodhisattva ini telah dengan baik mengolah meditasi dalam | |
| diri Mereka sendiri, Mereka mencapai Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi Abhisambuddha." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, bagaimanakah pengolahan ini menghasilkan kekuasaan | |
| yang besar dari Bodhisattva?" | |
| "Ketika, Kulaputra, para Bodhisattva menyadari enam pendukung, | |
| Mereka mampu menghasilkan kekuasaan yang besar dari Bodhisattva. | |
| Yang pertama adalah mengetahui dengan baik kemunculan pikiran. | |
| Yang kedua adalah mengetahui dengan baik tinggal berdiamnya | |
| pikiran. Yang ketiga adalah mengetahui dengan baik keberangkatan | |
| pikiran. Yang keempat adalah mengetahui dengan baik peningkatan | |
| pikiran. Yang kelima adalah mengetahui dengan baik penurunan | |
| pikiran. Yang keenam adalah mengetahui dengan baik cara | |
| bijaksana." | |
| "Mereka mengetahui dengan baik kemunculan pikiran, karena Mereka | |
| sungguh mengetahui perbedaan yang menimbulkan pikiran di dalam | |
| enam belas kegiatannya; ini adalah apa yang dimaksud dengan | |
| mengetahui dengan baik kemunculan pikiran." | |
| "Enam belas Kegiatan dari pikiran ini adalah, yang pertama, | |
| munculnya pembentukan kesadaran sebagai yang tidak disadari, | |
| wadah yang mendasar, yaitu kesadaran yang mencengkram | |
| (ādānavij�āna). Yang kedua adalah munculnya | |
| pembentukan kesadaran bersama-sama dengan banyak objeknya yang | |
| berbeda, yaitu, kesadaran pikiran berimajinasi yang segera | |
| menangkap semua objek alam bentuk-rupa, dan seterusnya; | |
| pemahaman yang segera menangkap objek bagian dalam dan bagian | |
| luar; atau, sebagai kemungkinan lainnya, kesadaran pikiran | |
| berimajinasi yang dalam sekejap, seketika itu juga, masuk ke | |
| dalam 'konsentrasi (samādhi)' dan melihat banyak | |
| Buddhaksetra dan banyak Tathagata. Yang ketiga adalah munculnya | |
| pembentukan kesadaran yang fokus dalam objek gambar yang kecil, | |
| yaitu, pikiran yang terikat pada dunia nafsu keinginan. Yang | |
| keempat adalah munculnya pembentukan kesadaran yang fokus dalam | |
| objek gambar yang besar, yaitu, pikiran yang terikat pada dunia | |
| bentuk-rupa. Yang kelima adalah munculnya pembentukan kesadaran | |
| yang fokus dalam objek gambar yang tidak terbatas, yaitu, | |
| pikiran yang terikat pada ruang angkasa yang tidak terbatas dan | |
| kesadaran yang tidak terbatas. Yang keenam adalah munculnya | |
| pembentukan kesadaran yang fokus dalam objek gambar yang halus, | |
| yaitu, pikiran yang terikat pada ketiadaan apapun. Yang ketujuh | |
| adalah munculnya pembentukan kesadaran yang fokus dalam objek | |
| gambar dari batas terakhir, yaitu, pikiran yang terikat pada | |
| tiada tanggapan penglihatan maupun tiada yang tanpa tanggapan | |
| penglihatan. Yang kedelapan adalah munculnya pembentukan | |
| kesadaran dalam yang tiada gambar, yaitu, pikiran yang melampaui | |
| dan pikiran yang tanpa objek tujuan. Yang kesembilan adalah | |
| munculnya pembentukan kesadaran yang diaktifkan bersama-sama | |
| dengan penderitaan, yaitu, pikiran tentang makhluk di neraka. | |
| Yang kesepuluh adalah munculnya pembentukan kesadaran | |
| bersama-sama dengan banyak perasaan yang bercampur, yaitu, | |
| pikiran yang diaktifkan melalui nafsu keinginan. Yang kesebelas | |
| adalah munculnya pembentukan kesadaran yang diaktifkan | |
| bersama-sama dengan kegembiraan (prīti), yaitu, pikiran | |
| dari dua meditasi pertama. Yang kedua belas adalah munculnya | |
| pembentukan kesadaran yang diaktifkan bersama-sama dengan | |
| kebahagiaan (sukha), yaitu, pikiran dari meditasi ketiga. Yang | |
| ketiga belas adalah munculnya pembentukan kesadaran yang | |
| diaktifkan bersama-sama dengan tiada penderitaan maupun tiada | |
| kebahagiaan, yaitu, pikiran dari meditasi keempat pada yang | |
| tiada tanggapan penglihatan maupun tiada yang tanpa tanggapan | |
| penglihatan. Yang keempat belas adalah munculnya pembentukan | |
| kesadaran bersama-sama dengan kekotoran, yaitu, pikiran yang | |
| berhubungan dengan nafsu dan kecenderungan nafsu. Yang kelima | |
| belas adalah munculnya pembentukan kesadaran bersama-sama dengan | |
| kebaikan, yaitu, pikiran yang berhubungan dengan keyakinan, dan | |
| seterusnya. Yang keenam belas adalah munculnya pembentukan | |
| kesadaran bersama-sama dengan keadaan netral, yaitu, pikiran | |
| yang tidak terhubung dengan kekotoran atau kebaikan." | |
| "Apa itu mengetahui dengan baik tinggal berdiamnya pikiran? Ini | |
| berarti bahwa Mereka sungguh mengetahui Tathatā dari | |
| pemahaman." | |
| "Apa itu mengetahui dengan baik keberangkatan pikiran? Ini | |
| berarti bahwa Mereka sungguh mengetahui pembebasan dari dua | |
| belenggu, oleh gambar dan oleh kelemahan, karena dengan | |
| mengetahui ini memungkinkan untuk menjauhkan pikiran darinya." | |
| "Apa itu mengetahui dengan baik peningkatan pikiran? Ini berarti | |
| bahwa Mereka sungguh mengetahui pikiran yang mampu mengatasi | |
| belenggu dari gambar dan belenggu dari kelemahan, karena pada | |
| saat itu, ketika [gambar dan kelemahan] itu meningkat dan | |
| berkumpul, Mereka mencapai peningkatan dan pengumpulan [dari | |
| pikiran yang mengatasinya]. Ini adalah apa yang dimaksud dengan | |
| mengetahui peningkatan pikiran." | |
| "Apa itu mengetahui dengan baik penurunan pikiran? Ini berarti | |
| bahwa Mereka sungguh mengetahui gambar yang harus dilenyapkan, | |
| pikiran lemah yang kotor, dan, ketika membuangnya atau | |
| menguranginya, ini adalah penolakan dan penurunan. Ini adalah | |
| apa yang dimaksud dengan mengetahui penurunan pemikiran." | |
| "Apa itu mengetahui dengan baik cara bijaksana? Ini berarti | |
| bahwa Mereka sungguh mengetahui pembebasan, penguasaan, dan | |
| keseluruhan, ketika sedang mengolahnya atau mengakhirinya. Ini, | |
| Kulaputra, adalah bagaimana para Bodhisattva demi kekuasaan yang | |
| besar dari Bodhisattva, telah melakukannya, akan melakukannya, | |
| atau sedang melakukannya sekarang." | |
| Sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan dan berkata: | |
| "Bhagavan, seperti yang Anda telah ajarkan, dalam Nirvanadhatu | |
| yang tanpa skandha yang tersisa, semua perasaan sepenuhnya | |
| lenyap tanpa sisa. Apa perasaan yang selamanya lenyap itu?" | |
| "Singkatnya, Kulaputra, ada dua jenis perasaan yang dilenyapkan | |
| tanpa sisa. Pertama adalah perasaan dari kelemahan tubuh, dan | |
| yang kedua adalah perasaan dari objek yang adalah hasil [dari | |
| perasaan dari kelemahan tubuh]. Ada empat jenis perasaan dari | |
| kelemahan tubuh : perasaan dari tubuh berbentuk, perasaan dari | |
| tubuh yang tidak berbentuk, perasaan dari kelemahan yang sudah | |
| membuahkan hasil, dan perasaan dari kelemahan yang belum | |
| membuahkan hasil. Perasaan yang sudah membuahkan hasil itu | |
| mengacu pada perasaan sekarang, sementara perasaan yang belum | |
| membuahkan hasil itu mengacu pada objek dari perasaan yang | |
| menjadi penyebab di masa depan. Perasaan dari objek yang adalah | |
| hasilnya juga ada empat jenis: perasaan dari tempat tinggal, | |
| perasaan dari nafkah penghidupan, perasaan dari menggunakan, dan | |
| perasaan dari ketergantungan. Dalam Penghentian yang menyisakan | |
| skandha, semua perasaan yang belum membuahkan hasil telah | |
| dilenyapkan, karena pada umumnya menyajikan pengalaman dari | |
| perasaan yang terlahir dari hubungan dengan kebijaksanaan, yang | |
| melenyapkan pengalaman dari itu [perasaan yang belum membuahkan | |
| hasil], dan dari perasaan yang sudah membuahkan hasil. Kedua | |
| jenis perasaan itu sudah terlenyapkan, dan orang hanya mengalami | |
| perasaan yang terlahir dari hubungan dengan kebijaksanaan. Namun | |
| dalam penghentian yang tanpa menyisakan skandha, pada saat | |
| penghentian akhir, bahkan ini [perasaan yang terlahir dari | |
| hubungan dengan kebijaksanaan] sepenuhnya terlenyapkan. Dengan | |
| demikian dikatakan bahwa di dalam Nirvanadhatu yang tanpa | |
| skandha yang tersisa, semua perasaan sepenunnya lenyap tanpa | |
| sisa." Dengan begitu, sang Bhagavan menyelesaikan | |
| penjelasan-Nya." | |
| Kemudian sang Bhagavan menyapa sang Bodhisattva Maitreya dan | |
| berkata:. "Sangat baik, Kulaputra, sangat baik, bahwa Anda telah | |
| mampu bertanya kepada sang Tathagata tentang penyelesaian jalan | |
| yang paling murni dari guhya yoga. Anda sendiri telah pasti | |
| mencapai keterampilan tertinggi di dalam yoga, dan Saya telah | |
| mengumumkan kepada Anda jalan dari guhya yoga yang menakjubkan, | |
| sempurna dan paling murni. Para Bhagavan Buddha dari masa lalu | |
| atau masa depan telah mengajarkan atau akan mengajarkan Dharma | |
| seperti ini. Semua kulaputra dan kuladuhitrā harus dengan | |
| usaha yang tekun mengolahnya." | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Dalam yoga yang terdirikan di dalam Dharma ini, | |
| Jika orang sembrono, akan kehilangan manfaat yang besar itu. | |
| Jika orang mempraktekkan secara benar berdasarkan Dharma yoga | |
| ini, | |
| Akan mencapai Maha Bodhi. | |
| Jika dalam mencari pencapaian, orang menolaknya dan | |
| mengkritiknya, | |
| Mengambil pandangannya sendiri menjadi jalan untuk mencapai | |
| Dharma ini, | |
| Maka, Maitreya, mereka sedang menjauh dari yoga ini, | |
| Seperti jauhnya langit dari bumi. | |
| Orang yang bandel tidak bekerja demi kepentingan makhluk, | |
| Saat tercerahkan, tidak peduli tentang menguntungkan makhluk | |
| hidup, | |
| Namun orang bijak mengerjakannya sampai akhir dari kalpa, | |
| Dan mereka mencapai sukacita tertinggi yang tanpa noda. | |
| Jika orang, dengan nafsu keinginan, mengkhotbahkan Dharma, | |
| Meskipun dikatakan telah menolak nafsu keinginan, orang akan | |
| kembali mencengkram nafsu keinginan. | |
| Para orang bodoh itu, yang telah memperoleh permata Dharma yang | |
| tidak ternilai, | |
| Berbalik kembali dan berkeliaran dalam kemiskinan. | |
| Menolak pertengkaran dan meninggalkan kemelekatan gagasan, | |
| Timbulkan usaha yang unggul. | |
| Demi menyelamatkan para dewa dan manusia, | |
| Anda harus mempelajari yoga ini. | |
| Pada saat itu, sang Bodhisattva Maitreya menyapa sang Bhagavan | |
| dan berkata: "Bhagavan, bagaimana kami menamai Dharma dari | |
| penjelasan maksud yang mendasari ini? Bagaimana kami | |
| menghormatinya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Maitreya dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, dinamakan Dharma tentang arti yang jelas dari | |
| yoga, dan Anda harus menghormatinya seperti itu." | |
| Ketika Dharma tentang arti yang jelas dari yoga ini diberitakan | |
| di dalam perkumpulan majelis itu, enam ratus ribu makhluk hidup | |
| menghasilkan pikiran yang bertekad untuk Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi Abhisambuddha; tiga ratus ribu Śrāvaka | |
| mencapai pemurnian mata Dharma yang terbebas dari debu dan tanpa | |
| noda sehubungan dengan Dharma ini; seratus lima puluh ribu | |
| Śrāvaka melenyapkan kekotoran dan pikiran mereka | |
| mencapai pembebasan; dan tujuh puluh lima ribu Bodhisattva | |
| mencapai meditasi perenungan Maha Yoga. | |
| ________________________________________________________________ | |
| ____ | |
| Lima Kumpulan (pa�ca-skandha). Makhluk hidup tersusun dari lima | |
| kumpulan: rūpa (bentuk), vedanā (perasaan), | |
| saṁj�ā (tanggapan penglihatan/gagasan), | |
| saṁskāra (pembentukan pikiran), dan vij�āna | |
| (kesadaran). Yang pertama adalah benda berwujud dan empat | |
| lainnya adalah pikiran. Karena empat ini bukan benda berwujud, | |
| hanya ditampilkan dalam bahasa penamaan, pa�ca-skandha diringkas | |
| sebagai Nama dan Rupa. Skandha juga berarti yang menutupi atau | |
| menyembunyikan, dan pekerjaan tetap dari pa�ca-skandha adalah | |
| menyembunyikan Tathatā (kenyataan yang sesungguhnya) dari | |
| makhluk hidup. | |
| #Post#: 7-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:56 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Lokesvararaja%20Tathagata.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Lokesvararaja%20Tathagata.jpg.… | |
| Lokesvararaja Tathagata | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/lefKBAK6HN0" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Kuan-Yin-Mantra-Namo-Guan-Sh… | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Kuan-Yin-Mantra-Namo-Guan-Shi-… | |
| Avalokitesvara Maha Bodhisattva | |
| Bab IX | |
| Avalokiteśvara Parivartah[/center] | |
| Pada saat itu, sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, Anda telah mengajarkan sepuluh | |
| tingkat Bodhisattva (dasabhūmi), yaitu : tingkat penuh | |
| kegembiraan (pramuditābhūmi), tingkat tanpa kekotoran | |
| (vimalābhūmi), tingkat pemancar cahaya | |
| (prabhākarībhūmi), tingkat kecerdasan yang | |
| menyala (arcismatībhūmi), tingkat yang sulit | |
| ditaklukkan (sudurjayābhūmi), tingkat menuju tujuan | |
| (abhimukhībhūmi), tingkat pergi jauh | |
| (dūrangamābhūmi), tingkat yang tidak tergoyahkan | |
| (acalābhūmi), tingkat kecerdasan yang sangat baik | |
| (sādhumatībhūmi), dan tingkat awan dari ajaran | |
| (dharmameghābhūmi). Anda telah lebih jauh lagi | |
| menjelaskan tingkat Buddha (buddhabhūmi) sebagai tingkat | |
| kesebelas. Apa itu pemurnian dari tingkat ini? Dalam apakah itu | |
| dicakupkan? " | |
| Pada saat itu, sang Bhagavan menyapa sang Bodhisattva | |
| Avalokitesvara dan berkata: "Anda, Kulaputra, harus memahami | |
| bahwa semua tingkat ini dicakup dalam empat pemurnian dan | |
| sebelas aspek. Empat pemurnian mampu mencakup sepuluh tingkat | |
| itu karena pemurnian niat yang unggul mencakup tingkat pertama, | |
| pemurnian disiplin yang unggul mencakup tingkat kedua, pemurnian | |
| pikiran yang unggul mencakup tingkat ketiga, dan pemurnian | |
| kebijaksanaan yang unggul mencakup keunggulan yang berkembang di | |
| dalam urutan dari tingkat-tingkat selanjutnya. Anda harus | |
| memahami bahwa itu mampu mencakup semua tingkat dari yang | |
| keempat hingga ke tingkat terakhir dari keBuddhaan. Anda harus | |
| memahami bahwa dengan cara ini, empat pemurnian ini mampu | |
| mencakup semua tingkat itu." | |
| "Bagaimanakah sebelas aspek mencakup semua tingkat ini? Pada | |
| tingkat pertama dari mempraktekkan pembaktian, para Bodhisattva | |
| juga menumbuhkan kesabaran dalam pembaktian dengan mengandalkan | |
| pada sepuluh praktik Dharma [menyalin, menghormati, menyebarkan, | |
| menghadiri, membaca, mempertahankan, menjelaskan, melantunkan, | |
| merenungkan, dan mengolahnya]. Oleh karena itu, setelah | |
| melampaui tingkat ini, Mereka memasuki kepastian terjamin | |
| sebagai Bodhisattva yang terbebaskan dari kelahiran kembali. | |
| Setelah menyempurnakan aspek [pertama] ini, para Bodhisattva itu | |
| masih belum mampu sungguh mengetahui dan mempraktekkan, | |
| dikarenakan oleh adanya pelanggaran dan kesalahan yang halus. | |
| Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun | |
| Mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan | |
| dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu menyempurnakan | |
| aspek [kedua] ini, Mereka masih belum mampu untuk mencapai | |
| penyerapan di dalam samādhi duniawi yang sempurna atau | |
| ingatan, atau mengingat dengan sempurna pada [Dharma] yang telah | |
| didengar. Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum | |
| sempurna. Namun mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui | |
| cara pengolahan dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu | |
| menyempurnakan aspek [ketiga] ini, Mereka belum mampu | |
| mempertahankan faktor-faktor kebangkitan yang telah dicapai di | |
| dalam meditasi yang berkepanjangan. Pikiran Mereka belum mampu | |
| meninggalkan kemelekatan pada meditasi dan Dharma. Oleh karena | |
| itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun Mereka mampu | |
| mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan dengan | |
| sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu menyempurnakan aspek | |
| [keempat] ini, Mereka masih belum mampu memeriksa | |
| prinsip-prinsip kebenaran suci sebagaimana apa adanya di dalam | |
| kenyataan. Mereka tidak mampu berpaling dari atau menolak | |
| perpindahan kehidupan (samsāra) dan tidak berfokus pada | |
| penghentian (nirvāna). Mereka tidak mampu menumbuhkan | |
| faktor-faktor kebangkitan termasuk cara terampil (upaya | |
| kausalya). Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum | |
| sempurna. Namun Mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui | |
| cara pengolahan dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu | |
| menyempurnakan aspek [kelima] ini, Mereka masih belum mampu | |
| memeriksa kelanjutan dari samsāra sebagaimana apa adanya di | |
| dalam kenyataan, karena terus-menerus menimbulkan perasaan | |
| kemuakan kepadanya. Mereka tidak mampu tinggal berdiam dengan | |
| lama di dalam perenungan yang tanpa gambar. Oleh karena itu, | |
| dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun Mereka mampu | |
| mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan dengan | |
| sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu menyempurnakan aspek | |
| [keenam] ini, Mereka belum mampu tinggal berdiam dengan lama di | |
| dalam meditasi dari perenungan tanpa gambar secara tanpa cacat | |
| dan tidak terganggu. Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka | |
| belum sempurna. Namun Mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini | |
| melalui cara pengolahan dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan | |
| begitu menyempurnakan aspek [ketujuh] ini, Mereka masih belum | |
| mampu meninggalkan usaha yang berhubungan dengan penguasaan | |
| tanpa gambar. Mereka tidak mampu mencapai penguasaan atas | |
| gambar. Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. | |
| Namun Mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara | |
| pengolahan dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu | |
| menyempurnakan aspek [kedelapan] ini, Mereka masih belum mampu | |
| mencapai penguasaan atas cara-cara yang berbeda dari ucapan, | |
| gambar, penjelasan, dan pembedaan di dalam pengajaran. Oleh | |
| karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun Mereka | |
| mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan dengan | |
| sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu menyempurnakan aspek | |
| [kesembilan] ini, Mereka masih belum mampu mencapai perasaan | |
| dari kehadiran tubuh Dharma (Dharmakāya) yang sempurna. | |
| Oleh karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun | |
| Mereka mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan | |
| dengan sungguh-sungguh. Setelah dengan begitu menyempurnakan | |
| aspek [kesepuluh] ini, Mereka masih belum mampu mencapai | |
| kebijaksanaan yang menakjubkan dan wawasan, yang tidak melekat | |
| dan tanpa hambatan di dalam semua alam pengetahuan apapun. Oleh | |
| karena itu, dalam aspek ini, Mereka belum sempurna. Namun Mereka | |
| mampu mewujudkan kesempurnaan ini melalui cara pengolahan dengan | |
| sungguh-sungguh. Dengan begitu, aspek ini menjadi | |
| tersempurnakan, dan, dengan menjadi tersempurnakan, semua aspek | |
| itu menjadi tersempurnakan. Pahamilah, Kulaputra, bagaimana cara | |
| sebelas aspek ini seluruhnya mencakup dasabhūmi." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa tingkat pertama dinamakan tingkat | |
| penuh kegembiraan? Mengapa tingkat yang lainnya hingga tingkat | |
| keBuddhaan dinamakan dengan apa yang telah disebut?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, tingkat pertama dinamakan tingkat penuh | |
| kegembiraan karena, di dalam mencapai tujuan yang besar dan | |
| mencapai pikiran yang melampaui dunia, orang menghasilkan | |
| kegembiraan dan sukacita. Tingkat kedua dinamakan tingkat tanpa | |
| kekotoran karena di dalamnya, orang melenyapkan semua | |
| pelanggaran halus terhadap disiplin. Tingkat ketiga dinamakan | |
| tingkat pemancar cahaya karena konsentrasi (samādhi) dan | |
| ingatan yang tercapai di dalamnya dapat menjadi dukungan untuk | |
| cahaya kebijaksanaan yang tidak terbatas. Tingkat keempat | |
| dinamakan tingkat kecerdasan yang menyala karena faktor-faktor | |
| kebangkitan yang dicapai di dalamnya membakar habis semua nafsu | |
| gairah dengan kebijaksanaan yang seperti kobaran api. Tingkat | |
| kelima dinamakan tingkat yang sulit ditaklukkan karena ketika di | |
| dalamnya, orang mencapai penguasaan di dalam pengolahan | |
| cara-cara terampil pada faktor-faktor dari kebangkitan yang sama | |
| itu, yang paling sulit untuk dikuasai. Tingkat keenam dinamakan | |
| tingkat menuju tujuan karena ketika di dalamnya, orang | |
| mewujudkan dan memeriksa semua perkembangan dari gejala kejadian | |
| yang berkondisi dan tinggal berdiam di dalam kehadirannya dengan | |
| terus-menerus mengolah perenungan pada ketiadaan gambar itu. | |
| Tingkat ketujuh dinamakan tingkat pergi jauh karena ketika di | |
| dalamnya, orang dapat masuk ke dalam perenungan yang tiada | |
| gambar dan yang menjangkau jauh, tanpa cacat dan tanpa gangguan, | |
| dan dengan demikian orang semakin mendekati gambar dari | |
| kemurnian. Tingkat kedelapan dinamakan tingkat tidak tergoyahkan | |
| karena ketika di dalamnya, orang mencapai spontanitas sehubungan | |
| dengan ketiadaan gambar dan tidak tergoyahkan oleh nafsu gairah | |
| apapun sehubungan dengan gambar. Tingkat kesembilan dinamakan | |
| tingkat kecerdasan yang sangat baik karena di dalamnya, orang | |
| memperoleh kebijaksanaan yang tiada cacat dan yang luas, yang | |
| memahami dan menguasai semua pengucapan Dharma. Tingkat | |
| kesepuluh dinamakan tingkat awan dari Dharma karena di dalamnya, | |
| sama seperti awan yang besar mampu menutupi langit, kumpulan | |
| dari kelemahan ini [yaitu, kesadaran yang menampung] dicakup | |
| oleh Dharmakaya. Tingkat kesebelas dinamakan tingkat Buddha | |
| karena di dalamnya, orang selamanya terbebas dari rintangan | |
| bahkan nafsu gairah terhalus dan dari rintangan untuk | |
| sarvaj�aj�ānā, di dalam Samyaksambodhi untuk semua | |
| alam yang diketahui." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, di tingkat bhumi ini, ada berapa banyak | |
| angan-angan khayalan dan ada berapa banyak kelemahan yang untuk | |
| dilenyapkan ditemukan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Di dalam tingkat bhumi ini, Kulaputra, ada dua puluh | |
| dua angan-angan khayalan dan sebelas jenis kelemahan yang untuk | |
| dilenyapkan. Pada tingkat pertama, ada dua angan-angan khayalan: | |
| angan-angan khayalan yang melekati pudgala dan gejala kejadian, | |
| dan angan-angan khayalan yang karena tercemar di dalam takdir | |
| jahat. Ini bersama-sama dengan kelemahannya adalah apa yang | |
| harus dilenyapkan. Pada tingkat kedua, ada dua angan-angan | |
| khayalan: angan-angan khayalan dari kesalahan pelanggaran yang | |
| halus dan angan-angan khayalan dari nasib yang dihasilkan oleh | |
| berbagai tindakan (karma). Ini bersama-sama dengan kelemahannya | |
| adalah apa yang harus dilenyapkan. Pada tingkat ketiga, ada dua | |
| angan-angan khayalan: angan-angan khayalan dari menjadi tamak | |
| dan angan-angan khayalan sehubungan dengan menyempurnakan | |
| ingatan pada apa yang telah didengar. Ini bersama-sama dengan | |
| kelemahannya adalah apa yang harus dilenyapkan. Pada tingkat | |
| keempat, ada dua angan-angan khayalan: angan-angan khayalan yang | |
| melekati konsentrasi dan angan-angan khayalan yang melekati | |
| Dharma. Ini bersama-sama dengan kelemahannya adalah apa yang | |
| harus dilenyapkan. Pada tingkat kelima, ada dua angan-angan | |
| khayalan: angan-angan khayalan dari perhatian khusus di dalam | |
| menolak perpindahan (samsāra) dan angan-angan khayalan dari | |
| perhatian khusus di dalam menuju ke penghentian (nirvāna). | |
| Ini bersama-sama dengan kelemahannya adalah apa yang harus | |
| dilenyapkan. Pada tingkat keenam, ada dua angan-angan khayalan: | |
| angan-angan khayalan dari menghadirkan dan memeriksa | |
| perkembangan dari gejala kejadian yang berkondisi, dan | |
| angan-angan khayalan dari seringkali menghadirkan gambar. Ini | |
| bersama-sama dengan kelemahannya adalah apa yang harus | |
| dilenyapkan. Pada tingkat ketujuh, ada dua angan-angan khayalan: | |
| angan-angan khayalan dari menghadirkan gambar yang halus [dari | |
| pikiran] dan angan-angan khayalan dari cara memperhatikan khusus | |
| pada yang tiada gambar. Ini bersama-sama dengan kelemahannya | |
| adalah apa yang harus dilenyapkan. Pada tingkat kedelapan, ada | |
| dua angan-angan khayalan: angan-angan khayalan dari mengerahkan | |
| usaha sehubungan dengan yang tiada gambar dan angan-angan | |
| khayalan sehubungan dengan menguasai gambar. Ini bersama-sama | |
| dengan kelemahannya adalah apa yang harus dilenyapkan. Pada | |
| tingkat kesembilan ada dua angan-angan khayalan: angan-angan | |
| khayalan dari setelah menguasai penjelasan Dharma yang tidak | |
| terbatas, huruf kata-kata Dharma yang tidak terbatas, dan | |
| penafsiran kebijaksanaan yang berturut-turut dan Mantra, dan | |
| angan-angan khayalan dari setelah menguasai pengetahuan khusus | |
| dari penafsiran. Ini bersama-sama dengan kelemahannya adalah apa | |
| yang harus dilenyapkan. Pada tingkat kesepuluh ada dua | |
| angan-angan khayalan: angan-angan khayalan sehubungan dengan | |
| kekuatan ajaib yang besar dan angan-angan khayalan di dalam | |
| memahami rahasia yang halus. Ini bersama-sama dengan | |
| kelemahannya adalah apa yang harus dilenyapkan. Pada tingkat | |
| Tathagata ada dua angan-angan khayalan: angan-angan khayalan | |
| dari kemelekatan yang paling halus untuk semua alam yang | |
| diketahui dari makna dan angan-angan khayalan dari hambatannya | |
| yang sangat halus. Ini bersama-sama dengan kelemahannya adalah | |
| apa yang harus dilenyapkan. Itu, Kulaputra, dikarenakan oleh dua | |
| puluh dua angan-angan khayalan dan sebelas kelemahan ini bahwa | |
| ada tingkat-tingkat ini, dan bahwa Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi, dihalangi oleh itu, menjadi tetap tidak hadir. " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, Anuttarāh Samyaksambodhi adalah tentu | |
| sangat langka, karena itu adalah pencapaian dari manfaat yang | |
| besar, hasil yang besar, dimana semua Bodhisattva dimungkinkan | |
| untuk memecah belah jaring-jaring khayalan yang besar, | |
| dimungkinkan untuk melewati semak-semak belukar dari kelemahan | |
| yang besar dan mencapai Abhisambodhi." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, oleh berapa banyak keunggulan tingkat ini | |
| didirikan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Singkatnya, Kulaputra, ada delapan: kemurnian tekad | |
| yang tinggi, kemurnian pikiran, kemurnian belas kasih, kemurnian | |
| kesempurnaan yang melampaui, kemurnian melihat para Buddha dan | |
| memberikan Mereka penghormatan, kemurnian mematangkan para | |
| makhluk hidup, kemurnian kelahiran, dan kemurnian kekuasaan. | |
| Kemurnian ini, Kulaputra, secara berurutan menjadi semakin | |
| unggul dari tingkat pertama sampai tingkat Tathagata. Tidak | |
| termasuk kemurnian kelahiran di dalam tingkat Tathagata, | |
| kualitas yang baik dari tingkat pertama secara sebanding ada di | |
| dalam tingkat-tingkat yang lebih tinggi, dan Anda harus memahami | |
| bahwa tingkat-tingkat ini adalah yang lebih unggul dalam | |
| kualitas yang baik. Kualitas yang baik dari seluruh sepuluh | |
| tingkat Bodhisattva dapat dilampaui, namun kualitas yang baik | |
| dari tingkat Tathagata adalah yang tiada tanding." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa Anda mengatakan bahwa kelahiran | |
| Bodhisattva adalah yang jauh lebih unggul dibandingkan kelahiran | |
| semua makhluk yang lain?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Ada, Kulaputra, empat alasannya. Pertama, dihasilkan | |
| dari akar yang paling baik dan murni. Kedua, diambil melalui | |
| kekuatan pikiran yang menembus. Ketiga, berbelas kasih | |
| menyelamatkan para makhluk hidup. Dan keempat, menjadi murni | |
| tanpa noda, mampu menghapus kekotoran orang lain." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa Anda mengatakan bahwa semua | |
| Bodhisattva menghasilkan sumpah yang luas, sumpah yang | |
| menakjubkan, sumpah yang unggul?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, ada empat alasan. Semua Bodhisattva | |
| mampu secara baik mewujudkan kebahagiaan dari tinggal berdiam di | |
| dalam nirvāna. Mereka bisa cepat mencapainya, namun Mereka | |
| meninggalkan pencapaian yang sangat cepat dari kediaman yang | |
| menyenangkan itu. Tanpa sebab atau kebutuhan, Mereka | |
| menghasilkan pikiran dari sumpah yang besar itu karena Mereka | |
| ingin memberikan manfaat keuntungan kepada semua makhluk hidup. | |
| Mereka tetap berada di antara penderitaan besar yang berbagai | |
| jenis selama waktu yang panjang. Oleh karena itu, Saya telah | |
| mengatakan bahwa Mereka menghasilkan sumpah yang luas, sumpah | |
| yang menakjubkan, sumpah yang unggul." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, ada berapa banyak aturan yang semua | |
| Bodhisattva harus amati?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, aturan dari para Bodhisattva adalah enam | |
| kesempurnaan yang melampaui (sadpāramitā) dari memberi | |
| (dāna), moralitas (sīla), kesabaran (ksānti), | |
| semangat (vīrya), meditasi (dhyāna), dan kebijaksanaan | |
| (praj�ā)." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, dari enam jenis aturan ini, berapa banyak | |
| yang termasuk dalam aturan disiplin yang tinggi, berapa banyak | |
| yang termasuk dalam aturan pikiran yang tinggi, dan berapa | |
| banyak yang termasuk dalam aturan kebijaksanaan yang tinggi?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, tiga yang pertama termasuk dalam aturan | |
| disiplin yang tinggi, meditasi tunggal termasuk dalam aturan | |
| pikiran yang tinggi, dan kebijaksanaan termasuk dalam aturan | |
| kebijaksanaan yang tinggi. Saya mengajarkan bahwa semangat | |
| meliputi mereka semua." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, bagaimana Bodhisattva mengamati enam aturan | |
| ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Ada, Kulaputra, lima aspek yang dengan melaluinya | |
| Mereka harus mengamati aturan ini. Yang pertama adalah, dari | |
| awal, Mereka harus memiliki keyakinan yang kuat di dalam ajaran | |
| Dharma yang menakjubkan tentang pāramitā seperti yang | |
| ditemukan di dalam ajaran Bodhisattva. Yang kedua adalah, Mereka | |
| harus rajin mengolah kebijaksanaan yang menakjubkan, yang | |
| dicapai melalui pendengaran, perenungan, dan meditasi di dalam | |
| sepuluh praktik Dharma. Yang ketiga adalah, Mereka harus | |
| memelihara pikiran kebangkitan (Bodhicitta). Yang keempat | |
| adalah, Mereka harus dekat berhubungan dengan Acarya. Yang | |
| kelima adalah, Mereka harus mengolah sifat-sifat yang baik tanpa | |
| gangguan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa Anda menyajikan aturan ini menjadi | |
| enam?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, ada dua alasan : untuk memberikan manfaat | |
| keuntungan kepada makhluk hidup dan untuk melenyapkan semua | |
| nafsu, karena tiga aturan pertama memberikan manfaat keuntungan | |
| kepada makhluk hidup, dan tiga aturan terakhir melenyapkan semua | |
| nafsu. Tiga pertama memberikan manfaat keuntungan kepada makhluk | |
| hidup, karena dengan memberi, semua Bodhisattva menyediakan yang | |
| dibutuhkan untuk memberikan manfaat keuntungan kepada makhluk | |
| hidup. Dengan moralitas, Mereka memberikan manfaat keuntungan | |
| kepada makhluk hidup di dalam menghindarkannya dari cedera, | |
| penindasan, dan kejengkelan. Dengan kesabaran di dalam makian, | |
| Mereka mampu memberikan manfaat keuntungan kepada makhluk hidup, | |
| memungkinkan Mereka dengan sabar bertahan dari cedera, | |
| penindasan, dan kejengkelan. Tiga yang terakhir melenyapkan | |
| semua nafsu, karena dengan semangat, para Bodhisattva, meskipun | |
| Mereka mungkin belum melenyapkan semua nafsu selamanya atau | |
| mungkin belum melenyapkan semua kecenderungan gairah, mampu | |
| secara rajin mengolah kualitas yang baik, dan semua nafsu itu | |
| menjadi tidak mampu membalikkan usaha Mereka menuju kebaikan. | |
| Dengan meditasi, mereka melenyapkan nafsu selamanya, dan dengan | |
| kebijaksanaan, Mereka melenyapkan kecenderungan gairah | |
| selamanya." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa Anda menyajikan pāramitā | |
| yang lainnya menjadi empat?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Karena, Kulaputra, itu adalah bantuan untuk | |
| sadpāramitā tadi. Para Bodhisattva, yang membantu para | |
| makhluk hidup dengan cara tiga pāramitā pertama | |
| [memberi, disiplin moral, dan kesabaran], mendirikan di dalam | |
| kebaikan dengan cara merawat mereka di dalam cara terampil dari | |
| semua [empat] jenis penarikan [berdana kepada makhluk, mendorong | |
| mereka dengan ucapan yang ramah, menguntungkan mereka dengan | |
| tindakan, dan mempersamakan dengan mereka]. Oleh karena itu, | |
| Saya telah mengajarkan bahwa kesempurnaan cara terampil | |
| (upāya pāramitā) adalah bantuan untuk tiga | |
| pāramitā pertama. | |
| "Tapi dikarenakan oleh kondisi para Bodhisattva yang sekarang, | |
| nafsu mereka yang sangat banyak, belum mampu di dalam praktek | |
| yang tidak terganggu. Dikarenakan oleh tekad yang rapuh dan | |
| kualitas duniawi dari pemahaman, tidak mampu tinggal berdiam di | |
| dalam pikiran mereka sendiri. Karena tidak mampu mempraktekkan | |
| secara benar latihan yang mereka dengar di dalam ajaran | |
| Bodhisattva, meditasi yang mereka miliki tidak mampu | |
| menghasilkan kebijaksanaan yang melampaui. Namun, mereka telah | |
| mengumpulkan syarat kebajikan di beberapa bagian yang kecil, dan | |
| di dalam pikiran, mereka bersungguh-sungguh menimbulkan sumpah | |
| untuk mengurangi nafsu mereka di masa depan. Karena sumpah ini, | |
| nafsu menjadi melemah dan mereka menjadi mampu mempraktekkan | |
| semangat. Oleh karena itu, Saya telah mengajarkan bahwa | |
| kesempurnaan sumpah (pranidhāna pāramitā) adalah | |
| bantuan untuk kesempurnaan semangat (vīrya | |
| pāramitā). Ketika Bodhisattva dekat berhubungan dengan | |
| Acarya dan mendengar Dharma dengan perhatian yang benar, ini | |
| menjadi penyebab mereka berpaling dari tekad yang rendah dan | |
| menuju tekad yang lebih unggul, karena mereka menjadi mampu | |
| mencapai pemahaman yang lebih tinggi. Inilah yang disebut | |
| kesempurnaan kekuatan (bala pāramitā). Dikarenakan | |
| oleh kekuatan seperti ini, mereka menjadi mampu tinggal berdiam | |
| di dalam pikiran mereka sendiri. Oleh karena itu, Saya telah | |
| mengajarkan bahwa kesempurnaan kekuatan (bala | |
| pāramitā) membantu kesempurnaan meditasi (dhyāna | |
| pāramitā). Jika para Bodhisattva itu sungguh dapat | |
| mengolah latihan yang mereka telah dengar, mereka menjadi mampu | |
| menghasilkan meditasi. Dan ini adalah apa yang disebut | |
| kesempurnaan kebijaksanaan (praj�ā pāramitā). | |
| Dikarenakan oleh kebijaksanaan ini, mereka mampu menghasilkan | |
| pengetahuan yang melampaui. Oleh karena itu, Saya telah | |
| memberitakan bahwa kesempurnaan kebijaksanaan (praj�ā | |
| pāramitā) adalah bantuan untuk kesempurnaan | |
| pengetahuan (j�āna pāramitā). " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa alasan untuk urutan dari | |
| sadpāramitā di dalam khotbah Anda?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, adalah pendukung yang memungkinkan | |
| orang untuk menghasilkan yang selanjutnya. Ini berarti bahwa | |
| para Bodhisattva dapat memperoleh sila yang termurnikan melalui | |
| menjadi dermawan dengan harta fisik Mereka [melalui berdana]. | |
| Mereka berlatih kesabaran karena menjaga sila. Dengan berlatih | |
| kesabaran, Mereka menjadi mampu menghasilkan semangat. Dengan | |
| menghasilkan semangat, Mereka menjadi mampu mencapai meditasi. | |
| Terberkahi dengan meditasi, Mereka menjadi mampu memperoleh | |
| kebijaksanaan yang melampaui. Ini, maka adalah alasan untuk | |
| urutan dari sadpāramitā di dalam khotbah Saya." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa berbagai jenis pembagian dari | |
| sadpāramitā ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, masing-masing memiliki tiga pembagian. | |
| Tiga pembagian dari memberi adalah pemberian Dharma (dharma | |
| dana), pemberian barang-barang (amisa dana), dan pemberian | |
| keberanian (abhaya dana). Tiga pembagian dari sila adalah sila | |
| untuk berpaling dari apa yang tidak baik, sila untuk beralih ke | |
| apa yang baik, dan sila untuk beralih ke memberikan manfaat | |
| keuntungan kepada makhluk hidup. Tiga pembagian dari kesabaran | |
| adalah kesabaran untuk bertahan dari penghinaan dan luka, | |
| kesabaran untuk tinggal berdiam dengan penuh kedamaian di dalam | |
| penderitaan, dan kesabaran untuk menyelidiki Dharma. Tiga | |
| pembagian dari semangat adalah semangat yang melindungi orang | |
| seperti baju perisai, semangat untuk mengerahkan usaha di dalam | |
| menimbulkan yang baik, dan semangat untuk mengerahkan usaha | |
| untuk memberikan manfaat keuntungan kepada makhluk hidup. Tiga | |
| pembagian dari meditasi adalah meditasi dari tinggal berdiam di | |
| dalam kebahagiaan, yang dapat melenyapkan semua penderitaan dari | |
| nafsu karena itu tidak membeda-bedakan, hening tenang, sangat | |
| tenang, dan tanpa cacat; meditasi yang menimbulkan kualitas yang | |
| baik; dan meditasi yang menghasilkan manfaat keuntungan kepada | |
| makhluk hidup. Tiga pembagian dari kebijaksanaan adalah | |
| kebijaksanaan yang mengambil objeknya dari kebenaran biasa yang | |
| duniawi (loka-samvriti-satya); kebijaksanaan yang mengambil | |
| objeknya dari kebenaran makna tertinggi (paramarthika satya); | |
| dan kebijaksanaan yang mengambil objeknya dari yang | |
| menguntungkan makhluk hidup." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa kesempurnaan ini dinamakan | |
| pāramitā?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Ada, Kulaputra, lima alasan : Ia tidak melekat, tidak | |
| tertarik, tiada cacat, tidak membeda-bedakan, dan membuahkan | |
| hasil. Ia tidak melekat karena tidak melekat pada yang | |
| berlawanan dari kesempurnaan. Ia tidak tertarik karena pikiran | |
| tidak terikat untuk pematangan atau hadiah yang dihasilkan dari | |
| setiap kesempurnaan itu. Ia tiada cacat karena kesempurnaan ini | |
| tidak memiliki kesamaan dengan gejala kejadian yang kotor dan | |
| terpisah dari pelaksanaan tindakan yang jahat. Ia tidak | |
| membeda-bedakan karena ciri-ciri khusus dari kesempurnaan ini | |
| tidak mencengkram pada makna dari perkataan. Ia membuahkan hasil | |
| karena kesempurnaan ini, ketika dipraktekkan dan dihimpun, | |
| mengarah pada dan mencari hasil dari Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi." | |
| "Bhagavan, apa yang berlawanan dari kesempurnaan ini?" | |
| "Anda, Kulaputra, harus memahami bahwa itu ada enam jenis. Yang | |
| pertama adalah melihat keuntungan di dalam mencari kebahagiaan | |
| dengan mendambakan kenikmatan, kekayaan, dan kekuasaan. Yang | |
| kedua adalah melihat keuntungan di dalam memanjakan kenikmatan | |
| dari tubuh, ucapan, dan pikiran. Yang ketiga adalah melihat | |
| keuntungan di dalam menjadi tidak sabar ketika dihina oleh orang | |
| lain. Yang keempat adalah melihat keuntungan di dalam tidak | |
| bertindak cepat untuk berlatih dan melekat pada kesenangan. Yang | |
| kelima adalah melihat keuntungan di dalam kebingungan yang riuh | |
| dan kegiatan liar duniawi. Yang keenam adalah melihat keuntungan | |
| di dalam pemalsuan apa yang di lihat, di dengar, di mengerti, di | |
| ketahui, dan di katakan." | |
| "Bhagavan, apa hasil pematangan dari semua kesempurnaan ini?" | |
| "Anda, Kulaputra, harus memahami bahwa dalam ringkasnya ada enam | |
| jenis. Yang pertama adalah pencapaian dari kekayaan yang besar. | |
| Yang kedua adalah pergi dan lahir di dalam nasib yang baik. Yang | |
| ketiga adalah sukacita penuh dan kebahagiaan dari kedamaian dan | |
| kerukunan. Yang keempat adalah menjadi penguasa atas makhluk | |
| hidup. Yang kelima adalah tidak adanya siksaan tubuh. Yang | |
| keenam adalah memiliki kemasyhuran besar dan ketenaran." | |
| "Bhagavan, bagaimanakah kesempurnaan ini menjadi bercampur | |
| dengan hal-hal yang kotor?" | |
| "Ringkasnya, Kulaputra, ada empat situasi : Ketika terhubung | |
| dengan tidak adanya belas kasih, tidak adanya kewajaran, tidak | |
| adanya kelanjutan, atau tidak adanya ketekunan. Situasi menjadi | |
| tidak wajar ketika, melalui berlatih satu pāramitā, | |
| orang membuang dan mengabaikan praktek dari pāramitā | |
| yang lainnya." | |
| "Bhagavan, apa yang dimaksud dengan cara yang tidak terampil?" | |
| "Jika, Kulaputra, para Bodhisattva itu, di dalam memberikan | |
| manfaat keuntungan kepada para makhluk hidup melalui | |
| pāramitā, yang mengandalkan hanya pada barang-barang | |
| material untuk memberikan manfaat dan membuat mereka bahagia, | |
| dan tidak akan berusaha untuk memimpin mereka menjauh dari | |
| kejahatan atau mendirikan mereka di dalam kebajikan, itu akan | |
| menjadi cara yang tidak terampil. Mengapa begitu? Itu, | |
| Kulaputra, adalah tidak benar bahwa orang yang melakukan hal-hal | |
| itu benar-benar memberikan manfaat keuntungan kepada makhluk | |
| hidup. Apakah sejumlah kecil ataupun tumpukan besar dari tinja | |
| dan kencing, itu tidak pernah dapat digunakan sebagai wewangian. | |
| Dengan cara yang sama, karena makhluk hidup menderita disebabkan | |
| oleh tindakan mereka, dan karena sifat alami mereka adalah | |
| penderitaan, adalah tidak mungkin untuk memimpin mereka menuju | |
| kebahagiaan hanya dengan cara menyediakan kepada mereka dengan | |
| bentuk-bentuk yang cepat berlalu dari barang-barang material. | |
| Manfaat yang terbaik adalah mendirikan mereka di dalam | |
| kebajikan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, berapa banyak kemurnian yang dimiliki oleh | |
| semua pāramitā ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, Saya tidak pernah mengatakan bahwa itu | |
| memiliki kemurnian yang lain dari lima yang telah disebutkan | |
| [tidak melekat, tidak tertarik, tiada cacat, tidak | |
| membeda-bedakan, dan membuahkan hasil]. Namun, dengan ini [lima] | |
| sebagai landasan, Saya akan menjelaskan ciri-ciri umum dan | |
| khusus dari kemurnian dari pāramitā ini. | |
| "Kemurnian yang umum untuk semua pāramitā berjumlah | |
| tujuh. Yang pertama adalah para Bodhisattva tidak perlu mencari | |
| pengetahuan yang lain selain dari Dharma ini. Yang kedua adalah | |
| bahwa, setelah mendapatkan wawasan yang mendalam dari Dharma | |
| ini, Mereka tidak menimbulkan kemelekatan pada itu. Yang ketiga | |
| adalah Mereka tidak menimbulkan keraguan tentang Dharma ini atau | |
| mempertanyakan apakah bisa atau tidak itu memimpin menuju ke | |
| kebangkitan yang besar. Yang keempat adalah Mereka tidak pernah | |
| mengucapkan selamat kepada diri sendiri, memfitnah orang lain, | |
| atau mengejek. Yang kelima adalah Mereka tidak pernah menjadi | |
| sombong atau lalai. Yang keenam adalah Mereka tidak pernah puas | |
| pada pencapaian yang kecil. Yang ketujuh adalah Mereka tidak | |
| pernah menjadi cemburu atau pelit dengan orang lain karena | |
| Dharma ini." | |
| "Kemurnian yang khusus untuk setiap pāramitā juga | |
| berjumlah tujuh. Seperti yang Saya telah ajarkan, para | |
| Bodhisattva dicirikan dengan tujuh kemurnian dari memberi. Yang | |
| pertama adalah bahwa, karena pemberian itu adalah murni, Mereka | |
| berlatih kemurnian memberi. Yang kedua adalah bahwa, karena | |
| disiplin sila yang murni, Mereka berlatih kemurnian memberi. | |
| Yang ketiga adalah bahwa, karena wawasan yang murni, Mereka | |
| berlatih kemurnian memberi. Yang keempat adalah bahwa, karena | |
| pikiran yang murni, Mereka berlatih kemurnian memberi. Yang | |
| kelima adalah bahwa, karena ucapan yang murni, Mereka berlatih | |
| kemurnian memberi. Yang keenam adalah bahwa, karena | |
| kebijaksanaan yang murni, Mereka berlatih kemurnian memberi. | |
| Yang ketujuh adalah bahwa, karena dimurnikan dari kekotoran, | |
| Mereka berlatih kemurnian memberi. Ini adalah tujuh ciri-ciri | |
| kemurnian memberi." | |
| "Setelah memahami kesetaraan semangat, para Bodhisattva tidak | |
| membangga-banggakan praktek semangat yang kukuh milik Mereka | |
| ataupun tidak merendahkan orang lain. Mereka diberkahi dengan | |
| kekuatan yang besar (maha bala) dan semangat yang besar (maha | |
| vīrya). Kemampuan Mereka yang mendalam adalah kuat dan | |
| kukuh. Mereka tidak pernah membuang pikulan kebaikan. Ini adalah | |
| tujuh ciri-ciri kemurnian semangat." | |
| "Di dalam meditasi, para Bodhisattva telah memperoleh | |
| konsentrasi yang menembus gambar, konsentrasi dari kesempurnaan, | |
| konsentrasi yang dari dua aspek, konsentrasi yang muncul dengan | |
| spontan, konsentrasi yang tanpa dukungan, konsentrasi yang | |
| menanamkan pengendalian, dan konsentrasi yang tidak terbatas | |
| dari berlatih Dharma Bodhisattva. Ini adalah tujuh ciri-ciri | |
| kemurnian meditasi." | |
| "Kebijaksanaan berarti bahwa para Bodhisattva telah memisahkan | |
| diri Mereka sendiri dari dua hal yang sangat berlebihan dari | |
| memaksakan [intisari yang dibayangkan pada ajaran] atau | |
| peniadaan [makna duniawi dari ajaran], karena Mereka berlatih | |
| jalan tengah. Dikarenakan oleh Kebijaksanaan ini, Mereka sungguh | |
| memahami makna dari pintu pembebasan, yaitu, tiga pintu | |
| pembebasan : kekosongan, ketiadaan nafsu keinginan, dan | |
| ketiadaan gambar. Mereka sungguh memahami makna dari intisari, | |
| yaitu, tiga ciri-ciri dari yang sepenuhnya dibayangkan, dari | |
| yang saling bergantungan lainnya, dan dari yang sepenuhnya | |
| tersempurnakan. Mereka sungguh memahami makna dari ketiadaan | |
| intisari, yaitu, tiga jenis dari yang pada dasarnya tiada | |
| intisari di dalam ciri-ciri, di dalam yang timbul, dan di dalam | |
| makna tertinggi. Mereka sungguh memahami makna biasa yang | |
| duniawi, yaitu, lima bidang pengetahuan [Pa�ca Vidyā : | |
| pengetahuan bahasa (śabda vidyā), pengetahuan | |
| penalaran (hetu vidyā), pengetahuan obat-obatan | |
| (cikitsā vidyā), pengetahuan seni kerajinan tangan | |
| (śilpa-karma-sthāna vidyā), dan pengetahuan | |
| kepribadian diri (adhyātma vidyā)]. Mereka sungguh | |
| memahami makna yang sesungguhnya dari makna tertinggi, yaitu, | |
| tujuh kekosongan. Selanjutnya, di dalam tiada pembedaan, Mereka | |
| memisahkan diri dari semua pemalsuan pikiran. Sesampainya di | |
| kebenaran murni yang menyatu itu, Mereka tinggal berdiam di | |
| dalamnya selama waktu yang panjang. Dengan vipaśyanā, | |
| Mereka mencapai Dharma yang menyatu dan tidak terbatas dan mampu | |
| menyempurnakan praktek dari ajaran yang sesuai dengan Dharma | |
| itu. Ini adalah tujuh ciri-ciri kemurnian kebijaksanaan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa tindakan khusus dari lima ciri-ciri | |
| [kemurnian] ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Anda, Kulaputra, harus memahami bahwa ciri-ciri dari | |
| kemurnian ini memiliki lima tindakan. Karena tidak melekat, para | |
| Bodhisattva selalu mengerahkan usaha yang rajin di dalam latihan | |
| Mereka sekarang pada pāramitā tanpa kelalaian. Karena | |
| tidak tertarik, Mereka mencakup penyebab untuk menghindari | |
| kelalaian di masa depan. Karena tiada cacat, Mereka mampu secara | |
| benar mempraktekkan pāramitā yang sepenuhnya | |
| termurnikan dan sepenuhnya bercahaya. Karena tiada pembedaan, di | |
| dalam upāya pāramitā, Mereka secara cepat | |
| mencapai seluruhnya. Karena bermurah hati, di dalam semua | |
| takdir, Mereka mencapai yang tidak habis-habisnya dalam hal | |
| semua pāramitā apapun itu dan semua hasil pematangan | |
| yang menguntungkan [dari pāramitā], dan pada akhirnya | |
| mencapai Anuttarāh Samyaksambodhi Abhisambuddha." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa pāramitā ini luas? Mengapa | |
| itu tidak ternoda? Mengapa itu yang paling bersinar? Mengapa itu | |
| tidak tergoyahkan? Mengapa itu termurnikan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, adalah yang luas karena tanpa | |
| kemelekatan, tidak tertarik, dan bermurah hati. Itu tidak | |
| ternoda karena tanpa cacat dan tanpa pembedaan. Itu bercahaya | |
| karena tindakan dari pemahamannya yang menembus adalah yang | |
| tertinggi. Itu tidak tergoyahkan karena telah memasuki keadaan | |
| yang tanpa kemunduran. Itu termurnikan karena telah | |
| menyelesaikan Dasabhūmi dan Buddhabhūmi." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa semua hasil yang menguntungkan dan | |
| pematangan dari pāramitā yang dicapai oleh para | |
| Bodhisattva adalah yang tidak habis-habisnya? Mengapa | |
| pāramitā juga adalah yang tidak habis-habisnya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, seperti ini karena secara saling | |
| ketergantungan satu sama lainnya para Bodhisattva mengolahnya | |
| dengan tanpa gangguan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, mengapa para Bodhisattva di dalam keyakinan | |
| mengejar pāramitā, bukan demi imbalan menyenangkan | |
| yang dihasilkan darinya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Ada, Kulaputra, lima alasan, yang pertama, | |
| pāramitā merupakan penyebab sukacita dan kebahagiaan | |
| tertinggi. Yang kedua, pāramitā merupakan penyebab | |
| keuntungan tertinggi untuk diri sendiri dan untuk orang lain. | |
| Yang ketiga, pāramitā merupakan penyebab pematangan | |
| hasil yang baik di masa depan. Yang keempat, pāramitā | |
| adalah dukungan untuk pelenyapan semua kekotoran. Yang kelima, | |
| pāramitā adalah yang melampaui semua perubahan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa kualitas yang mulia dari masing-masing | |
| pāramitā ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Anda, Kulaputra, harus memahami bahwa masing-masing | |
| dari pāramitā ini memiliki empat kualitas yang mulia. | |
| Yang pertama, ketika mengolah pāramitā ini secara | |
| benar, orang menjadi mampu meninggalkan lawannya : kekikiran, | |
| kelemahan, kemarahan, kemalasan, kebingungan, dan makna yang | |
| salah. Yang kedua, ketika mengolah pāramitā ini secara | |
| benar, orang menjadi mampu menghimpun syarat untuk | |
| Anuttarāh Samyaksambodhi Abhisambuddha. Yang ketiga, ketika | |
| mengolah pāramitā ini secara benar, bahkan sekarang di | |
| dunia ini, orang menjadi mampu mencakup dalam diri nya sendiri | |
| manfaat keuntungan untuk makhluk hidup. Yang keempat, ketika | |
| mengolah pāramitā ini secara benar, orang menjadi | |
| mampu mencapai yang tidak habis-habisnya, hasil yang baik dari | |
| pematangannya di masa depan." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa penyebab pāramitā ini? Apa | |
| hasilnya? Apa manfaatnya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, penyebab pāramitā ini adalah | |
| belas kasih yang besar. Hasilnya adalah pematangan yang | |
| menakjubkan, yang menguntungkan dan membantu makhluk hidup. | |
| Manfaatnya yang besar adalah Anuttarāh Samyaksambodhi | |
| Abhisambuddha." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, jika para Bodhisattva diberkahi dengan | |
| kekayaan yang tidak habis-habisnya, dan jika Mereka adalah yang | |
| paling berbelas kasih, maka mengapa bisa ada makhluk hidup yang | |
| miskin di dunia ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, dikarenakan oleh tindakan yang salah | |
| dari makhluk hidup. Jika tidak demikian, maka bagaimana akan ada | |
| kemiskinan di dunia? Karena para Bodhisattva selalu menjaga | |
| pikiran untuk memberikan manfaat keuntungan kepada orang lain, | |
| Mereka tentu diberkahi dengan kekayaan yang tidak | |
| habis-habisnya. Seandainya makhluk hidup tidak mendirikan | |
| hambatan melalui Karma mereka sendiri. Tubuh hantu kelaparan | |
| (preta) yang tertindas oleh rasa haus yang sangat, bahkan jika | |
| menjumpai air Maha Samudra, melihatnya telah kering. Ini | |
| bukanlah kesalahan dari Maha Samudra. Ini adalah kesalahan dari | |
| Karma preta itu sendiri! Dalam cara yang sama, kekayaan yang | |
| akan diberikan oleh para Bodhisattva, yang seperti lautan, tidak | |
| bersalah. Sebaliknya, sama seperti preta itu, kekuatan karma | |
| jahat menghilangkan buah itu." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, melalui pāramitā yang manakah para | |
| Bodhisattva melihat ketiadaan intisari dari semua dharma?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, adalah melalui praj�ā | |
| pāramitā bahwa Mereka mampu melihat ketiadaan intisari | |
| dari semua dharma." | |
| "Bhagavan, jika itu adalah melalui praj�ā | |
| pāramitā bahwa Mereka mampu melihat ketiadaan intisari | |
| dari semua dharma, lalu mengapa Mereka tidak mampu melihat | |
| intisari?" | |
| "Kulaputra, Saya tidak pernah mengajarkan bahwa orang melihat | |
| ketiadaan intisari melalui intisarinya. Walaupun ketiadaan | |
| intisari itu adalah yang terpisah dari semua perkataan dan | |
| dicapai di bagian dalam, namun orang tidak dapat mengucapkannya | |
| dengan cara menolak semua perkataan. Oleh karena itu, Saya | |
| menjelaskan bahwa itu adalah melalui praj�ā | |
| pāramitā bahwa orang mampu melihat ketiadaan intisari | |
| dari semua dharma. " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, Anda telah mengajarkan tentang | |
| pāramitā, mendekati pāramitā, dan | |
| pāramitā yang besar. Apa itu pāramitā? Apa | |
| itu mendekati pāramitā? Dan apa itu pāramitā | |
| yang besar?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, para Bodhisattva, melalui periode waktu | |
| yang tidak terbatas, mempraktekkan pemberian, dan seterusnya, | |
| dan menyelesaikan kualitas-kualitas yang baik, namun masih | |
| menyisakan nafsu keinginan. Mereka belum mampu menaklukkannya, | |
| melainkan diri Mereka sendiri yang ditaklukkannya. | |
| Pāramitā mengacu pada pengembangan ketekunan yang | |
| lemah seperti itu selama tahap berlatih ketekunan. Para | |
| Bodhisattva, melalui periode selanjutnya dari waktu yang tidak | |
| terbatas, mempraktekkan pemberian, dan seterusnya, dan secara | |
| bertahap meningkatkan dan menyelesaikan kualitas-kualitas yang | |
| baik. Nafsu keinginan masih muncul, tapi Mereka mampu | |
| menaklukkannya dan diri Mereka sendiri tidak tertaklukkan. | |
| Mendekati Pāramitā, maka, mengacu pada tingkat pertama | |
| dan di atasnya. Para Bodhisattva, selama periode lebih lanjut | |
| dari waktu yang tidak terbatas, mempraktekkan pemberian, dan | |
| seterusnya, mengembangkan peningkatan yang lebih lanjut, dan | |
| menyelesaikan kualitas-kualitas yang baik. Tidak ada nafsu | |
| keinginan yang muncul sama sekali. 'Maha Pāramitā | |
| (kesempurnaan yang besar)' mengacu pada tingkat kedelapan dan di | |
| atasnya." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, berapa banyak jenis kecenderungan nafsu | |
| keinginan yang dapat ditemukan di semua tingkat ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Singkatnya, Kulaputra, ada tiga jenis. Yang pertama | |
| adalah kecenderungan nafsu keinginan yang dilenyapkan dari | |
| sekutunya. Ini terjadi di dalam lima tingkat pertama. Mengapa | |
| begitu? Kulaputra, semua nafsu keinginan yang tidak muncul | |
| secara alami adalah sekutu untuk munculnya nafsu keinginan yang | |
| alami. Karena ia tidak lagi hadir pada saat itu [dari tingkat | |
| keenam], ia dikatakan yang dilenyapkan dari sekutunya. Yang | |
| kedua adalah kecenderungan nafsu keinginan yang lemah, yang | |
| muncul secara halus di dalam tingkat keenam dan tingkat ketujuh. | |
| Tetapi jika orang mengolah pelenyapannya, ia tidak akan muncul | |
| lagi. Yang ketiga adalah kecenderungan nafsu keinginan yang | |
| halus, yang ditemukan di dalam tingkat kedelapan dan di atasnya. | |
| Di sini, semua nafsu keinginan telah dilenyapkan dan tidak | |
| muncul lagi. Hanya ada tersisa dukungan untuk penghalang menuju | |
| ke 'Maha Tahu Semua (sarvaj�āna)'. " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, berapakah banyak jenis dari meninggalkan | |
| kelemahan dari kecenderungan nafsu keinginan ini diwujudkan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, hanya ada dua jenis, yaitu, | |
| meninggalkan kelemahan yang di permukaan sehubungan dengan | |
| [jenis kecenderungan nafsu keinginan] yang pertama dan yang | |
| kedua itu. Meninggalkan kelemahan yang lebih dalam berkaitan | |
| dengan [jenis kecenderungan nafsu keinginan] yang ketiga itu. | |
| Meninggalkan kelemahan yang paling dalam Saya telah mengajarkan | |
| sebagai meninggalkan semua kecenderungan nafsu keinginan | |
| selamanya, dan adalah berada di dalam tingkat Buddha." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, berapa banyak kalpa yang orang harus lalui | |
| untuk dapat meninggalkan kelemahan-kelemahan ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, orang harus melewati tiga kalpa besar yang | |
| tidak terhitung dan yang tidak terukur. Itu tidak terhitung | |
| karena itu tidak dapat diukur di dalam tahun, bulan, setengah | |
| bulan, seluruh atau setengah hari dan malam, seketika, sesaat, | |
| atau ksana. " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa ciri-ciri, kesalahan, dan kualitas yang | |
| baik dari nafsu keinginan yang muncul di dalam semua tingkat | |
| Bodhisattva ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, ia dicirikan dengan tiada kotoran, karena, | |
| dari saat menetap di dalam tingkat pertama, para Bodhisattva | |
| secara menembus memahami dharmadhātu dari segala sesuatu. | |
| Oleh karena itu, nafsu keinginan ini muncul dengan kesadaran | |
| penuh dari para Bodhisattva itu dan tidak secara tidak sadar, | |
| dengan demikian ia dicirikan sebagai yang tiada kotoran. Para | |
| Bodhisattva tidak dapat menimbulkan penderitaan apapun di dalam | |
| tubuh Mereka sendiri, dan tiada kesalahan. Tapi Mereka | |
| menimbulkan nafsu keinginan sehingga dapat memotong putus | |
| penyebab penderitaan untuk makhluk hidup. Jadi ia memiliki | |
| kualitas yang baik, yang tidak terbatas." | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Sungguh langka, Bhagavan, Anuttarāh | |
| Samyaksambodhi, karena memiliki manfaat yang besar seperti itu, | |
| yang memungkinkan para Bodhisattva untuk menimbulkan nafsu | |
| keinginan, namun melampaui akar kebajikan yang menakjubkan dari | |
| semua makhluk, Śrāvaka dan Pratyekabuddha. Betapa | |
| lebih besar lagi kualitas kebajikannya yang lainnya yang tidak | |
| terbatas! " | |
| Sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, Anda telah mengatakan bahwa | |
| Śrāvakayana dan Mahāyana adalah kendaraan tunggal | |
| (Ekayana). Apa makna yang mendasari ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Kulaputra, di dalam Śrāvakayana, Saya telah | |
| mengajarkan berbagai macam intisari dari segala sesuatu, | |
| pa�ca-skandha, Enam bidang bagian dalam, Enam bidang bagian | |
| luar, dan sejenisnya. Di dalam Mahāyana, Saya telah | |
| mengajarkan bahwa semua hal itu adalah yang sama dengan | |
| Dharmadhātu, dengan satu makna terdalam yang sama. Jadi, | |
| Saya tidak mengatakan bahwa Kendaraan ini berbeda. Namun | |
| beberapa orang menimbulkan gagasan salah yang membeda-bedakan | |
| dengan mengambil arti huruf dari makna Saya. Beberapa orang | |
| melebih-lebihkan, beberapa orang mengurang-ngurangi, tetapi | |
| alasan mereka dalam hubungan dengan perbedaan dari Kendaraan itu | |
| adalah bertentangan. Dalam cara ini, mereka berkembang dan | |
| menyajikan perdebatan. Inilah makna yang mendasari dalam hal | |
| ini." | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Tingkat-tingkat itu, apa yang dicakupnya, penjelasannya, | |
| lawannya, | |
| Keunggulannya, sumpah yang ditimbulkannya, pembelajaran, | |
| Semua ini tergantung pada Mahāyana, yang dikhotbahkan oleh | |
| sang Buddha. | |
| Mereka yang mengolahnya dengan baik, akan menjadi para Buddha. | |
| Di dalam Hīnayāna dan Mahāyāna, Saya telah | |
| mengajarkan berbagai intisari dari semua gejala kejadian; | |
| Lagi, Saya telah mengajarkan bahwa semua ini adalah yang sama | |
| dengan satu makna. | |
| Karena Saya telah mengajarkan Hīnayāna dan | |
| Mahāyāna, | |
| Oleh karena itu, Saya mengajarkan tiada perbedaan di dalam | |
| kendaraan. | |
| Jika orang membeda-bedakan dengan mengambil arti huruf dari | |
| makna Saya, | |
| Apakah dengan berkata melebih-lebihkan atau mengurang-ngurangi, | |
| Dua ini akan menjadi bertentangan. | |
| Di dalam kebodohan, pemahaman itu akan menyebabkan perselisihan. | |
| Pada saat itu, sang Bodhisattva Avalokitesvara menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, bagaimana kami menamai Dharma | |
| dari penjelasan makna yang mendasari ini? Bagaimana kami | |
| menghormatinya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Avalokitesvara dengan | |
| berkata: "Itu, Kulaputra, harus dinamakan sebagai Dharma yang | |
| jelas tentang 'tingkat (bhūmi)' dan 'kesempurnaan yang | |
| melampaui (pāramitā)', dan Anda harus menghormatinya | |
| seperti itu." | |
| Ketika Dharma yang jelas tentang bhūmi dan | |
| pāramitā ini dikhotbahkan, Tujuh puluh lima ribu | |
| Bodhisattva di dalam pertemuan besar itu mencapai Bodhisattva | |
| Samādhi yang bersinar dari Mahāyana. | |
| ________________________________________________________ | |
| Lankavatara Mahayana Sutra - Tujuh Kekosongan : | |
| [1] Kekosongan dari ciri-ciri (laksana shunyata). | |
| [2] Kekosongan dari sifat alami keberadaan diri (bhavasvabhava | |
| shunyata). | |
| [3] Kekosongan dari tiada kegiatan (apracarita shunyata). | |
| [4] Kekosongan dari kegiatan (pracarita shunyata). | |
| [5] Kekosongan dari semua gejala kejadian yang tidak dapat | |
| ungkapkan (sarvadharma nirabhilapya shunyata). | |
| [6] Kekosongan dari makna tertinggi yang dicapai oleh para Arya. | |
| [7] Kekosongan dari yang saling berhubungan. | |
| #Post#: 8-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 9:58 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Manjusri1GF.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Manjusri1GF.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/aWjOvUAEZbU" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Manjusri%20Avalokitesvara%20… | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Manjusri%20Avalokitesvara%20Va… | |
| Bab X | |
| Ma�juśrī Pariprccha[/center] | |
| Pada waktu itu, sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, Anda telah mengajarkan tentang | |
| 'tubuh Dharma (Dharmakāya)' dari para Tathagata. | |
| Bagaimanakah Dharmakāya ini akan ditandai?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, Dharmakāya dari sang Tathagata ditandai sebagai | |
| kesempurnaan penuh dari 'perubahan landasan (asrayaparavrtti)', | |
| yang dicapai melalui praktek pāramitā di dalam semua | |
| bhūmi. Ketahuilah bahwa dikarenakan oleh dua karakteristik, | |
| itu adalah yang tidak dapat dibayangkan, karena itu melampaui | |
| pemalsuan ucapan dan bukan keadaan yang berkondisi. Para makhluk | |
| hidup, sebaliknya, membayangkan dan melekat pada apa yang | |
| dikondisikan melalui pemalsuan ucapan." | |
| "Bhagavan, apakah asrayaparavrtti dari para Śrāvaka | |
| dan Pratyekabuddha disebut sebagai Dharmakāya atau tidak?" | |
| "Kulaputra, itu tidak disebut sebagai Dharmakāya." | |
| "Bhagavan, seperti apakah tubuh itu harus disebut?" | |
| "Itu, Kulaputra, disebut sebagai 'tubuh pembebasan | |
| (Vimoksakāya)'. Vimoksakāya dari semua | |
| Śrāvaka dan Pratyekabuddha adalah yang sama sebanding | |
| dengan yang dari semua Tathāgata. Tetapi dikarenakan oleh | |
| Dharmakāya, Kita mengatakan bahwa itu adalah yang berbeda. | |
| Karena itu adalah yang berbeda dari Dharmakāya dari semua | |
| Tathāgata, semua itu adalah berbeda dari kualitas yang baik | |
| dan yang tidak terbatas dari sang Tathāgata, yang tidak | |
| bisa dipahami melalui perhitungan atau persamaan." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, bagaimana seharusnya Kami memahami | |
| karakteristik dari awal kelahiran sang Tathāgata?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, aksi dari tubuh pembentukan (Nirmānakāya) | |
| dari sang Tathāgata muncul di dalam banyak ragam, sama | |
| seperti yang dkerjakan alam duniawi. Ini ditandai sebagai yang | |
| dihiasi dan didukung oleh sejumlah kualitas yang baik dari sang | |
| Tathāgata. Ketahuilah bahwa Nirmānakāya ini | |
| ditandai sebagai yang memiliki awal kelahiran, sedangkan | |
| Dharmakāya ditandai sebagai yang tidak dilahirkan." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, bagaimana seharusnya Kami memahami 'cara | |
| terampil (upāya kauśalya)' di dalam menciptakan | |
| Nirmānakāya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, di dalam semua Buddhaksetra di trisahasra yang luas, | |
| di dalam banyak rumah tangga kerajaan yang terhormat dan tinggi, | |
| di dalam banyak negeri rumah tangga yang terhormat dan kaya, | |
| masuk ke dalam rahim, dilahirkan, dan tumbuh dewasa pada saat | |
| yang sama, mengalami nafsu keinginan, meninggalkan rumah, dan | |
| terlibat di dalam praktek pertapaan. Setelah meninggalkan | |
| praktek pertapaan itu, mencapai Anuttarāh Samyaksambodhi | |
| Abhisambuddha. Ini adalah urutan perwujudan-Nya. Ini adalah apa | |
| yang disebut upāya kauśalya di dalam menciptakan | |
| Nirmānakāya." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, berapa banyak jenis pengajaran yang didukung | |
| oleh Tubuh-Tubuh dari semua Tathāgata itu, dengan cara yang | |
| manakah para makhluk hidup yang sudah dibimbing, tetapi belum | |
| matang, dimatangkan, dan dengan berfokus pada yang sudah matang | |
| dibimbing secara cepat untuk mencapai pembebasan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Singkatnya, Kulaputra, ajaran dari sang Tathāgata | |
| berjumlah tiga : Sūtra, Vinaya, dan Mātrkā." | |
| "Bhagavan, apa itu Sūtra? Apa itu Vinaya? Apa itu | |
| Mātrkā?" | |
| "Manjusri, di mana pun Saya menjelaskan Dharma dengan | |
| mengandalkan kategori rangkuman, itu adalah Sūtra. Itu | |
| mengandalkan pada empat kategori, sembilan kategori, atau dua | |
| puluh sembilan kategori." | |
| "Apa itu empat kategori? Yaitu, mendengar, mengambil | |
| perlindungan, mempraktekkan, dan 'kebangkitan (Bodhi)'." | |
| "Apa itu sembilan kategori? Yaitu, menjelaskan tentang makhluk | |
| hidup, kesenangan mereka, kelahiran mereka, kehidupan mereka | |
| setelah lahir, kekotoran dan pemurnian mereka, perbedaan mereka, | |
| tindakan menjelaskan, yang dijelaskannya, dan perkumpulannya." | |
| "Apa itu dua puluh sembilan kategori? Yang berhubungan dengan | |
| gejala kejadian yang kotor: [1] mengumpulkan gejala kejadian | |
| yang berkondisi, [2] terus-menerus terlibat dengannya, [3] | |
| kekuatan yang menyebabkan perpindahan di masa depan yang berasal | |
| dari tanggapan penglihatan pada pudgala, [4] dan kekuatan untuk | |
| menyebabkan perpindahan di masa depan yang berasal dari | |
| tanggapan penglihatan pada benda. Yang berhubungan dengan gejala | |
| kejadian yang murni: [5] memfokuskan pikiran pada objek | |
| pengamatan, [6] mengerahkan semangat pada itu, [7] tinggal | |
| berdiam dalam pikiran yang kukuh, [8] tinggal berdiam di dalam | |
| sukacita dalam kehidupan saat ini, [9] objek pengamatan yang | |
| bertujuan untuk melampaui semua keadaan penderitaan, [10] dan | |
| pengetahuan yang sempurna tentang itu, ada tiga jenis: | |
| pengetahuan yang sempurna tentang landasan kesalahan, | |
| pengetahuan yang sempurna tentang landasan praktek pertapaan | |
| para tirthika yang bergantung pada tanggapan penglihatan dari | |
| makhluk hidup, dan pengetahuan yang sempurna tentang landasan | |
| ketiadaan kebanggaan di antara para Arya. [11] Landasan untuk | |
| meditasi, [12] pencapaiannya, [13] pengolahannya, [14] yang | |
| menjadi stabil, [15] keanekaragamannya, [16] objek | |
| pengamatannya, [17] keterampilan untuk mengetahui apa yang telah | |
| ditinggalkan dan apa yang belum ditinggalkan, [18] gangguannya, | |
| [19] tidak terganggu oleh itu, [20] landasan untuk melenyapkan | |
| gangguan itu, [21] ketekunan dalam kerja keras dan usaha untuk | |
| bermeditasi, [22] manfaat yang dari meditasi, [23] keteguhannya, | |
| [24] kumpulan dari latihan sucinya, [25] kumpulan dari bantuan | |
| untuk latihan suci, [26] penembusannya menuju ke Tathatā, | |
| [27] pencapaiannya ke Nirvana, [28] Kelebihan dari wawasan | |
| duniawinya ke dalam Dharma dan Vinaya melampaui pencapaian dari | |
| wawasan tertinggi dari semua tirthika, [29] dan kemunduran yang | |
| berasal dari tidak mengolahnya, karena Manjusri, sehubungan | |
| dengan Dharma dan Vinaya yang telah dijelaskan dengan baik, | |
| kemunduran berasal dari tidak mempraktekkannya, dan tidak | |
| mengacu pada kesalahan dari pandangan yang keliru. | |
| "Manjusri, Vinaya mengacu pada Dharma tentang 'aturan yang | |
| mengarah ke pembebasan (prātimoksa)' dan keadaan-keadaan | |
| yang berhubungan dengan prātimoksa ini yang telah Saya | |
| jelaskan kepada para Śrāvaka dan Bodhisattva." | |
| "Bhagavan, berapa banyak aspek yang termasuk di dalam | |
| prātimoksa dari Bodhisattva?" | |
| "Anda, Kulaputra, harus memahami bahwa itu ada tujuh. Yang | |
| pertama adalah pengajaran tentang aturan yang untuk diterima. | |
| Yang kedua adalah pengajaran tentang 'landasan kekalahan | |
| (pārājāyika-sthāna)'. Yang ketiga adalah | |
| pengajaran tentang pelanggaran terhadap Vinaya. Yang keempat | |
| adalah pengajaran tentang sifat alami dari pelanggaran. Yang | |
| kelima adalah pengajaran tentang sifat alami dari ketiadaan | |
| pelanggaran. Yang keenam adalah pengajaran tentang bagaimana | |
| untuk terbebaskan dari pelanggaran. Yang ketujuh adalah | |
| pengajaran tentang melepaskan Vinaya." | |
| "Manjusri, Mātrkā mengacu pada Dharma Saya tentang | |
| penjelasan yang terperinci, yang adalah sebelas jenis dari | |
| ciri-ciri, yaitu, yang pertama adalah ciri-ciri dari kebiasaan | |
| duniawi. Yang kedua adalah ciri-ciri dari makna tertinggi. Yang | |
| ketiga adalah ciri-ciri dari objek yang membantu untuk | |
| 'kebangkitan (Bodhi)'. Yang keempat adalah ciri-ciri dari aspek | |
| itu. Yang kelima adalah ciri-ciri dari intisari itu. Yang keenam | |
| adalah ciri-ciri dari hasil itu. Yang ketujuh adalah ciri-ciri | |
| dari penjelasan dari pengalaman pada itu. Yang kedelapan adalah | |
| ciri-ciri dari gejala kejadian yang menghalangi itu. Yang | |
| kesembilan adalah ciri-ciri dari gejala kejadian yang selaras | |
| dengan itu. Yang kesepuluh adalah ciri-ciri dari cacat pada itu. | |
| Yang kesebelas adalah ciri-ciri dari keunggulan dari itu." | |
| "Pahamilah, Manjusri, bahwa ciri-ciri dari kebiasaan duniawi ada | |
| tiga jumlahnya. Yang pertama adalah pengajaran tentang pudgala. | |
| Yang kedua adalah pengajaran tentang ciri-ciri dari melekat pada | |
| apa yang sepenuhnya dibayangkan. Yang ketiga adalah pengajaran | |
| tentang kegiatan dimana gejala kejadian bekerja." | |
| "Pahamilah bahwa ciri-ciri dari makna tertinggi ditemukan di | |
| dalam pengajaran pada tujuh jenis Tathatā." | |
| "Ciri-ciri dari objek yang membantu kebangkitan adalah ajaran | |
| tentang semua hal yang dapat diketahui." | |
| "Ciri-ciri dari aspek adalah pengajaran pada delapan metode | |
| penyelidikan, apa itu delapan metode penyelidikan? Yaitu, yang | |
| mengacu pada kebenaran, pendapat, kesalahan, kualitas, cara, | |
| perpindahan, penalaran, dan membedakan yang umum." | |
| "Kebenaran mengacu pada Tathatā dari segala sesuatu." | |
| "Pendapat mengacu pada kesanggupan mendirikan pudgala, bisakah | |
| atau tidak orang mendirikan ciri-ciri yang melekat pada apa yang | |
| sepenuhnya dibayangkan; bisakah atau tidak orang mendirikan | |
| penegasan langsung, jawaban yang membeda-bedakan, membalikkan | |
| pertanyaan, atau jawaban dengan diam; dan apakah orang dapat | |
| mendirikan perbedaan yang memisahkan makna tersembunyi dari | |
| jawaban yang jelas." | |
| "Kesalahan mengacu pada semua gejala kejadian yang kotor, yang | |
| memiliki kesalahan yang Saya telah jelaskan dengan cara-cara | |
| berbeda yang tidak terhitung banyaknya." | |
| "Kualitas mengacu pada semua manfaat unggul dari gejala kejadian | |
| yang murni, yang Saya telah jelaskan dengan cara-cara berbeda | |
| yang tidak terhitung banyaknya." | |
| "Cara memiliki enam jenis. Yang pertama adalah cara yang | |
| berhubungan dengan Tathatā. Yang kedua adalah cara yang | |
| berhubungan dengan pencapaian. Yang ketiga adalah cara yang | |
| berhubungan dengan mengajar. Yang keempat adalah cara yang | |
| berhubungan dengan menghindari dua hal yang sangat berlebihan. | |
| Yang kelima adalah cara yang berhubungan dengan wacana yang | |
| tidak terbayangkan. Yang keenam adalah cara yang berhubungan | |
| dengan makna yang mendasari. | |
| "Perpindahan mengacu pada tiga masa waktu [masa lalu, sekarang, | |
| dan masa depan], tiga ciri-ciri dari gejala kejadian yang | |
| berkondisi [timbul, menghuni, dan mati], dan empat jenis | |
| penyebab [yang membawa kemajuan seperti yang langsung, yang | |
| mendahului, tujuan, dan yang dominan]." | |
| "Penalaran ada empat jenis. Yang pertama adalah penalaran dari | |
| pengamatan. Yang kedua adalah penalaran dari kejadian. Yang | |
| ketiga adalah penalaran dari pertunjukkan. Yang keempat adalah | |
| penalaran dari kenyataan. Penalaran dari pengamatan berarti dari | |
| sebab dan kondisi yang menghasilkan gejala kejadian yang | |
| berkondisi dari keberadaan dan dari bahasa yang bersamaan | |
| dengannya. Penalaran dari kejadian berarti dari sebab dan | |
| kondisi yang mengakibatkan gejala kejadian, yang menyebabkan | |
| penyelesaiannya, atau yang menyebabkan kegiatannya setelah | |
| kemunculannya. Penalaran dari pertunjukkan berarti dari sebab | |
| dan kondisi yang menyebabkan makna diusulkan, dijelaskan, dan | |
| ditegaskan menjadi benar dan dipahami. Penalaran ini memiliki | |
| dua jenis: yang termurnikan dan yang tidak murni. Singkatnya, | |
| ada lima penalaran yang termurnikan dan tujuh penalaran yang | |
| tidak murni." | |
| "Lima aspek [dari penalaran] yang disebut termurnikan, yang | |
| pertama ditandai sebagai yang dicapai melalui pemahaman | |
| langsung. Yang kedua ditandai sebagai yang dicapai melalui | |
| dukungan dari pemahaman langsung itu. Yang ketiga ditandai | |
| sebagai yang ditimbulkan melalui berbagai macam persamaan. Yang | |
| keempat ditandai sebagai yang benar-benar tersempurnakan. Yang | |
| kelima ditandai sebagai Ajaran yang termurnikan dengan baik." | |
| "Itu yang ditandai sebagai yang dipastikan melalui pemahaman | |
| langsung terdiri dalam apa yang dikenal melalui tanggapan | |
| penglihatan langsung di dunia, bahwa semua gejala kejadian yang | |
| berkondisi adalah yang tidak kekal, bahwa semua gejala kejadian | |
| yang berkondisi membawa penderitaan, bahwa semua gejala kejadian | |
| yang berkondisi adalah yang tanpa diri. Yang seperti ini | |
| dikatakan yang dicapai melalui pemahaman langsung." | |
| "Itu yang ditandai sebagai yang dipastikan melalui dukungan dari | |
| pemahaman langsung mengacu pada hal-hal itu yang, meskipun tidak | |
| dicapai melalui pemahaman langsung, dapat disimpulkan. Karena | |
| hal-hal itu dapat didukung atas dasar yang jelas dari | |
| ketidakkekalan, yang merupakan soal dari pemahaman langsung, | |
| semua gejala kejadian yang berkondisi adalah yang cepat berlalu, | |
| bahwa dunia-dunia yang lain memiliki makhluk hidup, bahwa | |
| tindakan yang murni dan yang tidak murni adalah yang tidak | |
| pernah hilang. Orang dapat memastikan bahwa berbagai perbedaan | |
| di antara makhluk hidup tergantung pada berbagai macam tindakan | |
| mereka. Orang dapat memastikan bahwa penderitaan atau sukacita | |
| dari para makhluk hidup didasarkan pada tindakan yang murni atau | |
| yang tidak murni milik mereka. Yang seperti ini dikatakan yang | |
| dicapai melalui dukungan dari pemahaman langsung." | |
| "Itu yang ditandai sebagai yang ditimbulkan melalui berbagai | |
| macam persamaan terdiri dalam menggambarkan fakta-fakta umum | |
| yang dikenal di dunia, seperti kelahiran dan kematian dari semua | |
| gejala kejadian yang berkondisi, yang bagian dalam dan bagian | |
| luar, agar untuk memberikan persamaan. Itu terdiri dalam | |
| menggambar gambar-gambar umum yang dikenal di dunia, seperti apa | |
| rasanya menderita melalui dilahirkan, dan seterusnya, agar untuk | |
| memberikan persamaan. Itu terdiri dalam menggambar gambar-gambar | |
| umum yang dikenal di dunia, seperti ketiadaan keahlian, agar | |
| untuk menarik persamaan. Itu terdiri dalam menggambar | |
| contoh-contoh umum yang dikenal, seperti kemakmuran luar, agar | |
| untuk memberikan persamaan. Yang seperti ini dikatakan yang | |
| dicirikan sebagai yang ditimbulkan oleh persamaan." | |
| "Itu yang ditandai sebagai yang benar-benar tersempurnakan | |
| terdiri dalam kemampuan untuk secara pasti mendirikan persoalan | |
| sebagai yang ditegaskan melalui pemahaman langsung, melalui | |
| dukungan dari pemahaman langsung, dan melalui persamaan." | |
| "Itu yang ditandai sebagai Ajaran yang termurnikan dengan baik | |
| terdiri dalam apa yang diajarkan melalui 'kemahatahuan | |
| (sarvajna)', seperti wacana pada ketenangan akhir dari Nirvana. | |
| Yang seperti ini dikatakan yang dicirikan sebagai Ajaran yang | |
| termurnikan dengan baik. Kulaputra, lima ciri-ciri ini adalah | |
| prinsip-prinsip pertimbangan yang termurnikan dari penyelidikan. | |
| Karena itu murni, Anda harus mengolahnya." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, ada berapa banyak ciri-ciri dari Sarvajna?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, ada lima. Yang pertama adalah bahwa jika suara | |
| dari sang Sarvajna muncul di dunia ini, itu akan terdengar di | |
| mana-mana. Yang kedua adalah bahwa Dia akan diberkahi dengan | |
| tiga puluh dua kualitas utama. Yang ketiga adalah bahwa Dia akan | |
| diberkahi dengan sepuluh kekuatan dan dapat memotong putus semua | |
| keraguan dari semua makhluk hidup. Yang keempat adalah bahwa Dia | |
| akan diberkahi dengan empat keberanian, memberitakan Dharma yang | |
| sejati, dan tidak terbantahkan oleh orang lain. Yang kelima | |
| adalah bahwa di dalam Saddharma dan disiplin, Dia akan mampu | |
| mendatangkan empat jenis Bhiksu dengan Jalan Delapan Bagian dari | |
| para Arya. Dia akan menimbulkan Dharma yang akan memotong putus | |
| jaring keraguan, yang tidak akan ditundukkan oleh sanggahan | |
| orang lain, melainkan akan dapat membantah semua ajaran sesat | |
| mereka. Para Bhiksu dari delapan jalan Arya itu akan dapat | |
| menegaskan. Pahamilah bahwa ini adalah lima ciri-ciri dari | |
| Sarvajna. Anda, Kulaputra, harus menyadari bahwa penalaran ini | |
| adalah dari apa yang ditunjukkan dengan baik, karena pemahaman | |
| langsung, kesimpulan, dan ajaran suci, disebut yang termurnikan | |
| di dalam lima ciri-cirinya." | |
| "Lalu apa tujuh ciri-ciri yang disebut tidak murni itu? Yang | |
| pertama ditandai sebagai yang dapat dipastikan melalui kesamaan | |
| dengan bentuk-bentuk lain. Yang kedua ditandai sebagai yang | |
| dapat dipastikan melalui perbedaan dengan bentuk-bentuk lain. | |
| Yang ketiga ditandai sebagai yang dapat dipastikan melalui | |
| kesamaan dengan semua bentuk. Yang keempat ditandai sebagai yang | |
| dapat dipastikan melalui perbedaan dengan semua bentuk. Yang | |
| kelima ditandai sebagai yang dapat dipastikan melalui contoh | |
| yang berbeda. Yang keenam ditandai sebagai yang tidak lengkap. | |
| Yang ketujuh ditandai sebagai penjelasan dari ajaran yang tidak | |
| murni." | |
| "Jika sesuatu dipastikan melalui pembentukkan pikiran (citta | |
| samskāra) tentang semua gejala kejadian, maka itu ditandai | |
| sebagai yang dapat dipastikan melalui kesamaan dengan | |
| bentuk-bentuk lain. Jika ciri-ciri, sifat alami, tindakan, | |
| penyebab, hasil, dan perbedaan dari segala sesuatu ditetapkan | |
| sebagai semua yang memiliki perbedaan di dalam setiap | |
| ciri-cirinya yang berbeda-beda, ini ditandai sebagai yang dapat | |
| dipastikan melalui perbedaan dengan bentuk-bentuk lain. Jika, | |
| Kulaputra, di dalam yang dapat dipastikan melalui kesamaan | |
| dengan bentuk-bentuk lain, dan, di dalam contohnya, ciri-ciri | |
| dari semua bentuk yang berbeda diikutsertakan, maka persoalannya | |
| tidak bisa ditunjukkan. Ini adalah apa yang dikatakan menjadi | |
| yang ditandai sebagai yang tidak lengkap. Jika di dalam yang | |
| ditandai sebagai yang dapat dipastikan melalui perbedaan dengan | |
| semua bentuk lain, dan di dalam contohnya, semua bentuk yang | |
| sama diikutsertakan, maka persoalannya tidak dapat ditunjukkan. | |
| Hal ini juga yang dikatakan menjadi yang ditandai sebagai yang | |
| tidak lengkap. Karena tidak lengkap, ia meniadakan penalaran | |
| murni yang dipahami dengan baik. Karena tidak murni, ia tidak | |
| bisa diolah. Jika ciri-cirinya ditarik dari persamaan yang | |
| berbeda, jika ia meniadakan ajaran yang termurnikan dengan baik, | |
| ketahuilah bahwa landasannya adalah yang tidak murni." | |
| "Penalaran dari kenyataan (dharmatā-yukti) mengacu pada, | |
| dharmadhātu yang tinggal berdiam di dalam segala sesuatu | |
| dan mendukung sifat alami dari gejala kejadian, apakah sang | |
| Tathāgata muncul di dunia atau tidak." | |
| "Membeda-bedakan hal yang umum mengacu pada pemahaman akhir | |
| dimana apa yang pada awalnya digambarkan secara umum melalui | |
| istilah tunggal kemudian dibedakan dan ditunjukkan melalui | |
| banyak hal. | |
| "Intisari mengacu pada ciri-ciri dari intisari yang Saya telah | |
| jelaskan tentang kualitas yang mendukung kebangkitan (bodhipaksa | |
| dharma), yang ditangkap bersama-sama dengan aspeknya dan | |
| objeknya, seperti tempat kesadaran (smrtyupasthāna), dan | |
| seterusnya." | |
| "Ciri-ciri dari hasilnya [dari mencapai bodhipaksa dharma] | |
| terdiri dalam meninggalkan semua nafsu yang duniawi dan yang | |
| melampaui duniawi, dan di dalam semua kualitas yang baik yang | |
| duniawi dan yang melampaui duniawi yang dihasilkan darinya." | |
| "Ciri-ciri dari penjelasan dari mengalaminya [bodhipaksa dharma] | |
| terdiri dalam, pertama, mengalaminya melalui kebijaksanaan dari | |
| pembebasan, dan kemudian mengumumkan penjelasannya kepada orang | |
| lain." | |
| "Ciri-ciri dari hambatan untuk keadaan ini terdiri dalam semua | |
| keadaan kotor yang mampu menghalangi praktek bodhipaksa dharma." | |
| "Ciri-ciri dari yang yang selaras dengan keadaan ini terdiri | |
| dalam kebiasaan yang dihasilkan di dalam perhubungannya." | |
| "Ciri-ciri yang merugikannya terdiri dalam kelebihan dari | |
| hal-hal yang menghambatnya." | |
| "Ciri-ciri dari manfaat unggulnya terdiri dalam kualitas yang | |
| baik dari keadaan yang selaras dengannya." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, Anda telah meringkas arti dari Sūtra, | |
| Vinaya, dan Mātrkā untuk para Bodhisattva di dalam | |
| rumus ingatan yang tidak diketahui oleh para tirthika. Melalui | |
| rumus ingatan ini yang tidak diketahui oleh para tirthika, Anda | |
| memimpin para Bodhisattva untuk menembus makna tersembunyi dari | |
| apa yang sang Tathagata telah khotbahkan." | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, dengarlah kebenaran, karena Saya akan meringkaskan | |
| untuk Anda arti dari rumus ingatan yang unik itu, yang memimpin | |
| semua Bodhisattva untuk menembus maksud tersembunyi dari apa | |
| yang Saya telah katakan. Kulaputra, Saya telah mengkhotbahkan | |
| bahwa 'gejala kejadian yang kotor' dan 'gejala lejadian yang | |
| termurnikan' [dari kesadaran] adalah yang tiada kegiatan yang | |
| disengaja apapun, dan tiada pudgala apapun, karena 'segala | |
| sesuatu' terpisah dari 'menjadi'. Tidak ada gejala kejadian yang | |
| kotor, karena itu bukanlah kasus bahwa ia pertama kotor dan | |
| kemudian dimurnikan. Tidak ada gejala kejadian yang termurnikan, | |
| karena itu bukanlah kasus bahwa apa yang kemudian 'dimurnikan' | |
| sebelumnya adalah yang 'kotor'. Karena semua makhluk duniawi di | |
| dalam tubuh mereka yang lemah melekat pada gejala kejadian dan | |
| bergairah dalam hal pandangan mereka yang salah, | |
| membeda-bedakankan intisari dari pudgala, mereka membayangkan | |
| 'Aku' dan 'Milik-ku'. Di dalam pandangan yang salah ini, mereka | |
| mengatakan, 'Aku melihat', 'Aku mendengar', 'Aku mencium bau', | |
| 'Saya mengecap rasa', 'Aku menyentuh', 'Aku tahu', 'Aku makan', | |
| 'Aku melakukan', 'Aku terkotori', 'Aku termurnikan'. Dalam hal | |
| seperti itu, usaha mereka yang sesat menjadi meningkat. Tapi | |
| jika mereka mengetahui hal-hal sebagaimana yang sesungguhnya apa | |
| adanya, maka mereka akan mampu pada akhirnya meninggalkan | |
| tubuh-tubuh kelemahan itu, dan tanpa usaha yang disengaja akan | |
| mencapai 'dukungan yang tidak berkondisi yang tidak tinggal di | |
| dalam nafsu gairah', 'kemurnian tertinggi yang terpisah dari | |
| semua buatan kata', dan 'dukungan yang tidak berkondisi' dengan | |
| tanpa usaha yang disengaja apapun. Anda, Kulaputra, harus | |
| memahami bahwa ini adalah bagaimana Saya meringkas arti dari | |
| rumus ingatan yang unik itu, yang tidak diketahui oleh para | |
| tirthika yang merangkum makna Saya." | |
| Kemudian sang Bhagavan mengucapkan syair Gatha ini untuk | |
| menegaskan arti-Nya : | |
| Semua gejala kejadian, yang kotor dan yang termurnikan, | |
| Adalah yang tanpa usaha yang disengaja, dan yang tanpa pudgala. | |
| Oleh karena itu, Saya telah mekhotbahkan bahwa ia terpisah dari | |
| 'menjadi', | |
| Karena kekotoran dan pemurnian tidak mengenal 'sebelum' atau | |
| 'sesudah'. | |
| Di dalam tubuh dari kelemahan, | |
| Bernafsu gairah tentang pandangan, | |
| Dan oleh karena itu, membayangkan "Aku" dan "Milik-ku." | |
| Dikarenakan oleh angan-angan khayalan itu, mereka mengatakan | |
| "Aku melihat", "Aku makan", "Aku menjadi", "Aku terkotori dan | |
| termurnikan". | |
| Tapi jika mereka mengetahui hal-hal sebagaimana apa adanya di | |
| dalam kenyataannya, | |
| Maka mereka akan mampu meninggalkan tubuh-tubuh kelemahan itu, | |
| Dan mencapai dukungan yang tidak berkondisi, | |
| Yang terpisah dari kekotoran atau pemurnian, terpisah dari | |
| buatan kata, terpisah dari usaha yang disengaja. | |
| Pada saat itu, sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, bagaimana seharusnya orang | |
| memahami timbulnya pikiran dari semua Tathagata?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, sang Tathagata tidak digambarkan sebagai yang telah | |
| muncul dari pikiran, kecerdasan, dan kesadaran. Sebaliknya, | |
| semua Tathagata muncul dari keadaan batin yang tanpa usaha. Anda | |
| harus memahaminya sebagai ciptaan magis." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, Dharmakāya dari semua Tathagata adalah | |
| yang terpisah dari semua usaha. Jika itu terpisah dari semua | |
| usaha, maka bagaimana cara memunculkan pikiran apapun?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, dikarenakan oleh kekuatan dari usaha dimana | |
| Mereka sebelumnya telah mengolah kebijaksanaan dari cara | |
| terampil, Mereka menimbulkan pikiran. Itu adalah sama seperti | |
| orang yang tidak perlu usaha untuk bangun setelah tidur yang | |
| tanpa pikiran, yang mendalam, karena orang 'terbangunkan' | |
| disebabkan oleh kekuatan dari usaha sebelumnya yang dikerahkan. | |
| Atau, itu adalah sama dengan orang yang tidak perlu usaha untuk | |
| bangkit dari konsentrasi dari penghentian, karena dia 'kembali' | |
| disebabkan oleh kekuatan dari usaha dia sebelumnya. Sama seperti | |
| orang menghasilkan pikiran ketika keluar dari tidur atau dari | |
| konsentrasi dari penghentian, demikian juga sang Tathagata | |
| menghasilkan pikiran disebabkan oleh kekuatan dari kebijaksanaan | |
| dari cara terampil yang sebelumnya telah Dia olah. " | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apakah Nirmānakāya dari sang | |
| Tathagata digambarkan sebagai pikiran atau tidak?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, dapat digambarkan sebagai pikiran maupun yang | |
| bukan pikiran. Hal ini begitu karena itu tidak memiliki pikiran | |
| yang bebas, tetapi memiliki pikiran yang tergantung pada yang | |
| lain." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apakah ada perbedaan antara wilayah dari | |
| Tathagata (Tathāgataksetra) dan kawasan dari Tathagata | |
| (Tathāgatavisayā)?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, wilayah Tathagata mengacu pada Buddhaksetra yang | |
| murni, yang dihiasi dengan kumpulan dari kualitas unggul yang | |
| tidak terhitung dan yang umum pada semua Tathagata. Kawasan dari | |
| Tathagata mengacu pada lima jenis yang berbeda dari alam : | |
| makhluk hidup, dunia, ajaran, aturan disiplin, dan cara terampil | |
| dari aturan disiplin. Ini adalah perbedaan antara dua itu." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, apa ciri-ciri dari Anuttara-Samyak-Sambodhi | |
| dari sang Tathagata, dari pemutaran Roda Dharma-Nya, dari | |
| masuknya Dia ke dalam Maha Parinirvāna?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, tiga ini ditandai sebagai yang tiada mendua. | |
| Artinya, tidak ada Anuttara-Samyak-Sambodhi maupun tidak tanpa | |
| Anuttara-Samyak-Sambodhi. Tidak ada pemutaran Roda Dharma maupun | |
| tidak tanpa pemutaran Roda Dharma. Tidak masuk ke dalam Maha | |
| Parinirvāna maupun tidak tanpa memasuki Maha | |
| Parinirvāna. Hal ini begitu dikarenakan oleh kemurnian | |
| tertimggi dari Dharmakāya dari Tathagata dan dikarenakan | |
| oleh perwujudan yang terus menerus dari Nirmānakāya | |
| dari Tathagata." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, semua makhluk hidup yang beranekaragam | |
| memperoleh pahala kebajikan dalam melihat Nirmānakāya, | |
| mendengar-Nya dan memuja-Nya. Apa jenis hubungan yang sang | |
| Tathagata lakukan terhadap mereka?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, hubungan dari sang Tathagata terhadap mereka adalah | |
| objek tertinggi tujuan pengamatan bagi mereka, karena | |
| Nirmānakāya di dukung oleh kekuatan Tathagata." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, bagaimana bisa, dengan tanpa usaha, | |
| Dharmakāya dari sang Tathagata memancarkan cahaya yang | |
| besar kepada para makhluk hidup dan memancarkan keluar | |
| Nirmānakāya yang tidak terbatas, sementara | |
| Vimoksakāya dari para Śrāvaka dan Pratyekabuddha | |
| tidak bisa melakukannya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Itu, Kulaputra, sama seperti fakta bahwa kristal air dan api | |
| yang berasal dari lingkaran bulan dan matahari memancarkan | |
| cahaya yang besar tanpa ada usaha apapun, tetapi kristal air dan | |
| api yang lainnya tidak bisa melakukannya, karena mereka ditopang | |
| oleh kekuatan yang agung dari makhluk hidup, dikarenakan oleh | |
| kekuatan yang dominan dari Karma makhluk hidup. Atau, sama | |
| seperti fakta bahwa permata Mani yang diukir oleh ahli permata | |
| memancarkan gambar yang tertulis di atasnya, sedangkan yang | |
| tidak begitu dibuat tidak bisa. Dalam cara ini, oleh karena itu, | |
| Dharmakāya dari sang Tathagata, yang diasah dan | |
| disempurnakan melalui pengolahan yang terus menerus dari | |
| kebijaksanaan dari cara di dalam Dharmadhātu yang tidak | |
| terbatas, mampu memancarkan dari diri-Nya sendiri cahaya yang | |
| besar dan bentuk dari berbagai macam Nirmānakāya. Tapi | |
| itu tidak terjadi dengan Vimoksakāya dari yang lainnya." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, seperti yang Anda telah jelaskan, para | |
| makhluk hidup di kāmadhātu dituntun untuk dilahirkan | |
| di antara keluarga Ksatriya dan Brahmana karena mereka ditopang | |
| oleh kekuatan agung dari para Tathagata dan Bodhisattva. Di | |
| dalam tubuh dan kesejahteraan harta, mereka tidak kekurangan | |
| apapun. Apakah dengan mengambil bentuk dewa di dalam | |
| Rūpadhātu atau di dalam Arūpadhātu, mereka | |
| mampu mencapai kesempurnaan dalam kesejahteraan tubuh dan harta. | |
| Bhagavan, apa maksud yang mendasari di dalam penjelasan ini?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, kekuatan agung penopang dari para Tathagata dan | |
| Bodhisattva, apakah jalan ataupun praktek, adalah mampu di dalam | |
| semua tempat menuntun para makhluk hidup untuk mendapatkan | |
| kesempurnaan dalam kesejahteraan tubuh dan harta. Tepatnya, | |
| mereka memberitakan jalan dan praktek ini. mereka yang mampu dan | |
| sungguh-sungguh melakukan, secara benar mengolah jalan dan | |
| praktek ini, tidak akan pernah kekurangan untuk kesempurnaan | |
| dalam kesejahteraan tubuh dan harta. Namun bagi para makhluk | |
| hidup yang menjauhi dan menolak jalan dan praktek ini, dan | |
| menimbulkan pikiran tidak senang atau kemarahan, tubuh fisik dan | |
| harta yang mereka mungkin miliki akan berkurang setelah hidup | |
| mereka berakhir. Anda harus memahami dari ini bahwa tidak hanya | |
| kekuatan agung para Tathagata dan Bodhisattva menghasilkan | |
| kesejahteraan tubuh dan harta, tetapi juga bagaimana penyusutan | |
| tubuh dan kekayaan terjadi pada para makhluk hidup." | |
| Sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang Bhagavan dan | |
| berkata: "Bhagavan, di semua negeri yang kotor, apa hal-hal yang | |
| mudah ditemukan dan apa hal-hal yang sulit ditemukan? Dan di | |
| semua negeri yang murni, apa hal-hal yang mudah ditemukan dan | |
| apa hal-hal yang sulit ditemukan?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Kulaputra, di dalam negeri-negeri yang kotor, ada delapan hal | |
| yang mudah ditemukan dan dua hal yang sulit ditemukan. Delapan | |
| hal itu adalah tīrthika, makhluk hidup yang menderita, | |
| perbedaan dalam naik dan turunnya kasta keluarga dari keturunan | |
| di dunia, perbuatan tindakan jahat, pelanggaran disiplin, nasib | |
| malang, hīnayāna, dan para Bodhisattva yang bertekad | |
| dan berusaha rendah. Dua hal yang sulit ditemukan adalah | |
| pelaksanaan dari para Bodhisattva yang bertekad dan berusaha | |
| tinggi, dan kemunculan Tathagata di dunia. Pahamilah, Manjusri, | |
| bahwa kasus untuk negeri yang murni adalah yang kebalikannya | |
| dari itu. Delapan hal itu adalah yang sulit ditemukan dan dua | |
| hal itu adalah yang mudah ditemukan." | |
| Pada saat itu, sang Maha Bodhisattva Manjusri menyapa sang | |
| Bhagavan dan berkata: "Bhagavan, bagaimana kami menamai Dharma | |
| dari penjelasan maksud yang tersembunyi ini? Bagaimana kami | |
| menghormatinya?" | |
| Sang Bhagavan menjawab sang Bodhisattva Manjusri dengan berkata: | |
| "Dharma ini, Kulaputra, dinamakan Dharma yang jelas tentang | |
| tindakan dari Tathagata, dan Anda harus menghormatinya seperti | |
| itu." | |
| Ketika Dharma yang jelas tentang penyelesaian tugas dari | |
| Tathagata diberitakan di dalam perkumpulan majelis yang besar | |
| itu, tujuh puluh lima ribu Bodhisattva Mahasattva semuanya | |
| mencapai Dharmakāya yang tersempurnakan. Setelah sang | |
| Bhagavan selesai berkhotbah, Ma�juśrī | |
| Kumārabhuta, seluruh perkumpulan majelis itu, dan dunia | |
| para dewa, manusia, asura dan gandharva memuji Dharma sang | |
| Bhagavan. | |
| ________________________________________________________ | |
| Pārājāyika-sthāna adalah akar pelanggaran | |
| yang menyebabkan pengusiran dari kehidupan suci Sangha hingga | |
| menuju kelahiran ke alam binatang, alam preta (hantu kelaparan), | |
| alam neraka hingga avici. Akar pelanggaran itu terdiri dari : | |
| hubungan sexual, mencuri, membunuh, menipu, melekat pada harta | |
| dan hormat, membanggakan diri sendiri dan menghina orang lain, | |
| tidak memberikan harta benda dan Dharma kepada makhluk hidup | |
| dikarenakan oleh kekikiran, memukul dan memaki kata-kata kasar | |
| kepada para makhluk hidup dengan pikiran menyerang, menghina | |
| Dharma Bodhisattva dan mengajarkan ajaran yang palsu. Ini | |
| disebut landasan kekalahan karena ketika pelanggaran ini | |
| terjadi, pelaku kejahatan itu menjadi di bawah pengaruh | |
| noda-noda batin yang adalah sumber penderitaan yang mengalahkan | |
| mereka. | |
| Asrayaparavrtti (perubahan landasan) : merupakan istilah | |
| yogacara yang adalah perubahan landasan dari delapan kesadaran, | |
| yaang didalam yogacara termasuk 'Ālayavij�āna (gudang | |
| kesadaran yang menyimpan benih-benih Karma yang dihasilkan dari | |
| tindakan masa lalu yang pada gilirannya menentukan sifat orang | |
| di masa depan)'. Di dalam perubahan dari Ālayavij�āna, | |
| benih-benih dari 'kekotoran (klesa)' dan pengetahuan yang | |
| membeda-bedakan dilenyapkan, sedangkan dua buah dari Bodhi dan | |
| Nirvana dicapai. Dengan demikian, di dalam yogacara, | |
| Ālayavij�āna adalah apa yang 'diubah' atau pemahaman | |
| lainnya adalah apa yang 'dilenyapkan'. | |
| Astavijnana (delapan kesadaran) : pada Satadharmavidyamukha, | |
| pikiran (citta) dikelompokkan menjadi delapan, yaitu, 'Lima | |
| Kesadaran (mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh)', yang | |
| keenam yaitu 'Manovij�āna (kesadaran pikiran)', yang | |
| ketujuh yaitu 'Klistam Manovij�āna (kesadaran pikiran yang | |
| terperdaya)', yang kedelapan yaitu 'Ālayavij�āna | |
| (gudang kesadaran)'. | |
| #Post#: 9-------------------------------------------------- | |
| Re: Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra | |
| By: ajita Date: October 14, 2016, 10:00 am | |
| --------------------------------------------------------- | |
| [center] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Namo%20Amita%20Fo.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Namo%20Amita%20Fo.jpg.html | |
| [html]<iframe width="420" height="315" | |
| src="//www.youtube.com/embed/Ww932N-FcWY" frameborder="0" | |
| allowfullscreen></iframe>[/html] | |
| http://i484.photobucket.com/albums/rr201/cung_2008/Arya%20Mahayana.jpg | |
| http://s484.photobucket.com/user/cung_2008/media/Arya%20Mahayana.jpg.html | |
| Ini menyimpulkan Penegasan Kumpulan Kualitas dari Tathagata. | |
| Ārya Samdhinirmocana Mahāyāna-nāma | |
| Sūtra paripurnam. | |
| [/center] | |
| ***************************************************** |